15 Agustus 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
mengungkapkan, Amerika Serikat kembali menawari hibah pesawat tempur
F-16 saat Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris
Herryanto berkunjung ke negara itu pekan lalu.
"Mereka (AS) positif untuk menambah hibah lagi," kata Menhan kepada
wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu.
Pengiriman 24 pesawat F-16 bekas pakai yang sebelumnya telah
direncanakan akan dihibahkan ke Indonesia, hingga kini belum
terealisasikan.
Purnomo mengatakan, tawaran dari pemerintah AS itu akan dibicarakan
kembali. Jika disetujui, maka akan sangat berpengaruh pada peningkatan
kekuatan dirgantara karena jumlah skadron tempur TNI Angkatan Udara bisa
naik hingga tiga kali lipat dari yang ada sekarang.
"Hibah ini akan mempercepat pencapaian program kekuatan pokok minimum
(minimum essential force/MEF) TNI," ujarnya.
Ia mengaku tidak khawatir akan kemungkinan terjadinya halangan dalam
proses realisasinya karena dimungkinkan situasi politik di Amerika
Serikat berubah, jika Presiden Barack Obama gagal terpilih pada
pemilihan mendatang karena rencana hibah tersebut telah melalui
persetujuan parlemen setempat.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris
Herryanto tidak menjelaskan secara rinci berapa jumlah pesawat yang akan
dihibahkan kembali oleh Amerika itu, namun pesawat yang akan dihibahkan
itu memiliki spesifikasi yang sama dengan 24 unit F-16 yang lebih dulu
dihibahkan.
Pesawat F-16 itu akan di `up grade` kemampuannya menjadi setara pesawat
tempur F-16 Blok 52. Dengan up grade tersebut, maka pesawat akan mampu
terbang dalam kurun waktu sekitar 15-20 tahun lagi.
Diperkirakan hingga 2014 nanti ada sekitar 45 alutsista bergerak,
termasuk pesawat tempur maupun angkut, yang tiba di Indonesia.
Terkait penambahan jumlah pesawat tempur dan pesawat angkut yang akan
dimiliki oleh TNI Angkatan Udara, Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan
Udara Marsda TNI JFP Sitompul mengatakan, TNI AU sudah melakukan
rekruitmen penerbang setiap tahunnya sekitar 30 orang.
"Dengan rekruitmen yang berjalan tersebut, diprediksi penambahan puluhan
pesawat akan tetap bisa diawaki," ujarnya.
EMB-314 Super Tucano Tiba Awal September
Batch perdana EMB-314 Super Tucano akan menjejakkan roda-rodanya di
tanah Indonesia pada awal September nanti. Pesawat counter insurgence
berteknologi canggih buatan Brazil ini akan ditempatkan di Skuadron
Udara 21 TNI AU di Malang.
"Lengkap satu skuadron, 16 unit Indonesia beli. Kebetulan saya baru
pulang dari pabriknya, batch pertama Super Tucano tengah disiapkan.
Keseluruhannya akan hadir pada 2014 nanti," kata Sekretaris Jenderal
Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Heryanto, di Jakarta,
Rabu.
Super Tucano yang direncanakan akan datang pada batch pertama nanti
sebanyak empat unit, namun belum diberi persenjataan lengkap kecuali
kanon Browning 12,7 milimeter yang menjadi senjata standarnya. Dia
didedikasikan menggantikan OV-10F Bronco buatan Rockwell, Amerika
Serikat, yang dibeli baru pada 1975.
Bronco yang telah melahirkan empat kepala staf TNI AU itu dikandangkan
sejak akhir 2007; banyak di antaranya menjadi monumen di banyak kota di
Indonesia, dalam keadaan sangat tidak terawat.
Jika nanti tiba, maka perjalanan awal karir antara Bronco dan Super
Tucano bisa mirip, keduanya langsung dipajang dan diterbangkan dalam
upacara HUT ABRI (saat itu) dan TNI pada 5 Oktober. Bedanya, tiga unit
Bronco yang baru datang pada 1975 itu langsung diterjunkan ke Timor
Timur untuk menyapu perlawanan setempat.
Super Tucano juga akan ditempatkan di Skuadron Udara 21 yang
berpangkalan di Pangkalan Utama TNI AU Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa
Timur, sebagaimana Bronco dulu. Kedua pesawat beda generasi ini sangat
pas untuk keperluan patroli dan intelijen ketinggian rendah, counter
insurgence, close air support, pemotretan udara, dan patroli perbatasan,
serta lain-lain.
Dalam Operasi Seroja di Timor Timur, banyak personel infantri TNI AD
berterima kasih sekali pada Bronco yang terbang memberi close air
support sehingga memecah kemampuan dan konsentrasi lawan.
Jika ditugaskan untuk patroli di garis perbatasan Kalimantan --sebagai
misal-- Super Tucano diyakini bisa memberi kontribusi besar dengan
arsenal tambahan yang memadai. Di antaranya adalah bom Mk-82, peluru
kendali AIM-9 Sidewinder, hingga roket 30 milimeter yang ditempatkan di
pod-nya.
Jika untuk tugas serupa di garis perbatasan Indonesia-Timor Timur di
NTT, hal serupa juga bisa dia lakukan. Super Tucano bisa mendarat dan
lepas landas di lapangan terbang dengan dukungan minimum sebagaimana
halnya Bandar Udara Haliwen, di Atambua, Kabupaten Belu, yang berbatasan
dengan Timor Timur.
Sumber: ANTARA News
rhsukarsa at 8/16/2012 02:05:00 A
No comments:
Post a Comment