Tuesday, December 03, 2013

MRLF NAKHODA RAGAM CLASS INDONESIA




 
Rencana Indonesia membeli 3 Korvet Nakhoda Ragam Brunei Darussalam memang ngeri-ngeri sedap. Ngeri, karena semua calon pembeli akhirnya mengundurkan diri: Vietnam, Aljazair, Irak, Malaysia dan Filiphina. Sedap, karena sistem komunikasi dan senjata korvet Nakhoda Ragam bisa diintegrasikan dengan 4 korvet Sigma milik Indonesia.
Sistem senjata dan elektronik ketiga korvet Brunei lebih hebat daripada korvet Sigma Indonesia. Anti-udaranya telah menggunakan peluru kendali Seawolf. Sementara Sigma Indonesia masih menggunakan Mistral.
Korvet Brunei juga dilengkapi sensor anti kapal selam (Thales Underwater Systems hull-mounted sonar), serta piranti canggih lainnya: Radamec electro-optic weapons director , Thales Sensors Cutlass countermeasures dan Scorpion radar jammer.
7 korvet modern yang bergerak dengan sistem terintegrasi, tentu akan menjadi mesin perang yang mematikan. Belum lagi jika dikombinasikan dengan fregat kelas Van Speijk. Formasi tempur kapal Indonesia akan semakin beragam.

Nakhoda Ragam Class

The newest F-15 version For Saudi Arabia

[/img]
F-15SA Development 

Article about the birth and development of the F-15SA (Saudi Advanced), the newest F-15 version designed for Saudi Arabia. Packed with cutting edge avionics the F-15SA will play a double role: a very powerful defense package in the Middle-East, and a savior of Boeing's F-15 production line.

Details of a Big Deal

The F-15 is not unknown in Saudi Arabia, since its localized version, the F-15S is in service in the RSAF from 1995. RSAF currently operates a total of 70 F-15S jets together with 66 F-15C single seat and 18 F-15D two-seat models.

Saudi Arabia sought to upgrade their existing F-15S fleet and they wanted to purchase more of the upgraded version. The goal was to have 70 + 84 jets at identical configuration, thus Saudi Arabia requested 84 new F-15SA aircraft, plus an upgrade of its F-15S fleet to F-15SA standards, plus related equipment and weapons. The US Defense Security Cooperation Agency notified the US Congress of this possible foreign military sale on Oct 20, 2010. The equipment list of the aircraft is very impressive:

Iran Luncurkan Kapal Perang dan Helikopter Hasil Rombak Sendiri

Peluncuran kapal rudal Neyzeh (P231)

Angkatan Laut Iran berhasil meluncurkan kapal peluncur rudal hasil rombakan sendiri yaitu Neyzeh dan Tabarzin, kapal logistik Sirjan, kapal angkut helikopter Lavan dan helikopter tempur SH-3D ke armada militernya untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Laut.

Peluncuran Neyzeh, Tabarzin dan Sirjan, yang dilengkapi dengan senjata canggih dan sistem radar berbeda seiring dengan selesainya program overhaul jangka panjang kapal-kapal tersebut, dan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Angkatan Laut Iran.

Wakil komandan untuk urusan teknis Angkatan Laut Iran Laksamana Abbas Zamini mengatakan kepada Fars News Agency bahwa peluncuran kembali kapal-kapal perang itu ke dalam Angkatan Laut menunjukkan bahwa para ahli Angkatan Laut Iran memiliki kemampuan untuk merombak kapal perang ringan dan berat tanpa perlu bergantung pada ahli asing.

Pabrik Bom dan Pembangunan Cyber Defence Indonesia

Wamenhan meninjau pabrik bom PT. Sari Bahari
 
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) mengatakan pabrik bom yang ada di Indonesia telah siap beroperasional dalam rangka mendukung modernisasi peralatan TNI baik untuk kebutuhan latihan ataupun tugas-tugas mengamankan kedaulatan.
 
"Kita pastikan industri dalam negeri makin bangkit dan kuat khususnya pabrik produksi bom siap beroperasional untuk mendukung modernisasi peralatan militer," ungkap Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, November lalu saat meninjau secara langsung proses pembuatan bom latih P-100 di kompleks pabrik milik PT. Sari Bahari, Malang, Jawa Timur.

Singapura Beli 2 Kapal Selam Dari Jerman


SINGAPURA   : Singapura, yang secara militer paling modern di Asia Tenggara, Senin (2/12/2013), mengatakan, pihaknya membeli dua kapal selam baru dari kontraktor pertahanan Jerman, ThyssenKrupp Marine Systems.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian pertahanan Singapura mengatakan, negara itu telah menandatangani kontrak untuk memperoleh dua kapal selam "Type 218SG", yang diproyeksikan akan diserahkan tahun 2020.

Pernyatakan itu menyebutkan, kesepakatan mencakup sebuah paket logistik dan pengaturan pelatihan awak di Jerman, tetapi tidak mengungkapkan total biaya pembelian.

Mencari Pengganti Sang Macan


ARC   : Sebagai penempur, F-5E/F Tiger II TNI-AU sudah tak usah disangsikan lagi. Kiprahnya menjaga langit nusantara selalu menjadi yang terdepan sejak tahun 1980. Akan tetapi, usia tak bisa bohong. Meski sudah mengalami upgrade, masa purna tugasnya sudah didepan mata. Dan kini, akan terasa sangat sulit mencari pengganti yang sepadan.


Beberapa waktu lalu, Kepala Staf TNI-AU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia telah mengungkapkan rencana penggantian F-5E/F. Namun saat itu KSAU belum membuka lebih jauh mengenai persayaratan dan spesifikasi teknis yang diminta TNI-AU. KSAU hanya memberikan isyarat,"harus lebih canggih dari yang sudah dimiliki". Karena itulah berbagai jenis penempur generasi 4++ lalu seolah berlomba menawarkan diri.

Frigate SIGMA 10514 TNI AL, Seperti Apa Ya....?


SIGMA 10514 Guided Missile Frigate (photo DSNS)
SIGMA 10514 Guided Missile Frigate.
JKGR  : Thales Defence yang bermarkas di Perancis resmi ditunjuk oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding Belanda untuk meng-install a full mission systems suite, untuk dua kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) Angkatan Laut Indonesia, setelah menandatangani kontrak pada November 2013. Kapal PKR yang dimaksud adalah Frigate SIGMA 10514 Guided Missile.

Thales akan memasok sejumlah sistem ke dalam frigate Sigma tersebut, antara lain: Sistem Manajemen Tempur TACTICOS, Radar surveillance SMART-S Mk2, Sistem Kontrol Penembakan STIR 1.2 Mk2 EO, Sonar Kingklip, Datalink LINK-Y, serta komunikasi angkatan laut dan sistem navigasinya. Pengiriman pertama modul-modul tersebut dijadwalkan akhir 2014 dan programnya tuntas pada tahun 2017.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...