Tuesday, May 01, 2012

PINDAD TAWARKAN BOM TAJAM BT250 DAN SENJATA SNIPER VERSI TERBARU KEPADA TNI


BANDUNG: PT Pindad, Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam produksi persenjataan perang, mengaku kesulitan menjual produk buatannya pada pemakai terbesar di dalam negeri, yakni Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Untuk beberapa jenis senjata, TNI memilih impor daripada membelinya dari dalam negeri, PT Pindad.

"Contohnya, bom tajam BT-250. Kami sudah menawarkan produk ini sejak 10 tahun, tetapi belum juga diambil sampai sekarang," ujar Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono di Bandung, Jawa Barat, Minggu (7/8/2011), saat memaparkan materi tentang Dukungan PT Pindad (Persero) Dalam Membangun Pertahanan dan Keamanan Negara kepada Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa.

Menurut Adik, tahun 2011, Pindad belum menandatangani satu kontrak pembelian pun dengan TNI, akibat lambatnya proses anggaran. Padahal, TNI adalah pangsa pasar Pindad yang terbesar, yakni 80 persen dari total penjualan.

"Kami perkirakan penjualan ke TNI bisa mencapai Rp 900 miliar, sedangkan ke Polri hanya Rp 8 miliar. Sehingga total penjualan mencapai Rp 1,4 triliun," ujarnya.

Adik menyebutkan, harga jual senjata yang ditawarkan rata-rata masih jauh lebih murah dibandingkan senjata yang dibeli TNI. Sebagai contoh, senjata khusus penembak jitu (sniper) yang dimiliki TNI mencapai Rp 450 juta per unit, padahal Pindad punya yang nilainya Rp 150 juta per unit.

"Ini sempat dijadikan dengan anggaran yang sama besar, dari 30 unit bisa menjadi 100 unit kalau beli dari Pindad," katanya.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, Pindad termasuk industri strategis yang membutuhkan dukungan. Pemerintah sudah menegaskan, seluruh persenjataan yang bisa dibuat di dalam negeri harus dibeli dari industri dalam negeri.

"Sinergi antar-BUMN dan pengembangan riset akan dapat memecahkan masalah yang dihadapi Pindad," ujarnya. 

Sumber: Kompas

AS Diam-diam Kerahkan Jet Tempur F-22 ke Uni Emirat Arab


Foto: AFP
Washington, Amerika Serikat diam-diam telah mengerahkan jet-jet tempur canggih F-22 ke Uni Emirat Arab di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan negara tetangganya yang pro-AS itu.

Hal tersebut disampaikan pejabat-pejabat AS yang minta dirahasiakan identitasnya seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (1/5/2012). Namun mereka tidak bersedia menyebutkan berapa banyak jet tempur F-22 yang telah dan akan dikirimkan ke pangkalan udara Al-Dhafra di Uni Emirat Arab.

Pejabat-pejabat militer AS cenderung enggan membicarakan secara terbuka mengenai detail operasi di pangkalan udara AS tersebut.

Namun juru bicara Angkatan Udara AS, Mayor Mary Danner-Jones membenarkan bahwa sejumlah F-22 Raptor, pesawat tempur paling canggih yang dimiliki AS, telah dikerahkan ke wilayah tersebut. Namun dia tidak menyebutkan soal pangkalan AS di Uni Emirat Arab ataupun soal Iran.

"Angkatan Udara AS telah mengerahkan F-22 ke Asia Barat daya. Pengerahan tersebut memperkuat hubungan militer ke militer, meningkatkan keamanan dan kedaulatan wilayah, memperbaiki operasi udara taktis terpadu dan meningkatkan interoperabilitas pasukan, peralatan dan prosedur," kata Danner-Jones.

Juru bicara Pentagon Kapten John Kirby mengatakan kepada para wartawan, langkah tersebut merupakan pengerahan yang sangat normal sejalan dengan penyesuaian pasukan AS di wilayah tersebut, menyusul penarikan pasukan AS dari Irak.

Ketegangan antara Iran dan Uni Emirat Arab belakangan ini kian memanas terkait perebutan tiga pulau di Teluk. Pemerintah AS telah menyuarakan dukungan kepada pemerintah Uni Emirat Arab atas perseteruan tersebut.

sumber : news.detik.com

strike force TNI AL




Jombang,  Penempatan arsenal  di hotspot yang menjadi area sengketa dirasa perlu , selain sebagai efek gentar bagi negara lain. Juga sebagai alat bela negara dan penjaga kedaulatan negara. TNI AL  dirasa  perlu menbangun gugus satuan tempur yang tangguh.  Satuan tempur yang tangguh harus terintegrasi dengan yang lain, misalnya radar maritim. Gugus tempur yang tangguh yang pernah diwacanakan oleh salah satu mantan  KSAL adalah  STRIKE FORCE yang terdiri dari : 2 unit u-boat, 2 unit FPB, 2 unit KCR, 1 unit PKR, 1 unit destroyer dan ditambah pesawat intai maritim  plus UAV. Satuan tersebut harus disetiap LANTAMAL masing'' 1 unit STRIKE FORCE.


             Dengan demikian negara lain akan semakin segan dan berpikir ulang untuk melakukan infiltrasi yang bisa mengganggu hubungan kerjasama dengan negara kita.

Menhan Akan Pelajari Kemungkinan Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Kroasia


Jakarta, DMC - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (27/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of The President’s Council on Foreign Policy and International Relations Republic of Croatia, Mr Budimir Loncar, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.  Mr Budimir Loncar sudah tidak asing lagi berada di Indonesia karena pada era orde baru  pernah menjabat sebagai Duta Besar Yugoslavia untuk Indonesia dan pada era 90-an pernah menjadi wakil UN untuk Indonesia. Mr. Budimir Loncar juga berperan sebagai mediator dalam pembicaraan perdamaian antara Pemerintah dan GAM Aceh di Stockholm, Swedia.

Kedatangannya kali ini sebagai undangan Kementerian Luar Negeri RI dalam membicarakan peningkatan kerjasama bilateral Indonesia - Kroasia. Mr Budimir Loncar berharap kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Kroatia dapat diperbarui dan dikembangkan. Pada kesempatan tersebut  juga diserahkan proposal  kerjasama industri pertahanan kedua negara.

Menhan Purnomo Yusgiantoro berjanji untuk mempelajari proposal kerjasama industri pertahanan yang ditawarkan dan akan memberikan jawaban kepada Kedutaan Besar Kroasia. Menhan akan berupaya meramu kerjasama industri pertahanan antara kedua negara yang memberi manfaat bagi Indonesia dan Kroasia.
Saat menerima kunjungan kehormatan Mr Budimir Loncar, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin, Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, dan Kepala Biro TU Stejen Kemhan Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto MA.


(DMC)

KOMISI I DUKUNG TNI AD BELI LEOPARD



Tank Leopard 2A6 (image : Militaryphotos)
Senayan - Komisi I DPR RI sepakat untuk mendukung rencana TNI AD membeli tank Leopard produksi Jerman. Sebelumnya banyak anggota Komisi Pertahanan yang menolak rencana pembelian tank bekas pakai Belanda ini. Mereka menolak karena perangkat perang ini tak sesuai dengan kondisi geografi Indonesia dan alih teknologinya sulit direalisasikan oleh produsen.

Komisi I akan mengiyakan secara resmi rencana TNI AD ini dengan catatan, sepanjang tidak ada upaya politisasi dari pihak mana pun. Selain itu, pembelian tank tersebut harus dilakukan langsung ke produsen di Jerman.

"Dengan demikian, memungkinkan adanya alih teknologi dan kerja sama pemeliharaan antara produsen dan PT Pindad," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (27/4).

Menurut Mahfudz, pembelian langsung ke produsen tank Leopard di Jerman akan memungkinkan modifikasi sesuai kebutuhan Indonesia dan lebih efisien harganya.

Meskipun hampir semua anggotanya menyatakan dukungan, hingga kini Komisi DPR belum mengeluarkan keputusan resmi guna menyetujui rencana ini. Keputusan resmi akan dikeluarkan setelah anggaran untuk meng-goal-kan rencana ini dianggap sesuai. "Ya, Komisi I memang belum memutuskan persetujuan anggaran untuk pengadaan tank tersebut," ujar Wasekjen DPP PKS ini


(Jurnal Parlemen)

KRI Banjarmasin-592 Angkut Rantis ke Indonesia Timur



JAKARTA - Salah satu unsur Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Banjarmasin-592 melaksanakan operasi angkutan laut militer dalam rangka mendukung pengangkutan Kendaraan Taktis (Rantis) pengadaan Kementerian Pertahanan (Kemhan), TNI AD dan pendistribusian kendaraan dinas TNI AL ke wilayah Indonesia Timur.

Pendistribusian kendaraan taktis dan perlengkapan lainnya ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan dukungan kepada prajurit di daerah dan mengoptimalkan kinerja dalam menjaga keamanan serta kedaulatan NKRI.

Kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) yang dikomandani Letkol Laut (P) Aris Harijadi W.,S.H. ini bertolak dari dermaga kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (29/4), mengangkut rantis dan perlengkapan lainnya, seperti Crane, Forklift, dan lowder diantaranya milik Kodam XVI/Patimura, Kodam XVII/Cendrawasih, rantis TNI AL yang akan didebarkasi di Surabaya, dan ke wilayah Indonesia Timur, seperti Makassar, Ambon, Sorong serta Jayapura sebagai tujuan akhir.

KRI Banjarmasin-592 selain sebagai kapal angkut, dirancang sebagai kapal pendukung operasi amfibi, yang memiliki kemampuan mengangkut pasukan pendarat berikut kendaraan tempur beserta kelengkapannya. Kapal ini juga mampu mengangkut 5 unit helikopter di geladak heli, 2 di hanggar). Selain itu, juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.

Sumber : POSKOTANEWS.COM

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...