Saturday, May 12, 2012

MEF : Modernisasi Militer Indonesia





Berjumpa lagi dengan saya admin dari AnalisisMiliter.com setelah beberapa hari tidak posting artikel dikarenakan kesibukan saya saat ini. Banyak rekan-rekan pembaca yang laha mengira tentang siapa admin dari blog ini. Kebanyakan mungkin menyangka bahwa admin blog ini adalah orang yang dekat dengan petinggi militer Indonesia ataupun memiliki chanel untuk mendapatkan informasi A1 dari sumber orang dalam. Saya perjelas lagi bahwa saya hanyalah seorang Mahasiswa Tingkat akhir Jurusan Teknik Informatika di sebuah universitas. Keseharian saya jauh dari dunia militer, namun saya samngat menyukai setiap informasi berbau militer.


Pada kali ini, ditengah kesibukan saya menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya, saat saya sempatkan menulis artikel mengenai MEF (Minimum Essential Force) yang selama ini sering sekali kita dengar-dengarkan di banyak berita militer. Ya benar bahwa dimulai tahun 2009 yang lalu, pemerintah Indonesia sudah mencanangkan modernisasi militer Indonesia yang diwujudkan dalam program MEF ini. Tulisan saya ini adalah hasil pembelajaran saya dari membaca berbagai berita perkembangan militer Indonesia. Mungkin ada poin-poin dalam tulisan ini yang kurang tepat, maka dari itu saya mengundang pembaca untuk melakukan koreksi jika ada yang kurang tepat.


MEF: Kenapa Minimum, Bukan Ideal apalagi Maksimum?? 


Mendengar istilah MEF yang diawali kata-kata Minimum mungkin membuat kita bertanya-tanya, kenapa pemerintah melakukan modernisasi militer dengan target Minimum, bukan Ideal atau Maksimal. Ya benar, bahwa saat ini kekuatan militer Indonesia masih di bawah kekuatan minimal yang seharusnya dimiliki Indonesia untuk menjaga wilayah kedaulatan Indonesia yang luasnya hampir sama dengan benua Eropa. Nah, karena itulah program pemerintah saat ini adalah mencapai kekuatan militer yang paling minimal harus dimiliki oleh Indonesia untuk bisa menjaga setiap jengkal kedaulatan Indonesia.


Nah, dari penjelasan singkat diatas tadi tentunya kita sudah mendapat penjelasan mengapa Minimum adalah kata depan dari MEF itu sendiri. Saat ini memang kekuatan Indonesia masih belum bisa menjaga sepenuhnya semua kedaulatan Indonesia dari pelanggaran kedaulatan dari Negara lain. Sebagai contoh, untuk Indonesia bagian timur hanya di jaga oleh 10 Sukhoi-27/30. Itu tentu masih jauh di bandingkan jumlah minimal yang harus dimiliki untuk menjaga kedaulatannya. Menurut saya untuk Indonesia bagian Timur saja, setidaknya harus terdapat?1 Skuadron Sukhoi series dan 2 skuadron F-16, baru itu bisa dikatakan kedaulatan Indonesia di jaga sepenuhnya.


Berkaca dari kurangnya kekuatan militer Indonesia ini, maka pemerintah menjalankan modernisasi militernya agar bisa mencapai kekuatan militer minimum yang bisa menjaga setiap wialayah Indonesia. Modernisasi militer Indonesia melalui program MEF ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu MEF Renstra I, 2 dan 3.


MEF Renstra I (2009-2014)


Proses modernisasi tahap pertama saat ini sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Pada tahap ini bisa dikatakan adalah masih permulaan dari tiga tahap modernisasi militer Indonesia. Banyak blogger yang sedikit salah sangka bahwa MEF ini hanya sampai pada tahun 2014. Padahal setelah 2014 masih ada dua periode MEF yang akan di jalankan pemerintah Indonesia.


Pada MEF Renstra I ini, ada banyak sekali pembelian dan upgrade yang dilakukan oleh militer Indonesia untuk memodernisasi alutsistanya agar tidak tertinggal dari Negara tetangga. Adapun project-project yang sedang dan akan dilakukan dalam MEF Renstra I ini adalah antara lain :
1. 16 Super Tucano dari Brazil
2. 54 BMP-3F (17 BMP-3F batch pertama sudah hadir)
3. Hibah dan Upgrade 24 F-16 Block 25 dari USA
4. 5 Unit Mi-35 dan 12 Mi-17 v5 dari Rusia
5. 16 T-50 dari Korea Selatan
6. 6 Su-30MK2 dari Rusia
7. 1 Skuadron UAV kandidat UAV-Searcher II
8. 3 Kapal selam U-209 Class dari Korea Selatan
9. 9 pesawat transport C-295
10. 3 CN-235 MPA dari PT DI
11. Helicopter anti Kapal Selam kandidat Sea Sprite dari Australia
12. Retrofit Light Tank AMX-13
13. Tambahan 100 Panser ANOA
14. Upgrade beberapa pesawat angkut C-130
15. 44-100 MBT Leopard 2A4 dari Belanda dan Jerman
16. 4 Corvet Sigma Class dari Belanda
17. 4 LPD Makassar Class dari Korea Selatan (2 dibangun di PT PAL Indonesia)
18. Beberapa KRI Clurit Class buatan Indonesia
19. Beberapa kapal Trimaran Class
20. Transfer Teknologi Rudal C-705 dari China
21. Pembelian rudal-rudal untuk Sukhoi dan F-16 TNI AU
22. MLRS dengan candidate Himars atau Astross atau candidate lainnya.
23. Heli Attact Kandidat 8 Apache dari Amerika


List diatas adalah list yang sudah dicapai dan ditargetkan dicapai oleh militer Indonesia melalui program MEF Renstra I yang dilakukan antara tahun 2009 sampai dengan 2014. Mungkin dari list diatas ada beberapa yang belum saya masukkan dikarenakan saya lupa. Jika pembaca mempunyai update terbaru, mohon di infokan agar saya update.


MEF Renstra II (2015-2019)


Sebagai mana sudah saya jelaskan diawal bahwa program modernisasi militer Indonesia tidak hanya dilakukan sampai 2014, tetapi sampai 2024, namun dengan target dan pencapaian yang berbeda tentunya. Untuk Renstra ke 2, yang merupakan kelanjutan dari Renstra I akan dilakukan banyak modernisasi militer Indonesia. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penggantian pesawat F-5 E/F TNI AU => kandidat Su-35 BM, Rafale, Griffin
2. PKR Project
3. Surface to air Missile (SAM)
4. Pesawat peringatan dini (AEW)
5. Pesawat anti Kapal selam => kandidat C-295 ASW


Secara jujur saya mengatakan bahwa saya belum tau banyak tentang list belanja untuk Renstra kedua ini. List diatas adalah list yang saya tau sudah di bicarakan pemerintah. Selebihnya masih banyak list yang saya belum tau dikarenakan saya kurang cermat mendapatkan informasinya. Jika ada pembaca yang mengetahui lebih jelas, mohon di informasikan.


MEF Renstra III (2020-2024)

Renstra ke tiga ini merupakan kelanjutan dari Renstra ke dua sebelumnya. Sama seperti renstra ke dua tadi saya juga belum tau banyak mengenai list belanja militer Indonesia untuk periode ini. Tapi yang pastinya list belanjanya juga pasti akan banyak karena memang sudah di targetkan oleh pemerintah. Berikut list belanja yang kemungkinan akan dilakukan oleh militer Indonesia, yaitu :

1. Penggantian F-16 dengan KFX/IFX atau kandidat lainnya.
2. Proses penggantian Sukhoi kandidat Sukhoi FAKPA


Jika ada pembaca yang lebih mengetahui hal ini dari pada saya, mohon informasinya agar sama-sama kita update.


Sekian dulu tulisan saya ini, saya sudah cukup ngantuk sehingga saya harus tidur dulu. Semoga tulisan saya ini memuaskan dahaga dari para membaca yang menanti informasi mengenai dunia militer Indonesia. Saya juga menyarankan pembaca terlibat aktif dalam diskusi yang sehat pada form diskusi di bawah ini.

sumber : Analisismiliter

Kabinet Belanda Tetap Ingin Menjual Tank Leopard 2 ke Indonesia


Di Belanda berlaku aturan bahwa transaksi alusista senilai di atas 2 juta euro harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari parlemen, dengan demikian kabinet harus mendapatkan persetujuan parlemen terlebih dahulu untuk transaksi penjualan Leopard dengan Indonesia senilai 213 juta dollar ini (photo : cssbl)
Transaksi Jual Beli Leopard Nyaris Tuntas
Dua media Belanda, Mediawatch dan harian De Volkskrant menyorot keputusan kabinet demisioner untuk menjual tank bekas jenis Leopard ke Indonesia. Demikian menurut beberapa sumber dari kalangan pemerintah Belanda pada harian De Volkskrant, yang juga menjadi rujukan Mediawatch.
Menurut Mediawatch, kabinet Belanda pada awalnya tidak mendukung transaksi ini. Tapi atas desakan Menteri Pertahanan Hans Hillen, akhirnya setuju juga. Menteri ini harus melakukan operasi penghematan anggaran dan sangat membutuhkan dana hasil penjualan senilai 200 juta euro.
Menurut De Volkskrant, operasi penghematan di departemen pertahanan memangkas anggaran sekitar satu miliar euro.
Selanjutnya De Volkskrant menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri Uri Rosenthal mendukung transaksi ini. Argumennya, tidak ingin menyinggung perasaan kalangan pemerintahan di Jakarta. Dengan demikian, transaksi jual beli ini, dari sudut pandang kalangan pemerintahan, bisa dikatakan nyaris tuntas.
Namun, lain di kabinet, lain pula di parlemen. Kabinet Belanda harus melaporkan rencana jual beli ini pada parlemen.
Beberapa waktu lalu, melalui dukungan pada mosi Arjan al Fassed, dari partai Groenlinks (Kiri Hijau), mayoritas suara di parlemen Belanda juga menentang penjualan ini. Mereka menilai, transaksi ini bertentangan dengan kebijakan hak azasi manusia Belanda.
"Militer Indonesia melanggar hak azasi manusia. Dengan penjualan senjata ini, kabinet demisioner membantu pelanggaran tersebut," demikian Arjan al Fassed pada saat pengajuan mosi.
Alhasil, masih ada kemungkinan, parlemen Belanda akan melarang transaksi jual beli ini. Di Indonesia sendiri, demikian lanjut De Volkskrant, berbagai kalangan di DPR telah menyatakan tidak menyetujui pembelian senjata berat ini. Mereka menilai tank Leopard tidak cocok dengan kondisi geografi Indonesia.
Singkat kata, meskipun kabinet Belanda telah memutuskan bersedia menjual senjata berat ini pada Indonesia, masih belum pasti, apakah transaksi ini memang akan terjadi. Yang jelas, jika rencana ini batal, Jerman dan Rusia sudah siap untuk memasok tank buatan mereka pada Indonesia. Demikian Mediawatch dan De Volkskrant.

Marinir indonesia-AS gelar latihan bersama



Surabaya (ANTARA News) - Korps Marinir RI dan Marinir Amerika atau USMC menggelar latihan bersama di Markas Batalyon Infanteri-5 Marinir, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, 10-16 Mei 2012. Latihan bersama bersandi "Marine Air Ground Task Force - Tactical Warfare Simulation" (MTWS) itu dibuka Asisten Operasi Komandan Korps Marinir Kolonel Marinir Kasirun Situmorang di Markas Batalyon Infanteri-5 Marinir, Ujung, Surabaya, Kamis. Dalam amanat tertulis yang dibacakan Asops Dankormar itu, Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin mengatakan latihan bersama itu dilaksanakan untuk menangani akibat bencana alam. "Latihan untuk meningkatkan kerja sama militer kedua negara itu dilaksanakan dengan menyelenggarakan operasi militer selain perang dalam bentuk gladi posko," kata orang nomer satu di jajaran baret ungu itu. Menurut Dankormar, wilayah Indonesia terletak di antara lempeng Asia dan Australia serta dilalui oleh "cincin api" (ring of fire) sehingga rawan terkena bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, bahkan kondisi itu diperparah dengan kerusakan ekosistem akibat ulah manusia yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor. "Kondisi tersebut memerlukan manajemen dan koordinasi secara terintegrasi dalam pengerahan militer antarnegara yang tentunya berbeda dalam sistem dan metode, sehingga pemberian bantuan dapat dilaksanakan secara cepat, tepat guna dan tepat sasaran," katanya. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan latihan bersama untuk menyamakan persepsi dan pertukaran kemampuan, pengalaman serta pemikiran bagi kedua belah pihak dengan mempraktikkan prosedur komando dan staf dalam perencanaan penanggulangan akibat bencana alam. Dalam pembukaan yang dihadiri Paban 3 Lat Sopsal Kolonel Laut (P) Aan Kurnia dan Atase Marinir Amerika untuk Indonesia Ltk Marine Avila itu, Komandan Korps Marinir menyampaikan penghargaan kepada penyelenggara dan seluruh peserta latihan yang dipimpin Komandan Satgas Letkol Marinir Amir Kasman. Ia juga mengharapkan peserta latihan dapat membangun rasa hormat antarsesama peserta latihan dan menjaga hubungan baik berdasar persaudaraan prajurit Marinir (marines brotherhood), sehingga latihan ini bisa meningkatkan hubungan baik antarkedua negara, khususnya Korps Marinir TNI AL dan Marinir Amerika (USMC). Acara itu juga dihadiri Danbrigif-1 Mar Kolonel Marinir Wurjanto, Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir Markos, Danmenkav-1 Mar Kolonel Marinir Sarjito, Asops Pasmar-1 Kolonel Marinir Y. Rudi Sulistiyanto, Asintel Pasmar-1 Letkol Marinir Widodo, dan para Komandan Satlak di jajaran Pasmar-1. Sumber : Antara 

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...