Tuesday, April 23, 2013

Ranpur Komodo, Humvee Versi Pindad Digunakan Oleh Pasukan Khusus Indonesia


Sukses merancang kendaraan tempur jenis Panser Anoa 6X6, PT Pindad (Persero) kemudian mulai merancang kendaraan tempur ringan 4X4.

Pindad mulai merancang dan mengembangkan kendaraan tempur taktis mirip Humvee buatan Amerika Serikat (AS) sejak 2010. Dengan nama Komodo, kendaraan perang ini dirancang sangat modern nan lincah.




Ranpur Komodo, Humvee Versi Pindad Digunakan Oleh Pasukan Khusus Indonesia

Suku Cadang CN 295 Akan Diserahkan Tahun 2013


Jakarta Suku cadang pesawat CN 295 akan diserahkan PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2013 ke TNI AU. Saat ini, dua pesawat CN 295 yang diserahterimakan awal tahun 2012 lalu terbang tanpa suku cadang.

"Tahun ini, PT DI akan kirim suku cadangnya," kata Kepala Humas PT Dirgantara Indonesia (DI), Sonny S Ibrahim, Sabtu (20/4/2013).

Pengadaan CN 295 adalah salah satu program andalan Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan industri pertahanan dalam negeri. Namun, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Sisriadi mengakui, pembayaran hingga kini belum dilakukan. "Soalnya kontraknya belum selesai. Tahun ini pembayaran akan kami lakukan," kata Sisriadi.

CN 295 TNI AU Tanpa Suku Cadang


(Foto: Airbus Military)

20 April 2013, Jakarta: Suku cadang pesawat CN 295 akan diserahkan PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2013 ke TNI AU. Saat ini, dua pesawat CN 295 yang diserahterimakan awal tahun 2012 lalu terbang tanpa suku cadang.

"Tahun ini, PT DI akan kirim suku cadangnya," kata Kepala Humas PT Dirgantara Indonesia (DI), Sonny S Ibrahim, Sabtu (20/4/2013).

Pesawat Pengamat Berawak Ala LAPAN


 Akan memonitor data pertanian, pemetaan kawasan banjir, dan sebagainya 
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengembangkan pesawat baru: Lapan Surveillance Aircraft (LSA). Pesawat ini akan digunakan untuk memotret wilayah Indonesia yang relatif besar.

Lahirnya pesawat pengamatan ini sekaligus untuk membuktikan penguasaan teknologi pesawat terbang di Indonesia. Hal ini ditegaskan LAPAN dalam penandatanganan kerja sama LAPAN dengan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Senin 22 April 2013.

Indonesia Bangun Unit Pertahanan Cyber


Serangan cyber

Meningkatnya pemanfaatan ruang cyber pada seluruh lini kehidupan masyarakat pada era globalisasi saat ini secara paralel akan menghubungkan pemanfaatan jaringan teknologi internet pada sektor-sektor penting. Diantaranya infrastruktur Kontrol Strategis dan Akuisisi Data (SCADA), energi, catu daya (Power Supply), sistem transportasi (darat, laut, dan udara), air, informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, sistem lembaga keuangan dan perbankan dan layanan publik pemerintah.

Sehubungan dengan itu, arus informasi melalui penggunaan media internet juga semakin tinggi dan tidak menentu. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara yang memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman cyber karena jumlah internet yang cukup besar, yaitu mencapai 50.000 lebih pengguna. Dan disisi lain keamanan cyber-nya masih kurang diperhatikan.

Pindad, Pabrik Senjata Asli Indonesia Berkelas Dunia (3)


Malaysia & Singapura 'Kepincut' Panser Anoa Made in Bandung


Tidak hanya TNI yang puas terhadap kemampuan varian Panser Anoa 6X6 produksi PT Pindad (Persero), negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia pun kepincut melihat penampilan dan keandalan Panser buatan Bandung ini.

Khususnya, saat Panser Anoa mendukung kontingen Indonesia yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon. Kedua negara tersebut kemudian menjajaki pembelian Panser Anoa dari Indonesia.

“Sebetulnya punya kita mirip dengan panser Prancis, VAB. Orang Malaysia lihat pertama di Libanon, Malaysia dan Singapura terkaget-kaget. Lihat ke sini. Hebat juga Pindad bisa bikin. Secara Internasional Indonesia diakui. Terutama dari asing,” tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).

Pindad, Pabrik Senjata Asli Indonesia Berkelas Dunia (2)


Tentara AS & Australia Pakai Amunisi Buatan Bandung 

PT Pindad (Persero) mampu memproduksi produk militer yang mengacu ke Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization). Dari standar yang dipakai, Pindad menghasilkan produk seperti senapan, amunisi dan kendaraan tempur militer berkualitas tinggi.

Kualitas produk Pindad, seperti senjata dan amunisi, telah diakui oleh militer di dunia. Seperti amunisi ringan buatan Pindad yang telah dijual ke negara ASEAN, bahkan hingga ke Amerika Serikat (AS) dan Australia.

“Peluru kebanyakan ke ASEAN semua sudah, 2012 kemarin sudah ke Australia dan Amerika tahun 2011. Itu untuk kaliber yang kecil-kecil saja. Itu artinya barang kita sudah ada yang mau pakai,” tutur Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).

Pindad, Pabrik Senjata Asli Indonesia Berkelas Dunia (1)


sudah punya pabrik pembuatan senjata dan amunisi sejak zaman kolonial Belanda. Pada tahun 1983, di bawah pengelolaan dan penugasan BJ Habibie kala itu, PT Pindad menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Akhirnya, Pindad menjelma menjadi prosuden senjata dan amunisi kelas internasional yang berkiblat ke Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization). detikFinance memperoleh kesempatan untuk melaksanakan wawancara khusus terhadap Direktur Utama Pindad, Adik Soedarsono serta berkunjung dan berkeliling untuk melihat proses produksi produk-produk unggulan di pabriknya yang terletak di tengah-tengah kota Bandung, Jawa Barat.

Menhan : Kami Renegosiasi Harga Pembelian Apache


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah batal membeli delapan helikopter serbu canggih AH-64 D Apache Longbow dari Amerika Serikat. Purnomo menyebut pihaknya masih memperhitungkan dan mempertimbangkan pembelian itu.

"Kami berupaya renegosiasi lagi masalah harga," kata Purnomo saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin malam, Kamis, 18 April 2013.


Purnomo mengaku harga yang ditawarkan Amerika Serikat sangat mahal. Satu heli dihargai US$ 40 juta atau sekitar Rp 388 miliar per unit. Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini ingin Amerika Serikat menurunkan harga Apache. "Kami maunya dengan harga itu dapat tiga helikopter," kata Purnomo sambil tertawa.

Pindad Siap Luncurkan Tank Ringan Dan Medium Pertama Buatan Indonesia

PT Pindad (Persero) akan meluncurkan kendaraan tempur roda rantai atau tank. Tank yang rencananya akan dirilis merupakan tank tempur tipe ringan atau light dan medium versi Indonesia.

Tank medium Pindad ilustrasi
Tank medium Pindad ilustrasi (gbr : http://carnews-online.blogspot.com)

Hal disampaikan Kepala Departemen Produksi II (Divisi Kendaraan Khusus), Hery Mochtady kepada detikFinance di Kantor Pusat Pindad, Jalan Gatot Subroto, Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/4/2013).

“Kalau light tank kita sudah punya prototype awal. Kalau medium kita masih tahapan konsep desain atau mematangkan desainnya seperti apa sih,” tutur Hery.

Untuk konsep tank versi light, Pindad mengadopsi tenologi dan desain tank jenis Scorpion buatan Inggris. Nantinya, tank ini, akan dikendalikan oleh tiga orang yakni bertindak sebagai commander, gunner dan driver.


“Kalau light tank itu skala scorpion, kalau medium itu skala dengan murder. Ke sana kita akan kembangkan. Kalau kelas heavy seperti leopard sepertinya kita belum. Itu terlalu berat. Kita lebih cocok di medium tapi persenjentaan kita bisa pakai misil anti tank atau pakai 105 kaliber besar,” tambahnya.




Meskipun akan mengembangkan 2 tipe tank yakni tipe light dan medium. Kemampuan senjata, tetap bisa ditingkatkan atau mengadopsi kemampuan heavy tank seperti Leopard.

“Teknologi sudah berkembang, tank medium pun mampu membawa senjata dengan kaliber besar,” sebutnya.

Untuk komponen, Hery mengakui, pihaknya di Pindad tetap memprioritaskan komponen lokal. Namun, saat komponen tersebut tidak dijual atau dikembangkan di dalam negeri, pihaknya baru membeli dari luar negeri.

 
Pindad Siap Luncurkan Light Tank dan Medium Tank
 

“Tapi secara realistis, kita masih terbatas untuk power pack, engine, transmisi, dan cooling. Kita belum ada yang supply. Kalau senjata kaliber besar, kita masih impor karena di dalam negeri belum ada. Tapi kita usahakan, setiap kegiatan development setiap. Kalau terpaksa dengan luar negeri, kita harus ada TOT (transfer of technology), apa yang bisa kita ambil dari sana. Minimal kita tahu, konsep desain dan kalkulisinya seperti apa,” tegasnya.

Sumber : Detik

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...