Friday, January 25, 2013

Menyiapkan Doktrin Bertempur Di Era “Warm Peace”


Oleh : Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, MPA
(Kasi-2/Operasi Brigif Linud 17 Kostrad)

“Adaptabilitas dan inovasi merupakan kunci keberhasilan di era yang penuh dengan ketidakpastian… Kita harus berani keluar dari zona kenyamanan untuk mentransformasi diri, dan maju kedepan”

Warm Peace: Kompleksitas Dan Ketidakpastian Abad 21.


Dengan berakhirnya perang dingin dua dekade silam, tidaklah berlebihan jika kita semua berharap bahwa dunia akan semakin aman, dimana bangsa-bangsa dapat hidup tenang dan damai berdampingan, tanpa harus terkotak-kotak atas dasar pertentangan ideologi “kapitalisme vs. komunisme”. Namun sejarah berkata lain, peristiwa 9/11 justru telah menyuguhkan pembuktian terbalik dari ekspektasi tersebut. Euforia pergantian milenium, serta “headlines” tentang pesatnya kemajuan teknologi diawal abad 21 sekejap sirna, tergantikan oleh kampanye global melawan terorisme. Tak terelakkan upaya Amerika Serikat dan aliansinya, yang seringkali membabi buta, dalam memburu Osama Bin Laden dan Al-Qaeda telah melahirkan ketegangan-ketegangan baru, yang berujung pada “clash of civilizations” antara dunia barat dan dunia Islam.

Di samping itu, dunia yang semakin padat dan terhubung dalam sebuah rezim globalisasi dan revolusi informasi dewasa ini, selain telah menghadirkan berbagai peluang, mengandung begitu banyak tantangan yang tidak sederhana. Globalisasi menjadikan dunia seolah-olah “borderless”, menjamin terbukanya pasar bebas, serta berkembangnya berbagai kegiatan, termasuk kejahatan transnasional. Sedangkan 7 milyar manusia mengisyaratkan persaingan yang semakin sengit dalam memperebutkan sumber daya yang tak tergantikan, termasuk energi, pangan dan air. “Survival of the most competitive” tidak hanya menjadi norma, tapi juga berpotensi melahirkan konflik antar negara, termasuk konflik bersenjata antar militer di berbagai kawasan.
Kita juga masih menyaksikan sejumlah konflik tradisional di berbagai belahan dunia, seperti di Semenanjung Korea, Kashmir dan Israel-Palestina; proliferasi senjata pemusnah masal, baik oleh negara maupun aktor bukan negara; serta “intra-state conflict” atas dasar etnisitas dan agama. Di sisi lain, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan gelombang reformasi politik yang berakhir pada “civil war” di sejumlah negara di Afrika Utara dan Timur Tengah, juga telah menambah daftar panjang karakteristik era “warm peace”, sebuah era dimana situasi dunia tidak dalam keadaan perang (ala Perang Dunia I dan II), namun belum sepenuhnya aman dan damai.

RI – Rusia Pererat Kerjasama Teknik Militer

Selama dua hari berlangsungnya diskusi Sidang ke-8 Komisi Kerjasama Teknik Militer antar Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Federasi Rusia yang dilaksanakan mulai tanggal 22-23 Januari 2013, menunjukkan kemajuan yang sangat berarti di bidang industri pertahanan kedua negara. Demikian dikatakan Sektretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip, M.A saat menutup Sidang ke-8 Komisi Kerjasama Teknik Militer antara Pemerintah RI-Rusia, Rabu (23/1), di gedung Ditjen Pothan Kemhan, Jakarta.

RI – Rusia Pererat Kerjasama Teknik Militer

Panser Anoa Beraksi di Lebanon

 Mengikuti kegiatan pengamanan dan pengawalan perjalanan komandan UN. 

Jakarta | Panser Anoa memperlihatkan kemampuannya dengan turut menjaga keamanan di Lebanon. Kali ini, panser buatan PT Pindad itu turut mengamankan dan mengawal perjalanan Komandan United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) Mayjen Paolo Serra.

Wakil Komandan Satgas Indo Force Protection Company (FPC) TNI Konga XXVI-E2/Unifil Kapten Inf Fardin Wardhana mengatakan kegiatan pengaman itu dilakukan dalam rangka pertemuan tripartit di perbatasan Lebanon dan Israel.

Anggaran untuk Perbatasan 7,3 Triliun Rupiah


Jakarta | Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Triyono Budi Sasongko, mengungkapkan bahwa anggaran untuk penataan dan pengelolaan perbatasan yang dikoordinasikan badan perbatasan meningkat. Untuk 2013, anggaran yang dikoordinasikan BNPB mencapai 7,3 triliun rupiah.

"Melalui koordinasi BNPP, pada tahun ini terdapat anggaran sekitar 7,3 triliun rupiah. Berarti, anggaran ini meningkat sekitar 89 persen dari total anggaran tahun 2012 yang hanya berjumlah 3,9 triliun rupiah," kata Budi Sasongko, di Jakarta, Kamis (24/1).

Alutsista Buatan China Masih Tertinggal dari Barat


Jet tempur siluman J-31 China
Jet tempur siluman J-31 China
ARTILERI - Sebagian besar senjata/alutsista baru buatan dalam negeri China, mulai dari jet tempur siluman J-31, kapal induk pertama China, helikopter serang WZ-10 dan WZ-19, serta UAV Yilong dipamerkan di China International Aviation and Aerospace Exhibition di Zhuhai Guangdong akhir tahun lalu telah terekspos ke publik.
Banyak media menyebut keberhasilan itu adalah fenomena "ledakan" senjata dalam negeri China. Namun analis juga menilai bahwa China masih memiliki kesenjangan dengan negara-negara maju lainnya, dan babak baru "ledakan" senjata China ini diharapkan akan kembali muncul di masa depan, kata Chen Hu, chief editor dari majalah World Military Affairs.

Patroli TNI: 100 Patok Tapal Batas RI-Malaysia Hilang

Patok perbatasan RI-Malaysia
Patok perbatasan RI-Malaysia (Foto:Pendam Tanjungpura)
Perbatasan RI-Malaysia khususnya yang menjadi wilayah tugas Satgas Yonif 123/Rajawali Kodam XII Tanjungpura saat ini situasi dan kondisinya masih terkendali. Namun sebanyak 100 patok telah hilang, dikatakan Komandan Satgas Yonif 123/Rajawali Letkol Inf Musa David Hasibuan. Hal ini didasarkan dari peninjauan ke patok perbatasan dan ke sejumlah pos-pos perbatasan di sepanjang garis perbatasan 966 km Kalimantan Barat.
"Patroli patok perbatasan ini di tempuh dengan berjalan kaki. Medan merupakan suatu tantangan tersendiri bagi para prajurit yang menjadi tanggung jawab dalam mengamankan patok perbatasan RI-Malaysia", ungkap Letkol Musa.

Menhan Resmikan KRI Beladau 643


Sejarah kesuksesan memproduksi kapal perang kembali terulang. Hari ini (25/1) Kota Batam melalui salah satu perusahaan shipyardnya meresmikan satu unit kapal perang yakni KRI Beladau 643.
Ini merupakan kapal perang ketiga yang sukses diproduksi di Batam oleh PT Palindo Marine Shipyard. Selain PT Palindo Marine, tahun 2011 lalu Batam juga memproduksi 1 unit KRI.
Kapal perang yang akan diresmikan Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro di pelabuhan Batuampar ini merupakan kapal cepat rudal (KCR).
Menurut rencana, selain Menhan, turut hadir di acara peresmian dan serahterima kapal perang ini yakni Panglima TNI, Kapolri, KSAL, Ketua Komisi I DPR RI dan pejabat tinggi di Provinsi Kepri maupun Batam.

Rencananya Menhan Akan Resmikan KRI Beladau 643 Hari Ini


 Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dijadwalkan akan meresmikan KRI Beladau 643, yang dibuat PT Palindo Marine Shipyard Batam, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batuampar Batam, Jumat (25/1) pagi.
Kepala Dispenal, Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan kapal tersebut memiliki spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi fixed propeller 5 daun. Kapal itu mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot dengan biaya pembuatan sekitar Rp75 miliar.
Bank Mandiri Kembali Danai KCR Ke-3 Pallindo Batam

Hercules Hibah Dari Australia Memasuki Tahap Akhir Retrofit


 Hercules hibah asal Australia kini tengah dipersiapkan untuk dikirim ke Indonesia. Dalam foto yang dipublikasi australianaviation.com.au, terlihat sebuah C-130H Hercules dengan nomor seri A97-006 tengah menjalani uji terbang. Sebelumnya dipercaya Hercules ini sudah menjalani perawatan tingkat berat.
 

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...