Monday, August 27, 2012

Swiss Air Force Membeli 22 Saab Gripen Jet Fighter

AFP) – 1 day ago GENEVA — Switzerland has agreed details of its planned purchase of 22
fighter jets from Sweden, despite a critical parliamentary report on the
deal, the defence ministries of the two countries said Saturday. A Swiss government statement said an agreement in principle had
been concluded between its weapons procurement agency armasuisse
and Sweden's FXM agency on the acquisition of the Saab Gripen
warplanes. Final details of specifications, delivery dates, prices, equipment and
infrastructure had been settled pending a final green light from Bern, it
said. The deal forms part of a larger order for Gripens to be shared with
Sweden, which Stockholm said Saturday would help to keep costs
down. The Swiss parliamentary security commission said on Tuesday that the
"choice of jet made by the Federal Council carries the most risks:
technically, commercially, financially and in respect of the delivery
date", Swiss news agency ATS reported. The members of the commission nonetheless voted 16 to 9 against
demanding that ministers put a halt to the deal. Defence Minister Ueli Maurer said that the Gripen "was the cheapest"
option compared with the French Dassault Rafale and the EADS
Eurofighter and its purchase price -- 3.126 billion francs (2.6 million
euros, $3.25 billion) -- was guaranteed not to change. Opponents of the Gripen purchase, which still has to be approved by
the federal parliament, have said that they would seek to hold a
national referendum on the deal. The Gripens, to replace the Swiss air force's ageing US-built F-5 Tigers,
are of a more advanced model still under development and will not be
available before 2018, according to Bern. For its part the Swedish government plans to buy 40-60 new Gripens
over the next decade at a cost of two billion kronor (242 million euros)

http://www.defence.pk/forums/europe-...-jas-39-a.html

Prestasi Kopassus


KOPASSUS - TOP ELITE SPECIAL FORCES IN THE WORLD

Discovery Channel Military edisi Tahun 2008 pernah membahas tentang pasukan khusus terbaik di dunia. Seluruh pasukan khusus didunia dinilai kinerjanya dengan parameter menurut pendapat dari berbagai pengamat bidang militer dan ahli sejarah. Posisi pertama di tempati SAS (Inggris), peringkat kedua MOSSAD (ISRAEL) lalu peringkat ketiga adalah KOPASUS (Indonesia).Narator dari Discovery Channel Military menjelaskan mengapa pasukan khusus dari amerika tidak masuk peringkat terhormat. Itu karena mereka terlalu bergantung pada peralatan yang mengusung teknologi super canggih, akurat dan serba digital. Pasukan khusus yang hebat adalah pasukan yang mampu mencapai kualitas sempurna dalam hal kemampuan individu. Termasuk didalamnya kemampuan bela diri, bertahan hidup, kamuflase, strategi, daya tahan, gerilya, membuat perangkap, dan lain2nya. Kemampuan yang tidak terlalu mengandalkan teknologi canggih dan Skill di atas rata - pasukan luar Elit luar negeri lainnya menjadi nilai plus dari KOPASSUS.Itu pula yang menimbulkan anggapan 1 prajurit KOPASSUS setara dengan 5 prajurit reguler
Mungkin karena itu pula kenapa sekitar Tahun 90-an Amerika Serikat keberatan dan Australia ketakutan ketika Indonesia akan memperbesar jumlah anggota Kopassus.
Sebagian Kecil prestasi dan Kiprah Kopassus
1. Kopasus juga juara satu sniper dalam pertemuan Pasukan Elite Asia Pasific Desember 2006. Dengan hanya mengandalkan senjata buatan Pindad! Nomor 2-nya SAS Australia
2. Kopasus menempati urutan 2 (dari 35) dalam hal keberhasilan dan kesuksesan operasi militer (intelijen - pergerakan - penyusupan - penindakan) pada pertemuan Elite Forces in Tactical, Deployment and Assault di Wina Austria. Nomor satunya Delta Force USA.

3. Negara-negara afrika utara hingga barat sekarang memiliki acuan teknik pembentukan dan pelatihan pasukan elite mereka. 80% pelatih mereka dari perwira-perwira Kopasus
4. Pasukan Paspampres Kamboja adalah pasukan Elit yang di latih oleh Kopassus
5. Pada perang Vietnam , para tentara Vietkong meniru strategy KOPASSUS dalam berperang melawan Amerika Serikat yang mengakibatkan kekalahan Pasukan Amerika yang mempunyai persenjatan canggih dan lengkap. Kekalahan ini membuat Amerika serikat malu di mata dunia
.

16 F-16 Hibah AS Ditempatkan di Lanud Pekanbaru



F-16C Fighting Falcon dari 522nd Fighter Squadron, Cannon Air Force Base, N.M., meluncurkan rudal AGM-154 saat berlatih menembak rudal udara-ke-darat di Utah Test and Training Range.(Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. Michael Ammons)

24 Agusts 2012, Jakarta: Enambelas dari 24 pesawat tempur F-16 block 32+ yang akan diterima Indonesia dari AS akan ditempatkan di Lanud Pekanbaru, Riau. Keenambelas pesawat ini akan mendiami skadron tersendiri disamping Skadron Udara 1 (markas Hawk 100/200) yang sudah ada sebelumnya. Di lain pihak, delapan unit lainnya akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, Madiun, digabung dengan F-16 A/B yang telah sejak 1990-an memperkuat Skadron Udara 3.

Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Azman Yunus kepada Angkasa, Kamis (24/8) sore, terkait kepastian hibah yang telah disetujui DPR RI dan Parlemen AS. Namun, dirinya belum bisa mengomentari lebih jauh 10 pesawat serupa yang kembali ditawarkan pihak AS. Tawaran ini disampaikan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan ketika melawat ke AS beberapa pekan lalu. "Itu harus dipikirkan masak-masak oleh Pemerintah, karena tidak saja menyangkut tambahan biaya upgrade, tapi juga biaya perawatan, dan sebagainya," ujarnya.

Keduapuluh-empat F-16 block 32+ yang disebut-sebut akan tiba pada 2014 tersebut sejatinya adalah F-16 C/D block 25 surplus yang tidak dipakai jajaran AU AS. Lewat skema pendanaan yang telah disetujui pihak Indonesia-AS, kelengkapan dan kemampuan pesawat-pesawat ini selanjutnya akan di-upgrade terlebih dulu sebelum dikirim ke Indonesia. Di antara sederet kelengkapan teknis yang akan di-upgrade adalah radar, operational flight plan, peralatan navigasi, head-up display, pembidik sasaran malam, radar warning system dan kemampuan untuk membawa rudal jarak sedang untuk pertempuran beyond visual range.

Program upgrade juga membuat usia pemakaian bertambah lebih dari 4.000 jam atau jika disepadankan dengan masa pemakaian rata-rata TNI AU kira-kira bisa mencapai 20 tahun. Sedemikian kompleksnya upgrade, sampai-sampai F-16 C/D Indonesia ini nantinya akan mendekati kemampuan dan kecanggihan F-16 C/D block 52 – tipe kedua terakhir yang dibuat Lockheed Martin. Perbedaannya praktis tinggal pada kapasitas angkut senjata dan tidak adanya conformal tank saja. "Itu sebab, kenapa F-16 hasil upgrade ini masuk kategori F-16 block 32 plus, karena sudah lebih canggih dari block 32 itu sendiri," ujar Kol. Pnb. Agung Sasongkojati, mantan penerbang F-16 TNI AU.

Ia menambahkan penempatan pesawat-pesawat ini dalam bentuk skadron atau flight-flight di lokasi-lokasi kunci di wilayah RI akan bisa mengatasi masalah jarak dan waktu operasi. "Dengan senjata modern dan daya jangkau operasi lebih dari 700 km, pesawat-pesawat ini sudah cukup memadai untuk menghadang penerbangan gelap atau menghantam sasaran di siang maupun malam, di semua tempat baik di dalam maupun di luar wilayah kedaulatan RI," tegasnya.

Sumber: Angkasa

Empat Super Tucano Tiba di Halim pada 1 September



EMB 314 Super Tucano. (Foto: Embraer)

25 Agustus 2012, Jakarta: Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat dijadwalkan menyambut kedatangan empat unit pesawat pesawat Super Tucano di Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 1 September 2012.

“Empat unit pesawat Super Tucano dari Brazil akan tiba di Halim PK, 1 September 2012 pukul 10.00 WIB,” kata Letkol Bintang, Staf Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) kepada Jurnal Nasional, Sabtu (25/8).

Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul juga membenarkan rencana kedatangan empat unit pesawat Super Tucano tersebut.

Menurut Kapuspen TNI, setelah empat unit tahap pertama tiba di Tanah Air, tiga bulan kemudian juga akan tiba 4 unit lagi. Sehingga pada tahun 2012 akan ada delapan unit pesawat Super Tucano untuk mengisi Skuadron Udara 21 Lanud Abdul Rachman Saleh.

Iskandar menjelaskan, pemenuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI mengacu pada konsep Minimum Essential Forces (MEF) dan Rencana Strategis Pertahanan Jangka Panjang dengan menitikberatkan penggunaan hasil produksi industri strategis dalam negeri. ”Pengadaan alutsista TNI dari luar negeri dilakukan apabila industri strategis dalam negeri belum mampu memproduksi peralatan tersebut dan tidak ada unsur politis dari negara produsen,” kata Iskandar Sitompul di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Selasa (14/8/2012).

TNI AU berencana akan mendatangkan satu skadron Super Tucano atau sekitar 16 unit pesawat untuk menggantikan pesawat OV-10 Bronco di Skadron 21 Malang yang sudah habis masa jam terbangnya.

Marsekal Muda TNI Bambang Samoedro, saat menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan dara (Kadispenau) tahun 2011 lalu, mengatakan, pesawat Super Tucano dipilih karena pesawat ini memiliki kualitas paling baik di antara pesawat sejenisnya.

Menurut Bambang, sebelum memilih Super Tucano, TNI AU juga sudah mempertimbangkan membeli pesawat serang kecil K-9 buatan China dan KO-1B buatan Korea. “Tapi, pilihan akhirnya jatuh pada Super Tucano,” katanya.

Super Tucano adalah jenis pesawat serang ringan dengan fungsi patroli pemantauan dan sebagai pesawat latih. Pesawat ini dilengkapi dengan baling-baling, teknologi avionik modern, dan sistem persenjataan.

Pesawat ini juga biasa digunakan dalam operasi counter-insurgency atau operasi penumpasan pemberontakan.

Sumber: Jurnas

Irak dan Uganda Segera Beli Senjata dari Indonesia




Uji coba panser Anoa . Anoa ditawarkan ke sejumlah negara. (Foto: TEMPO/Prima Mulia)

26 Agustus 2012, Jakarta: Pemerintah Indonesia dikabarkan akan segera menjual persenjataan ke Irak dan Uganda. Jika terealisasi, maka inilah penjualan senjata perdana dari negara Asia Tenggara. “Kami sudah mengundang delegasi militer Irak untuk datang ke Jakarta, pada 5 Oktober depan,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Jumat, 24 Agustus 2012.

Selain menghadiri peringatan Hari Kelahiran TNI, delegasi Irak juga akan mengunjungi pabrik senjata Indonesia. Irak kabarnya membutuhkan rompi tahan peluru, helm, sepatu lars, dan seragam. Semua itu bisa disediakan Indonesia.

Sjafrie sendiri baru saja kembali dari kunjungan ke Irak. Di Baghdad, delegasi Indonesia memamerkan sejumlah persenjataan buatan anak bangsa, seperti senapan SS-2 dan kendaraan ringan lapis baja, Anoa. Keduanya diproduksi PT Pindad. Karena itulah, Sjafrie didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto, dalam kunjungan itu. Selain ke Irak, mereka juga menawarkan senjata ke Uganda dan Kongo.

Menurut Sjafrie, Irak juga tertarik untuk membeli pesawat CN-235 dan NC-212 buatan PT Dirgantara Indonesia. Dia menegaskan kualitas produk militer buatan Indonesia bisa diadu dengan negara lain. “Selama ini, kita sudah mengekspor persenjataan ke negara lain di Asia Tenggara, kini saatnya memperluas pasar dan volume produksi,” katanya.

Sumber: TEMPO

TNI Gelar Latihan PPRC 2012 di Natuna




Kasum TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo memeriksa jajaran pasukan TNI saat upacara pembukaan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Markas Komando Divisi Infanteri-1/Kostrad Cilodong, Depok, Jabar, Senin (27/8). Latihan gabungan yang melibatkan seluruh unsur TNI yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI AU itu diikuti 2.500 prajurit yangt akan dilaksanakan pada 31 Agustus sampai 9 September 2012 di Natuna, Kepulauan Riau. FOTO ANTARA/Jafkhairi/Koz/Spt/12)

Panglima Divisi I/Kostrad, Mayjen. TNI. Daniel Ambat didampingi Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma. TNI. A. Adang Supriyadi, SE., mengecek kesiapan Satuan Pelaksana Operasi Udara (Satlakopsud) di Taxy-way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, pada Jumat (24/8/12), dalam rangka menghadapi latihan PPRC TNI tahun 2012 ini.

Mayjen. TNI. Daniel Ambat melihat langsung dari dekat bagaimana pemeliharaan kesiagaan operasional unsur udara yang terlibat dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI yang rencananya akan diadakan di Pulau Natuna. Selain itu, Panglima juga melakukan tanya jawab langsung dengan para penerbang dan kru pendukung serta memeriksa ke dalam badan pesawat CN-235.

Kegiatan inspeksi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk terus melatih kesiapan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Apalagi, PPRC sendiri merupakan latihan rutin tahunan yang biasa digelar TNI. Menurut jadwal akan dilaksanakan mulai Agustus sampai September 2012. Diawali dengan Gladi Posko di Cilodong dan Gladi Lapangan di Natuna.

Latihan di Natuna akan melibatkan 2500 personel, gabungan TNI AD, TNI AL dan TNI Angkatan Udara. Dengan mengerahkan pesawat unsur intai C-121; pesawat Hercules C-130 dan CN-235; unsur Pasukan Khas TNI AU serta seluruh pangkalan TNI AU di Indonesia.

Dalam kesempatan ini pula, Komandan Skadron Udara 31, Letkol. Pnb. Eko Sudjatmiko melaporkan kesiapan Satlakopsud serta berbagai kemungkinan kendala yang ada. Sebagai bahan masukan bagi Komandan PPRC TNI dalam menentukan kebijakan selanjutnya bagi penyempurnaan hasil latihan kelak.

“Moto kami: tegar, ikhlas dan tuntas menyukseskan misi apapun yang diemban”, tandas penerbang yang mengakui adanya berbagai latihan yang akan digelar di akhir tahun 2012.

Setelah melihat gelar kesiapan, rombongan mengunjungi Marsailing Area (MA) yang akan digunakan sebagai titik kumpul pasukan. Turut serta dalam kegiatan penting ini adalah Asops Divisi I/ Kostrad Kolonel Inf Joko Sudiono; serta Asintel Divisi I/ Kostrad Letkol Inf Asep Jauhari.

Sumber: Pentak Lanud Halim Perdanakusuma

Pengamat: Pesawat Jet Tempur Tanpa Rudal Jarak Jauh Tak Ada Gunanya



Connie Rahakundini Bakrie
Connie Rahakundini Bakrie
Connie Rahakundini Bakrie (sumber: Istimewa)
Indonesia harus bisa memainkan posisi tawar dalam negosiasi pengadaan alutsista

Memperkuat persenjataan pada pesawat jet tempur F-16, adalah hal yang niscaya karena pesawat jet tempur tanpa dipersenjatai rudal terpandu jarak jauh, tidak ada gunanya .

Hal ini dikatakan oleh pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, menyusul berita yang dilansir kantor berita Reuters dari Washington DC, Amerika Serikat pada Jumat (24/8), yang melaporkan pemerintah Presiden Barack Obama, telah mengusulkan untuk menjual rudal terpandu jarak jauh dan peralatan terkait senilai 25 juta dollar Amerika, untuk melengkapi armada pesawat jet tempur F-16 yang dimiliki Indonesia.

“Pesawat jet tempur memang harus bisa menembak, tapi harus diperhatikan apakah hal ini memang sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Udara sebagai penggunanya,” ujar Connie ketika dihubungi, Minggu (26/8).

Indonesia disebutnya harus bisa memainkan posisi tawar, yang lebih baik dalam negosiasii pengadaan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) dengan Amerika Serikat, mengingat Amerika Serikat memandang posisi strategis Indonesia, dan dianggap sebagai kekuatan pengimbang terhadap China di kawasan Asia.

Dalam hal ini dan dengan konteks sengketa di kawasan Laut China Selatan antara China, Taiwan dan empat negara anggota ASEAN, Connie mengatakan Indonesia dapat menggunakan posisi tawarnya, untuk meminta Amerika agar mendukung penguatan kekuatan militer Indonesia di laut dan tidak hanya di udara.

"Kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk mendapatkan perjanjian kerjasama yang lebih baik untuk membangun armada laut baru, seperti Armada Pasifik dan Armada Lautan Hindia, sehingga melengkapi Armada Barat dan Armada Timur yang sudah ada,” ujar Connie.

Namun Connie mengatakan bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif, dengan semboyan one thousand friends zero enemy dapat menimbulkan kebingungan, untuk menentukan aliansi yang kuat dengan salah satu kekuatan besar di dunia, walau hal ini juga dapat digunakan untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan Amerika dan China.

Connie memberikan contoh bahwa Indonesia dapat membagi kerjasama militernya dengan kedua negara tersebut, dalam membangun dan memperkuat armada laut, misalnya membangun Armada Barat dan Samudera Hindia dengan China, sementara Armada Timur dan Pasifik dengan Amerika.

“Ini akan membuat Indonesia sebagai negara dengan kekuatan pengimbang yang sebenarnya. Menurut saya, ini adalah gerakan non blok abad ke-21,” ujar Connie.

SUMBER :BERITA SATU

AS JUAL RUDAL AGM-65K2 UNTUK PERSENJATAI F-16 INDONESIA SENILAI $25 JUTA


:Pemerintah Barack Obama mengusulkan menjual rudal udara-ke-permukaan dan peralatan terkait untuk melengkapi armada pertahanan Indonesia yaitu F-16, pesawat tempur buatan AS. Penjualan senilai 25 juta dolar itu akan menjadi langkah terbaru AS untuk memperkuat hubungan keamanan dengan sahabat dan sekutunya, menyusul mencuatnya kekuatan China.

Usulan itu disampaikan pemerintah Obama kepada Kongres dalam surat pemberitahuan bertanggal Rabu 22 Agustus 2012, demikian diberitakan Reuters, Minggu (26/8/2012).

Dijelaskan, Indonesia ingin membeli 18 rudal AGM-65K2 "Maverick All-Up-Round", 36 rudal pelatihan udara, 3 rudal pelatihan untuk pemeliharaan, ditambah suku cadang, peralatan uji dan pelatihan personel.

Rudal AGM-65 Maverick buatan Raytheon Co, dirancang untuk menyerang berbagai sasaran taktis, termasuk kendaraan lapis baja, pertahanan udara, kapal, transportasi darat dan fasilitas penyimpanan bahan bakar.

"Angkatan Udara Indonesia membutuhkan rudal ini untuk melatih para pilot F-16-nya dalam penggunaan senjata udara-ke-permukaan," kata Badan Kerjasama Hankam, Pentagon, dalam suratnya.

"Penjualan senjata ini akan berkontribusi untuk membuat Indonesia sebagai "mitra regional yang lebih berharga di wilayah paling penting di dunia," tulisnya.

Berdasar hukum AS, usulan penjualan senjata wajib diberitahukan kepada Kongres dan tidak berarti penjualan telah dikabulkan.

Tahun lalu, AS menghibahkan 24 F-16 C/D seken kepada Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dan mendorong apa yang Pentagon sebut kemampuan yang "sangat dibutuhkan" untuk melindungi wilayah udara Indonesia.

Indonesia harus merogoh kocek 750 juta dollar untuk meremajakan (upgrade) pesawat itu dari block 25 menjadi 52 dengan teknologi terbaru. Pesawat itu akan tiba di Indonesia pada 2014. Hibah itu diumumkan oleh Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali tahun silam.

Sementara, bulan Agustus ini AS juga menawari hibah 10 pesawat F-16. Indonesia yang senang dengan tawaran ini akan meminta persetujuan DPR lebih dulu, mengingat ongkos yang besar untuk mendandaninya


Sumber : Detik

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...