Wednesday, February 12, 2014

MBDA Mica Naval: Generasi SAM VLS Pertama Untuk TNI AL



Nahkoda Ragam Class
Nakhoda Ragam Class
Sejak adopsi rudal Yakhont pada salah satu frigat kelas Van Speijk, otomatis TNI AL memasuki babak baru dalam teknologi peluncuran rudal. Pasalnya, Yakhont yang menyandang predikat rudal jelajah anti kapal (ASM/anti ship missile) diluncurkan secara VLS (vertical launching system). Sebelum hadirnya Yakhont, armada TNI AL hanya berkutat pada pola peluncuran rudal secara konvensional, yaitu platform rudal terpasang kearah tertentu (heading) yang biasanya ke sisi atau kanan lambung kapal dengan besaran sudut tertentu terhadap cakrawala.
Pola peluncuran rudal secara konvesional di lingkungan TNI AL, mencakup pada model peluncuran setiap rudal anti kapal (ASM) dan rudal anti serangan udara (SAM/surface to air missile). Contohnya bila platform SAM terpasang pada heading kiri lambung kanan sudah habis, sementara target datang dari arah kiri lambung kanan kapal, maka SAM yang tersisa pada heading kanan lambung harus diputar arahnya, dan adakalanya badan atau struktur kapal yang menjadi penghalang, alhasil tidak memungkinkan bagi pos peluncur SAM yang terpasang pada sisi lain untuk menghadang target yang datang dari sisi lainnya. Kasus ini nampak kentara pada sistem peluncur rudal Sea CatStrela, dan Mistral, termasuk rudal Mistral dalam peluncur Tetral yang terpasang pada korvet SIGMA Class. Khusus di SIGMA Class peluncur ditempatkan di atas anjungan dan buritan, digerakan secara otomatis, namum terbatas dalam sudut cakrawala.
Salah satu Nahkoda Ragam class dalam proses docking
Salah satu Nakhoda Ragam class dalam proses docking
Nah, mengatasi keterbatasan pola konvensional diatas, maka jawabannya adalah lewat pola VLS. Dengan peluncuran posisi vertikal, maka dimanapun datangnya target, SAM dapat melakukan penyesuaian arah setelah rudal meluncur ke udara. Tentu tidak semua SAM bisa dilontarkan secara vertikal, pihak manufaktur umumnya telah mendesain sedari awal pola peluncurannya. Bila untuk rudal anti kapal TNI AL sudah diperkenalkan VLS lewat Yakhont. Selanjutnya segmen sista SAM untuk armada kapal perang TNI AL akan kedatangan rudal anti serangan udara dengan pola VLS.
Hadir Lewat Korvet Nakhoda Ragam Class
Di tahun 2014 ini, Satuan Kapal Eskorta TNI AL akan kedatangan 3 unit korvet (light fregate) kelas Nakhoda Ragam (F2000) buatan BAE Systems Marine, Inggris. Terdiri dari KRI Bung Tomo 357, KRI Usman Harun 358 dan KRI John Lie 359. Meski dari bobot masuk kelas korvet (1.940 ton), tapi kapal perang yang bisa melaju hingga 30 knots ini punya bekal sistem senjata yang cukup canggih untuk ukuran armada TNI AL.
Komposisi utama terdiri dari kanon reaksi cepat OTO Melara kaliber 76 mmrudal anti kapal MM-40 Exocet Block II (2 x 4 Quad), 2 peluncur torpedo triple tube kaliber 324mm2 kanon anti serangan udara kaliber 30 mm, dan 16 SAM Mica Naval. Dari jenis senjata yang disebutkan tadi, semua sudah bukan barang ‘anyar’ bagi awak kapal tempur TNI AL, kecuali satu, yaitu rudal anti serangan udara Mica. Alasannya jelas, bahwa seumur-umur SAM VLS belum pernah digunakan TNI AL.
05195110
Perbandingan ukuran antar SAM VLS, salah satunya rudal Aster MBDA yang dioperasikan oleh AL Singapura
Perbandingan ukuran antar SAM VLS, salah satunya rudal Aster MBDA yang dioperasikan oleh Formidable Class AL Singapura
Sebelum membedah spesifikasi Mica, perlu diketahui, bahwa aslinya korvet ex pesanan Brunei ini mengusung SAM VLS jenis Sea Wolf buatan British Aerospace. Tapi lantaran usia Sea Wolf sudah uzur (pertama diproduksi tahun 1979), dan pihak pabriknya sudah tidak memproduksi lagi, maka Indonesia memilih Mica buatan MBDA, konsorsium manufaktur senjata dari Eropa Barat. Soal pemilihan Mica bisa disebabkan beberapa faktor, diantaranya MBDA sudah menjadi rekanan TNI untuk memasok beberapa rudal sebelumnya. MBDA (Aerospatiale) – Perancis menjadi vendor untuk rudal Exocet MM-38/MM-40, Mistral Tetral, dan Mistral Simbad untuk TNI AL. Sementara TNI AD juga menggunakan rudal Mistral dengan peluncur Atlas untuk Arhanud.
Rudal Mica Naval
Total ada 16 peluncur rudal Mica di korvet Nakhoda Ragam Class, posisi penempatannya berada diantara anjungan dan di belakang kanon OTO Melara pada haluan kapal. Oleh MBDA rudal ini dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat (rapid reaction), mampu beroperasi di segala cuaca, dan mampu menyesuaikan dengan arah datangnya target hingga 360 derajat.
16 peluncur rudal Mica
16 peluncur rudal Mica
Ragam class
Rudal ini dioperasikan secara otomatis dari Combat Management Systems(CMS) yang berada di PIT (Pusat Informasi Tempur). Untuk pasokan data dan arah datangnya target dipasok dari radar surveillance 3D. Saat rudal berhasil diluncurkan, tidak diperlukan dedicated target tracker, artinya Mica dapat melaju menghantarkan maut secara fire and forget. Untuk sistem pemandu, rudal ini mengusung teknologi IR (infrared) atau radio frequency homing head. Target favorit rudal ini adalah pesawat tempur, UAV, helikopter dan menyergap rudal anti kapal, termasuk sasaran dalam modus sea skimming. Sistem CMS Mica dapat meng-handle multi target secara simultan. Guna menghadapi skenario serangan dari beragam target secara bersamaan, Mica dapat diluncurkan dalam tembakan salvo.
Bicara soal jangkauan, Mica dapat menyergap sasaran sejauh 20.000 – 25.000 meter dengan ketinggian 30.000 feet (setara 9.144 meter). Kalau kepepet, Mica bisa saja ditembakan dengan jarak minimum sasaran sejauh 1 km. Soal kecepatan, Mica dapat melaju hingga Mach 3. Rudal ini punya bobot total 112 kg dengan berat hulu ledak 12 kg. Aktivasi hulu ledak didasarkan proximity radar fuze. Sementara untuk panjang rudal 3,1 meter dengan diameter 0,16 meter. Yang patut diacungi jempol, Mica sanggup menghadapi target yang punya kemampuan manuver tinggi. Semisal berhadapan dengan jet tempur, rudal ini sanggup meladeni G-force hingga 50G pada jarak 7 km, dan 30G pada jarak 12 km.
Simulasi tempur Mica Naval
Pola tempur Mica Naval
Di dalam kapal perang, Mica dikemas dalam sealed container untuk melindungi beragam komponen elektroniknya dari bahaya lingkungan eksternal. Masa aktif rudal dirancang hingga 25 tahun. Bisa dibilang Mica adalah rudal yang low maintenance, dengan segala kecanggihannya hanya dibutuhkan satu kali pengecekan setiap 5 tahun.
Bila ada Mica Naval, maka ada juga versi Mica Land. Yang disebut terakhir adalah peluncur rudal Mica dalam pola ground based. Penempatannya mengusung platform truk. Dimana setiap truk dapat membwa 4 unit rudal Mica. Untuk gelar full deployment hanya butuh waktu 10 menit. Dan peluncur dapat di-reload dalam waktu 15 menit oleh 2 personel. Setiap unit peluncur Mica Naval dioperasikan oleh 3 awak operator. Dalam hal spesifikasi, Mica Land dan Mica Naval setali tiga uang.
Simulasi Tempur Mica Land
Pola Tempur Mica Land
(Perusak Kawal Rudal)/frigat SIGMA 10514 TNI AL yang akan dibekali Mica VLS
Frigat SIGMA 10514 TNI AL yang akan dibekali Mica VLS
MBDA baru memperkenalkan sosok Mica Land dan Mica Naval pada tahun 2010. Namun sebelumnya, Mica lebih kesohor namanya sebagai rudal udara ke udara (AAM). Sebagai AAM, Mica digunakan sejak 1996, dan sudah lumrah dipasang pada jet Mirage 2000, Rafale, dan F-16E Block 60. Uniknya, sebagai AAM, Mica disebut sebagai rudal udara ke udara jarak menengah, sementara Mica SAM VLS dikategorikan sebagai SAM SHORAD(Short Range Air Defence).
Selain hadir untuk memperkuat 3 unit korvet, kabarnya Mica Naval juga didapuk sebagai SAM untuk PKR (Perusak Kawal Rudal)/frigat SIGMA 10514 TNI AL yang sedang memasuki awal produksi di Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda. Hadirnya SAM VLS untuk TNI AL jelas merupakan angin segar dalam update teknologi alutsista. Adopsi ini menjadikan kekuatan rudal SAM TNI AL dapat sejajar dengan Singapura dan Malaysia, yang sudah jauh lebih dulu mengoperasikan SAM VLS untuk frigat-frigatnya. 
Spesifikasi Mica VLS
Panjang : 3,1 meter
Diameter : 0,16 meter
Berat total : 112 kg
Berat Hulu Ledak : 12 kg
Kecepatan Luncur : Mach 2.5 – Mach 3
Jangkauan : 20.000 meter – 25.000 meter
Jangkauan Minimum : 1.000 meter
Ketinggian : 9.144 meter
Platform Peluncur : Naval dan Land based (truk min 4 ton)

Rusia Tidak Akan Biarkan Indonesia di keroyok


Duta besar rusia untuk indonesia Mikhail Yurievich Galuzin


Duta besar rusia untuk indonesia Mikhail Yurievich Galuzin  kepada TVRI saat di temui dikantor kedutaan di jakarta mengatakan bahwa indonesia itu adalah negara sahabat kami,sahabat yang telah lama menjalin hubungan baik,tahun 2013 lalu adalah puncak keakraban Indonesia - rusia,indonesia membeli berbegai senjata dan peralatan dari Rusia,pesawat tempur,rudal, dan beberapa senjata perang lain nya yang tidak di publikasikan dan rusia menghargai itu,terkait hubungan yang memanas indonesia dan singapura."Rusia akan terus mengikuti perkembangan nya,hal terburuk jika akhirnya terjadi perang antara singapura dan indonesia rusia tidak akan khawatir sama sekali,sebab singapura hanya melihat senjata milik TNI yang di publikasikan

sementara tidak mengetahui senjata TNI yang menjadi bagian rahasia operasi tapi rusia tau betul kekuatan Indonesia saat ini,indonesia bukan tandingan
singapura."

FMS of Hellfire II Missile to Indonesia

Hellfire II missile (photo : AviationNews)

HELLFIRE SYSTEMS, LLC, Orlando, Fla., was awarded a $157,362,903 modification (P00068) to firm-fixed-price contract W31P4Q-11-C-2042, to exercise option for fiscal 2014 Hellfire II missile production requirements.  This contract involves foreign military sales to Saudi Arabia, Jordan and Indonesia.  Fiscal years 2012, 2013 and 2014 funds in the amount of $157,362,903 are being obligated on award.  The performance location is Orlando, Fla., with an estimated completion date of Nov. 30, 2016.  The U.S. Army Contracting Command – Redstone Arsenal (Missile), Redstone, Ala., is the contracting activity.

Weeks Marine, Inc., Covington, La., was awarded a $9,570,000 firm-fixed-price contract for work consisting of furnishing one fully crewed and equipped ‘cutterhead’ dredge, with a dredge discharge size of 30-inches inside diameter complete in all respects, including all attendant plant and crew.  Fiscal 2014 operations and maintenance funds in the amount of $9,570,000 are being obligated on award.  The contract was solicited via the Web with two bids received.  The performance location is Pilottown, La., with an estimated completion date of July 25, 2014.  The U.S. Army Corps of Engineers – New Orleans District, New Orleans, La., is the contracting activity (W912P8-14-C-0023).

US DoD

Rudal 70mm: Murah, Ringan, Efektif Namun Tidak Diminati

Rudal 70mm Talon

UEA (Uni Emirat Arab) dan perusahaan pertahanan Amerika Serikat Raytheon tengah berupaya memasarkan rudal 70 mm laser guided (dipandu laser) yang mereka kembangkan pada tahun 2009 sebagai sistem senjata untuk pesawat. Tidak hanya untuk pesawat, sebuah versi baru dari rudal 70mm ini juga dibuat untuk kapal perang kecil. Versi baru ini menggunakan peluncur yang sudah ada sebelumnya yaitu LAU-68, untuk roket 70mm, namun sudah terhubung dengan sistem kontrol tembak yang menempatkan laser pada kapal atau boat memandu rudal 70mm untuk menemukan dan memukul target.

Ditembakkan dari permukaan, rudal 70mm ini memiliki jangkauan sekitar 5 kilometer. Peluncur LAU-68 diisi dengan tujuh rudal 70mm yang total beratnya sekitar 227 kilogram, kecil, dan cukup ringan untuk dipasang pada kapal-kapal kecil. Namun permasalahannya adalah bahwa sudah banyak terdapat model rudal dan autocannon semacam ini di pasaran. Tentu akan sulit menemukan pelanggan.

Dalam dua dekade terakhir, beberapa perusahaan rudal dunia telah berhasil mengkonversi roket 70mm unguided menjadi rudal laser guided. Sebagian besar rudal ini didesain untuk tetap menggunakan sistem kontrol tembak rudal Hellfire. Sangat sulit untuk mendapatkan dana pengembangan proyek semacam. Banyak produsen dan pemerintah yang tidak tertarik untuk mengembangkannya. Lalu mengapa Raytheon tertarik? Tentu saja karena program ini didanai sepenuhnya oleh UEA, dan rudal 70mm yang dihasilkan adalah TALON yang sejak tahun 2010 sudah siap untuk dijual dan selanjutnya dilengkapkan pada helikopter serang AH-64. Namun, satu-satunya pengguna rudal 70mm dari proyek ini adalah UEA sendiri, yaitu untuk AH-64 nya.

KRI Usman Harun, Belum Berlayar Pun Kau Sudah Bikin Geger

Kenapa? Gak suka dengan judulnya? Kan suka-suka Mimin kasih judul he... Kadang-kadang Mimin ngasih judul yang nggak sinkron dengan isi artikel, kadang juga artikel sudah basi tapi Mimin kasih judul baru dan akhirnya sobat pun TERTIPU he... Cuma bercanda dan jangan diambil hati. 
Nakhoda ragam (KRI Usman Harun)

Beberapa hari ini ramai pemberitaan soal protes Singapura terkait TNI AL yang menamai salah satu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan nama KRI Usman Harun. Nama itu diambil untuk mengenang Sersan Usman Haji Muhammad Ali dan Kopral Harun Said, keduanya adalah prajurit dari Korps Komando Operasi (KKO) TNI AL (sekarang Korps Marinir) yang dieksekusi dengan hukuman gantung di Singapura atas aksi mereka yang membom MacDonald House di Orchard Road, Singapura pada 10 Maret 1965.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan tak akan mengubah nama KRI Usman-Harun. Pria kelahiran Kediri itu menjelaskan, pemberian nama "Usman-Harun" untuk kapal perang TNI AL tersebut sudah sesuai prosedur. Pemilihan nama untuk kapal perang TNI AL diambil dari nama-nama para tokoh atau pejuang yang memiliki jasa tinggi untuk Indonesia.

"Tidak ada yang berubah dari penamaan itu (KRI Usman-Harun)," ujar Moeldoko. Pemberian nama itu sendiri dilakukan melalui proses yang cukup panjang.

Analisis : Singapura, Biarkan Dia Dengan Kegelisahannya

Analisis : Akhir bulan Maret mendatang, jika tidak aral melintang Presiden SBY akan meresmikan batalyon Marinir 10 di Batam Riau.  Begitu penting kah sehingga peresmian sebuah satuan tempur berkualifikasi serbu harus diresmikan oleh orang nomor satu di negeri ini.  Lalu adakah kaitannya dengan kegalauan Singapura mempermasalahkan KRI Usman Harun dengan kehadiran satuan tempur “hantu laut” di depan rumahnya.
 

 
Penempatan satuan tempur secara permanen di batas terdepan negara yang langsung berhadapan dengan halaman tetangga memiliki arti penting dan strategis. Pembangunan batalyon Marinir 10 di pulau Setoko Batam adalah atas instruksi langsung panglima tertinggi SBY.  Sehingga suka atau tidak suka batalyon ini memiliki aura yang berbeda dengan satuan lain meski personil yang akan mengisi satuan ini diambil dari sejumlah batalyon Marinir di Jawa.  Inilah satu-satunya batalyon tempur Marinir yang berhadapan langsung dengan rumah sebelah.  Ke depan sangat dimungkinkan pengembangan satuan tempur ini menjadi setingkat Brigade.
 
Tank Amfibi BMP3F Marinir
 
 
Bagi Singapura sangat dimungkinkan kehadiran batalyon serbu pantai ini menjadi beban mental.  Karena sejarah Singapura tentu mencatat kisah heroik 2 KKO (Korps Komando Operasi) Indonesia yang menjalankan tugas one way ticket di negeri itu pada masa konfrontasi tahun 60an. 
Boleh saja kita memahaminya seperti ini: Dengan 2 KKO saja mereka merasa tercabik apalagi dengan 1 batalyon penuh.  KKO yang sekarang bernama Marinir sangat luar biasa perkembangannya.

Indonesia May Replace F-5S With SU-35S

2
JAKARTA  : Indonesia’s defense authority is leaning toward a plan to purchase 16 of the latest generation of Russian twin-engine Sukhoi Su-35 multirole fighters to replace its F-5 Tigers.

The decision to purchase the Russian fighters came after a meeting between Defense Minister Purnomo Yusgiantoro and Indonesian military top brass, including Military Commander Gen. Moeldoko and Air Force Chief of Staff Marshal Ida Bagus Putu Dunia in mid-January.

Speaking to reporters, Yusgiantoro said they also considered other options to replace the aging Tigers beyond the Su-35 purchase.

Moeldoko said the Air Force will hold further evaluations of other fighters prior to making a final decision. Other fighters under evaluation are the Saab JAS 39 Gripen, Lockheed Martin F-16 Block 60, Boeing’s F-15 Silent Eagle and F/A-18 Super Hornet, and the Dassault Rafale.

Cerita batalyon baru Marinir di Pulau Setokok,seberang Singapura


Batam :  Korps Marinir dikenal sebagai salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Dalam struktur organisasi TNI AL, Korps Marinir sejajar dengan Kotama lain seperti Koarmatim, Koarmabar, Kolinlamil, Kobangdikal, Seskoal dan AAL.

Korps Marinir tentu sangat diandalkan dalam perannya menjaga kedaulatan Republik Indonesia. Dewasa ini, dalam menghadapi ancaman Korps Marinir berbenah dengan menambah kekuatan armadanya. Yang terbaru adalah penguatan dalam wujud batalyon baru Marinir di Pulau Setokok, Batam. Tidak jauh dari Singapura.

Laksamana TNI Agus Suhartono saat masih menjabat Panglima TNI pernah mengatakan, keputusan memilih Setokok sebagai pangkalan Marinir karena posisinya dekat dengan Selat Singapura, Selat Philips, dan Selat Malaka.

"Kita tidak ingin situasi damai di Selat Singapura dan Selat Malaka yang sudah kita lakukan dan tekan selama ini kembali berkembang seperti dulu, atau yang lebih buruk lagi," ucapnya.

Oleh karena itu, katanya, TNI perlu melakukan penambahan kekuatan untuk lebih mendekatkan pasukan pada daerah-daerah yang rawan. Panglima berharap dengan pendirian Batalyon Marinir di Batam akan memberi reaksi yang lebih cepat, lebih responsif terhadap ancaman stabilitas keamanan di perbatasan. Berikut cerita Batalyon baru Marinir dirangkum merdeka.com, Selasa (10/2) :

Helikopter Serbu AS 550 Fennec Segera Perkuat TNI AD


Helikopter Serbu AS 550 Fennec Segera Perkuat TNI AD

 jakarta : Sejumlah helikopter serbu ringan AS 550 Fennec akan memperkuat TNI Angkatan Darat (AD). Dari 12 unit yang dipesan TNI AD, beberapa helikopter yang diproduksi Eurocpter melalui PT Dirgantara Indonesia sudah bisa dioperasikan pada 2014 ini.

"Untuk 12 heli Fennec yang akan dibeli TNI AD, rencana tiba tahun 2014 dan 2015," sebut Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Namun Andika belum tahu berapa unit helikopter pesanan yang sudah jadi pada 2014 ini. Yang jelas, dari 12 unit yang dipesan itu, 8 unit akan ditempatkan di Squadron-12 Serbu Waytuba, Sumatera Selatan, 3 unit di Squadron-13 Serbu Tanjungredep, Kalimantan Timur, dan 1 unit di Pusdik Penerbangan TNI AD Semarang, Jawa Tengah.

Untuk mengoperasikan helikopter-helikopter serbu itu, saat ini TNI AD telah menyiapkan pilot beserta teknisinya. AS 550 Fennec berupa helikopter berbadan kecil dengan single engine ini merupakan bagian dari modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai program Minimum Essensial Force (MEF).
"Kebutuhan SDM untuk operasional Heli Fennec disiapkan 23 penerbang dan 31 teknisi," tambah dia.

Cara Militer China Unjuk Kekuatan

Beijing : Setelah menguasai perekonomian dunia, China kini bangkit menjadi 'penguasa' baru dalam dunia militer. Selama satu dekade lebih, China menggelontorkan banyak duit yang cukup membuat kekuatan militernya menggetarkan. 

Berbeda dengan negara lain yang anggarannya naik turun, China konsisten meningkatkan anggaran militernya tahun demi tahun. 

Besarnya anggaran ini membuat China dapat membangun kekuatan militer yang bikin jerih. Populasi tentaranya terbesar di dunia, meski itu logis karena penduduknya pun terbesar di dunia. 

Tapi yang menarik, sebagian besar duit negeri Tirai Bambu itu juga digelontorkan untuk studi dan pengembangan senjata dalam negeri. Dengan cara itu, mereka memiliki segalanya, dari persenjataan ringan sampai yang berhulu ledak nuklir. 

Airbus Military Pesanan Indonesia Siap Diterbangkan

london : Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro meninjau pabrik pesawat Airbus Military di Sevilla, Spanyol untuk inagurasi produksi keenam yang siap diterbangkan ke Indonesia pada awal Maret 2014.

Kunjungan Menhan RI didampingi Sekretaris Negara Bidang Pertahanan Spanyol Pedro Arguelles Salaverria dan Dirut PT Dirgantara Indonesia Ir Budi Santoso, kata Counsellor Pensosbud KBRI Madrid, Theodorus Satrio Nugroho di London, Selasa.

Kunjungan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro beserta delegasi ke Sevilla juga didampingi Dubes RI di Madrid Yuli Mumpuni Widarso untuk melihat pesanan sembilan pesawat Airbus Military model C-295.

Presiden Direktur Airbus Military, Domingo Urena-Raso dalam menyambut Menteri Pertahanan RI menyatakan kebanggaannya dan kepuasannya bekerjasama dengan Indonesia, khususnya dengan PT Dirgantara Indonesia yang telah lama bermitra dengan perusahaan pesawat terbang Spanyol CASA.

Kesepakatan kedua pihak untuk bekerjasama dalam merakit C-295 pesanan ke-8 dan ke-9 serta melakukan pemasaran bersama untuk produk berikutnya yang juga akan dirakit di Bandung ke pasar Asia Pasifik merupakan perkembangan penting dari kerjasama bilateral yang telah sangat lama terjalin.

Sistem Pertahanan Udara Oerlikon Skyshield Indonesia

Sistem pertahanan udara jarak dekat, Oerlikon Skyshield, Rheinmetall
Oerlikon Skyshield, Rheinmetall

 
Jakarta  : Indonesia memilih untuk memperluas penggunaan sistem pertahanan udara dengan Oerlikon Skyshield buatan Rheinmetall dengan melanjutkan pemesanan sistem unit persenjataan Skyshield. Kontrak senilai 38 juta Euro bagi Indonesia termasuk pelatihan dan layanan logistik untuk angkatan bersenjata Indonesia, dengan pengiriman hingga akhir 2015.

 
Rheinmetall adalah salah satu pembuat sistem pertahanan udara canggih jarak pendek yang terkemuka di dunia. Perusahaan ini memimpin pasar dalam pertahanan udara berbasis meriam, dan satu-satunya suplier sistem teknologi penembakan yang menggabungkan kanon otomatis dengan peluncur peluru kendali dan peluru canon yang dilengkapi amunisi Ahead (Peluru canon yang ditembakkan dan membentuk perisai -butiran-butiran metal kecil- menyerupai jaring, untuk menahan serangan yang datang).

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...