Monday, August 13, 2012

2013 TAHUN PANEN RAYA ALUTSISTA BAGI TNI



Momen di penghujung tahun 2012 ini akan terasa spesial bagi rakyat Indonesia. Berbagai alutsista canggih datang dan meramaikan HUT TNI 5 Oktober nanti. 

Alutsista yang datang antara lain: 15 MBT Leopard 2A6 dari Jerman, 4 pesawat Super Tucano dari Brasil dan Meriam Caesar 150mm dari Perancis.

Keistimewaan ini bertambah dengan penampakan kapal siluman Trimaran yang akan dipamerkan di Indo Defence bulan November 2012. Belum lagi pembelian 6 pesawat SU 30 MK 2, yang gelombang pertamanya dihartapkan datang di akhir tahun 2012.


tucano3 Coming Soon, MLRS Astros II Indonesia
Super Tucano TNI AU
Adapun 3 korvet/ light frigate nakhoda Ragam Class sedang diretrofit dan repowering di Lursen Jerman, diharapkan tiba di tanah air pada tahun 2013. 
 
Kejutan lainnya adalah pesawat KFX/ IFX kerjasama Pindad dan Korea Selatan. Pesawat generasi baru ini akan merampungkan 6 prototypenya pada tahun 2013.

Alutsista lain yang ditunggu-tunggu adalah MLRS Astros II dari Brazil. Jika tidak ada aral melintang, roket multi launcher ASTROS II ini akan menjadi milik TNI AD dalam waktu dekat.

Dengan datangnya roket multi launcher Astros II, wibawa TNI akan meningkat dan semakin disegani. Militer negara tetangga tentu berpikir berkali-kali jika menggeser patok perbatasan RI, karena bisa menjadi “kornet”, disalvo oleh roket Astros II.

Astros II biasanya dikelompokkan dalam baterai artileri 13 kendaraan: 6 kendaraan berupa peluncur, 6 truk pemasok roket dan 1 kendaraan radar dan fire control. Setiap truk membawa roket 2 baterai roket lengkap. 

astros5 Coming Soon, MLRS Astros II IndonesiaAstros II antara lain digunakan oleh: Irak, Arab Saudi, Malaysia, Qatar dan Bahrain. Arab Saudi menggunakan Astros II dalam perang teluk pertama tahun 1991 serta digunakan oleh militer Anggola dalam mengalahkan UNITA.

Kini Brazil sebagai produsen Astros II sedang mengembangkan Astros agar bisa menembakkan rudal jelajah TM AV-300-km serta sebagai senjata pertahanan Anti Pesawat.

Satu baterai Astros II bisa menembakkan jumlah roket yang bervariasi dari 4 hingga 32 roket, tergantung diameter roket yang ditembakkan: 

Rentang tembakan Astros II: SS-30: 9-30 km, SS-40: 15-35 km, SS-60: 20-60 km, SS-80: 22-90 km, SS-150: 29-150 km. 


Sumber : JKGR

PERISAI ANTI RUDAL DI TELUK PERSIA DAN UPAYA AS SUDUTKAN IRAN



Patrick Ventrell, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat saat mereaksi laporan Koran Washington Post menekankan bahwa Gedung Putih akan tetap melanjutkan upayanya untuk membangun sistem anti rudal di selatan Teluk Persia. Koran Washington Post merilis laporan yang menunjukkan Amerika tengah melakukan perundingan dengan para emir Arab di selatan Teluk Persia. Washington tengah membujuk para pemimpin Arab ini untuk mengijinkan pembangunan perisai anti rudal.
 
Hillary Clinton sejak awal menjabat menlu Amerika telah menggelontorkan ide ini. Clinton di sidang Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC) bulan Maret lalu juga berusaha meyakinkan para pemimpin Arab untuk membangun sistem ini. Di lawatan terbarunya ke Arab Saudi, Clinton juga berunding dengan Riyadh terkait pembentukan sistem anti rudal.
 
Sementara itu, Republik Islam Iran langsung memberikan reaksinya atas rencana Amerika ini. Melalui Menteri Pertahanannya, Ahmad Vahidi, Iran mengecam rencana Washington untuk membangun perisai anti rudal di Teluk Persia. Tehran menilai rencana Gedung Putih tersebut dapat mengancam keamanan regional.
 
Tak hanya Iran yang protes atas rencana AS ini, Rusia yang dikenal rival utama Amerika juga melayangkan protesnya. Alexei Pushkov, ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Deplu Rusia mereaksi rencana Washington dan menyebutnya sebagai bentuk pengumuman perang. Sementara itu, Amerika Serikat di agenda kerjanya berusaha menekan Tehran agar mengubah kebijakan luar negerinya dan mengakhiri program nuklirnya.
 
Untuk mensukseskan ambisinya ini, AS tengah membentuk front anti Iran di Teluk Persia. Amerika berusaha membentuk opini jelek terkait Iran bagi negara-negara Arab dan mencitrakan Tehran sebagai ancaman bersama bagi negara Arab. Strategi musuh bayangan akan membantu Washington untuk mengubah friksinya dengan Iran menjadi friksi yang multi.
 
Adapun para pemimpin Arab memprioritaskan kerjasama militer dengan Amerika dengan tujuannya tersendiri. Maraknya gelombang kebangkitan Islam di kawasan selatan Teluk Persia membuat para diktator Arab ketakutan. Saat ini Bahrain, salah satu negara kecil Arab tengah dirundung gelombang protes rakyat yang menuntut reformasi serius. Di sisi lain, posisi Bahrain yang menjadi pangkalan armada kelima AS membuat aksi rakyat tidak mendapat tanggapan dari Barat.
 
Seluruh pemimpin Arab di Teluk Persia berharap dengan menjalin kerjasama militer dengan Amerika, mereka memperoleh dukungan dari Washington. Mereka mengharapkan Washington mendukun pemerintahan mereka atau paling tidak bunkam atas aksi penumpasan gerakan revolusi rakyat. Oleh karena itu, kita menyaksikan sikap antusias negara Arab untuk menjadi tuan rumah armada laut AS atau memperkuat kerjasama militer bilateral dengan Washington.
 
Uni Emirat Arab sendiri memberikan pelayanan kepada kapal induk Amerika Serikat di pelabuhan Jebel Ali. Pangkalan udara Emirat, al-Dhafra juga menjadi pusat sistem pertahanan rudal yang diinginkan Amerika Serikat. Pangkalan militer el-Udeid di Qatar menjadi pusat komando Amerika Serikat bagi pasukan sekutu. Kuwait selain memberika Camp Arifjan sebagai gudang militer AS juga menyerahkan sebagian pangkalan udara Ali al-Salem bagi pesawat tempur Amerika Serikat. 


Sumber : Irib

Satelite A2 LAPAN Indonesia Akan Diluncurkan Thn 2013



12 Agustus 2012, Bandung: Indonesia siap mengorbitkan satelit hasil karya anak bangsa. Rencananya satelit dengan nama A2 ini akan diluncurkan ke orbit pada Juni 2013 di India. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bambang S Tedja mengatakan, pengerjaannya sudah selesai dan tinggal menunggu peluncurannya saja. ”Sudah dites juga,tinggal diluncurkan. Sebelum peluncuran kami simpan sambil terus dijaga fungsionali tasnya, ”katanya seusai penutupan Ritech Expo 2012 di Auditorum Sasana Budaya Ganesa, Jalan Tamansari, Kota Bandung,kemarin. Menurut dia, serangkaian proses uji coba telah dilakukan pada satelit A2 ini, antara lain uji solar cell,uji center of grafity, uji air bearing seluruh fungsi kontrol, dan uji transportasi. Satelit ini juga diuji oleh tim ahli dari Berlin, Jerman yang menjadi tempat pembuatan satelit pendahulu A2, yaitu A1 yang saat ini masih beroperasi. Soal pemilihan India menjadi tempat peluncuran satelit Indonesia,menurut dia, Indonesia memiliki kerja sama dengan India. Tapi, tidak menutup kemungkinan pada tahap selanjutnya Indonesia akan bekerja sama dengan China. Meski satelit yang akan di orbitkan ini diklaim sebagai produk Indonesia yang pertama dengan waktu pembuatan dua tahun ini,tapi tidak semua bahannya menggunakan bahan lokal karena keterbatasan material yang ada di Indonesia. Sehingga hanya struktur satelit saja yang berasal dari dalam negeri. Satelit A2 akan digunakan untuk memantau permukaan bumi, termasuk mengetahui kapal apa saja yang ada dipermukaan laut. Selain itu, satelit juga akan dimanfaatkan untuk membantu penanganan bencana,salah satunya untuk koordinasi bidang komunikasi pada radio-radio amatir. Untuk pusat datanya, stasiun pengendali satelit berada di Rumpin,Bogor. ”Selanjutnya kami akan terus melakukan pengembangan dan menciptakan satelit A3,A4, bahkan satelit yang lebih besar,”ucapnya. Selain siap mengorbitkan satelit A2,pada penutupan Ritech Expo 2012 juga dilakukan penandatanganan selesainya roket RHAN 122 dan pesawat tanpa awak buatan dalam negeri. Deputi Menristek Bidang Jaringan Iptek Amin Soebandrio mengatakan, Indonesia tidak kalah dengan negara lain soal teknologi. ”Untuk kita harus terus dorong peneliti Indonesia agar mau mengembangkan potensi Indonesia. Misalnya tanaman obat sehingga bisa menjadi produk nasional,” jelasnya. Sumber: SINDO 

TNI AL Bangun Pangkalan Kapal Selam di Teluk Palu




10 Agustus 2012, Palu: TNI Angkatan Laut akan membangun pangkalan kapal selam di Teluk Palu, Sulawesi Tengah. Komandan Pangkalan Angkatan Laut Palu Kolonel (P) Laut Boedi Utomo seusai shalat Tarawih bersama warga di KRI Makassar-509, Jumat (10/8) malam mengatakan, saat ini sudah tersedia lahan seluas 13 hektare.

"Tiga hektare diantaranya merupakan hibah dari pemerintah provinsi," kata Boedi Utomo.

Dia mengatakan, saat ini proyek sedang dalam tahapan pembangunan.

Boedi Utomo mengatakan, salah satu alasan pemilihan Teluk Palu karena teluk ini cukup strategis di nusantara. Dia mengatakan, Teluk Palu memiliki lebar 10 kilometer dengan lingkar garis pantai sepanjang 68 kilometer.

"Kedalaman teluk ini mencapai 400 meter. Sangat strategis. Ini teluk paling dalam diantara teluk yang ada. Kapal induk saja bisa berlabuh. Di Singapura saja itu hanya 25 meter, tidak bisa dilewati kapal induk," katanya.

Sementara itu Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan, masyarakat sekitar lokasi pembangunan pangkalan selam di Watusampu kiranya mendukung rencana tersebut.

"Semua ini untuk kita di Sulawesi Tengah. Sekarang kita sudah rasakan bagaimana KRI Makassar bisa berlabuh di sini sehingga kita bisa melihat langsung dan naik di atas kapal," kata Longki.

Jumat malam ratusan masyarakat mengikuti shalat Tarawih bersama di atas kapal sepanjang 122 meter tersebut. Menurut rencana KRI Makassar yang berkapasitas muatan 22 tank dan tiga helikopter serta 700 personel tersebut rencananya akan bertolak ke Bitung, Sabtu siang.

Sumber: Republika

N250 Akan Di bangkitkan Lagi Habibie



Bandung - Bacharuddin Jusuf Habibie, perintis industri dirgantara di Indonesia mengumumkan bakal terjun lagi di industri pesawat terbang. "Besok saya akan menandatangani peresmian pendirian PT Ragio Aviasi Industri (RAI) di kediaman saya di Kuningan," kata Habibie di sela konfrensi pers Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Sate Bandung, Jumat, 10 Agustus 2012. Adapun pendirian PT RAI menurut Habibie melibatkan beberapa pihak. "PT RAI merupakan perusahaan yang saya bentuk bersama dua perusahaan swasta yakni PT Ilhabi Rekatama milik Ilham Akbar Habibie dan PT Modal Elang milik mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Erry Firmansyah," katanya. "Ketua Dewan Komisaris saya." Dia mengungkapkan, akan mengajak sejumlah eks karyawan IPTN --atau kini PT Dirgantara Indonesia-- yang tersebar di berbagai negara untuk merintis industri pembuatan pesawat milik swasta itu. “Mereka kepingin pulang,” kata Presiden Republik Indonesia ketiga ini. Habibie mengatakan bahwa proyek pertama dari PT RAI adalah untuk membangkitkan pesawat N-250. "Namun semuanya tentu disesuaikan dengan kondisi sekarang. Mesin tentunya akan disesuikan dengan yang baru," ungkapnya. "Nantinya untuk proyek PT RAI ini berbagai elemen seperti Kemenristek, BPPT, PT DI dan lain-lain akan turut dilibatkan." Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Sumber : TEMPO 

Setujui Kenaikan Anggaran Pertahanan. DPR beri Syarat Pembelian Alutsista



Jurnas.com | ANGGOTA Komisi I DPR RI Susaningtyas Kertopati mengapresiasi rencana peningkatan anggaran pertahanan untuk tahun depan. Menurutnya, peningkatan ini dapat digunakan untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF) agar Indonesia memiliki efek getar yang mumpuni. "Sebenarnya kita semua sadari untuk memenuhi MEF dan hingga memiliki efek getar dihadapan negara lain kita masih jauh dari nilai ideal," kata politisi Partai Hanura ini di Jakarta, Sabtu (11/8). Dia berharap rencana peningkatan anggaran ini dapat dialokasikan untuk pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) agar Indonesia memiliki armada pertahanan negara yang mumpuni. Namun begitu, dia mensyaratkan pengadaan alutsista harus dilakukan secara tepat guna, tepat waktu, dan sesuai rencana strategis (renstra). "Saya ingin menghimbau pemerintah agar dalam membeli alutsista pun harus tepat guna, waktu dan sesuai renstra. Konsistensi renstra itu penting untuk diawasi oleh DPR, jangan ganti pimpinan dengan begitu saja mudah berubah tanpa ada pembahasan mendalam apalagi penelitian serius," kata Susaningtyas. Pemerintah berencana meningkatkan anggaran pertahanan dari Rp72,54 triliun pada 2012 menjadi Rp77 triliun pada 2013. Hal ini disampaikan Presiden dalam rapat terbatas dengan Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI, Kamis (9/8). Presiden pun meminta Menteri Pertahanan membicarakan rencana ini dengan Menteri Keuangan dan kompak mengajukannya ke DPR Sumber Jurna

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...