Thursday, February 21, 2013

Su-30MK2 Batch Ke-3 TNI-AU

Hanya dalam hitungan hari, Batch ke-3 Flanker pesanan TNI AU segera tiba di tanah air. Dijadwalkan, sebuah pesawat Su-30MK2 akan tiba di Lanud Sultan Hasanuddin Makasar pada Jumat 22 Februari mendatang. Sementara, sebuah lagi pesawat Su-30MK2 dijadwalkan akan tiba  tanggal 27 Februari ke tempat yang sama. Seperti biasa, pesawat Su-30Mk2 itu akan tiba dengan menumpang pesawat AN-124 dalam kondisi terurai. Selanjutnya, perakitan akan dilakukan di Makassar.

Selain pesawat, informasi yang diperoleh ARC juga menyebutkan sejumlah suku cadang juga akan dikirim pada saat yang bersamaan. Salah satunya adalah mesin cadangan bagi keluarga Su-27/30. Seperti kita ketahui, kontrak pengadaan lanjutan yang ke-3 ini meliputi 6 buah Su-30MK2 dan berbagai jenis suku cadang termasuk mesin. Sementara itu, sisa 4 pesawat lainnya diperkirakan akan tiba pada bulan mei 2013, jika tidak ada aral melintang tentunya.

Kendaraan Tempur Komodo 4x4 Harapan Baru Kejayaan PT. Pindad


Komodo. Itulah nama yang diberikan pada kendaraan taktis 4x4 terbaru kebanggaan PT Pindad ini. Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi memberikan nama hewan asli Indonesia ini pada perhelatan Indo Defence Expo and Forum, November 2012 yang lalu. Presiden memiliki harapan agar kendaraan taktis ini dapat tangguh di medan perang, kuat di segala medan, dan pulang dengan membawa kejayaan bagi Indonesia.
Kendaraan Tempur 4x4 Komodo dengan Rudal Mistral
Kendaraan Tempur 4x4 Komodo dengan Rudal Mistral


Jika ingin sedikit kembali ke masa lalu, tepat tanggal 26 Oktober 2011, Presiden mengunjungi pameran alutsista di PT Dirgantara Indonesia. Saat itu, Presiden memberikan tantangan pada tim Pengembangan Produk dari Pindad untuk membuat kendaraan taktis 4x4.

Para teknisi Divisi Kendaraan Khusus menyetujuinya. Lalu dimulailah perjalanan mewujudkan kendaraan taktis yang kini menjadi kebanggaan Pindad ini.


Proyek ini dimulai pada bulan November 2011. Tim Pengembangan Produk Divisi Kendaraan Khusus sibuk merancang kendaraan ini. Benchmarking pun dilakukan dengan mengamati berbagai macam desain kendaraan taktis sejenis yang berasal dari berbagai negara. Oskkosh, yang dipakai oleh US Army, AMPV dari Jerman, Aravis dan Sherpa dari Perancis, dan lain-lain. Proses perancangan ini berakhir bulan Januari 2012 dengan satu pilihan desain yang dipilih oleh direksi dan dilanjutkan dengan pembuatan prototype kendaraan ini.

Taiwan Sebarkan Rudal Jelajah Supersonik untuk Atasi China

Rudal Supersonik Taiwan Hsiung Feng III
Rudal Supersonik Taiwan Hsiung Feng III
Dihadapkan dengan ancaman dan pertumbuhan pesat kekuatan Angkatan Laut China, penyebaran rudal jelajah supersonik Hsiung Feng III buatan dalam negeri Taiwan akan diperluas pada kapal perang kelas Lafayette dan fregat kelas Knox.
Hsiung Feng III merupakan rudal supersonik anti-kapal, yang dirancang oleh militer Taiwan dan Institut Sains dan Teknologi Chung-Shan setelah hampir dua dekade penelitian dan pengembangan. Saat ini rudal Hsiung Feng III sudah dilengkapkan pada fregat kelas Perry, korvet kelas Chinchiang dan kapal serang cepat rudal Kuang Hua VI Angkatan Laut Taiwan.
Militer Taiwan berencana untuk menyebarkan rudal pada kapal-kapal perang kelas Lafayette dan Knox antara tahun ini hingga tahun depan. Selain itu, dua fregat kelas Perry yang akan dibeli dari AS juga akan dilengkapi dengan rudal ini. Kecepatan dan jangkauan dari rudal Hsiung Feng III melebihi jangkauan semua seri rudal Hsiung Feng sebelumnya.

Dua Sukhoi Su-30MK2 Dikirimkan Minggu Ini

Sukhoi Su-30MK2
Sukhoi Su-30MK2
Indonesia telah menandatangai kontrak dengan Rusia terkait pengadaan 6 (enam) pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2. Menurut informasi yang diperoleh dari Atase Pertahanan Indonesia di Rusia, dua buah Su-30MK2 akan diberangkatkan ke Indonesia pada minggu ini yaitu pada Kamis, 21 Februari 2013.
Atase Pertahanan Indonesia di Moskow, Kolonel Andi Kustoro mengatakan bahwa dua buah Su-30MK2 tersebut diberangkatkan dari pabrik pembuatannya di Rusia ke Makassar dengan diangkut pesawat kargo Antonov, dimana di Makassar kedua Sukhoi tersebut akan dirakit.
Direktur Jenderal Rosoboronexport (membidangi ekspor senjata Rusia) Anatoly Isaikin pada 16 Februari menyatakan bahwa kerjasama di bidang militer antara Rusia dan Indonesia telah berlangsung sejak lama dan seiring waktu semakin meningkat. Mengenai 6 Sukhoi yang dipesan oleh Pemerintah Indonesia, Isaikin mengatakan bahwa pengirimannya akan tepat waktu sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Kerjasama Rusia dan Indonesia di bidang militer tidak hanya pembelian alutsista saja terutama Sukhoi, namun kian berkembang dengan dua layanan yaitu pembelian alutsista dan selanjutnya transfer teknologi (ToT), Isaikin mengungkapkan.

Dahlan Dukung PT Dirgantara Indonesia Produksi N219


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mendukung rencana PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk meluncurkan pesawat berbadan kecil, N219. Pesawat ini diperlukan untuk mengangkut penumpang dan logistik ke daerah-daerah terpencil, seperti Papua, Maluku dan Nusa Tengara Timur (NTT).

"Kalau mau mengembangkan untuk di Papua, NTT, dan Maluku, memang tepat pakai N 219," ujar Dahlan di Pacenongan, Jakarta Pusat, Senin (18/2). Mantan Dirut PLN ini bahkan setuju terhadap penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pengembangan pesawat yang berpenumpang 19 orang ini.

Kondisi Terkini Dan Impian Dirut PT. DI Kedepan



Tak kalah dengan Airbus dan Boeing, Indonesia punya pabrik pesawat yang telah ada sejak tahun 1976 terletak di sebelah Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Didirikan oleh Mantan Presiden RI BJ Habibie dengan nama awal PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN), perusahaan strategis ini kemudian menjelma menjadi produsen pesawat pertama asal Asia Tenggara.

detikFinance berkesempatan berkunjung dan mewawancarai direktur utama perusahaan pelat merah ini demi mengetahui kondisi terkini pabrik pesawat ini. Saat memasuki area pabrik, masih tampak sisa kejayaan kala itu, dengan gedung tinggi dan lahan pabrik seluas 48 hektar.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau disingkat PTDI, Budi Santoso menuturkan pada masa kejayaannya, PTDI banyak bekerjasama dengan berbagai produsen pesawat dunia kelas dunia.

PT DI Mulai Jualan CN-295 Di Pameran Langkawi Airshow



Pesawat militer CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) siap dipamerkan pada acara Langkawi Airshow, di Malaysia tanggal 26-28 Maret 2013. Pesawat generasi terbaru dari CN 235 tersebut merupakan produk hasil kerjasama dengan Airbus Military, Spanyol. 

Dirut PT DI Budi Santoso menuturkan pihaknya akan membawa dan memamerkan produk unggulan terbaru ini di acara pameran produk-produk kedirgantaraan sipil dan militer di Malaysia tersebut.

"Yang akan dipamerkan CN 295, dulu kita pamerkan CN 235. Ini punya angkutan udara (TNI AU)," tutur Budi kepada detikFinance, Selasa (19/2/2013).


 Kementerian Pertahanan menargetkan dapat mempercepat realisasi rogram modernitasi alat utama sistem persenjataan TNI hingga kekuatan pokok minimun. Target awal program pada 2024 diharapkan dapat dipenuhi pada 2019.

"Kita tidak perlu menunggu sampai 2024, bisa dipercepat 2019 untuk mencapai kekuatan pertahanan kita sampai kepada minimum essential forces," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantor Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (19/2/2013).

Salah satunya adalah mempercepat penambahan 10 unit pesawat angkut Hercules tipe C-130A untuk TNI AU. Sebanyak empat unit di antaranya merupakan hibah dari Australia sementara enam sisanya adalah unit yang dibeli dalam kondisi baru.

Pesawat 'N-250' Dihidupkan Lagi Oleh PT. RAI



Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmasyah dan Ilham Habibie, sang putra BJ Habibie menghidupkan kembali proyek pesawat N-250 yang sempat mengudara 1995 lalu.

Erry dan Ilham mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan gabungan dari PT Ilthabie Rekatama milik Ilham dan PT Eagle Cap milik Erry.

Erry mengatakan, pesawat yang mereka kembangkan bukanlah model N-250 yang pernah terbang 18 tahun silam. Pihaknya akan mengembangkan pesawat yang berbeda dari N-250, yaitu dengan jumlah kursi lebih besar mencapai 70-90 kursi sementara N-250 hanya 50 kursi.
Menurut Erry, proyek ini sebagai bagian dari semangat membangkitkan kembali industri pesawat terbang nasional.

Akankah Indonesia Terus Jadi Negeri 1001 Prototype...???



Indonesia harus mulai mandiri dalam pengadaan alutsista  !”. “Pembelian alutsista  harus disertakan transfer of technology !”. Kata-kata itu sering mampir  ke telinga kita. Semua orang sepakat dengan kalimat itu. Indah, karena membawa angan ke masa kejayaan.

Sekarang, mari tarik ke dunia nyata. PT DI telah lama berencana membuat helikopter serang ringan. Beberapa tahun lalu dikeluarkan nama Bumblebee, helikopter serbu ringan yang akan merujuk kepada  NBO-105. Helikopter Bolkow 105 ini memang sering digunakan TNI AD dalam operasi militer sebagai bantuan serangan darat.

Boeing Dan Airbus Pernah Was-Was Dengan Rencana Indonesia Bangun N-2130



Setelah sukses melahirkan N-250 Gatotkaca dan Krincing Wesi pada Agustus 1996, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di bawah besutan BJ Habibie pernah berencana melahirkan prototipe pesawat lebih maju. 

Habibie mendesain pesawat penumpang komersial bermesin jet asli karya Indonesia, yakni N-2130 yang rencananya beroperasi mulai 2005 lalu. Pesawat N-2130 berpenumpang 130 orang ini dikonsep memiliki pasar serupa dengan pesawat Boeing seri 737-500 atau Airbus seri A320. 

Direktur Utama PT DI Budi Santoso bercerita, rencana BJ Habibie kala itu membuat raksasa produsen pesawat dunia yaitu Boeing dan Airbus ketar-ketir.

Kemhan Masih Kaji Pembentukan Kogabwilhan dan Armada Tengah


Korvet KRI Fatahilah. (Foto: Ian Johnson)

20 Februari 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) masih membahas dan mengaji rencana Markas Besar TNI membentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan. Kemhan juga masih mengaji rencana TNI AL membentuk Komando Armada RI Kawasan Tengah dan rencana pembangunan Komando Armada RI Kawasan Timur di Sorong, Papua.

"Saat ini Kemhan sedang membahas pembentukan kelembagaan-kelembagaan pertahanan itu," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (19/2).

Purnomo menjelaskan pembentukan kelembagaan akan dikaji secara komprehensif dan memperhatikan ancaman geografi. Tak hanya Kogabwilhan dan Armada Tengah, Kemhan juga sedang mengaji penambahan Komando Operasi Angkatan Udara dan kelembagaan di TNI AD. "Kita akan buat dulu semacam exercise untuk hal itu," ujarnya.

Kemhan membahas pengembangan kelembagaan pertahanan dalam rangka percepatan pencapaian kekuatan pokok minimal (minimum essential forces/MEF). "Seiring percepatan MEF yang awalnya ditargetkan pada 2024 dan dimajukan menjadi 2019, maka pembentukan kelembagaan akan dipercepat," jelas Menhan.

Sebelumnya, Markas Besar TNI memastikan satu dari tiga Kogabwilhan akan terbentuk pada Februari atau Maret 2013 ini. "Direncanakan pada bulan ini akan kita ajukan untuk organisasinya. Mudah-mudahanan awal tahun ini, antara Februari atau Maret, akan kita bentuk," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Adapun tahapan pembentukannya, Panglima menjelaskan, tinggal mengimplementasikan seperti yang tercatat dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi TNI. "Tinggal organisasi rinci dan tahapan pembentukannya yang kita susun," jelas Agus.

Tahap pertama, lanjut dia, Mabes TNI akan membentuk satu Kogabwilhan di wilayah barat, tepatnya di Mabes TNI. Kogabwilhan ini mengkaver dulu kegiatan operasi mabes TNI di seluruh Indonesia, sambil menunggu pembentukan di wilayah tengah dan timur.

Panglima menjelaskan, pembentukan Kogabwilhan untuk mengurangi tugas Panglima dalam mengendalikan semua kegiatan operasi TNI. "Saya memerlukan salah satu panglima komando wilayah pertahanan untuk memonitor kegiatan operasi," kata Panglima.

Selama ini pembinaan angkatan dilimpahkan ke kepala staf angkatan. Dan untuk operasi, Panglima menginginkan ada satu panglima yang mengendalikan seluruh operasi. "Sehingga ada panglima yang mengurusi operasi teritorial, operasi perbatasan, dan operasi-operasi lainnya. Jadi, semua akan terbagi dengan baik. Harapannya, semua operasi terkendali dengan baik," jelasnya. Sementara itu, untuk persoalan alat utama sistem senjata (alutsista) yang juga merupakan instrumen pencapaian MEF, Kemhan pun akan mempercepatnya. Purnomo mengatakan, Kemhan menargetkan mampu memenuhi 50 persen alutsista pada semester pertama 2014.

Artinya, selama 2013 ini Kemhan harus menggenjot pengadaan alutsista hingga 24 persen karena pencapaian MEF di 2012 hanya 26 persen. "Target pencapaian MEF kita mendekati 45-50 persen pada 2014 agar pembangunan kekuatan bisa dipercepat dalam dua kali renstra hingga 2019," jelas Purnomo.

Tak heran, pada 2013 ini Kemhan menargetkan bisa mendatangkan 45 jenis alutsista. Bahkan, Kemhan membuat tim khusus untuk membangun kekuatan itu. "Saat ini sudah sebagian besar dalam proses produksi. Sebagian sudah datang dan sebagian lagi sudah selesai," kata Purnomo.

Adapun alutsista yang belum selesai, jelas Purnomo, posisinya saat ini masih diproses di DPR dan Kementerian Keuangan. "Yang masih di DPR tinggal menunggu proses ke Kementerian Keuangan terkait pendanaan. Sedangkan yang di Kementerian Keuangan tinggal menunggu persetujuan pinjaman dan menunggu dikirim ke DPR untuk pencabutan tanda bintang," kata Menhan.

Dia yakin sebanyak 90 persen dari target 45 alutsista bisa selesai pada semester pertama 2014 mendatang. "Semoga akhir tahun ini persoalan regulasi selesai dan proses produksi bisa cepat dijalankan," jelasnya.

Sumber: Koran Jakarta

Pengamat: Rencana Pembelian Black Hawk Tepat


UH-60A Black Hawk dilengkapi External Stores Support System (ESSS), perangkat ini dapat membawa tangki bahan bakar hingga meningkatkan daya jelajah. (Foto: Sikorsky)

19 Februari 2013, Jakarta: Rencana pembelian helikopter serbu Black Hawk oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) disambut positif. TNI AD memang sangat membutuhkan helikopter serbu. Selama ini TNI AD masih memakai helikopter jenis Bell yang notabene sudah ketinggalan dari negara lain.

"Pilihan terhadap Black Hawk dinilai tepat. Apalagi TNI AD sangat membutuhkan pergerakan pasukan ke daerah-daerah terpencil. Selain harganya lebih murah dibandingkan helikopter serang Apache, Black Hawk dinilai merupakan helikopter multifungsi," kata pengamat militer dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Rizal Darma Putra kepada Koran Jakarta, kemarin.

Black Hawk bisa mengangkut pasukan ke daerah-daerah konflik dan juga dapat digunakan dalam penanganan bencana alam. Kelebihan lain, Black Hawk juga sudah teruji di medan pertempuran. Helikopter buatan Sikorsky Aircraft Corporation, Amerika Serikat (AS), sudah pernah diikutkan dalam pertempuran di Grenada, Panama, Iraq, Somalia, negara-negara Balkan, Afganistan, dan sejumlah pertempuran di Timur Tengah.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...