Wednesday, January 29, 2014

Analisis : Australia, Mengapa Harus Panik Dan Berkeringat

ANALISIS : Kepanikan PM Australia dengan pergerakan angkatan laut dan udara Indonesia di depan Darwin sangat terlihat ketika dia dalam sebuah wawancara dengan Independent Australia mengatakan akan memanggil pulang seluruh kapal perang yang sedang bertugas di luar negeri dan menunjuk seorang menteri urusan pertempuran.  Dalam ruang pandang diplomatik ini merupakan langkah overdosis yang justru akan mentertawakan kualitas kepemimpinan Abbott yang selalu umbar pernyataan emosional dan kepanikan.  Kenyataan memang begitu, uji cerdas cermat dan intelektual kepemimpinan dari unsur partai Liberal kalah kualitas jika ditandingkan dari unsur partai Buruh.  Karena mata pelajaran yang tak diajarkan kepada Tony Abbott selama kuliah di kampus partai Liberal adalah mata pelajaran kesantunan dan budi pekerti.

PM Australia ini mesti berhati-hati dengan model arogansi pertetanggaannya.  Jika buruknya hubungan ini tidak dikelola dengan hati nurani dan kualitas intelektual kepemimpinan maka kerugian lebih besar akan ditanggung negeri itu.  Kerugian paling fatal dari semua akibat gaya kepemimpinan yang sok jagoan itu adalah dibukanya kartu truf diplomatik yang selama ini disimpan di lemari pendingin Kemenlu.  Yaitu merapatnya Indonesia ke Cina dan Rusia. Jika ini terjadi maka sesungguhnya negeri aborigin itu sudah terisolasi dari mata rantai utama Asia Pasifik, dan benarlah  kata Gus Dur waktu itu, Australia menjadi negeri usus buntu.

Tank Armata Akan Dilengkapi Dengan Radar Sukhoi T-50

MOSCOW : Kendaraan lapis baja Rusia akan dilengkapi dengan radar yang sama dengan teknologi yang digunakan pada pesawat tempur generasi kelima PAK FA T-50. Menurut publikasi dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia, kendaraan tempur lapis baja baru yang berflatform "Armata" akan dilengkapi dengan perangkat tersebut pada tahun 2015.

Armata, yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Uralvagonzavod adalah flatform universal dari kendaraan tempur dengan tujuan penggunaan yang berbeda. Terdiri dari tank tempur utama, kendaraan recovery, kendaraan jembatan dan kendaraan-kendaran pendukung tempur lainnya. Tujuan dibuatnya flatform Armata adalah untuk menjadikan kemampuan tempur tank menjadi lebih baik lagi, yaitu juga sebagai pertahanan udara, rudal dan senjata artileri.

Armata akan dilengkapi dengan radar Ka-band (26,5-5,40GHz) yang berdasarkan radar active phased array (AESA). Merupakan radar yang sama yang digunakan untuk T-50 (radar sementara T-50), pesawat tempur generasi kelima yang dikembangkan oleh Sukhoi. Radar tersebut akan membantu Armata dalam tugas defensif dan ofensif.

Indonesia Jajaki Pembelian Dua Kapal Selam Kilo Dari Rusia

JAKARTA : Kepala Satuan Angkatan Laut Laksamana Marsetio berencana membeli kapal selam kelas Kilo dari Rusia.

"Kami akan melihat dulu dua kapal selam yang ditawarkan itu," kata Marsetio ketika ditemui di acara penyerahan tank amfibi di Situbondo, Jawa Timur, pada Selasa, 28 Januari 2014.

Saat ini Indonesia sudah memiliki dua unit kapal selam tipe 209/1300 buatan Jerman. September 2013 lalu, Indonesia memesan dua unit kapal selam tipe U-209 yang kini dalam proses pembuatan di Korea Selatan. Meski demikian, kebutuhan kapal selam untuk mempertahankan teritorial maritim Indonesia masih dianggap kurang.

"Idealnya kita butuh 12 unit kapal selam, jadi masih kurang lima unit lagi," kata Marestio.
Duta Besar Indonesia untuk Rusia Djauhari Oratmangun mengatakan proses peninjauan kapal selam yang ditawarkan Rusia akan dilakukan pada Februari mendatang.

Rocket Launcher 6x6 RHAN 122 Produksi PT AIU



JAKARTA : 2014  PT Alam Indomesin Utama menampilkan produksinya berupa kendaraan 6x6 angkut Alutsista Rhan 122 produksi Lapan. PT AIU ini bukan lagi asing dikalangan TNI, beberapa waktu lalu, PT AIU ikut mendesain/turut dalam pembuatan kendaraan militer TNI yang dikenal dengan nama Garda 4x4, lalu berubah nama menjadi Rantis 4x4. selain itu juga sudah berpengalaman dalam perbaikan mesin maupun upgrade kendaraan lain dikalangan TNI.
Kendaraan Angkut terbaru PT AIU ini menurut situs PT Alam Indomesin Utama menggunakan Mercedes Benz Engine w/ 6x6 Drive Train chassis.

Dalam diskusi forum militer Indonesia, di sebutkan bahwa desain awal kendaraan ini merupakan hasil dari Pindad, PT AIU mengaplikasikan mesin maupun body kendaraan ini menjadi nyata. Karena PT AIU sendiri adalah perusahaan yang bergerak dibidang mesin. Betul atau tidak nya, kita nantikan berita resmi dari TNI atau PT yang bersangkutan.

PT. PAL Siapkan Kapal Perang Untuk Filipina

MANILA : Tepat pukul 17.00 waktu Filipina Kesepakatan antara PT PAL INDONESIA (Persero) dengan kementerian pertahanan (Department of National Defence) Filipina telah disepakati dalam pembuatan 2 unit Strategic Sealift Vessel (SSV). 

Penunjukkan ini merupakan hasil pemenangan tender PT PAL INDONESIA (Persero) pada proses lelang yang juga diikuti oleh beberapa perusahaan galangan kapal di dunia. 

Setelah melaksanakan uji adminstrasi, teknis dan komersiil oleh panitya lelang pada akhir tahun 2013, maka PAL INDONESIA mendapatkan kepercayaan sebagai pelaksana pekerjaan proyek pembangunan Kapal SSV ini. 

Pesawat Su 35 Tergantung Kemenhan

http://static1.businessinsider.com/image/51f180fe69bedd213f000022-1200/the-su-35-is-produced-by-russian-aerospace-company-sukhoi.jpgJakarta : TNI mengusulkan pesawat tempur Sukhoi (SU)-35 menjadi generasi pengganti F-5 Tiger. Namun, perlu ada proses kajian lebih lanjut soal kecocokan dan risiko penggunaan teknologi canggih tersebut.

Panglima TNI Jendral TNI Moeldoko mengatakan, generasi SU-35 memang menjadi tipe pilihan pengganti pesawat lama. Namun sejumlah prosedur teknis memang harus dilalui. TNI sudah menerima hasil kajian AU, tinggal memproses pertimbangan kemenhan.

"Memang kajian secara bottom up mulai dari TNI AU, Mabes baru ke kemenhan. Sekarang tinggal bagaimana kementerian mempertimbangkan risiko penggunaan teknologi canggih itu." kata Moeldoko di Jakarta, Selasa (28/1).

Indonesia – Australia, Hard to Handle

JAKARTA : Pemerintah RI merealisasikan niat untuk memperketat wilayah perairan yang berbatasan dengan Australia. TNI Angkatan Laut mulai mengerahkan beberapa kapal perang termasuk kapal rudal dan torpedo ke wilayah perbatasan.

KRI Yos Sudarso -353

Harian Guardian, 24 Januari 2014 melansir informasi itu dari Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Suropati. Untung membenarkan ada beberapa kapal perang yang dipindahkan ke dekat perbatasan perairan yang dekat dengan Australia. Selain kapal peluncur rudal dan torpedo, ujar Untung, ternyata TNI AL turut mengerahkan kapal perang corvette dan pesawat perbatasan air.

“Semua kapal itu telah bergerak menuju ke perbatasan dan berpatroli di sana,” kata dia tanpa menyebut jumlah kapal yang telah dikerahkan.

Selain mengerahkan kapal dari TNI AL untuk menjaga perbatasan, TNI Angkatan Udara (AU) juga mengerahkan beberapa pesawat. Menurut Juru Bicara TNI AU, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, apabila ada pelanggaran perbatasan, pangkalan udara di Makassar siap membantu mengamankan.

Seperti diketahui, Pangkalan Udara Sultan Hassanudin di Makassar, adalah pangkalan bagi 16 pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 buatan Rusia. Dengan menggunakan pesawat itu, hanya butuh waktu satu jam mencapai Australia.

Fighter SU 35 Game Changer Indonesia


Sukhoi SU 34 Rusia JKGR : Salah satu kandidat pengganti pesawat tempur F 5 Tiger Indonesia adalah Sukhoi SU 35. Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dalam beberapa kesempatan, mengatakan tentang ketertarikan TNI terhadap pesawat tempur Su 35.  
Gayung bersambut, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia juga mengatakan,  Sukhoi SU 35 menempati prioritas pertama dari empat kandidat pesawat tempur pengganti F 5 Tiger, yang akan dipensiunkan.

Keberadaan fighter semacam Su-35 sangat penting untuk mengawal Kapal Selam Kilo, Amur yang akan dibeli oleh TNI. Pasalnya, sekalinya kapal selam ini menembakkan missile Klub-S, pesawat pencari kapal selam akan dengan mudah melacak lokasi asal-usul rudal itu ditembakkan. Apalagi, MQ-4C Triton, versi naval dari RQ-4 Global Hawk yang akan dimiliki Australia, sanggup terbang sehari lebih (30 jam). 
Cukup efektif meronda laut. Siapa tahu tiba-tiba muncul Klub-S dari tengah lautan, Triton akan bisa menganalisis asal-usulnya. Triton kemudian melapor ke pesawat MPA (P8 Poseidon, dan lain-lain) dan kapal perang, akhirnya bisa dengan cepat menemukan keberadaan kapal selam dan menghancurkannya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...