Saturday, November 02, 2013

Akhir Tahun, Kekuatan Pertahanan Kita Meningkat

Pemerintah jalin kerjasama dengan industri pertahanan dalam dan luar.

Jakarta : Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sistem pertahanan dengan modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang dibutuhkan TNI dalam menunjang tugasnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan industri pertahanan luar dan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI.

"Dalam waktu dekat ini hingga akhir tahun depan, kekuatan alutsista kita meningkat secara signifikan," kata dalam pidatonya pada HUT TNI ke-68 di Skandron 2 Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu 5 Oktober 2013.

Menurut SBY, pemerintah telah dan akan mendatangkan beberapa alutsista yang dibutuhkan TNI. Untuk Angkatan Darat kata SBY, akan segera menggunakan tank tempur utama, kendaraan tempur anoa, meriam artileri kaliber 155 milimeter, rudal pertahanan udara, rudal antitank, roket laras multi taktis serta heli perang dan heli serbu.

37 Tank Pesanan TNI Datang Akhir Tahun 2013

http://sphotos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/600876_335949973175128_584488226_n.jpg
BMP3F Marinir
Surabaya : Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) terus dilakukan TNI. Akhir 2013, TNI akan kedatangan puluhan tank dari Rusia.

"Peningkatan dari waktu ke waktu akan berjalan terus. Sebentar lagi akan hadir 37 unit tank dari Rusia akhir tahun ini, kemudian dari korea menyusul pada 2014. Dan semuanya baru," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko di lapangan tembak Marinir FX Supramono, Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jumat (1/11/2013).

Bahkan kata dia, anggaran belanja alutsista 2014 dipastikan akan naik, tapi tidak signifikan meski tahun ini hanya terserap 42 persen.

Berita Foto : The Thunder's, TNI-AU Real Air Superiority Fighter


NATUNA-(IDB) Latihan perang Angkasa Yudha kali ini sungguh istimewa. Salah satunya terlihat dari banyaknya jumlah pesawat tempur, angkut maupun prajurit yang turun dalam latihan yang dipusatkan di Pulau Natuna Kepulauan Riau itu.

Yang lebih istimewa lagi, ini adalah kali pertamanya kita bisa melihat taring Su-27/30 Flanker TNI-AU.

Lihatlah foto air to air yang ARC peroleh dari salah seorang sahabat yang merupakan pilot Su-27/30 dibawah ini.

Sungguh membanggakan bukan?

Sebagai jet tempur multirole, Su-27/30 bukan hanya mampu menggotong puluhan bom. Fungsi azasi jet tempur buatan Rusia ini tak lain tak bukan adalah sebagai Air Superiority Fighter. Fungsi ini pula yang diembang armada The Thunder's dalam latihan Angkasa Yudha 2013.

Pindad Siap Luncurkan Tank SBS (APC)



SBS Pindad

Bandung : Pindad meluncurkan prototipe kendaraan lapis baja angkut personil (APC) beroda track pertamanya. Secara fisik, tank medium yang disebut sebagai "SBS" ini sudah jadi, namun secara teknis baru setengahnya. Saat ini SBS masuk dalam tahap pematangan prototipe di litbang, dan ketika pekerjaan sudah rampung selanjutnya akan disertifikasi di Kemenhan.
SBS berdimensi panjang 5,68 meter, lebar 2,77 meter dan tinggi 1,97 meter. Berat kosong 10 ton, berat tempur 13 ton dan membawa 10 kru. Suspensi terdiri dari lima roadwhweel kecil dengandrive sprocket di depan dan idler pada bagian belakang. SBS dimotori dengan mesin diesel 6 silinder berpendingin cair yang memiliki kekuatan 250 hp dengan rasio 20 hp/ton. Mampu berlari di kecepatan 70 km dengan jangkauan terjauh 400 km dan kapasitas bahan bakar 400 liter. Untuk perlindungan, SBS menggunakan baja dengan ketebalan 10 mm.

Selain SBS, Indonesia dan Turki saat International Defence Industries Fair (IDEF) ke-11 di Istambul, Turki, juga menandatangani kerjasama untuk mengembangkan tank ringan dan medium. Dua perusahaan dalam negeri yaitu PT Pindad dan PT LEN akan bekerjasama dengan FNSS Defence System dan ASELSAN Turki untuk mengembangkannya. Namum diproyeksi produk tank asli buatan Pindad akan selesai lebih awal.

Cyber Army TNI sebagai Matra ke-4

Ketika media massa dikuasai oleh pengusaha dan elit parpol, maka kebebasan pers sebagai bagian dari kehidupan demokratis, menjadi tercoreng. Sesungguhnya yang mengalami kebebasan bukan rakyat, tapi segelintir pengusaha dan elit parpol yang memiliki kepentingan, baik ekonomi, politik maupun ideologi.
Media massa, dengan segala kekuatan yang dimilikinya, mampu memengaruhi para pengambil kebijakan di negeri ini. Bahkan, media massa mampu mengubah pola hidup masyarakat. Kelompok-kelompok sipil masuk ke industri-industri media raksasa, dan menghirup udara kebebasan. Udara kebebasan yang dimaksud adalah mereka leluasa menulis, memproduksi dan menyiarkan konten-konten media sekehendak hati. Tidak ada lagi sensor terhadap media, karena itu lah hakikat dari kehadiran kebebasan pers yang dilindungi undang-undang.
TNI, sebagai salah satu institusi negara di bidang pertahanan, juga harus menikmati arus kebebasan informasi dan komunikasi. Era teknologi informasi membawa perubahan besar bagi rakyat Indonesia. Kehadiran sosial media pun semakin menyemarakkan kehidupan demokratis di negara ini.

Bangkitnya Skuadron Sukhoi Indonesia

 Natuna, Kepulauan Riau :  seperti robek oleh suara keras. Enam “elang besi” Hawk 100/200 menderu, meliuk-liuk sambil menjatuhkan bom berbobot ratusan kilogram. Sasarannya satu objek di sebuah pulau kecil.

Dari arah lain melintas tiga pesawat F-16. Empat bom meluncur ke sasaran. 
 
Tak lama, muncul pula tiga pesawat Sukhoi SU-27/30. Di tiap tubuh pesawat garang itu,  tersemat 6 bom yang lalu dilepas menumbuk sasaran. Bak kelincahan seekor alap-alap, Sukhoi terakhir melontarkan puluhan roket. Sasaran pun hancur lebur. 
 
Asap membubung tinggi. Tapi serangan belum berakhir. Sebagai penutup,  tiga pesawat EMB-314 Super Tucano melintas. Bom kembali berjatuhan.
 
Di atas sasaran yang remuk redam itu, melintas tujuh pesawat C-130 Hercules.  Ia terbang tenang dikawal dua Sukhoi 27/30 bersenjata rudal. Dari lambung pesawat,  ratusan personel Pasukan Khas Angkatan Udara melompat terjun. Di darat kelak, mereka bertugas menyapu sisa-sisa musuh yang menguasai objek vital di Natuna, wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Laut China Selatan yang sedang disengketakan lima negara itu.
 
Inilah aksi penutup Latihan Operasi Udara dengan sandi “Angkasa Yudha 2013” yang digelar di Pulau Natuna, pada Kamis 31 Oktober 2013 lalu. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, latihan ini untuk membina kemampuan dan kekuatan TNI AU, agar lebih siap siaga menghadapi kontijensi.

Berita Foto : Puncak Gelaran Angkasa Yudha 2013, Bravo TNI-AU...!!


Natuna : Puluhan jet tempur TNI-AU memborbardir sasaran di perairan Natuna. Mulai dari Hawk 109/209, F-16, Su-27/30 hingga Super Tucano. 

Sungguh sebuah pemandangan yang menggetarkan hati saat puluhan bom itu menghujam dan meledakkan sasaran. Demikianlah gambaran yang ARC tangkap saat menyaksikan latihan puncak TNI-AU, Angkasa Yudha 2013 di Natuna Kepulauan Riau.

Selain jet tempur, lebih dari 300 prajurit Paskhas juga terjun dari 7 C-130 hercules. Mereka mensimulasikan perebutan pangakalan udara yang dikuasai musuh. Tidak ketinggalan aksi combat SAR yang dilakukan helikopter Super Puma bersama prajurit Paskhas TNI-AU.

 
Namun, bagi military fanboys seperti ARC, yang menarik dalam latihan ini adalah kemunculan secara resmi persenjataan Su-27/30 milik TNI-AU. The Thunder menari-nari di udara sembari membopong rudal R-73 dan R-77. Bravo TNI-AU...!!

System Pertahanan Ibukota


2
2014 Dimulai Pembangunan System Pertahanan Bawah Tanah Di Monas
Jakarta  : Rencana pembangunan sistem pertahanan bawah tanah di kawasan Monas, Jakarta Pusat segera terealisasi. Dijadwalkan pembangunan akan dimulai tahun depan. Selain itu, juga akan dilakukan pemanfaatan daerah pesisir laut di sekitar Marunda, Jakarta Utara sebagai tempat meluncurnya kendaraaan TNI jenis amphibi.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo mengungkapkan, semua rencana tersebut akan dilakukan mulai tahun depan. Dengan demikian, Jakarta ikut berkontribusi membantu TNI menyediakan lahan untuk pertahanan. "Ini kita akan mulai tahun depan di Monas, akan dibangun basement besar dan lebar, jadi nanti di situ akan berjalan dan digunakan," ujar Jokowi di lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).

Ia menyebutkan, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amphibi. "Di Marunda itu luasnya lebih dari 200 hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk meluncurnya amphibi ke laut. Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang," kata Jokowi.

Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) TNI, Jenderal Budiman mengakui, rencana tersebut telah dibicarakan antara kedua belah pihak. Bahkan, pembicaraan kepada Jokowi telah dilakukan saat ia masih menjabat sebagai Sekjen Kementerian Pertahanan. Lokasi yang menjadi sasaran adalah pusat-pusat strategis, bisa pusat perekonomian, pemerintahan, perindustrian, dan keuangan,

"Oleh sebab itu, Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan sebagainya yang strategis, maka saya berdiskusi dengan beliau, kalau kita punya basement di bangunan, selayaknya basement ini punya penghubung suatu saat bisa digunakan, termasuk saluran air," lanjut Budiman.

Amerika Kembangkan Drone Hipersonik SR-72, Suksesor SR-71 'Blackbird'


Desain SR-72
 Washington : Perusahaan pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin, memecah keheningan dengan berencana untuk mengembangkan pesawat hipersonik tanpa awak yang diusulkan untuk misi pengintaian dan penyerangan jarak jauh militer AS di masa depan. Lockheed Martin mengatakan, pihaknya siap memulai pengembangan pesawat hipersonik tak berawak SR-72 yang bisa digunakan Angkatan Udara AS pada 2030. 

Usulan pengembangan drone ini sebagai tindak lanjut dari pengembangan pesawat pengintai strategis tercepat Angkatan Udara AS SR-71 'Blackbird' (kecepatan Mach 3) yang dikembangkan oleh desainer legendaris Clarence "Kelly" Johnson, chief designer dari Lockheed Martin Skunk Work di era 60-an.
 

 
 
Sebagai drone hipersonik, SR-72 akan terbang dengan kecepatan hingga Mach 6 (7.350 km/jam), atau enam kali kecepatan suara. Pada kecepatan ini, laju drone akan sangat cepat sehingga musuh tidak memiliki waktu untuk bereaksi atau menghindar. SR-72 kemungkinan baru bisa beroperasi pada 2030. 

Dari Rusia Ke Langit Indonesia


Jakarta  : Jakarta merapat ke Moskow. Jet tempur Sukhoi seri terbaru bakal meraung di langit Indonesia. Bukan hanya di awang tapi juga di tanah. Kendaraan tempur dan rudal juga bakal dibeli dari sana. Indonesia dan Negeri Beruang Merah itu juga bakal bekerjasama. Dalam banyak soal.

Negeri kita memang pasar yang subur. Dan itulah sebabnya, dalam dekade terakhir, Rusia rajin menyambangi pameran pertahanan Indonesia. Mereka juga rajin hadir pada pameran dirgantara.

Meski sudah masuk dalam kelompok elit G20, Indonesia dipandang belum memiliki alutsista yang memadai. Dalam pameran Indo Defence, Indo Aerospace and Indo Marine Expo & Forum, yang rutin berlangsung di Kemayoran, Jakarta, delegasi Rusia selalu menjadi penghuni anjungan yang luas. 

Mereka memamerkan rupa-rupa model persenjataan. Dari prototipe pesawat tempur, helikopter militer, radar, hingga senapan serbunya yang sudah mendunia, Kalashnikov (AK). 

Pada setiap pameran dua tahunan itu, terakhir pada awal November 2012, anjungan Rusia selalu ramai dikunjungi. Dari  warga biasa hingga para petinggi militer. Pameran itu menghadirkan 500 peserta dari 40 negara. Dikunjungi 20.000 orang.

Seperti di pameran-pameran sebelumnya, produk-produk senjata Rusia di Indo Defence 2012 banyak disanjung.  Saat mengunjungi pameran itu, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Marsetio, terkesan akan ketangguhan mesin-mesin perang dari Negeri Beruang Merah. 

Analisis : Pesan Untuk Musang Natuna



Analisis  : Deru dan gelegar 8 jet tempur canggih Sukhoi dan 6 jet tempur F16 di langit Batam tentu “terdengar nyaring” di jiran sebelah dan sebelahnya lagi.  Bahkan ribuan buruh yang lagi demo di Batam akhir Oktober lalu menghentikan teriakannya sejenak untuk mendongak keatas menyaksikan dan mengagumi. Selama 5 hari di penghujung Oktober dan awal Nopember 2013, Hang Nadim Batam menjadi home base latihan tempur khusus tentara langit Nusantara  bersama Tanjung Pinang, Pontianak dan Ranai Natuna.

Batam menjadi pangkalan aju Sukhoi, F16, Hawk skuadron Pekanbaru.  Pontianak menjadi pangkapan aju Super Tucano dan Hawk tuan rumah. Sementara 7 Hercules diterbangkan langsung dari Halim membawa ratusan tentara untuk diterjunkan ke Natuna.  Materi latihan tentu bermacam menu dan biarlah itu menjadi urusan rumah tangga AU mau mendapat ponten berapa. Tapi kita sebagai penonton secara visual bisa melihat betapa lumatnya sasaran yang dijadikan target penghancuran oleh jet-jet tempur tadi.
Jet tempur Sukhoi dan rudalnya di langit Natuna
Sudah tentu kurikulum latihan matra udara paling bergengsi itu diintip dan dipantau oleh jiran sebelah dan sebelahnya lagi. Singapura dan Cina sangat diyakini ikut memantau gerakan tentara dan jet-jet tempur RI itu dengan mata telinga elektronikanya.  Tak apa-apa, ini akan semakin memberikan kesan dan pesan pada “musang-musang” itu bahwa TNI mampu memperlihatkan dan menjalankan pertempuran modern dengan alutsista setara. 

Show of Force untuk tetangga sebelah Batam diperlukan karena ini menyangkut kewibawaan. Termasuk untuk warga Batam Riau bahwa payung dan persenjataan dirgantara di atas mereka siap melindungi ummatnya setiap saat. Penting juga untuk dipesankan bahwa mereka adalah merah putih. Soalnya warna keseharian warga perbatasan adalah lintas batas dalam interaksi eknonomi. Sekedar mengingatkan.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...