Thursday, October 10, 2013

Satu Peluru Senjata TNI AD Ini Bisa Menghancurkan Senayan

Main Battle Tank (MBT) Leopard RI terparkir kokoh di halaman pameran. (Foto-Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta  : Kehadiran empat unit kendaraan tempur Main Battle Tank Leopard di lapangan Monumen Nasional pekan lalu paling memantik perhatian pengunjung. Pengunjung pameran alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia berebut untuk berpose di samping tank buatan Jerman tersebut. 

MBT Leopard adalah salah satu alutsista yang didatangkan untuk melengkapi senjata tempur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Nantinya sampai tahun 2015, total tank Leopard yang akan didatangkan adalah 169 unit. 

Terdiri dari 119 tank canon untuk tempur dan 50 tank angkut yang membawa jembatan, tank perlengkapan, dan tank ambulan. 

Tank Leopard senegaja didatangkan untuk memberikan efek deteren. “Ketika kita diskusi tentang pertempuran dan mengatakan MBT, orang sudah mikir. Dalam pertempuran darat, tank masih lawan tank,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Sisriadi kepada detikcom, Selasa (8/10) lalu. 

Singapura Beli 6 Sistem Radar AN/TPQ-53 dari AS


Sistem radar AN/TPQ-53
Singapura :  Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada hari ini menotifikasi Kongres AS tentang kemungkinan penjualan 6 unit sistem radar AN/TPQ-53 Counterfire Acquisition kepada Singapura dan peralatan yang terkait, suku cadang, pelatihan dan dukungan logistik dengan perkiraan biaya AS$ 179 juta (sekitar Rp 2 triliun ).

Sebelumya pemerintah Singapura telah mengajukan permohonan untuk membeli 6 unit sistem radar AN/TPQ-53 yang kemampuan pindai sektornya 120 derajat, perangkat lunak, peralatan pendukung simulator, generator, unit daya, publikasi dan dokumentasi teknis, cadangan dan peralatan perbaikan, live fire exercise, peralatan komunikasi tambahan, peralatan dan perlengkapan uji coba, pelatihan dan peralatan personil, dan dukungan teknis dari pemerintah AS dan kontraktor, repair dan return, Quality Assurance Teams, dan elemen atau program dan dukungan logistik terkait lainnya. Biaya diperkirakan sebesar AS$179 juta.

Usulan penjualan yang diajukan oleh DSCA AS ini akan memberikan kontribusi bagi kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS karena akan meningkatkan kemampuan pertahanan Republik Singapura untuk berkontribusi untuk keamanan regional, yaitu untuk kontra pembajakan dan kontra terorisme dan terus menstabilkan chokepoint kritis dimana banyak barang yang dibutuhkan dunia dikirimkan melalui kawasan Asia Pasifik terutama Selat Malaka.

Alutsista TNI Meningkat, tapi Jauh dari Ideal


Jakarta : Dua pesawat KT 1-B melaju kencang dari arah berlawanan menuju titik yang sama. Dua pesawat latih milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara itu melakukan manuver di langit Jakarta pada 5 Oktober lalu.

Tak hanya pesawat KT 1-B, ada juga pesawat Cessna , 4 pesawat Cassa TNI Angkatan Laut dan 8 pesawat Helly yang sengaja melakukan atraksi di udara. Atraksi ini dilakukan untuk memperingati hari jadi TNI yang ke 68.

Selain atraksi di udara, TNI juga memajang 2 pesawat F-16, 2 pesawat Hercules C-130, 2 pesawat Boeing 737, dan 2 triple gun di lapangan Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Tak hanya di Halim, TNI juga menggelar pameran alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di lapangan Monumen Nasional. Ada sekitar 200 alutsista dipamerkan.

Presiden Susilo Bambang dalam sambutan peringatan hari TNI ke 68 pekan lalu mengatakan, pemerintah terus berusaha melakukan modernisasi Alutsista.

TNI Angkatan Udara Tak Mau Dipermainkan Lagi



Jakarta : Pengalaman menjadi guru yang paling berharga. Luasnya wilayah Nusantara yang tidak diimbangi dengan kekuatan peralatan tempur udara yang memadai menjadi salah satu faktor munculnya kasus Ambalat.

Guna mencegah terjadinya kasus serupa, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berencana menambah skuadron di Pekanbaru, Riau, dan Biak, Papua, untuk melengkapi kekuatan pengawasan wilayah teritorial Indonesia.

Hal ini seiring bertambahnya jumlah pesawat tempur F-16 dalam program Minimum Essential Force (MEF). Kepala Pusat Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Suyadi Bambang Supriyadi mengatakan rencana penambahan skuadron ini untuk memperkuat pengawasan di wilayah barat dan timur Indonesia dari ancaman luar.

Arhanud TNI AD Latihan Pertahanan Udara



Kebumen  : Pada Tanggal 24 s.d 27 September 2013 Pussenarhanud Kodiklat TNI AD menyelenggarakan kegiatan latihan menembak senjata berat terintegrasi TA. 2013 di Lapangan Tembak Laboratorium  Dislitbang Bulus Pesantren,Kebumen Jawa Tengah. Pelaksanaan latbakjatrat terintegrasi diikuti seluruh Batalyon Arhanud se jawa.
 
Batalyon Arhanudri 1/1 Kostrad menunjukan cakarnya di depan Pangkostrad dan Danpussenarhanud, Dengan menghancurkan 4 (empat ) pesawat LTD (Large Target Drone ) yang disiapkan oleh Pussenarhanud Kodiklat TNI AD dalam latbakjatrat terintegrasi TA. 2013.  Pangkostrad mengatakan ” yang hebat bukan alatnya tetapi prajurit yang terlatih yang mengawaki senjata tersebut.” setelah pesawat LTD ( Large Target Drone ) jatuh.

2014 Pagu Anggaran Belanja Alutsista Murni Rp. 16.7 Triliun

Jakarta :  Kementerian Pertahanan berencana mengalokasikan 20% dari pagu anggaran 2014 yang mencapai Rp83,5 triliun atau sekitar Rp16,7 triliun untuk keperluan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista), khususnya untuk membayar kontrak-kontrak yang sudah berjalan.
Kepala Pusat Komunikasi Kemhan Sisriadi mengatakan dari total anggaran yang akan diperoleh lembaga tersebut pada 2014, sebanyak 48% di antaranya akan digunakan untuk belanja pegawai, seperti gaji dan lain-lain.
Sementara itu, sekitar 52% di antaranya akan digunakan untuk belanja barang-barang keperluan pendukung pekerjaan seperti kertas dan lainnya, serta untuk belanja modal.

Militer Rusia : Moskow Tidak Akan Membiarkan Suriah Diserang

Moscow : Komandan Staf Gabungan militer Rusia mengumumkan, Moskow tidak akan pernah membiarkan satu negarapun melakukan intervensi militer di Suriah.
 

Stasiun televisi Al Mayadeen seperti dikutip Tasnim News (9/10) melaporkan, Komandan Staf Gabungan militer Rusia mengumumkan, "Kami tidak akan pernah membiarkan satu negarapun melakukan invasi militer ke Suriah."

 

Pada saat yang sama Rusia selama krisis Suriah selalu mengumumkan bahwa jika terjadi invasi militer, ia akan berada di samping Suriah dan sampai sekarang telah mengalirkan bantuan-bantuan militer dalam jumlah banyak kepada negara Arab itu.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...