Sunday, April 29, 2012

RI DAPAT HIBAH RADAR DARI AS


JAKARTA – Informasi keamanan strategis Indonesia rawan bocor. Salah satunya data digital dalam pantauan radar-radar di sepanjang alur laut kepulauan Indonesia. ”Radar itu dari Amerika Serikat. Ada kemungkinan mereka punya akses,” ujar Direktur Lembaga Studi Strategi dan Pertahanan Indonesia (Lespersi) Rizal Darmaputra di Jakarta kemarin.
Rizal menjelaskan, Indonesia menerima bantuan 12 radar sistem pengawasan atau radar laut terintegrasi (Integrated Maritime Surveillance System/IMSS) dari pemerintah AS. ”Itu bisa melacak kapal-kapal yang lewat,” katanya.
Hasil identifikasi itu berupa pengiriman informasi dan data elektronik kepada kapal lain dan stasiun pantai terdekat. Informasi yang diperoleh dari radar tersebut adalah identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan. Selanjutnya, data tersebut dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS (Electronic Charts Display and Information System).
Radar tersebut juga membantu TNI AL bergerak memantau kriminalitas laut seperti penyelundupan, pembajakan kapal, atau pencurian ikan. ”Manfaatnya baik. Pertanyaannya, apakah AS masih punya akses ke radar itu atau tidak,” kata Rizal.
Sistem IMSS mencakup radar maritim, AIS (Automatic Indentification System), dan kamera jarak jauh yang terpasang di wilayah Selat Malaka, Batam, dan Selat Makassar. ”Kalau ternyata bisa dimonitor oleh AS, ini rawan sekali. Sebab, menyangkut keamanan dan kedaulatan wilayah laut kita,” kata alumnus IDSS Jenewa, Swiss, tersebut.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin memastikan bahwa informasi radar RI aman dari kebocoran. ”Semuanya dikendalikan oleh kita. Tidak ada campur tangan dari negara  lain,” katanya.
Menurut Hartind, radar tersebut bukan difungsikan untuk memantau informasi-informasi penting terkait rahasia negara. Melainkan, untuk memantau lalu lintas kapal pada jalur alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) pada titik radar itu ditempatkan. ”Jadi, bukan sesuatu yang sifatnya strategis atau rahasia keamanan nasional,” kata mantan atase pertahanan KBRI Malaysia ini.
Radar tersebut diberikan tanpa ada persyaratan khusus dari pihak AS. ”Kita diberi, karena itu kita manfaatkan semaksimal mungkin. Kalau beli sendiri tidak mungkin karena tidak ada anggaran,” katanya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...