Sunday, October 07, 2012

ATGM NLAW dan Javelin


atgm nlaw ATGM NLAW dan Javelin
TNI AD akhirnya memesan juga Anti-Tank Guided Missile untuk melengkapi modernisasi Alutsista AD yang sedang dibangun KASAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo.  Salah satu jenis ATGM yang sedang dipesan adalah NLAW (Next Generation Light Antitank Weapon) buatan SAAB Bofors Dynamics, Swedia bekerjasama dengan Inggris.
ATGM sistem fire and forget ini  secara resmi digunakan  Inggris sejak  tahun 2009.  Inggris memesan 20.000 NLAW untuk pasukan:  Darat, Royal Marines and Royal Air Force Regiment.
ATGM ini dipilih Indonesia karena praktis dan ringan, cocok untuk postur prajurit Asia/ Indonesia. ATGM NLAW cukup dioperasikan  seorang prajurit, untuk menghancurkan berbagai jenis main Battle Tank modern, dengan  sekali tembak.  Dengan bobot  12,5 Kg NLAW memiliki kemampuan: Predicted Line of Sight,  Attack modes Selectable,  Overfly Top Attack atau Direct Attack.
law 55 ATGM NLAW dan Javelin
ATGM NLAW
Namun kelemahan ATGM ini adalah jarak tembaknya yang cukup pendek,  20 hingga 600 meter. Pendeknya jarak tembak ATGM NLAW dianggap tidak masalah jika dikaitkan dengan kondisi geografis Indonesia yang relatif lebih banyak menyediakan tempat perlindungan, berupa bukit dan gunung serta hutan dan rawa.
Anti Tank NLAW termasuk ATGM lightweight yang lebih menekankan kepada aspek mobilitas operatornya.  ATGM ini juga dianggap cocok untuk perang kota  di mana NLAW bisa diluncurkan dari ruang ruang tersembunyi dan sempit.
mbtlaw 3 ATGM NLAW dan Javelin
Tentu tidak lucu jika postur tentara Asia yang badannya lebih kecil daripada tentara Eropa harus membawa-bawa ATGM yang berat.  Sama halnya tidak mungkin pasukan PARA Indonesia menggunakan parasut ukuran prajurit Eropa, karena bisa jadi tidak akan mendarat-darat karena payungnya terlalu besar, kontras dengan badan prajurit yang kecil.
Meski demikian TNI AD tetap berkeinginan mendatangkan ATGM Javelin, karena memiliki kemampuan yang tidak tergantikan oleh ATGM NLAW.  ATGM Javelin buatan Amerika Serikat ini memiliki jarak tembak efektif lebih jauh yakni 2,5  kilometer.
javelin ATGM NLAW dan Javelin
ATGM Javelin
Jika ATGM NLAW Swedia hanya berbobot 12,5 Kg, maka Javelin memiliki bobot jauh lebih berat yakni 50 Kg, nyaris seberat tubuh prajurit itu sendiri.  Untuk itu ATGM Javelin, hanya digunakan untuk keperluan-keperluan khusus. Kelebihan ATGM Javelin, selain bisa mengancurkan main battle tank, ATGM ini juga bisa menghancurkan tembok pertahanan musuh serta helikopter. Dibutuhkan waktu hanya 30 detik untuk menghidupkan dan memanaskan sensor ATGM Javelin. Begitu sensor telah siap, ia  segera mengunci sasaran dan menembaknya dengan hulu ledak ganda.
05javelin2 ATGM NLAW dan Javelin
ATGM Javelin
Walau harganya mahal namun ATGM Javelin dianggap mumpuni, sehingga harus dimiliki TNI AD.  Kemungkinan besar TNI AD akan mengkombinasikan penggunaan ATGM NLAW dan JAVELIN, untuk mendapatkan military balance dibandingkan dengan kekuatan tempur di kawasan. (JKGR)

Rompi S.A.K.T.I. Mulai Digunakan TNI



Prajurit TNI dengan rompi "SAKTI" (photo : Kaskus Militer)

Rompi SAKTI, Modernisasi Agus Yudhoyono di TNI

Jakarta Para kesatria (knight) di awal abad pertengahan telah mengenal baju zirah sebagai alat pelindung dalam peperangan. Perkembangan teknologi persenjataan membuat baju zirah menjadi usang sehingga ditinggalkan dan berganti dengan 'body armor' yang lebih fleksibel dan ringan.

Rompi "SAKTI" (all photos : elementaldefense)
Act of Valor (2012), film buatan Hollywood yang skenarionya ditulis oleh Kurt Johnstad dan dibintangi oleh Alex Veadov, Nestor Serrano, menampilkan pasukan khsusus Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan operasi di darat, laut, dan udara. Sepanjang film ini akan terlihat setiap anggota pasukannya mengenakan rompi antipeluru dalam setiap aksinya. Bahkan rompi antipeluru itu terlihat dapat memuat segala jenis peralatan taktis tempur.

Tuntutan alat tempur yang fleksibel dan efektif dibenarkan oleh Kasi 2 Brigif Linud 17/ Kostrad, Mayor (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono. Agus menerangkan bahwa khusus untuk rompi anti peluru, pihaknya telah melakukan proses modernisasi dan pembaharuan untuk kelengkapan alat tempur ini.

“Kita menyadari bahwa dunia itu mengalami perubahan cepat, situasi yang terjadi di negara lain,” ujar Agus saat berbincang dengan detikcom saat mempersiapkan Pameran Alutsista dalam rangka HUT ke-67 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).


Dari semangat untuk melakukan perubahan dan modernisasi di tubuh TNI, selain dukungan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo yang meminta untuk dilakukan modernisasi kelengkapan prajurit tempur lintas udara, Agus bersama rekan-rekannya membuat rompi antipeluru yang khusus bagi tentara Indonesia.

“Kebetulan waktu itu kami yang mengawaki dan mendapatkan angin segar dan kesempatan yang luar biasa untuk berbuat sesuatu,” kata Agus.



Rompi itu kemudian diberi nama SAKTI (Sistem Angkut Kelengkapan Tempur Individu). Rompi ini didesain khusus untuk keperluan tempur TNI AD. Agus menyebutkan bahwa rompi ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama adalah Rompi Angkut Sakti (RAS) dan yang kedua adalah Rompi Balistik Sakti (RBS). Dengan Rompi ini, Agus ini berharap keselamatan prajurit di lapangan dapat ditingkatkan.

“Karena kita tidak punya nyawa cadangan,” ujar anak pertama dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Lalu apa yang membedakan rompi SAKTI ini dengan rompi yang lain? Agus menjelaskan, secara keseluruhan rompi ini mirip dengan rompi yang dimiliki oleh negara-negara lain. Pembuatan rompi ini disesuaikan dengan kebutuhan prajurit TNI di lapangan seperti kondisi alamIndonesia dan kelompok yang bertugas.

“Ciri khasnya kan warna kita yang sesuai dengan vegetasi kita,” ucapnya.

Butuh setengah tahun untuk mendesain rompi SAKTI ini. Bahkan untuk desainnya saja, Agus menyebut timnya melakukan perombakan sebanyak sepuluh kali. Agus juga tidak segan-segan melibatkan tim dari luar untuk meminta masukan.

“Saya punya prinsip kita tidak bisa maju sendiri dan butuh masukan dari luar dan berdiskusi dengan teman-teman dan itu saya rasakan sangat baik,” terangnya.

Warna rompi SAKTI terlihat berbeda dengan warna seragam TNI pada umumnya. Warnanya mirip hijau muda dengan dasar agak putih. Setiap Rompi Balistik Sakti (RBS) dengan posisi setiap prajurit yang berbeda-beda semisal prajurit medis, prajurit telekomunikasi. "Warnanya akan mengarah ke sini nantinya,” ujarnya.

MBT Pesanan Itu Diberi Nama Tank Leopard Indonesia



Tank Leopard 2A4 Revolution (photo : Militaryphotos)

Adem... Tank Leopard Indonesia Sudah Full AC

JAKARTA - Alat Sistem Persenjataan Utama (Alutsista) TNI AD terbaru, Tank Leopard, yang baru dapat didatangkan pada November 2012, ternyata sudah di-upgrade dari bentuk aslinya.

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, menuturkan, tank buatan Jerman, sudah diupgrade, seperti radar untuk menembak, body ballistic, dan persenjataan.

"Selain itu, tank tersebut sudah diberikan pendingin ruangan atau AC," kata Edhie, kepada wartawan, di Markas Besar Angkatan Darat (Mabes AD), Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2012).

Menurutnya Tank Leopard tersebut, nantinya tidak akan menggunakan nama Leopard 2A4. Namun, menggunakan nama Tank LeopardIndonesia.

"Penggunaan nama Leopard Indonesia ini, dikarenakan spsesifikasi yang dibuat sesuai dengan pemesanan kami. Berbeda dengan Tank Leopard biasanya," tuturnya.

Selain itu, kata dia, tank berjenis Main Battle Tank atau MBT ini, juga sudah dilangkapi dengan peluru meriamnya. "Kami juga sudah meminta peluru meriam, karena buat apa beli tank canggih tanpa peluru," imbuhnya.

Lebih lanjut, Edhie juga menepis anggapan pembelian Tank Leopard dengan peluru, nantinya akan digunakan untuk menembaki rakyatIndonesia. Pasalnya, tank tersebut dibeli menggunakan uang rakyat, dan fungsinya untuk menjaga rakyat.

"Tidak ada itu untuk menembaki rakyat sendiri, justru kita beli tank tersebut untuk melindungi rakyat dan kesatuan NKRI," tegasnya.

Sebelumnya, tank berbobot 60 ton ini, renacananya baru akan datang pada November 2012 sebanyak 15 unit. Nantinya Indonesia, akan mempunyai tank tercanggih dikelasnya ini sebanyak +/- 100 unit.

(Okezone)

TNI AD Masih Mengkaji Jenis Helikopter Serang yang Akan Dibeli



Bell 412EP helikopter terbaru TNI AD. Helikopter dibuat di PT IPTN berdasarkan lisensi dari Bell Textron. Dibagian bawah hidung helikopter dipasang FLIR. Bentuk Bell 412EP mirip Bell 205 yang juga dioperasikan TNI AD. Perbedaan mencolok bilah rotor Bell 205 berjumlah 2 buah, sedangkan Bell 412EP 4 buah. (Foto: Berita HanKam)

7 Oktober 2012, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) belum memastikan jenis helikopter serang yang bakal dibeli. Pasalnya, mereka harus melakukan kajian terlebih dahulu mengenai jenis yang cocok dengan kebutuhan.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan, sekarang ini pihaknya sedang mempelajari jenis helikopter serang apa yang tepat untuk dibeli.“Ada banyak yang menjadi acuan, di antaranya ketersediaan anggaran,” katanya seusai pembukaan pameran alat utama sistem senjata (alutsista) di Monas, Jakarta, kemarin.

Faktor kemampuan anggaran ini memegang kendali besar dalam penentuan pilihan. Bahkan, bisa saja pilihan berubah setelah ditentukan jika ternyata anggaran tidak mencukupi. Dicontohkan Pramono, jika hasil kajian kebutuhan menghendaki TNI AD membeli helikopter serang jenis Apache, belum tentu hal itu lantas dipenuhi. “Kalau terlalu mahal, ya bagaimana. Tentu kami akan turunkan grade-nya agar sesuai dengan anggaran,”sebut dia.

Selain Apache produksi Amerika Serikat, ada cukup banyak jenis helikopter serang seperti Black Hawk dan Super Cobra. Ada pula produk dari Eurocopter. “Kami masih mengkaji semuanya, mana yang sesuai,”tuturnya. Bahkan, TNI AD juga berencana menggunakan helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia bekerja sama dengan Eurocopter. Namun, ini untuk helikopter pengganti Bolcow.

Meski begitu, mantan Pangkostrad itu menegaskan bahwa TNI AD tidak akan membeli alutsista murahan. Sekalipun mencari yang harganya tidak mahal, dia menjamin itu adalah produk yang berkualitas. Alutsista yang dibeli juga harus dipastikan cocok dengan kemampuan pengguna, baik menyangkut pengoperasiannya maupun pemeliharaan dan perawatan.

Dia menganalogikan pengadaan sepeda motor untuk Babinsa. “Buat apa beli barang murah tapi setelah setahun dipakai tidak dapat digunakan lagi. Setelah rusak kita tidak bisa memperbaiki karena spare part tidak ada,” imbuhnya.

Sementara itu, Mabes TNI menyerahkan sepenuhnya proses penentuan pilihan jenis helikopter serbu ini kepada TNI AD selaku pemakainya. “Di dalam konteks pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF) memang ada heli serang yang mau dibeli TNI AD. Heli serang itu bermacam-macam (jenisnya), saya serahkan sepenuhnya kepada TNI AD untuk mengkaji dan menentukan pilihannya,” kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Dia menambahkan,Indonesia sekarang ini memang membutuhkan keberadaan helikopter jenis ini. Helikopter ini bisa digunakan untuk antigerilya atau counter insurgency.“Jadi, memang kita masih memerlukan helikopter tersebut,” ujarnya. Sebenarnya saat ini TNI AD sudah memiliki helikopter jenis serupa, yakni Mi-35P dari Rusia. Namun jumlahnya masih terbatas.

TNI AD dan PINDAD Kembangkan Senapan Multi Laras


Senapan multi laras 7,62mm. (Foto: Berita HanKam)

6 Oktober 2012, Jakarta: Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) dan PT Pindad mengembangkan prototipe senapan mesin multi laras kaliber 7,62mm.

Berat senapan mesin 90 kg dengan panjang 962, 5 mm dan tinggi 320,3 mm. Senapan mempunyai enam laras yang mampu memuntahkan peluru 2500 butir/menit dengan jarak efektif 1000-1500 m. Sistem pengisian peluru disintegrated link. Senapan digerakan sumber arus DC sebesar 24 volt.

Prototipe dibuat selama dua bulan dan direncanakan uji tembak pada waktu dekat.

Senapan mesin multi laras dapat dipasang di helikopter, kendaraan tempur, atau kapal perang.

@Berita HanKam

CAESAR® Alutsista Terbaru TNI AD



CAESAR® (CAmion Equipé d'un Système d'ARtillerie) alutsista terbaru TNI AD. (Foto: Berita HanKam)

6 Oktober 2012, Jakarta: CAESAR® (CAmion Equipé d'un Système d'ARtillerie) atau truk dipersenjatai dengan sistem artileri adalah howitzer kaliber 155 mm dipasang di truk 6x6, dikembangkan oleh Nexter Systems, Versailles, Perancis sejak 1994.

Harian Perancis La Tribune (18/09/2012) memberitakan, Indonesia telah memesan CAESAR® 37 unit. Angkatan Darat Perancis mengoperasikan 77 unit CAESAR®, Arab Saudi 132 unit dan Thailand 7 unit. India, Malaysia, Denmark dan Polandia berpotensi mengakuisisi CAESAR®.

TNI AD berencana menempatkan CAESAR® di dua batalyon Artileri Medan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

(Foto: Berita HanKam)

Sistem CAESAR® merupakan modernisasi dari penggunaan model roda rantai yang terlalu berat (lebih 30 ton) dan meriam tarik yang lemah dalam kemampuan lintas medan.

Truk Renault Sherpa 10 atau Unimog U2450 dapat digunakan oleh sistem CAESAR®.

CAESAR® yang dipamerkan oleh TNI AD menggunakan truk Renault. Hanya Arab Saudi yang menggunakan Unimog U2450.

Platform Renault dipilih TNI AD untuk sistem CAESAR®. (Foto: Berita HanKam)

Sistem CAESAR® dengan platform Renault mempunyai berat tempur 18 ton menjadikan CAESAR® teringan dikelasnya. CAESAR® mempunyai jarak jelajah 600 km dan dapat diangkut dengan pesawat C-130 Hercules.

Penembakan dengan amunisi standar mampu menjangkau 38 km dan amunisi khusus (VLAP) hingga 55 km dengan akurasi tinggi yang dilengkapi sistem komputer balistik diatas kendaraan dan sistem penjajaran otomatis.

Satu unit sistem CAESAR® mampu membawa 18 butir amunisi menjadikan pelayanan tembakan lebih terjamin.

Dua unit CAESAR® yang dipamerkan dalam Pameran Alutsista TNI AD 2012 di Lapangan Monas, belum diserahkan ke pemerintah Indonesia. Sistem kemudi masih disebelah kiri, akan dilakukan modifikasi sistem kemudi ke sebelah kanan sebelum diserahkan.

(Foto: Berita HanKam)

Spesifikasi Umum:
1. Kaliber: 155 mm
2. Kecepatan tembak: 6 butir/menit
3. Jarak capai maksimal: 38 km (standar), 55 km (khusus)
4. Elevasi: -3 derajat sd 66 derajat
5. Arah samping: 300 mils
6. Jumlah awak: 5 orang
7. Sistem penjajaran otomatis (komputerisasi)
8. Mampu membawa amunisi 18 butir diatas kendaraan
9. Dilengkapi computer balistik Pibak MV Radar dan navigasi INS

Spesifikasi Kendaraan:
1. Dimensi
a. Panjang: 10 m
b. Lebar: 2.55 m
c. Tinggi: 3.7 m
2. Berat tempur: 18 ton
3. Daya jelajah: 600 km
4. Kecepatan: On road 80 km/jam, off road 50 km/jam

@Berita HanKam

Mistral Komodo Akan Memperkuat Arhanud 2014



Ranpur Komodo dipersenjatai rudal Mistral akan diserahkan ke TNI AD pada 2014. (Foto: Berita HanKam)

6 Oktober 2012, Jakarta: Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD akan dipersenjatai rudal Mistral buatan Perancis pada 2014. Mistral telah digunakan TNI AL untuk melindungi kapal perang dari serangan udara.

Mistral dipasang di ranpur Komodo produksi PT. PINDAD. Sistem rudal Mistral yang dibeli oleh TNI AD dari tipe Atlas, dimana penembakan rudal dilakukan oleh seorang prajurit yang duduk di sistem peluncur dan dibantu tiga prajurit.

Sistem peluncur dapat dicopot dari ranpur, jika medan operasi tidak dapat dijangkau oleh ranpur pembawa sistem peluncur.

Sistem peluncur rudal Mistral. (Foto: Berita HanKam)

Peluncuran rudal dipandu oleh radar MCP, dimana mampu mendeteksi sasaran awal 30 km dan menangkap 20 sasaran pada waktu bersamaan. Radar dirancang berkemampuan anti-jamming, penindaan teman atau musuh dan dapat dioperasikan siang dan malam di segala medan serta cuaca. Radar MCP dioperasikan oleh tiga prajurit.

Rudal Mistral mempunyai jarak tembak effektif 6,2 km dan ketinggian 4 km. Kecepatan rudal mencapai 2,5 mach dan diklaim probabilitas melumat sasaran hingga 97%.

Arhanud akan juga dipersenjatai rudal Starstreak jarak tembak effektifnya lebih jauh dari Mistral. Kedua jenis rudal ini akan menggantikan peran rudal RBS-70 dan Rapier dalam menjaga kedaulatan NKRI.

@Berita Hankam

Prajurit TNI Bertugas di Perbatasan Dapat Tunjangan Khusus



Sejumlah prajurit Korps Marinir memeriksa persenjataan pasukan, usai pelepasan Satgas Ambalat XV di Brigif-1 Marinir, Gedangan Sidoarjo, Kamis (4/10). Sebanyak 130 prajurit Korps Marinir dari lingkungan Pasmar-1 diberangkatkan untuk mengamankan perairan Ambalat, sebagai bagian dari NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/12)

5 Oktober 2012, Biak: Markas besar TNI memberikan kesejahteraan tunjangan khusus sebesar 100% hingga 150% bagi prajurit TNI yang bertugas di kawasan pulau terluar dan daerah perbatasan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Komandan Korem 173/PVB Biak, Brigjen TNI FX Bangun Pratiknyo di Biak, Jumat (5/10), mengatakan, kesejahteraan prajurit TNI secara bertahap pemerintah telah meningkatkan penghasilan tambahan bagi anggota TNI yang melaksanakan tugas pengabdian di daerah pulau terluar dan perbatasan Negara tetangga.

"Tambahan tunjangan khusus prajurit TNI yang bertugas di pulau terluar merupakan wujud nyata perhatian pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan anggota," ungkap Danrem Brigjen TNI Bangun Pratiknyo.

Ia mengatakan, khusus pengabdian prajurit TNI di pulau terluar Mapia, Brasi, Paneroto, Kabupaten Supiori, hingga sekarang telah ditempatkan sekitar 60 prajurit Korem 173/PVB untuk membantu pengamanan kekayaan asset alam laut di pulau bersangkutan.

"Penugasan prajurit TNI ke pulau terluar dan daerah perbatasan merupakan program rutin Mabes TNI, karena itu setiap anggota yang terpilih setiap enam bulan sekali dilakukan pergantian," kata Danrem Brigjen FX Bangun.

Menyinggung keamanan di wilayah Biak sekitarnya, menurut Danrem Brigjen Bangun, hingga saat ini tetap aman dan kondusif sehingga semua warga dapat beraktivitas dengan lancar seperti hari biasanya.

"Biak merupakan daerah yang aman, karena itu kita patut menjaganya supaya tetap mendukung kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan di daerah ini," harap Brigjen FX Bangun didampingi Panglima Kosek Hanudnas IV Marsma TNI Deddy N.Komara seusai HUT TNI ke-67, Jumat.

Puncak peringatan HUT TNI ke-67, Jumat 5 Oktober 2012 dilakukan upacara militer dipimpin Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI FX Bangun dengan menampilkan atraksi senam militer prajurit Paskhas TNI AU.

Sumber: Investor Daily

Kemenristek Kembangkan Pesawat Udara Nirawak



Wulung pesawat nirawak produksi dalam negeri. (Foto: Ristek)

5 Oktober 2012, Yogyakarta: Indonesia terus mengembangkan teknologi kedirgantaraan. Salah satu yang tengah diteliti adalah teknologi pesawat nirawak.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta saat di Yogyakarta, Jumat (5/10), mengungkapkan pengembangan pesawat nirawak dinilai sangat mendesak karena daerah di Indonesia memiliki banyak gunung berapi.

Dengan daerah yang luas dan punya topografi pegunungan, kata Gusti, banyak wilayah yang sulit dijangkau manusia, terutama untuk melakukan sebuah penelitian. Sebab itu pesawat nirawak diperlukan.

Selain itu, lanjut dia, pembuatan pesawat tanpa awak sejalan dengan pengembangan pesawat tempur yang bekerja sama dengan Korea Selatan. "Pesawat ini nantinya juga dapat digunakan oleh Polri," jelas Gusti.

Gusti mengakui, secara keseluruhan pengembangan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Indonesia tertinggal dari negara lain. Itu terjadi lantaran perusahaan yang ada belum diberi kesempatan.

Namun, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan membeli alutsista produk dalam negeri, terlihat perkembangan yang sangat pesat. Salah satu yang membanggakan, sambung dia, adalah panser Anoa buatan PT Pindad yang antara lain telah dipesan oleh Malaysia.

"Itu suatu kemajuan yang cukup pesat bagi industri alutsista di Indonesia," tegasnya.

Sumber: MetroNews

TNI AD Beli Alutsista Skema G to G untuk Maksimalkan Anggaran



Anggota TNI menyiapkan alat berat untuk persiapan Pameran Alutsista TNI AD di Lingkar Monas, Jakarta Pusat, Kamis (4/10). Pameran itu akan berlangsung 6-8 Oktober 2012 dalam rangka menyambut HUT TNI ke-67. (Foto: ANTARA/Fanny Octavianus/nz/12)

5 Oktober 2012, Jakarta: TNI AD akan memaksimalkan anggaran alat utama sistem senjata (alutsista) yang dialokasikan negara. Untuk itu, dalam pembelian alutsista dengan skema goverment to government (G to G) dan TNI AD tidak mau jika skema pembelian melibatkan pihak ketiga.

"Sayai ingin kerja sama pembelian alutsista langsung berhubungan dengan produsen. Anggaran alutsista untuk TNI AD boleh paling kecil, tetapi kalau saya bisa memaksimalkannya. Saya yakin alutsista yang akan kita beli dengan anggaran yang ada akan sangat mumpuni," kata Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Pramono Edhie Wibowo saat memaparkan kesiapan alutsista TNI AD, di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Kamis (4/10).

Menurut Kasad, anggaran alutsista bagi TNI AD hanya 14 triliun rupiah. Bandingkan dengan anggaran alutsista untuk TNI AL dan TNI AU yang lebih dari 20 triliun rupiah. Namun, dengan skema G to G, TNI AD bisa membeli alutsista lebih banyak dari perkiraan. Seperti pembelian meriam multiple launch rocket system (MLRS) Atros yang direncanakan bisa membeli 1 batalion dengan anggaran 405 juta dollar Amerika Serikat (AS).

Nyatanya, dengan pendekatan G to G, TNI AD bisa mendapatkan 2 batalion lebih dengan anggaran yang sama. Sama halnya dengan pembelian meriam 155 milimeter/ Caesar dari Prancis. Anggaran sebesar 170 juta dollar AS yang diperkirakan hanya bisa membeli 1 batalion, tambah Kasad, justru berlipat dua dengan tanpa melibatkan pihak ketiga.

Bahkan, jumlah itu sudah termasuk dengan amunisinya. Kasad menegaskan, pihaknya tak akan menoleransi tindakan korupsi yang dilakukan oleh prajurit tingkat bawah hingga yang sudah berpangkat sekalipun. "Karena cikal bakal yang kecil itu yang bahaya. Kami harus setia pada aturan yang berlaku. Apalagi berkaitan dengan pembelian alutsista," tegas dia.

Berkomitmen

Untuk itu, Kasad berkomitmen sekecil apa pun adanya penyimpangan, harus ditindaklanjuti. "Pengadaan alutsista ini transparan," ujar dia. Oleh sebab itu, setiap pembicaraan mengenai alutsista selalu dipimpin Wakil Kasad dan membawa tim ahli. Pengoptimalan anggaran tersebut, ujar mantan Panglima Kostrad ini, semata-mata untuk menyiasati masih minimnya alokasi anggaran untuk sektor pertahanan.

Anggaran untuk pertahanan Indonesia saat ini belum menyentuh angkat 1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Idealnya, mencapai 2 persen dari PDB. Tak heran, TNI AD memprioritaskan pembelian senjata jarak jauh dengan tidak meninggalkan kemampuan prajurit. "Kenapa kita beli alat-alat semacam itu, karena ke depan kita butuh senjata jarak jauh," ujar dia.

Kasad juga menjelaskan dasar pengadaan alutsista mutlak harus berdasarkan pantauan peta kawasan, perkembangan kawasan, dan alutsista negara sahabat. "Yang miris, kita tidak bisa latihan kavaleri dengan negara sahabat karena alutsista kita tak seimbang," kata dia. Untuk tank, misalnya, saat ini Indonesia baru memiliki tank ringan.

Itu sebabnya, TNI AD ngotot ingin membeli tank Leopard agar setidaknya bisa mengimbangi alutsista negara tetangga. Sebelumnya diberitakan, bahwa TNI AD berencana memamerkan alutsista koleksinya. Alutsista yang akan dihadirkan mulai dari produk lama hingga yang terbaru. Pameran akan dilakukan pada Sabtu (6/10) hingga Senin (8/10) di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta.

"Pada pameran yang terbuka untuk umum itu, juga akan dihadirkan alutsista terbaru kami, yakni roket MLRS/Astros dari Brasil dan meriam 155 mm/Caesar dari Prancis," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Sisriadi. Roket MLRS dibeli dari produsennya di Brasil.

Roket ini sudah teruji di berbagai arena pertempuran, terutama dalam perang teluk. Roket ini memiliki jangkauan tembak 85 kilometer. Sementara meriam 155 mm/Caesar yang dibeli dengan harga 170 juta dollar AS itu memiliki daya hancur, akurasi, dan daya geraknya yang mengagumkan. Tank Leopard dari Jerman batal dipamerkan.

Padahal, TNI AD berencana memamerkannya se kaligus mem perkenalkan tank tersebut kepada masyarakat. "Karena sesuai perjanjian dengan pemerintah, tank itu baru tiba ke Indonesia pada November 2012," tambahnya.

Sumber: Koran Jakarta

Presiden: Pembelian Alutsista Harus Bermanfaat 25 Tahun ke Depan



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku inspektur upacara melakukan pemeriksaan pasukan pada HUT ke-67 TNI di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (5/10). Peringatan HUT TNI tersebut bertema "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI". (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/Spt/12)

5 Oktober 2012, Jakarta: Dalam upacara peringatan hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-67 di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (5/10), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI yang akan bermanfaat bagi pengembangan postur pertahanan negara hingga 25 tahun ke depan.

“Kita ingin setiap alutsista yang kita beli bermanfaat bagi pengembangan postur pertahanan negara kita saat ini dan 25 tahun ke depan. Kita juga terus melakukan pengadaan alutsista dari dalam negeri. Pengembangan industri pertahanan dalam negeri juga terus kita lakukan, untuk memperkuat kemandirian kita,” ujar Presiden Yudhoyono.

“Di samping itu, untuk kepentingan tertentu, kita juga membangun kerjasama dengan industri pertahanan negara-negara sahabat, dengan skema yang saling menguntungkan. Dengan cara itulah, Insya Allah, dalam beberapa tahun ke depan ini, kita akan menyaksikan hadirnya alutsista TNI yang semakin lengkap dan modern.”

Dalam pengadaan alutsista itu, Presiden Yudhoyono meminta agar prosedur pembelian dapat dipertanggungjawabkan, tidak menyimpang dan tidak mengalami kebocoran.

“Setiap rupiah anggaran pertahanan kita, tidak saja harus bermanfaat namun juga harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.”

Terkait hal itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Taufik Kiemas, yang hadir dalam acara itu memastikan MPR telah meminta kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar tidak ragu-ragu dalam meloloskan anggaran pembelian alutsista TNI.

“Saya sudah bilang pada DPR, kalau soal ideologi dan senjata, kita tidak usah ragu-ragu,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua III Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Mayjen TNI Purn. Sukotjo Tjokroatmodjo menegaskan DPR harus segera mencairkan anggaran untuk pembelian alutsista, karena itu semua menurutnya adalah berasal dari uang rakyat.

“Itu tergantung rakyat, punya uang atau tidak? DPR itu tinggal mengeluarkan, tidak usah pikir-pikir lagi. Semua itu kan uang rakyat.”

Dua pesawat tempur Super Tucano melintas ketika berlangsungnya HUT ke-67 TNI di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (5/10). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/Spt/12)

Untuk TNI Angkatan Darat, dalam waktu dekat ini akan segera hadir beberapa unit alutsista diantaranya 2 batalion tank tempur utama, kendaraan tempur panser Canon, meriam artileri medan dan pertahanan udara sampai dengan kaliber 155 mm, roket multi laras taktis dan strategis, peluru kendali pertahanan udara, serta sejumlah helikopter serang dan helikopter serbu.

Untuk Angkatan Laut, akan segera hadir antara lain kapal perang Korvet Klas Sigma, kapal selam diesel elektrik, kapal cepat rudal, pesawat patroli maritim dan roket multilaras taktis.

Sementara itu, sejumlah alutsista baru TNI Angkatan Udara adalah pesawat angkut sedang CN 295, pesawat latih, helikopter full combat SAR, sejumlah pesawat angkut Hercules C130 H, pesawat tempur Super Tucano, Sukhoi-27 MK-2, pesawat tempur T50, serta 24 unit pesawat tempur F-16.

Sumber: VOA

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...