Saturday, December 08, 2012

JEPANG KERAHKAN KAPAL PERUSAK HADAPI ROKET KORUT




Jepang mengirim tiga kapal perusak ke perairan di mana Korea Utara (Korut) mengatakan roket pembawa satelitnya akan diluncurkan.

Tayangan televisi Jepang, Kamis, menunjukkan tiga kapal perusak Aegis bersenjatakan pencegat peluru kendali SM-3 meninggalkan pangkalan mereka di Sasebo, sekitar 900 kilometer (560 mil) di barat Tokyo.

Mereka dilaporkan menuju Laut China Timur dan Laut Jepang, hamparan perairan yang dikenal di Korea sebagai Laut Timur.

Secara terpisah, satu kapal angkatan laut yang membawa rudal balistik PAC-3 (Patriot Advanced Capability-3) tiba di pulau Okinawa dari Miyakojima, Kamis pagi.

Tayangan televisi menunjukkan unit Angkatan Bela Diri membongkar rudal dari kapal di pelabuhan pulau itu, yang terletak pada penerbangan yang diperkirakan sebagai jalur roket.

Di Tokyo, Kementerian Pertahanan telah menyebarkan baterai PAC-3 lain di markasnya sebagai bagian dari upaya untuk mencegat apapun yang menuju ke daratan Jepang.

Kabinet Perdana Menteri Yoshihiko Noda berencana untuk mengadakan pertemuan keamanan pada Jumat untuk mengeluarkan perintah menembak jatuh roket jika tampaknya akan jatuh di wilayah Jepang, kata laporan Jiji Press.

Konfirmasi langsung dari laporan itu tidak tersedia.

Korea Utara yang komunis itu mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka akan meluncurkan roket antara 10-22 Desember - roket jarak jauh kedua yang diluncurkan tahun ini setelah peluncuran sebelumnya gagal pada April.

Jepang mengambil langkah-langkah defensif yang sama pada saat itu.

Hal ini dilaporkan dan diberitahukan kepada negara tetangga termasuk Jepang mengenai lintasan peluncuran yang direncanakan.

Pyongyang menegaskan, upaya itu diarahkan semata-mata untuk penggunaan damai ruang angkasa, namun banyak masyarakat internasional mengatakan peluncuran satelit tersebut adalah kedok bagi uji coba rudal.

Washington dan Seoul mendesak Pyongyang untuk membatalkan peluncuran, sementara itu Tokyo menunda pembicaraan pekan ini dengan Korea Utara.





Sumber : Antara

INDONESIA AKAN LATIH POLISI AFGHANISTAN




Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan United Nations Development Program (UNDP), berencana akan memberikan pelatihan kepada 50 anggota Kepolisian Afghanistan.

Rencananya program pelatihan tersebut akan dilaksanakan di Indonesia, 10 hingga 23 Desember 2012. “Pelatihan ini merupakan bagian dari realisasi komitmen Pemerintah RI untuk membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi Afghanistan dengan memberikan bantuan capacity building,” ucap Duta Besar LBBP RI untuk Afghanistan, Mayjen TNI (Purn) Anshory Tadjudin, seperti dilansir oleh situs Kementerian Luar Negeri.

Pelatihan kepolisian difokuskan pada tiga bidang, yaitu lalu lintas, reserse kriminal, dan public police.

Menjelang keberangkatan peserta pelatihan ke Indonesia, Dubes Anshory Tadjudin menerima 6 orang perwakilan dari anggota polisi Afghanistan calon peserta pelatihan dan satu orang perwakilan dari UNDP M. Salim Qayoumi di kantor KBRI Kabul,  Rabu (5/12/2012).

Anshory menuturkan pada pertemuan itu, pihaknya memberikan pembekalan atau briefing singkat kepada para calon peserta pelatihan.

Secara singkat ia menjelaskan mengenai Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, populasi dan cuaca.

Di samping itu, dijelaskan pula sejarah dan struktur POLRI secara singkat dan padat. Sebelum akhir pertemuan.

Ia juga menyampaikan pesan agar para peserta dapat mengikuti semua materi pelatihan dengan baik dan berharap bahwa pengetahuan yang diperoleh selama pelatihan dapat berguna dan diterapkan di Afghanistan.

Salah satu wakil polisi Afghanistan, Bahauddin Durrani, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang telah menyediakan program pelatihan kepada polisi Afghanistan.

Pelatihan yang diberikan diharapkan akan mampu memperkaya ilmu dan pengetahuan para peserta pelatihan sebagai bekal dalam menjalankan tugas-tugas mereka sekembalinya di Afghanistan. 




Sumber : Tribunnews

PMPP BUTUH STANDBY FORCES 3 BATALYON MEKANIS




 Situasi dunia yang semakin tidak menentu dan banyaknya daerah konflik membuat PBB, utamanya Dewan Keamanan semakin sibuk. 

Sebagai negara kontributor pasukan perdamaian, Indonesia juga pastinya kecipratan kesibukan tersebut. Untuk memenuhi permintaan PBB yang kadang kala mendadak, Indonesia sendiri kemudian membuat Pusat Misi Pasukan Perdamaian di Kawasan Sentul Bogor Jawa barat. 

Di tempat inilah para calon Pasukan Garuda mendapat pelatihan intensif dan terintegrasi.

Di tempat ini pula nantinya akan dibangun Standby Forces Pasukan Garuda. Sesuai namanya, pasukan ini merupakan satuan yang siap dikirim kemana pun ke seluruh dunia atas permintaan PBB. Standby forces ini nantinya terdiri dari 1 Batalyon Mekanis yang dilengkapi Panser Anoa.

Akan tetapi, bagi pihak PMPP sendiri, idealnya Standby forces bukan hanya 1 batalyon mekanis. Mereka meminta agar setidaknya Standby Forces ini terdiri dari 3 Batalyon Mekanis, plus dukungannya. Yaitu 2 kompi Zeni dan 2 Kompi Kesehatan. 

Dengan jumlah ini, rotasi penugasan, pelatihan dan kesiagaan bisa dijaga dengan baik. Misalnya, jika ada kejadian gawat, PMPP akan mengirim 1 Batalyon Mekanis,  maka masih ada 1 Batalyon untuk siaga ke tempat lain, serta 1 batalyon lainnya untuk pelatihan. Akan tetapi, terwujud atau tidaknya keinginan dari PMPP ini tentunya tergantung pihak Kementrian Pertahanan.


Area PMPP di Sentul Bogor Jawa barat diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 19 Desember 2011. Lalu kemudian pada 20 maret 2012, Sekjen PBB Ban Ki Moon juga mengunjungi fasilitas PMPP. Namun demikian, seluruh fasilitas maupun gedung PMPP saat ini belumlah selesai benar. Kemungkinan besar, seluruh bangunan dan fasilitas akan berdiri megah pada tahun 2014 mendatang.





Sumber : ARC

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...