Sunday, April 08, 2012

24 Pesawat F16 dari AS Tiba di RI Mulai 2014





VIVAnews - Sebanyak 24 unit pesawat F16 hibah dari Amerika Serikat secara bertahap akan tiba di Indonesia. Pesawat-pesawat yang akan memperkuat 2 skuadron TNI Angkatan Udara itu saat ini masih di-up grade di Amerika.

"Sejauh ini tidak ada masalah, sesuai jadwal bahwa nanti akan datang secara bertahap mulai pertengahan 2014, terus tiap bulan nanti akan hadir," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa 6 Maret 2012.

Pesawat tempur F-16 itu akan di-up grade dari Blok 25 menjadi setara Blok 52. Pesawat juga akan dilengkapi persenjataan pertempuran udara ke udara (dog fight), jarak dekat dan jauh serta persenjataan dari udara ke permukaan. Bagian yang di-upgrade meliputi persenjataan, avionik, air frame, dan mesin.

"Sekarang sedang kami lakukan di Amerika yaitu upgrading ke blok yang lebih modern, sampai detik ini tidak ada masalah," kata mantan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral ini.

Menurut Purnomo, pesawat-pesawat tempur itu akan tiba di Indonesa secara bertahap dan memperkuat skuadron tempur Tanah Air. "Pada saatnya nanti kita akan punya 2 skuadron. Karena kita sudah punya 10," tegas Purnomo.

Komisi I DPR RI sudah menyetujui penerimaan hibah 24 unit pesawat F-16 dari Amerika Serikat. DPR menyetujui hibah ini dengan skema pembayaran Foreign Military Sale (FMS).

Persetujuan itu diberikan setelah komisi itu menggelar rapat dengan Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan Kepala Staf Angkatan Udara. (adi)
• VIVAnews

Ini Dia "Humvee" Made In Indonesia

Ketangguhan Humvee sebagai kendaraan militer serbaguna Amerika kondang ke seluruh antero dunia, namun tahukah anda bahwa TNI dan beberapa perusahaan mitra sedang membuat Humvee versi Indonesia? yup Humvee versi Indonesia ini dinamakan Garda 4x4. Melihat bodinya yang besar pasti pikiran tertuju kembali ke Humvee. Bagaimana dengan spesifikasinya? sayangnya dari beberapa blog hanya didapat info berikut ini

- Mesin Mercedes Benz OM904, 170Hp 4200 cc

- Transmisi matic 5 percepatan

Chasis buatan dalam negeri

- Kaki-kaki original H1 military spec dari GM Motor 

- Independent differential

Nah apakah Garda 4x4 benar-benar akan diproduksi massal kita tunggu saja kabarnya nanti, sementara itu nikmati dulu ke-macho-an rantis satu ini.
Kendaraan Taktis (Rantis) 4 x 4 yang dikenal dengan 4-Wheels Drive (4WD atau 4 x 4) yaitu kendaraan taktis yang memiliki tenaga penggerak pada keempat rodanya, dengan tujuan untuk mendapatkan traksi yang memadai dalam segala kondisi jalan. Cara kerja dari kendaraan 4 x 4 adalah mesin dihubungkan dengan differensial tengah (transfer case) yang membagi tenaga ke roda belakang dan roda depan. Karena pada saat menggunakan penggerak 4 roda, penggunaan energi lebih tinggi. Biasanya penggerak 4 roda hanya digunakan pada saat dibutuhkan saja, dengan mengaktifkan melalui tombol atau tuas tertentu.


Berlatar belakang bahwa ada beberapa negara telah mengadopsi kendaraan taktis 4 x 4 untuk kepentingan militernya seperti AS (HUMVEE), Italia (IVECO), Cina (DongFeng Hummvee), Spanyol (EURO VAMTAC), Brazil (AV-VB4 RE 4 x 4 GUARA), Perancis (SHERPA) dan beberapa negara lainnya.

Sedangkan kendaraan taktis yang dimiliki oleh TNI saat ini belum standar, yakni terdiri dari beberapa produk seperti CJ-7 (USA), BEIJING (China), ISUZU OZ (Jepang), KIA KM-420 (Korea), LANDROVER (Inggris), UAS (Rusia) dan OVERLAND (Inggris) buatan tahun 1979 -1981. Konsekuensi dari keanekaragaman tersebut berdampak terhadap rumitnya pengoperasionalan dan pemeliharaan termasuk tukar alih suku cadang sehingga berpengaruh juga terhadap biaya pemeliharaan satuan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibentuklah Working Group TNI, selain dari personel TNI juga disertakan mitra industri untuk mendukung kegiatan pengerjaan teknis yaitu : PT. AUTOCAR, PT. Pindad, PT. Yudistira, PT. Petrodrill, PT. Gajah Tunggal, PT. Krakatau Steel, PT. Pilar Mas Kursindo, PT. Indo Pulley Perkasa dan PT. Alam Indomesin Utama. Adapun Kepala Pelaksana Kegiatan (Kalakgiat) dipimpin oleh Kepala Subdinas Materiil Utama (Kasubdismatut) Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) Kolonel Kav Rihananto guna mewujudkan suatu Prototipe Kendaraan Taktis 4 x 4 yang dapat mengakomodir operational requirement satuan-satuan manuver maupun untuk kepentingan pengamanan TNI.

Selain itu pula diharapkan ke depan terdapat keseragaman/standarisasi kendaraan taktis TNI. Mengacu kepada konsep Minimum Essential Forces (MEF) diharapkan TNI pada 2014 dapat memenuhi kebutuhan alut sista dengan prioritas produksi dalam negeri serta dalam rangka kemandirian alut sista.

Dari hasil kerja Working Group TNI dihasilkan Rantis TNI GARDA 4x4. Rantis 4 x 4 TNI dapat digunakan di medan yang berat seperti tanjakan terjal, jalan licin ataupun jalan yang berlumpur. Tampilan Rantis 4 x 4 tetap mengacu pada filosofi Hummvee USA, karena terbukti cukup tangguh, stabil dan flexible," jelas Kolonel Kav Rihananto dalam paparannya kepada Panglima TNI dan pejabat TNI saat acara penyerahan prototipe Rantis hasil Working Group TNI kepada Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, SE. dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Senin (8/8).

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Working Group TNI, sehingga dapat mewujudkan prototipe Rantis 4 x 4 yang direncanakan. Namun demikian, Panglima TNI mengharapkan prototipe ini terus disempurnakan sehingga dapat menghasilkan desain yang maksimal sesuai kebutuhan pengguna.

Rantis TNI GARDA 4x4
Model bentuknya mirip dengan Bhirawa tanpa bemper. Rantis 4x4 TNI ini sudah dikembangkan sejak lama. Desain 100 % karya anak bangsa (TNI) tetapi seperti biasa yang diimpor adalah Mesin+Transmisi+Power Train+Kaki kaki. Rantis ini sebenarnya akan dibuat oleh PT. PINDAD akan tetapi berhubung ada beberapa perkara sehinga menyebabkan pihak PT. PINDAD menolak membuat rantis ini sehingga pembuatan rantis 4x4 TNI ini kemudian dikerjakan oleh salah satu rekanan kerja TNI yg berada di sekitar daerah Cimanggis.


Sumber:


ANEKAINFOUNIK.COM

KASAU: Kekuatan TNI AU Lebihi 50%



Jurnas.com | KEKUATAN TNI Angkatan

Udara dipastikan terus mengalami
peningkatan. Kepala Staf TNI AU
(KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat
mengatakan, memasuki usia ke 66
tahun 9 April mendatang, kesiapan TNI
AU dalam mengamankan wilayah udara
Indonesia sudah melebihi 50 persen.
"Perlahan-lahan kesiapan TNI AU terus
meningkat. Dari semula sekitar 30
persen, sekarang sudah lebih dari 50
persen," kata Imam di Jakarta, Sabtu
(7/4). Dari data yang berhasil dihimpun
Jurnal Nasional , hingga saat ini TNI AU
telah memiliki 112 pesawat latih
dengan 76 unit yang beroperasi.
Selain itu, sebanyak 12 unit masih
dalam proses pemesanan. Untuk
pesawat tempur, TNI AU memiliki 49
unit pesawat tempur yang masih
beroperasi dari jumlah total 62
pesawat. Sebayak 88 unit pesawat
lainnya, telah dipesan untuk
memperkuat seperti 50 unit pesawat
KF-X/IF-X yang merupakan kerja sama
Indonesia-Korea.
Selain itu, TNI AU juga telah memesan
masing-masing 16 unit T-50 Golden
Eagle dam Super Tucano yang
diperkirakan mulai tiba di Indonesia
tahun ini. Untuk pesawat angkut,
transpor dan patrol maritim, TNI AU
masih mengoperasikan 69 unit dari
total 88 unit yang dimiliki.
Selain itu, tiga unit pesawat CN-235
juga telah dipesan TNI AU. Sedangkan
untuk jenis Helikopter dan non fixed
winged aircraft, 58 unit masih
dioperasikan dari jumlah total 63 unit.
Tujuh unit helikopter Super Puma juga
telah dipesan TNI AU sejak 1998 lalu.
Dua di antaranya dipastikan KSAU tiba
tahun ini.
Untuk membagi kabar baik ini,
masyarakat dapat menyaksikan
demonstrasi kemampuan personel TNI
AU dengan pesawat-pesawatnya, Senin
(9/4) di Lanud Halim Perdanakusuma.
Dalam acara ini, 2.560 personel TNI AU
akan melakukan demo udara, terjun
payung free fall dan terjun static ,
display drum band Karbol AAU dan
tembak reaksi, demo antiteror
Denbravo Paskhas, dynamic show
pesawat Helly, Individual Aerobatic 6
pesawat SU 27/30, Jupiter Aerobatic
Show, dan Demo Operasi Udara.
"Demo kali ini tidak menampilkan yang
pertempuran udara ( air to air ) karena
itu sangat riskan apalagi di tengah
pemukiman padat penduduk. Kami
akan melakukan demo operasi udara
ke darat ( air to ground)," kata KSAU.
sumber : Jurnas

Ade Bagja: Pindad Sanggup Produksi Tank Tempur Utama



Leopard 2. (Foto: KMW)

5 April 2012, Jakarta: Kepala Divisi Persenjataan PT Pindad, Ade Bagja, menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan membeli 100 tank Leopard dari Pemerintah Belanda.

Namun, jelas Ade, Pindad juga sanggup apabila nantinya diinstruksikan memproduksi alat utama sistem kesenjataan jenis tank tempur utama (main battle tank) tersebut. ”Apakah sanggup buat Leopard? maka jawabannya harus karena itu tantangan dan kami harus menjawab tantangan tersebut,” ujar Ade di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (5/4).

Keyakinan itu menurut Ade, berkaca dari keberhasilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri pertahanan itu memproduksi kendaraan lapis baja periode 2003-2004 lalu. Ade menyatakan, saat itu banyak yang meragukan kemampuan Pindad membuat kendaraan lapis baja. ”Banyak yang bilang dari sisi teknologi sumberdaya manusia, kami tak bisa memproduksi kendaraan lapis baja. Tapi nyatanya dengan kerja keras dan kerja cerdas, kami membuktikan bahwa kami bisa,” katanya.

Ade menilai, rencana pembelian 100 tank Leopard sesuai dengan kebutuhan peralatan pertahanan nasional saat ini. ”Setiap peralatan pertahanan itu ada peruntukannya. Jadi kenapa harus tank Leopard? Pasti hal itu sudah melewati pertimbangan matang sesuai kebutuhan saat ini,” katanya.

Kementerian Pertahanan telah mengganggarkan dana hingga US$280 juta untuk pembelian tank Leopard buatan Jerman yang digunakan militer Belanda. Anggaran pembelian diambil dari alokasi dana bidang pertahanan tahun anggaran 2010-2014.

Namun parlemen Belanda sampai saat ini masih belum menyetujui niat Pemerintah Indonesia yang ingin membeli 100 tank Leopard. Ini lantaran parlemen Negeri Kincir Angin itu khawatir Leopard nantinya akan digunakan dalam aktivitas militer yang berpotensi menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM.

PT. Pindad Siap Penuhi Program Revitalisasi Alutsista Nasional

Direksi PT Pindad menyatakan siap melaksakan program revitalisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) yang dicanangkan pemerintah.

Kepala Divisi Persenjataan PT. Pindad, Ade Bagja, menilai, program revitalisasi tersebut menjadi tantangan sendiri bagi pihaknya untuk memenuhi kebutuhan pertahanan nasional. ”Revitalisasi adalah program Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang merupakan program pemerintah juga dan sebetulnya dengan adanya program ini kami ditantang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada,” ujar Ade usai pertemuan dengan perwakilan negara sahabat di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Jakarta, Kamis (5/4).

Ade mengungkapkan, dalam program ini, PT Pindad yang bergerak dalam industri peralatan militer memang diberikan kesempatan untuk memenuhi sejumlah porsi dari program revitalisasi Alutsista.

Sehingga nantinya sambung Ade, PT Pindad akan melakukan pengkajian terhadap peralatan senjata yang dibutuhkan untuk mendukung revitalisasi tersebut. ”Sehingga PT Pindad bisa membantu kemandirian pertahanan nasional,” katanya.

Sumber: Jurnas

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...