Thursday, June 07, 2012

Kepala Staf TNI Angkatan Udara : “Air Power sebagai salah satu alat diplomasi”





“Adanya kecenderungan penggunaan Air Power sebagai salah satu alat diplomasi suatu Negara saat ini tengah menjadi perbincangan yang hangat, dimana Air Power digunakan sebagai alat diplomasi pemaksaan (Coercive Diplomacy)”.
Demikian disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP pada ceramah pembekalannya kepada seluruh Perwira Siswa (Pasis) Sekkau Angkatan ke-91 di ruang kelas utama Kampus Sekkau, Rabu (6/6).
“Untuk itu dalam upaya mencermati dan mengantisipasi kemungkinan Coercive Diplomacy oleh Negara maju terhadap Indonesia, kita perlu mensikapinya melalui upaya pengembangan National Air Power yang sampai detik ini masih menjadi bahan pemikiran, baik menyangkut konsep maupun implementasinya”, lanjut Kasau.
Kemudian menyoal tentang “upaya peningkatan profesionalisme tanpa pamrih prajurit”, Kasau berujar agar para perwira siswa dapat memberikan profesionalisme yang secara bulat mencerminkan kemampuan dan ketulusan untuk memimpin dan membina organisasi TNI AU dan para perwira Angkatan Udara diharapkan mampu berindak sebagai patriot, ahli dalam bidangnya, pemikir, pembina serta pemikir.
Di penghujung ceramah, sejalan dengan perubahan Kasau pun menyampaikan bahwa perubahan menuju kondisi yang lebih baik merupakan suatu keharusan yang bersifat mutlak, demikian pula Angkatan Udara yang dapat diwujudkan dengan perubahan mendasar dalam pola piker, perilaku dan budaya kerja dari segenap insan AU baik dalam kapasitas individu maupun organisasi.
Tak ketinggalan Kasau juga berpesan kepada seluruh perwira siswa agar tetap terus meningkatkan kualitas pribadi, mengembangkan dan memacu diri agar mempunyai daya saing dalam meniti jenjang karir selanjutnya.
Turut hadir dalam pembekalan ini, Dankodikau, Marsda TNI R. Hari Muljono, Dansekkau Kolonel Pnb Hari Budianto, pejabat Kodikau, serta seluruh pejabat dan perwira penuntun Sekkau.

Imbangi Kekuatan AS dan Sekutunya Rusia Ingin Kembangkan Kerja Sama Militer dengan China




(AP/Mark Ralston) Presiden Rusia Vladimir Putin didampingi Presiden China Hu Jintao memeriksa barisan pengawal kehormatan China saat acara penyambutan di Balai Agung Rakyat di Beijing, Rabu (6/6).
Beijing, (Analisa). Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan keinginan negaranya untuk meningkatkan hubungan militer dengan China, Rabu (6/6). Penegasan ini dilakukan untuk menjalin aliansi militer mengimbangi Amerika Serikat dan sekutunya.
Pernyataan Putin ini dikemukakannuya pada hari kedua kunjungan ke negara tetangganya di Timur jauh itu.

Putin mengatakan kepada Wakil Presiden Xi Jinping bahwa ia dan Presiden China Hu Jintao telah berjanji untuk mengembangkan kerja sama militer dan ia juga mengaktipkan kembali latihan angkatan laut Rusia-China di Laut Kuning.

Kerjasama militer antara Moskow dan Beijing telah dipercepat dibawah organisasi keamanan regional mereka yang melingkupi perlindungan perbatasan secara teratur dan latihan anti terorisme.

China merupakan pelanggan terbesar atas jet tempur Rusia, kapal selam, pencegat rudal, dan senjata berteknologi tinggi lainnya, namun kecurigaan masih melekat sejak persaingan mereka pada Perang Dingin..

Kunjungan Putin kali ini merupakan yang pertama ke China sejak kembali ke kursi kepresidenan Rusia bulan lalu dan menjelang kunjungan pertamanya ke AS. Ini merupakan langkah yang dipandang sebagai sinyal condong ke Timur dalam kebijakan luar negeri Rusia.

Di Beijing, Putin kembali menegaskan target untuk meningkatkan perdagangan bilateral menjadi 100 milyar dollar AS pada 2015 dari tahun lalu senilai 83,5 milyar dollar AS, dan menjadi 200 milyar dollar AS pada 2020.

Membaiknya hubungan China dan Rusia telah kembali menjadi penyeimbang pengaruh AS termasuk saat kedua negara melindungi Suriah dari langkah internasional untuk menghentikan tindak kekerasan yang terjadi selama 15 bulan pemberontakan. (AP/echo)

sumber : Harian Analisa

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...