Tuesday, November 12, 2013

Mahasiswa Modifikasi Hovercraft TNI AL Bisa Bawa Rudal


Lomba presentasi inovasi dalam gelaran Robotech 2013 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Universitas Diponegoro, membuat beberapa peserta berpikir keras.


Semarang : Satu di antaranya, tim dari teknik perkapalan Undip. "Karena kami dari perkapalan, kami membuat inovasi tentang kapal. Khususnya kapal perang," kata juru bicara tim teknik perkapalan Undip, Lutfandi di Auditorium Imam Barjo Undip, Minggu (10/11/2013).

Ia bersama temannya bersepakat, untuk membuat invasi tentang alutsista perang. Kapal hovercraft (kapal berbantalan dan berbaling-baling) milik tentara dimodifikasinya. Selama ini, kapal hovercraft hanya untuk mengangkut tentara saja, tapi tidak untuk perang.


Padahal, kapal dengan baling-baling di bawah, memiliki banyak keuntungan antara lain bisa dipakai di segala medan, baik perairan dangkal ataupun perairan dalam. Bahkan, bisa melintasi rawa-rawa.

"Kami menginovasi agar kapal jenis ini, bisa untuk berperang. Dilengkapi persenjataan hingga rudal balistik nuklir," jelasnya.

TNI Segera diperkuat Helikopter Apache dan Helikopter Fennec


Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, mengungkakan bahwa pihaknya berencana akan menambah jumlah Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista), termasuk sejumlah helikopter.

TNI Segera diperkuat Helikopter Apache dan Helikopter Fennec
Helikopter Fennec
Jakarta : "Kami akan hadirkan 12 helikopter Fennec dari Prancis, lalu helikopter serangnya ada Apache, minimum 6," ujar Moeldoko, Senin 11 November 2013.

Selain dua jenis helikopter itu, Moeldoko mengungkapkan keinginan untuk mendatangkan helikopter Chinook. "Ke depan, mungkin Chinook untuk memindahkan personel di perbatasan khususnya, kita sangat membutuhkan," jelasnya.


Namun, dia mengakui bahwa keinginannya untuk mendatangkan Chinook masih belum dikomunikasikan dengan pihak DPR. Menurutnya, pihaknya dengan DPR hanya baru menyetujui pembicaraan mengenai Apache, helikopter serang andalan tentara Amerika Serikat.

USS Gerald Ford, Kapal Induk Baru Amerika Serikat



Washington DC : Angkatan Laut AS, Sabtu (9/11/2013), meresmikan kapal induk baru USS Gerald Ford, sebuah kapal besar yang dibangun dengan biaya mahal di tengah masa penghematan anggaran.

Putri mantan presiden AS, Susan Ford Bales, memecahkan botol sampanye dalam upacara peresmian di pelabuhan Newport News, Virginia, tak jauh dari pangkalan AL Norfolk.

"Semoga Tuhan memberkati dan menjaga USS Gerald Ford, mereka yang membangunnya dan mereka yang berlayar bersama kapal ini," ujar Susan Ford sebelum memecahkan botol sampanyenya.

Selain Susan Ford, sederet tokoh ternama, teman dan kerabat mendiang Presiden Ford juga memberikan sambutan dalam peresmian itu, yang sekaligus peringatan terhadap kehidupan Ford, presiden AS ke-38.

Era Kebangkitan Industri Pertahanan Indonesia


SEOUL : Setelah sembilan tahun membangun, Indonesia kini memasuki era kebangkitan industri pertahanan. Indonesia sudah mampu memproduksi sejumlah jenis senjata api, panser, kapal laut, dan kini tengah mempersiapkan pembuatan kapal selam dan pesawat tempur.
 
"Kita harus optimistis bahwa Indonesia bisa membangun industri pertahanan untuk menjaga wilayah NKRI serta menunjang stabilitas politik dan ekonomi," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin dalam dialog dengan masyarakat Indonesia di Seoul, Korea Selatan (Korsel), Minggu (10/11). Wamenhan berada di Seoul hingga Rabu (13/11) untuk mengikuti "Cyber Defence Conference" dan meninjau pabrik pembuatan T-50i Golden Eagle, pesawat tempur pesanan Indonesia yang dibuat Korsel.

Indonesia sudah memesan satu skuadron--16 buah pesawat--T-50i dan pengiriman sedang berlangsung. Selain pesawat, Indonesia juga memesan kapal selam dari Korsel. Saat ini, Indonesia sudah memiliki lima kapal selam dan sedang memesan tujuh kapal selam lagi. Korsel dipilih karena negara ini sejak awal menggunakan kapal selam buatan Jerman, sama seperti Indonesia. Kapal selam yang diproduksi Korsel pun merupakan pengembangan dari kapal selam Jerman.

Spesifikasi Dan Tantangan ToT Kapal Selam Korea Selatan


ARC  : Dalam sidang KKIP minggu lalu, Kepala Staf TNI Angkatan laut, Laksamana Marsetio telah mengungkapkan kebutuhan TNI AL, yaitu sebanyak 12 unit Kapal Selam untuk menjamin pengamanan wilayah NKRI. Dan sudah pula kita ketahui bahwa TNI Angkatan Laut kemudian memilih Kapal Selam dari Korea Selatan, yaitu DSME 209. Dalam kontrak perjanjian, disebutkan Indonesia membeli 3 unit, dimana 1 unit terakhir akan dibuat di Galangan Kapal Nasional, PT. PAL Surabaya.



Meski merupakan turunan dari tipe U-209 buatan Jerman Barat, TNI AL meminta spesifikasi yang tinggi terhadap kapal selam DSME 209. Diantaranya adalah, memiliki kesenyapan yang tinggi, mampu menghindari deteksi, mampu menyelam hingga 250 meter, serta memiliki 4 mesin yang mampu digeber hingga kecepakan 21 knot ketika menyelam.

Dari data yang ARC dapat, disebutkan pula bahwa kapal selam DSME 209 harus mampu beroperasi terus menerus selama 2 bulan. Salah satu poin yang mengejutkan adalah mengenai persenjataan. 

Berita Foto : CN-235 MPA Di Lanudal Juanda


Photos : Iran Inaugurates Production-Line Of Sayyad 2 Missiles

Teheran : The Iranian defense ministry on Saturday inaugurated the production line of its powerful and high-precision missiles dubbed 'Sayyad (Hunter) 2'. The production line of the missile was launched in a ceremony attended by Iranian Defense Minister Brigadier General Hossein Dehqan.


"The designing and production of Sayyad 2 missile was brought on agenda to have the needed defensive tool for confronting (possible) air raids," Dehqan said, addressing the ceremony in Tehran today.

"The missile enjoys a solid fuel engine with a combined guiding system and high operational capabilities," he added.




Dehqan explained that Sayyad 2 is a missile for mid-range and high-altitude air defense systems, designed based on the state-of-the-art technologies which can destroy different types of helicopters, drones and targets with small radar cross-section and high speed and maneuverability within its operational range.




Iran successfully test-fired its latest air-defense missile system, Sayyad 2, in 2011.

Iran had earlier unveiled Sayyad 1 surface-to-air missile which is a two-staged air defense missile that is capable of destroying targets with low Radar Cross Section (RCS) at low and medium altitudes.

The system enjoys the capability to defuse jamming and electronic warfare attacks.

Tjahjo Kumolo: Evaluasi Menyeluruh Semua Alutsista Program MEF


Jakarta : Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P Tjahjo Kumolo menyarankan TNI agar segera melakukan evaluasi menyeluruh pada semua alut sista dalam program Minimal Essensial Force (MEF).

Heli M 17 milik TNI AD yang mengalami kecelakaan di Kalimantan Utara dan menewaskan belasan prajurit TNI diketahui masih baru dan dibeli dalam program MEF.


"Selama ini kita mampu membeli alut sista yang modern dan canggih sampai ratusan trilyun rupiah, tetapi apakah kita juga telah membeli suku cadang yang cukup? Bagaimana dengan sistim pemeliharaannya termasuk biaya pemeliharaan yang disediakan? Segera evaluasi semua alut sista baru baik di jajaran TNI baik AD, AL maupun AU," ucap Tjahjo, Minggu (10/11).


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...