Wednesday, November 28, 2012

LAPAN Persiapkan Morotai Lokasi Bandar Antariksa



Menteri Riset dan Tekhnologi Gusti M Hatta (kanan) mendapat penjelasaan dari Ketua Lapan Bambang Teja (kiri) tentang roket RKX 200 saat melihat miniatur roket usai membuka Seminar Nasional Kedirgantaraan dan Sosialisasi RUU Keantariksaan di Puspiptek serpong, Tangerang Selatan, Selasa (27/11). Roket RKX 200 merupakan roket yang dibuat putra - putri Indonesia yan berada di LAPAN yang nantinya menjadi roket untuk senjata ketahanan dan keamanan negara. (Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal/ss/mes/12)

27 November 2012, Serpong: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memilih Morotai, Maluku Utara, sebagai lokasi pembangunan bandar antariksa. Morotai mengalahkan tiga calon lainnya yaitu Biak, Nias dan Enggano.

Kepala LAPAN, Bambang S. Tedjasukmana mengatakan hal tersebut dalam seminar "Menyongsong 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional" yang diadakan di Puspiptek Serpong, Selasa (21/11/2012).

Bambang mengatakan, "Kita sudah kaji Enggano, sudah periksa infrastrukturnya. Kelebihannya di Morotai punya 7 landasan yang panjangnya mencapai 3 km bekas Perang Dunia II. Selain itu kita lihat di Enggano ada potensi untuk tsunami."

Dari sisi sosiologis, tidak ada tanah adat di Morotai sehingga pembebasan tanah untuk kepentingan pembangunan bandar antariksa akan lebih mudah. Jumlah penduduk di Morotai juga hanya 60.000 jiwa, belum terlalu padat.

Bandar antariksa di Morotai, jika dibandingkan dengan bandar antariksa lain di dunia memiliki kelebihan. Bandar antariksa ini terletak di wilayah ekuator. Secara ekonomis, peluncuran di ekuator lebih murah.

Bambang juga mengatakan, wilayah Morotai berdekatan dengan Samudera Pasifik. Peluncuran roket bisa dilakukan secara langsung tanpa melewati negara tetangga. Hal ini memudahkan program peluncuran yang akan dilakukan.

Meski demikian, Bambang mengungkapkan, "Masih butuh waktu panjang untuk membangun bandar antariksa. Kita targetkan tahun 2025."

Sebagai langkah awal, LAPAN akan mencoba meluncurkan roket RX-550 pada tahun 2013. LAPAN juga akan merencanakan tata ruang, pembangunan launcher, pemindahan alat meteorologi serta pembangkit listrik.

Sebelumnya, LAPAN telah mengembangkan fasilitas peluncuran satelit di Pameungpeuk, Jawa Barat. Lokasi tersebut tidak bisa digunakan sebagai tempat pembangunan bandar antariksa karean terlalu padat.

Saat ini, ada 6 lokasi di Morotai yang akan dikaji sebagai lokasi bandar antariksa. Keenamnya adalah Tanjung Gurango, Tanjung Segowo, Desa Bido, Desa Mira, wilayah antara Desa Sangowo dengan Desa Daeo, Morotarai Timur dan Tanjung Sangowo dan Pulau Tabailenge.

Sumber: KOMPAS

ANOA DAN TERREX SALING INTIP KEMAMPUAN




 Ajang latihan bersama mempunyai arti penting. Selain sebagai ajang membangun kepercayaan, dalam latihan bersama juga dilakukan uji taktik, strategi hingga kemampuan alutsista. 

Artinya, dalam ajang Latma inilah angkatan bersenjata bisa mengintip kemampuan persenjataan rekannya. Demikian juga yang terjadi dalam Latma Safkar Indopura 24/2012 di Cipatat Bandung Jawa Barat, antara TNI AD dengan AD Singapura. 

 
Dalam kesempatan ini, masing-masing angkatan bersenjata menyuguhkan alutsista andalan mereka. Singapura dengan panser Terrex sementara Indonesia punya Panser Anoa.

Dari sejumlah kegiatan lapangan, dilaporkan kemampuan Anoa tidaklah bisa dianggap remeh. Secara mobilitas, Anoa bahkan mengungguli Terrex. Body yang lebih kecil dan ringan, membuat Anoa lebih lincah bergerak di ruangan sempit. Namun demikian, secara perangkat elektronis, Terrex jelas lebih unggul. Lihat saja kokpit Terrex yang dipenuhi peralatan elektronika ini.

Namun demikian, ini bukanlah ajang menang-kalah. Dengan membandingkan langsung, pihak TNI-AD maupun para insinyur di Pindad bisa mendapat masukan mengenai pengembangan Anoa. Jadi bukan tidak mungkin, kedepannya panser Anoa mendapat sentuhan elektronis setaraf Terrex.
  
 
 
Sekedar informasi tambahan, Latma Safkar Indopura berlangsung mulai tanggal 21 hingga 28 november. Sedangkan pasukan dan personel pendukung yang dilibatkan dalam latihan bersama ini sejumlah 1.150 personel terdiri dari TNI AD 700 personel dan AD Singapura 450 personel.






Sumber : ARC

DEMI NKRI, INDONESIA HARUS PUNYA KEKUATAN MARITIM YANG TANGGUH




Indonesia harus membangun kekuatan maritim yang tangguh. Selain sebagian besar wilayah berupa lautan, potensi sumber daya kelautan juga sangat besar. Staf Ahli Menteri Pertahanan Susanto Zuhdi mengatakan, sinergi yang baik dari elemen bangsa untuk menjaga wilayah laut diperlukan. ”Ancaman di laut bukan hanya dari pihak militer asing,namun juga dari sipil,” tuturnya dalam seminar maritim di Jakarta kemarin.

Dalam upaya memperkuat wilayah perbatasan, termasuk masyarakat pesisir,Kementerian Pertahanan melakukan berbagai program pembangunan yang sekaligus mendorong laju kesejahteraan masyarakat perbatasan. Beberapa program pembangunan perbatasan yakni mengenai instalasi sumber air. Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan menilai, sudah lama Indonesia tidak lagi menjadi bangsa maritim yang tangguh.Padahal,potensi dari maritim Indonesia sangat kaya.

Menurut dia, kekayaan alam di laut bisa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ”Sudah saatnya Indonesia kembali mengembangkan potensi-potensi maritim yang tersimpan sebagai arah pembangunan negara,”sebutnya.

Sementara itu,Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI) Y Paonganan mengatakan, perlu terus menerus dikampanyekan pentingnya Indonesia menjadi negara maritim yang tangguh dan berdaulat. Untuk mendukung tercapainya hal itu, pihaknya mengampanyekan masalah ini ke kampuskampus di Indonesia.

Pihaknya bersama Universitas Paramadina juga menggagas pembentukan Pusat Studi Strategis Maritim di Universitas Paramadina untuk melakukan kajian-kajian perbatasan maritim. Program ini diharapkan bisa mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di perbatasan.

Sebelumnya dalam wisuda Unhan, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Prof Emeritus Dorodjatun Kuntjorojakti menuturkan, dibandingkan negara kepulauan lainnya, posisi geografis Indonesia berpotensi menjadi penghambat yang mutlak bagi lalu lintas laut global. Sekitar 40% pelayaran dunia harus melalui perairan Indonesia.

Tiga alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) yang bisa dilalui pelayaran internasional, lanjut dia, merupakan jalur yang sangat strategis.”Indonesia memiliki national interestdi semua bidang kehidupan,” katanya. Di antara national interest itu,lanjut dia,terdapat vital interest yakni national interest yang berpotensi memicu perang. 





Sumber : Sindo

AMANKAN SELAT MALAKA DAN NATUNA TNI AL KERAHKAN 8 KRI




Komandan Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) mengerahkan delapan kapal perang dalam operasi keamanan laut di perairan Selat Malaka dan Natuna. Operasi bernama Alur Pari-12 dan Taring Pari-12 ini dipimpin Komandan Guskamla Koarmabar, Kolonel Laut (P) Arusukmono Indra Sucahyo.

Kepala Dinas Penerangan Koarmabar, Letkol Laut (KH) Agus Cahyono di Jakarta, Senin (26/11), mengatakan, operasi Alur Pari digelar digelar intensif dan berkelanjutan guna mengamankan alur laut perairan Indonesia khsusnya di perairan Natuna hingga perairan Pulau Bangka Belitung. "Wilayah perairan ini merupakan jalur lalu lintas pelayaran kapal -kapal niaga maupun para pengguna laut lainnya," jelas dia.

Sedangkan Taring Pari-12, lanjut dia, salah satu Operasi yang digelar di perairan Selat Malaka hingga perairan Sabang. Tugasnya, mengemban fungsi dan peran TNI AL dalam menegakan kedaulatan dan hukum di laut khususnya wilayah barat Indonesia.

Delapan KRI yang dilibatkan, yakni patroli cepat FPB 57 , patroli cepat 40 antara lain KRI Pati Unus-384, KRI Welang-808, KRI Sigurot-864, KRI Silea-858 dan KRI Clurit-641, serta KRI Tenggiri-865. Selain itu, dua KRI jenis Kapal Cepat Rudal KRI Clurit-641, KRI Welang-808.

Dibagian lain, TNI Angkatan Udara dan Royal Singapore Air Force (RSAF) menggelar latihan bersama formasi penyerangan ke darat di wilayah Lombok dan Sumbawa, Senin (26/11). Latihan bersama Combined Formation Flight (CFF) sesi dari Latihan Bersama Indopura XVII/2012.





Sumber : SuaraKarya

LAPAN TAWARKAN KERJASAMA KE KORSEL DALAM PEMBANGUNAN BANDAR ANTARIKSA




Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) siap menjajaki kerjasama dengan negara lain dalam pembangunan bandar antariksa (spaceport). Rencananya, bandar antariksa itu akan terwujud pada 2025 mendatang.

"Korea Selatan akan kami tawarkan kerjasama, karena negara ini tidak punya bandar antariksa," kata Kepala LAPAN, Bambang S Tedja, di Puspitek Serpong, Tangerang Selatan, Selasa 27 November 2012.

Ia mengatakan posisi Indonesia yang berada di garis ekuator yang sering dilalui orbit satelit memberikan keuntungan tersendiri. "Korea Selatan itu mau luncurkan satelit tidak bisa, karena melewati Jepang dan diprotes Jepang," ujarnya.

Adapun kerjasama yang dimaksud adalah pembangunan infrastruktur bandar antariksa, maupun yang lainnya. Meski membuka peluang kerjasama, Bambang memastikan bahwa kepemilikan bandar antariksa sepenuhnya tetap menjadi milik Indonesia, tidak jatuh ke tangan asing.

"Tetap milik kita, dia (Korea Selatan) statusnya hanya simpan satelit di bandar kita, dia juga harus izin ke Kemenristek," tegasnya.

Ia menggambarkan bahwa pihak yang nantinya menjalin kerjasama dalam pembangunan bandar antariksa, akan mendapat fasilitas tertentu. Tapi tidak dijelaskan secara detail mengenai fasilitas yang dimaksud.

"Ada perjanjian dan kewajiban tertentu, tapi masing-masing untung. Bagian penting bandar tetap punya kita," kata Bambang.

Pihak negara lain yang bekerjasama, tambahnya, hanya sebatas membawa fasilitas integrasi untuk peluncuran satelit di bandar. "Itu saja yang punya mereka," ucapnya.

Instalasi yang terdapat di bandar antariksa menurutnya masih didatangkan dari luar negeri. Pihak LAPAN hanya mengintegrasi komponen bandar antariksa.

Ia juga menegaskan bahwa institusi yang berhak untuk mengelola bandar antariksa adalah LAPAN. Untuk kerjasama dengan pihak swasta, LAPAN juga membuka peluang namun dalam regulasi keantariksaan di Indonesia, institusi negara atau swasta yang akan menjalin kerjasama harus memenuhi persyaratan ketat.

"Peluncuran satelit atau roket itu kan punya resiko tinggi, apalagi jika melewati negara lain. Untuk itu salah satunya syarat asuransi sangat penting," katanya.

Pembangunan bandar antariksa nasional di Pulau Morotai tahap awal, LAPAN menggelontorkan dana awal Rp 25 miliar. 





Sumber : Vivanews

KEMHAN DAN TNI MEMBANGUN KEKUATAN PERTAHANAN CYBER




Semakin meningkatnya teknologi cyber saat ini, telah diiringi juga dengan meningkatnya kerawanan terjadinyacybercrime dan jugacyber attack ataucyberwar baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam rangka mencapai harapan mampu mengatasi dan menanggulangi semua serangan cyber yang masuk ke wilayah negara Indonesia, Kemhan dan TNI telah memiliki inisiatif untuk membangun kekuatan pertahanancyber dalam ranah militer yang terus dikembangkan hingga saat ini.
 
Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam keynote speechnya pada acara Seminar Nasional Keamanan Infrastruktur Internet tentang “Trend Ancaman Infrastruktur Internet 2012”, Selasa (27/11) di Bandung, Jawa Barat. Dalam keynote speech tersebut, Wamenhan mengambil tema “Ancaman dunia cyber terhadap pertahanan negara dan kedaulatan negara”.

Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, respon dan inisiatif yang telah dilakukan dari sisi pertahanan negara telah menuju kepada kemajuan yang signifikan. Hal itu dimulai dengan adanya inisiatif awal untuk melaksanakan suatu kajian yang bersifat strategis dimana sebelumnya diawali oleh kegiatan Focused Group Discussion dalam konteks National Cyber Security di Universitas Pertahanan pada tahun 2011.

Sebelumnya pada tahun 2010, Kemhan juga telah memulai program penanggulangan terhadap cyber attack dan setelah melaksanakan SDR 2011 dan 2012, Kemhan membentuk suatu Tim Kerja Pusat Operasi Dunia Maya (Cyber Defence Operation Centre).

Diejelaskan Wamenhan, Tim ini telah bekerja dan mulai menyusun rencana untuk pembentukan Cyber Operation Center (COC) -Kemhan. Inisiatif ini memiliki dua tujuan utama, yaitu keamanan dan perlindungan internal (Kemhan) maupun keamanan dan perlindungan eksternal (Nasional).

Untuk internal yaitu sebagai tempat yang difungsikan dalam proses perencanaan, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi serta pengawasan terhadap cyber untuk meningkatkan sistem pertahanan cyber di lingkungan Kemhan. Sedangkan untuk nasional bertujuan untuk membangun sistem pertahanan semesta yang emlibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya untuk menegakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman cyber.

Lebih lanjut menurut Wamenhan, saat ini upaya penerapan keamanan cyber di Indonesia sudah mulai menuju kepada langkah – langkah yang terkoordinasi. Hal ini dapat dilihat dengan adanya beberapa inisiatif dalam rangka membentuk sebuah lembaga organisasi yang menangani serangan cyber. Beberapa inisiatif dari instansi/lembaga pemerintah, instansi pendidikan, badan usaha bahkan private company yaitu melakukan upaya dalam mengantisipasi serangan cyber.

Ditegaskan Wamenhan, ancaman cyber termasuk dalam ancaman asimetris yang penanganannya membutuhkan pendekatan komprehensif. Karena sifatnya yang multidimensional, membuat cyber security tidak dan bukan merupakan urusan satu kementerian saja, tetapi juga menjadi urusan berbagai kementerian lainnya. “Oleh karena itu, diperlukan sebuah kebijakan cyber security atau cyber defence yang dalam implementasinya membutuhkan badan koordinasi”, tambah Wamenhan.

Seminar tahunan ini diselenggarakan oleh Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastruktur (ID-SIRTII) bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan dan Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII) serta didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Semanar ini berlangsung selama sehari dan dibuka oleh Menkominfo Tifatul Sembiring. Seminar diikuti kurang lebih 200 peserta yang berasal dari perwakilan instansi pemerintah, ISP dan kalangan praktisi Teknologi Informasi.





Sumber : DMC

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...