Sunday, October 14, 2012

Rusia Kembangkan Tank Radikal T-99


Tank Armata
Ilustrasi konsep dari tank baru Rusia T-99

Angkatan Darat Rusia berencana untuk memulai modernisasi armada lapis bajanya pada tahun 2015, mulai dari tank tempur utama (MBT) hingga kendaraan tempur lapis baja infanteri dan berbagai platform alutsista dukungan. MBT baru ini akan dibuat berdasarkan tank Armata, prototipe pertama dijadwalkan akan mulai uji lapangan pada tahun 2013, ini sepuluh bulan lebih cepat dari target.
Seperti yang dikatakan oleh Deputi Pertama Menteri Pertahanan Rusia Alexander Sukhorukov, tank baru tersebut saat ini masih dikembangkan di Uralvagonzavod, Omsk. Pengiriman tank pertama dari tank baru ini ke Angkatan Darat Rusia dijadwalkan pada 2015. Sebanyak 2.300 MBT ini diharapkan akan dilengkapkan kepada Angkatan Darat Rusia pada tahun 2020.
Perlu diingat bahwa Rusia sedang membangun kekuatan tempur mereka tidak hanya karena fokus terhadap NATO, tetapi yang tidak kalah penting, untuk melindungi perbatasan selatan mereka yang panjang dengan negara-negara Islam yang dianggap Rusia dapat mengancam dengan kekuatan militer, dan juga untuk dominasi baru yang tumbuh di timur yaitu China. Armada lapis baja dikatakan merupakan kunci untuk mempertahankan superioritas militer atau paritas terhadap ancaman tersebut.

Tank Armata
T-99 akan dilengkapi dengan upgrade baru dari meriam saat ini yaitu 125mm

Menurut informasi awal yang didapatkan, tank baru tersebut yang disebut-sebut sebagai T-99 lebih ringan bobotnya dibandingkan dengan T-95 atau proyek gagal "Object 195." Oleh karena itu, tank ini akan menjadi lebih lincah dan lebih terjangkau daripada pendahulu-pendahulunya.
Industri pertahanan Rusia juga mengembangkan varian dari kendaraan lapis baja beroda Boomerang 8x8 yang secara bertahap akan menggantikan armada yang digunakan saat ini yaitu BTR-90. 
Sumber: Artileri

Analis: Pertahanan Militer Israel Lemah



Seorang analis menilai penetrasi pesawat tanpa awak milik Hizbullah ke wilayah udara Israel membawa pesan yang jelas bahwa sistem pertahanan Israel bisa ditembus.

"Pesannya, Israel tidak memiliki kekebalan dan sistem pertahanan seluruh Israel bisa ditembus," kata Hisham Jaber, jenderal Lebanon pensiunan Kepala Pusat  studi Timur Tengah dalam wawancara dengan Press TV Jumat (12/10).

"Insiden itu "sangat berbahaya" bagi Tel Aviv, ketika pesawat tanpa awak telah terbang di zona udara Israel selama 20 hingga 25 menit, dan sangat dekat dengan reaktor nuklir Dimona sebelum terdeteksi.

"Apabila pesawat ini bukan untuk pengintaian atau aksi mata-mata untuk mendapatkan informasi untuk operasi ofensif misalnya, dengan membawa bahan peledak, apa yang Anda bayangkan? Itulah pertanyaannya, dan Israel sangat khawatir tentang hal ini, " kata Jaber.

"Pertanyaannya adalah bagaimana Israel dan Amerika  yang berada di Laut Mediterania tidak membuka matanya, maupun tidak menangkap pesan elektronik sebelum Israel menemukan drone ini di zona udaranya," tambahnya.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah Kamis (11/10) menegaskan gerakan perlawanan Lebanon mengirimkan pesawat tanpa awak ke wilayah udara Israel.
 
"Ini hanya bagian dari kemampuan kami," tutur Nasrullah, seraya menambahkan bahwa Israel telah mengakui kegagalan keamanan mereka meskipun memperoleh teknologi terbaru dari kekuatan-kekuatan Barat.
 
Sekretaris Jenderal Hizbullah menjelaskan bahwa pesawat tanpa awak yang dioperasikan Hizbullah dan berhasil menembus wilayah udara Israel adalah buatan Iran.
 
Lebih lanjut, Sayid Nasrullah menandaskan bahwa operasi terbaru tersebut diberi nama "Syahid Husein Ayub".
 
Sekjen Hizbullah menegaskan bahwa jika kami ingin melakukan identifikasi maka kami akan menerbangkan pesawat ini, dan langkah ini bukan operasi identifikasi pertama dan juga bukan yang terak.
 
 
Sumber: Irib

Irak beli 28 jet tempur dari Republik Ceko


Jet tempur Aero L-159 ALCA 
Jet tempur Aero L-159 ALCA
 
Sindonews.com – Beberapa tahun ke depan, Angkatan Udara (AU) Irak dipastikan akan semakin kuat, menyusul kepastian pembelian 28 jet tempur dari Republik Ceko. Seperti dikutip dari The Daily Star, Jumat (12/10/2012), pembelian 28 jet tempur Aero L-159 ALCA ini bernilai USD 1 miliar

"Saya bisa sebut, apa yang kita sepakati hari ini adalah langkah pertama," kata Menteri Pertahanan Irak, Saadoun al-Dulaimi di Praha, Republik Ceko, usai menandatangani kesepakatan dengan Menteri Pertahanan Ceko, Alexandr Vondra.

Menurut Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki, pembelian 28 jet tempur ini adalah bagian dari program untuk membangun kembali AU negara itu dan mengontrol wilayah udara yang rentan disusupi pihak asing.

Sejak invasi AS yang menggulingkan pemerintahan Saddam Hussein, Irak memang tak lagi memiliki AU yang tangguh. Al-Maliki menyatakan, jika tak segera membeli jet tempur, Irak tak akan bisa mempertahankan wilayah udaranya hingga 2020.

Menurut rencana, empat pesawat Aero L-159 ALCA akan diterima enam bulan setelah penandatanganan kontrak. Sementara 24 pesawat lainnya, akan dikirim dalam kurun 2 tahun. Sebelumnya, Irak juga Irak juga membeli lebih dari 30 jet tempur F-16 dari AS. Pesawat pertama dijadwalkan tiba di Irak pada Maret 2014.
 
 
Sumber: Sindonews

DRONE IRAN SUKSES TEROBOS ISRAEL


Baru-baru ini kita disuguhi dengan berita-berita tentang penembakan sebuah pesawat tanpa awak (drone) misterius oleh angkatan udara Israel tgl 6 Oktober lalu. Berita-berita itu bahkan dibumbui dengan video keberhasilan Israel menembak jatuh pesawat misterius tersebut dengan menggunakan 2 pesawat tempur F-16. Namun hingga kini Israel dan media-media massa tidak pernah menyebutkan pesawat apa yang ditembak jatuh itu dan siapa pengirimnya.

Sebuah artikel di blog "roytov.com" tulisan Roy Tov berjudul "IDF Photographs its own Defeat" mengupas nyaris tuntas insiden penerobosan wilayah Israel oleh pesawat tanpa awak itu, sekaligus implikasi serius dari insiden tersebut yang menjadi alasan kuat bagi Israel untuk tidak mempublikasikan pesawat tanpa awak itu.

Menurut Roy Tov pesawat tanpa awak (drone) itu meluncur dari Lebanon paralel dengan garis pantai Laut Tengah melintasi 2 kota besar Israel, Haifa dan Tel Aviv. Pesawat itu juga melintasi pusat-pusat industri Israel dan pangkalan-pangkalan udara Israel. Selanjutnya dalam 30 menit terakhir pesawat melintasi beberapa instalasi militer dan inteligen strategis Israel. Semua instalasi tersebut dilengkapi radar-radar paling canggih buatan Amerika dan Israel, termasuk sistem pertahanan udara modern "Iron Dome" yang digelar Amerika untuk Israel. Namun pesawat itu terbang tak terdeteksi hingga mendekati reaktor nuklir Dimona sebelum akhirnya ditembak jatuh.
Pesawat terbang tanpa awak itu ternyata buatan Iran yang diluncurkan oleh sekutunya, Hizbollah. Iran dan Hizbollah tentu saja tidak berniat memprovokasi perang dengan insiden itu, meski jika mereka mau pesawat itu sudah bisa menghancurkan beberapa sasaran strategis, termasuk reaktor nuklir Dimona. Mereka hanya menguji coba kehandalan drone mereka sekaligus kekuatan pertahahan udara Israel. Mereka juga cukup cerdas untuk meyakini bahwa Israel tidak akan pernah mengakui sistem pertahanan udara mereka ditembus Iran dan Hizbollah, meski Israel tahu betul bahwa pesawat drone tersebut milik Iran dan Hizbollah.

Seolah mengejek Israel, pemimpin Hizbollah Sayyed Nasrallah pada hari Rabu (10/9), mengumumkan akan mengadakan jumpa pers tentang kecanggihan pesawat-pesawat drone milik Hizbollah. Dan ejekan itu berubah menjadi tamparan keras setelah pada hari Kamis malam (11/10) Nasrallah menyatakan bahwa pesawat drone yang menerobos wilayah Israel adalah milik Hizbollah.

Ini bukan yang pertama kalinya pesawat drone buatan Iran yang dimiliki Hizbollah menerobos Israel meski harus diakui yang terakhir ini adalah yang paling "sukses". Dalam perang Lebanon II tahun 2006 dua pesawat drone "Ababil" milik Hizbollah berhasil menerobos Israel sebelum ditembak jatuh di sebelah utara kota Haifa. Sejak saat itu Hizbollah dengan bantuan Iran telah memiliki drone-drone yang lebih canggih.

Pada tgl 2 September lalu Deputi Menhan Iran Mohammad Eslami memberikan pernyataan mengejutkan kepada media Iran "Press TV". Menurut pengakuannya Iran telah berhasil menguasai teknologi pesawat drone siluman canggih RQ-170 Santinel Amerika yang "dibajak" Iran akhir tahun lalu. Tidak hanya itu, ia juga mengakui Iran telah melengkapi pesawat-pesawat drone jarak jauh mereka, "Karrar" dengan rudal dan bom. "Karrar" akhirnya dilaunching oleh Presiden Ahmadinejad tgl 22 Agustus 2012. Daya jelajah pesawat drone ini mampu menjangkau Israel.

"Insiden" penerobosan pesawat drone itu berkaitan dengan sebuah peristiwa lainnya. Pada tgl 4 SEptember lalu koran "The New York Times" melaporkan bahwa "Iran telah mengirim peralatan militer ke Syria melalui udara Irak". Amerika yang telah hengkang dari Irak dan Irak tidak memiliki angkatan udara yang kuat menjadikan wilayah udara Irak sebagai jalur udara yang efisien bagi Iran untuk membantu sekutu-sekutunya Syria dan Hizbollah. Sejak pengiriman itu militer Syria dilaporkan mengalami kemajuan signifikan dalam perangnya melawan pemberontak, terutama di medan perang Aleppo dan Homs. Ini semua membuktikan bahwa Iran telah mensuplai Hizbollah (melalui Syria, Lebanon berbatasan langsung dengan Syria) dengan pesawat drone terbaru yang digunakan untuk menerobos Israel.

Ketika sebuah teknologi pembuatan drone ditemukan, sebagaimana teknologi pesawat drone siluman RQ 170 Amerika, tidak memerlukan biaya mahal untuk memproduksi dan mengembangkannya. Pesawat ini hanya membutuhkan material murah berupa bahan-bahan komposit dan sirkuit elektronik, tidak beda dengan pembuatan laptop. Di sisi lain pesawat tempur dan sistem pertahanan udara andalan Israel sangat mahal harganya. Jika terjadi perang antara drone-drone Iran/Hizbollah melawan angkatan udara Israel, Israel bakal mengalami krisis finansial serius, bahkan jika Amerika mengelontorkan dananya ke Israel.

Pasukan katak TNI AL Uji Peralatan Tempur Di Perairan Banjarmasin

Uji peralatan tempur kendaraan air yang dimiliki pasukan katak TNI AL dalam melaksanakan tugas khusus yang tergabung dalam Komando Tugas gabungan amfibi Latihan Armada Jaya XXXI/2012 saat berada di perairan sekitar Pulau Sebuku Banjarmasin (photo : Pelita)
PASUKAN katak TNI AL yang tergabung dalam latihan Armada Jaya XXXI/2012 melaksanakan kegiatan uji coba peralatan tempur kendaraan air dalam rangka mendukung keberhasilan tugas khusus pada saat tahap latihan Umum di perairan sebelah utara Pulau Sebuku Banjarmasin.
Latihan pasukan katak tersebut dilaksanakan saat dua kapal penyapu ranjau KRI Pulau Rengat 711, KRI Pulau Rupat 712  bersama dengan unsur kapal peran  angkut pasukan  menempati posisi lego  jangkar.
Dengan diagram serbuan di daerah latihan umum pada saat seluruh unsur kapal perang RI yang tergabung dalam unsur Komando  tugas gabungan Ambifi melaksanakan latihan umum dan uji komunikasi  serta melaksanakan  bekal umum logistik dan bahan bakar.
“Uji peralatan tempur kendaraan air tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan  kesiapan pasukan katak TNI AL dalam rangka pelaksanaan tugas khusus pada saat on board di kapal perang penyapu ranjau yang tergabung dalam  Komando Tugas Gabungan Amfibii dalam rangka pendaratan pasukan pendarat marinir di perairan Kalimantan Timur,” ujar Kepala Dispenarmabar, Lekol Laut (KH) Agus Cahyono, Sabtu (13/10/2012).

KRI Klewang Baru akan Berbahan Baja




KRI Klewang baru tidak akan menggunakan bahan komposit karbon, namun dari baja (photo : Lundin)
JAKARTA - Insiden terbakarnya KRI Klewang membuat TNI Angkatan Laut berpikir ulang memesan kapal dari bahan komposit karbon. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno mengatakan bahwa KRI Klewang yang baru bakal dibuat dari bahan yang lebih kuat.
"Jelas bahannya harus lebih kuat. Jangan komposit kayak KRI Klewang yang kemarin. Bisa terbakar lagi gara-gara korsleting listrik," kata Soeparno, Kamis (11/10).
Soeparno menambahkan , pembuatan KRI Klewang bakal ditanggung asuransi dan ganti rugi atas kebakaran kapal yang diklaim antiradar tersebut.
Jika diganti berbahan baja solid apakah akan membuat kemampuan antiradar kapal hilang? Soeparno menjamin bahwa antiradar bakal menjadi fitur yang harus dipertahankan kendati bahan pembuat kapal sudah berganti. Sebab, teknologi antiradar masih bisa digunakan kendati bahan kapal dari baja.
Seperti diketahui, KRI Klewang milik TNI AL yang baru diluncurkan pada 31 Agustus 2012 lalu dari galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, ludes terbakar pada Jumat 28 September lalu. Tidak ada barang yang tersisa dari kapal tersebut. Kapal tersebut terbakar setelah ada korsleting listrik yang menimbulkan api.
Api dengan cepat dan lahap memakan semua bodi kapal hingga tak bersisa. Untungnya, kapal tersebut sudah diasuransikan.  PT Lundin juga mengaku siap bertanggungjawab terhadap kapal tersebut.
"KRI Klewang sudah kobong (terbakar, Red.). Sudah habis nggak perlu dibicarakan lagi. Yang penting nanti Klewang yang baru lebih kuat," kata Soeparno. (aga)
(JPNN)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...