Thursday, August 14, 2014

PTDI & Pesawat Patroli Jarak Jauh Filipina

Picture
Tahap pertama penawaran 5,9 miliar Peso ($ 133.6 juta), kontrak untuk 2 pesawat patroli jarak jauh untuk Angkatan Udara Filipina (PAF) mengalami kebuntuan pada Senin, 11 Agustus.
Tujuh dari 10 perusahaan yang membeli dokumen penawaran bergabung dengan tender penawaran Senin, tetapi – setelah 12 jam dari sesi penawaran dan serangkaian pertemuan eksekutif – mereka dinyatakan “tidak memenuhi syarat.” Mereka, memiliki waktu 3 hari untuk mengajukan peninjauan kembali, menurut juru bicara pertahanan Filipina, Arsenio Andolong.

Pesawat patroli jarak jauh tidak lagi dimiliki oleh angkatan udara Filipina, dan proyek akuisisi dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan domain maritim negara itu merespon ketegangan yang tumbuh di Barat Laut Filipina (Laut China Selatan) di antara negara-negara yang mengklaim LCS.
Dua perusahaan Israel – Elta Systems dan Elbit Systems – lulus persyaratan dokumenter awal, tapi mereka akhirnya gagal memenuhi spesifikasi teknis atau parameter kinerja yang diperlukan oleh departemen pertahanan.

Lima perusahaan lain dinyatakan non-compliant karena kekurangan dokumenter. Mereka adalah Saab Asia Pacific Co Ltd (Swiss), L3 Misi Integrasi (AS), PT Dirgantara Indonesia (Persero), Indonesia Aerospace, dan Lockheed Martin (AS). Mereka juga diberikan waktu 3 hari untuk mengajukan mosi dipertimbangkan kembali.

Reputasi Buruk Drone UAV Sebagai Mesin Pembunuh









Di tangan Amerika Serikat dan Israel, Drone UAV sebagai pesawat tak berawak, telah berobah fungsi. Yang semula sekadar berfungsi intelijen sebagai pesawat pengintai dan pengawasan, tiba-tiba berkembang menjadi mesin pembunuh Warga Sipil di Afghanistan, Irak, Somalia,  Palestina dan Lebanon. 

Ketika sedang hangat-hangatnya debat calon presiden tempo hari, khususnya ketika membahas topik pertahanan nasional, tiba-tiba pesawat Drone mencuat sebagai obyek perbincangan yang cukup hangat dalam masyarakat. Terutama pemerhati dan pengkaji perkembangan teknologi kemiliteran. 
 
Drone merupakan jenis pesawat udara tak berawak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV).  Pesawat Drone ini merupakan mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot, atau mampu mengendalikan dirinya sendiri melalui hukum aerodinamika. Pesawat Drone ini sebagian besar didayagunakan di bidang kemiliteran. 
 
Fungsi utama pesawat tanpa awak Drone digunakan untuk misi pengintaian dan penyerangan. Walaupun banyak laporan mengatakan bahwa banyak serangan pesawat tanpa awak yang berhasil tetapi pesawat tanpa awak mempunyai reputasi untuk menyerang secara berlebihan atau menyerang target yang salah, seperti warga masyarakat sipil. 

Fly Pass Pesawat Tempur TNI AU Dan Balance Of Power Dengan Australia

  Kasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia usai upacara Peringatan ke-67 Hari Bhakti TNI Angkatan Udara di Kesatrian AAU Yogjakarta, Kamis (7/8/2014) menyatakan bahwa pada peringatan HUT RI ke-69 tanggal 17 Agustus 2014, TNI AU akan melakukan fly pass (terbang lintas) diatas panggung kehormatan.


Fly Pass akan dilakukan oleh  32 pesawat TNI AU dalam dua formasi besar.  Flight kesatu terdiri dari formasi  10 pesawat tempur latih  T-50 Golden Eagle asal Korea dan 6 pesawat tempur ringan  Hawk 100/200. Sementara flight kedua terdiri dari 8 pesawat F-16 versi lama  dan termasuk 3 pesawat yang baru tiba, hibah dari pemerintah AS, F16 blok C/D 52ID, juga gabungan dari  8 pesawat Sukhoi-27/30. Dengan demikian maka  masing-masing flight akan terdiri  terdiri dari 16 pesawat, dimana jumlah masing-masing formasi merupakan kekuatan satu skadron udara.


Terbang lintas tersebut merupakan sebuah pertanggung jawaban TNI AU sebagai abdi negara dalam mempertahankan kedaulatan di udara. Dimana pemerintahan Presiden SBY telah menambah kekuatan pesawat latih dan tempur udara. Dalam fly pass akan ditampilkan berbagai pesawat produk dari  empat  negara. Pesawat T-50 tempur taktis adalah pesawat terbaru buatan Korea Selatan, pesawat Hawk 100/200 buatan Inggris, pesawat F-16 buatan Amerika Serikat dan pesawat Sukhoi 27/30 buatan Rusia. Dengan demikian maka dari pengalaman pahit di masa lalu soal embargo, kini TNI AU menjadi lebih fleksibel dan akan selalu mampu melaksanakan pertahanan udara apabila terulang kembali kasus embargo.

Formasi Pesawat Tempur TNI AU Di Langit Jakarta


TNI angkatan Udara mengerahkan 35 pesawat tempur untuk terbang formasi (fly pass) memeriahkan peringatan detik-detik proklamasi ke-69 tanggal 17 Agustus 2014 di Istana Negara. Untuk itu, sejak Minggu (10/8) ke-32 pesawat tersebut, masing-masing 7 Pesawat Sukhoi dari Makassar, 8 Pesawat F-16 dan 12 Pesawat T 50i dari Madiun dan 8 Hawk 100/200 dari Pekanbaru diparkir di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma untuk berlatih terbang formasi di udara Jakarta.

Sesuai perintah Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), sebanyak 32 pesawat tempur TNI AU akan membentuk dua formasi arrow melaksanakan fly pass di atas peserta upacara peringatan HUT RI ke-69 di Istana Negara. Kedua formasi besar terdiri dari flight pertama terdiri dari 10 pesawat T-50 Golden Eagle dan 6 pesawat Hawk 100/200 serta flight kedua terdiri dari 8 pesawat F-16 termasuk pesawat F-16 C/D 52ID yang baru dan 8 pesawat Sukhoi SU-27/30,.

Lockheed Martin Announces Indonesian Radar Industry Initiative



AN/TPS-77 air surveillance radar (photo : militaryphotos)

JAKARTA, Indonesia/PRNewswire/ -- Lockheed Martin (NYSE: LMT) has launched an Indonesian radar industry initiative as part of its efforts to support the country's plans to modernize and extend its air surveillance coverage.

This initiative includes technology transfers to aid in the development of a new Indonesian radar industry, as well as partnerships with local universities to cultivate the workforce necessary to support it. Enhancing Indonesia's ability to make critical radar components will reduce the nation's reliance on foreign suppliers, while providing employment opportunities for its citizens.

"Lockheed Martin is committed to supporting Indonesia and its defense industry revitalization plans," said Robert Laing, National Executive, Lockheed Martin, Indonesia. "Our goal is to create a new technology sector and associated jobs to ensure a sustainable industry in Indonesia."

TNI AD Terima Peluncur Roket Astros II dari Brasil




Peluncur roket Avibras Astros II (photo : Defense Studies)

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menerima alat utama sistem persenjataan baru berupa multiple launcher rocket system atau senjata peluncur roket bernama Astros II. Senjata baru untuk Divisi Artileri Medan tersebut didatangkan dari pabrik Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil.

"MLRS Astros II telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin (6 Agustus 2014), sekitar pukul 10.00 WIB," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa lewat pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 7 Agustus 2014. (Baca: TNI AD Pamerkan Meriam Kaliber Terbesar)

Menurut Andika, Astros II yang tiba kemarin terdiri atas tiga paket, yakni satu baterai peluncur roket, amunisi roket, dan simulator peluncur roket. Ketiga paket tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa markas TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan. (Baca: Panglima TNI Tabrak Tameng Prajurit)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...