Saturday, December 01, 2012

Dua Kompi Kopassus ke Kaltim

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua kompi prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus TNI AD diterjunkan ke hutan belantara Kalimantan Timur, Sabtu (1/12/2012) malam ini. Penerjunan malam dari empat pesawat Hercules TNI AU tersebut dalam rangkaian latihan infiltrasi melalui udara.
Pejabat Penerangan Kopassus Mayor Inf Achmad Munir di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu sore, membenarkan adanya rencana penerjunan para prajurit tersebut.
"Ini dalam rangkaian latihan bersandi Tribuana Cakti XVIII tahun 2012 yang sudah berlangsung beberapa waktu lalu dan puncaknya nanti pada 19 Desember," jelasnya, Sabtu sore.
Para prajurit tersebut dilepas oleh Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Jaswandi dan para perwira ahli, Asisten Danjen, dan Kabalak.

Turkey to Begin Attack Helicopter Production Next Year

Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan says the Turkish defense industry will begin producing attack helicopters next year.

Erdogan says mass production of Turkey's indigenous T-129 attack helicopters will begin in 2013 as part of the country's program to expand domestic production of military equipment.

"Today, Turkey meets 54% of the needs of the country's defense system," Erdogan said in a report on TRT Haber TV. "Our goal is fully provision with defense products through domestic production."

Erdogan adds that Turkey intends to include the manufacturing of warships.

Turkey has previously exported armored vehicles, air defense systems, missile systems, light warships, and helicopters, a trend that has seen its defense industry exports quadruple.

Turkish Aerospace Industries is the prime contractor for the T-129 attack helicopter, with Aselsan and AgustaWestland NV as the subcontractors, under a collaboration agreement in which TAI shares ownership of intellectual property rights for the new configuration with AgustaWestland NV.

TAI will also become the sole source for the production of the T-129's fuselage, including final assembly and flight operations, and will be responsible for marketing the "T-129 attack helicopters" for export.

TNI Kembangkan Brigade Gabungan


TNI mengembangkan brigade gabungan untuk menangkal dinamika ancaman yang semakin kompleks. Kekuatan brigade gabungan dinilai akan menempatkan TNI dalam posisi penting dalam keamanan regional. Tak heran, brigade gabungan ini diterapkan dalam Latihan Gabungan (Latgab) 2012 TNI yang selesai belum lama ini.

TNI Kembangkan Brigade Gabungan

"Latihan ini merupakan salah satu upaya awal untuk menjawab dan mengetahui sampai di mana tingkat kemampuan dan batas kemampuan Brigade Gabungan TNI bila dihadapkan dengan tren tantangan dan ancaman,"kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Marsekal Madya TNI Daryatmo, saat menutup Latgab, di Surabaya, Jumat (30/11).

Agus mengatakan dibutuhkan daya tanggap, ketajaman evaluasi, dan kecermatan dari seluruh perwira hingga unsur satuan terkecil agar kemampuan brigade mumpuni. Setiap hal-hal penting harus menjadi perhatian dan disempurnakan dalam segala sisi.


Kemampuan militer tingkat brigade, lanjut dia, juga dikembangkan beberapa negara. Hal ini sebagai konsekuensi menyikapi perkembangan ancaman dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. "Kemampuan militer tingkat brigade gabungan dinilai memiliki kemampuan taktis dan strategis serta mobilitas dan daya tempur yang efektif dan efisien guna menghadapi karakteristik ancaman modern di ruang globalisasi yang cenderung mengeliminasi batas negara dalam konteks global village,"tegas dia.

 
TNI Kembangkan Brigade Gabungan
 

Di sisi lain, lanjut Panglima TNI, penguatan kemampuan militer tingkat brigade gabungan memiliki dimensi politis dalam konteks kerja sama internasional sebab ini berguna untuk penanganan keamanan bersama di tingkat regional.
Karenanya, dia meminta agar peningkatan kemampuan satuan TNI, konsep Latgab TNI harus terus diintensifkan dan dikembangkan melalui skenario operasi militer dari berbagai trouble spots yang diasumsikan terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

"Tentunya intensifikasi tersebut harus dilaksanakan secara bertahap dan bertingkat, baik di lingkup manajemen tempur, taktik dan strategi, maupun penguatan unsur-unsur bantuan lainnya,seperti unsur intelijen, logistik, dan lainnya,"jelas dia.

Memperhatikan kepentingan tersebut, tambah dia, evaluasi dan konsolidasi terhadap pelaksanaan Latgab menjadi hal yang urgen dan esensial. Hal itu guna mendapatkan perspektif yang lebih luas demi penyempurnaan beberapa aspek terkait, baik doktrin, strategi, taktik, teknik, dan prosedur, serta aspek psikologis dan litbang, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan interoperability brigade gabungan TNI dalam skenario operasi militer.

Di samping itu, penyempurnaan juga untuk memperoleh besaran yang proporsional dan efektif, baik pada aspek personel, alutsista, maupun dukungan administrasi logistik lainnya, guna mendukung konsep pembangunan Minimum Essential Force (MEF).

Komandan Satgas Penerangan Latgab TNI 2012, Letkol Laut (KH) Edys Riyanto, mengungkapkan pelaksanaan latihan lapangan Latgab TNI Tingkat Brigade 2012 dengan sandi Wibawa Yudha berlangsung sejak 26 Oktober hingga 30 November 2012 di Sangatta dan Tarakan, Kalimantan Timur. Latihan itu melibatkan belasan ribu prajurit dengan puluhan alutsista berbagai jenis.

Sebelum penutupan, dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan bagi beberapa aspek terkait, baik doktrin, strategi, taktik, teknik, dan prosedur, serta aspek psikologis dan litbang yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kampanye militer.

Kasum TNI, Daryatmo, mengatakan perlunya beberapa penyempurnaan baik aspek pengorganisasian, peranti lunak, operasional, dan material. "Jaga terus soliditas dan solidaritas TNI demi tegaknya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,"tegas Kasum TNI. 



SUmber : Koran Jakarta

Pemerintah Belum Miliki Kebijakan Berorientasi Maritim


Ketua Forum Kajian Pertahanan dan Maritim (FKPM) Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan mengemukakan, pemerintah belum memiliki kebijakan yang berorientasi pada pengembangan sektor maritim, padahal sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut.

Kapal Perang Republik Indonesia Mengawal Keamanan Maritim
Kapal Perang Republik Indonesia Mengawal Keamanan Maritim
foto : republika.co.id


"Bahkan dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan MP3EI (Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), fokus pemerintah masih pengembangan infrastuktur wilayah daratan," kata Mangindaan di Surabaya, Kamis.

Pernyataan Robert Mangindaan itu disampaikan pada seminar nasional "Membangun Kembali Kejayaan Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Maritim" yang digelar Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Kobangdikal.

"Sekitar 70 persen wilayah Indonesia adalah laut dan sudah seharusnya pemerintah memiliki kebijakan yang lebih berorientasi pada pengembangan maritim. Tapi, kami melihat hal itu belum banyak dilakukan," kata Mangindaan yang saat ini aktif menjadi Tenaga Profesional Tetap di Lemhanas.


Menurut ia, posisi maritim Indonesia dipengaruhi tiga faktor utama, yakni globalisasi perdagangan, keamanan wilayah perairan dan dominasi kekuatan maritim negara-negara besar.

Sementara untuk pengelolaan wilayah maritim, ada tiga elemen yang menangani, yakni bidang kelautan, pelayaran dan instrumen keamanan dalam hal ini TNI Angkatan Laut.

"Untuk membangun kesadaran maritim di Indonesia, diperlukan adanya peran politik, dukungan teknologi, pendanaan, dan regulasi dari pemerintah," tuturnya.

Pakar statistik ITS Drs Kresnayana Yahya Msc dalam kesempatan sama mengatakan, kontribusi sektor maritim terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) saat ini masih sangat rendah sekitar 10 persen, padahal potensi yang bisa dikembangkan sangat besar.

"Dengan wilayah laut yang sangat luas, potensi maritim itu sebenarnya mencapai 1,2 triliun dolar AS pertahun. Ini salah satu modal besar untuk mendukung perekonomian," ucapnya.

Pimpinan lembaga konsultan bisnis Enciety itu menambahkan, selain kekayaan sumber daya laut yang melimpah, sektor layanan jasa kemaritiman juga belum digarap secara maksimal.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno dalam sambutan pembukaan seminar mengatakan, belum maksimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, khususnya laut, lebih disebabkan pupusnya visi maritim dan kurangnya kesadaran komponen bangsa.

"Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam kelautan memerlukan penguasaan teknologi rekayasa maritim yang sarat 'high tech' dan 'high cost'," ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Asisten Personel KSAL Laksda TNI Sudirman.

KSAL menambahkan, TNI AL berupaya menjadi pelopor dalam membangun budaya kemaritiman yang sejalan dengan program pemerintah dan bertanggung jawab secara moril untuk ikut membangun kembali kejayaan bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim.

Seminar yang diikuti sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan itu, juga menghadirkan pembicara lain, yaitu pakar kelautan dan perkapalan ITS Prof Daniel Rosyid PhD, yang mengupas pembangunan visi maritim melalui pendidikan. 



Sumber : Antara Jatim

Iron Dome, Tameng Bangsa Israel

Saling balas serangan. Itulah inti ‘perang’ antara Hamas dan Israel dalam perang singkat 8 hari. Hamas mengerahkan seluruh arsenal roketnya, dan Israel meluncurkan puluhan sorti serangan udara. Dari keduanya, mana yang lebih efektif?
Tujuan utama Israel sejak awal, yaitu menghentikan teror roket Hamas sudah tercapai berkat keefektifan sistem pertahanan Iron Dome, yang mencegat 85% roket yang diluncurkan dari arah Gaza. Upaya Israel menuntut pertanggungjawaban atas serangan Hamas, terwujud dalam tewasnya pemimpin Hamas seperti Ahmed Jaberi, orang nomor dua di Brigade Qassam. Boleh dibilang, hampir seluruh roket Hamas dapat dimandulkan oleh sistem Iron Dome.



Israel memetik pelajaran pahit dari operasi Cast Lead yang dilancarkan pada tahun 2006 ke Libanon. Hezbollah menghujani kota-kota di Utara Israel dengan beragam roket, mulai dari Katyusha sampai WS-1 buatan Cina. Pada saat yang bersamaan, sisi Selatan Israel juga dihantam roket Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas yang juga sibuk meroket Israel. Israel membutuhkan ‘obat’ untuk memandulkan roket-roket Qassam milik Hamas yang semakin menakutkan.
Rafael kemudian mengembangkan sistem penangkal serangan artileri, rudal, dan mortir dalam bentuk rudal, yang boleh dibilang kontroversial karena biayanya mahal. Sistem perlindungan lain seperti Phalanx, Goalkeeper, C-Ram atau Skyshield buatan Rheinmetall menggunakan kanon dengan munisi pintar AHEAD yang dipandu sistem radar untuk menghancurkan sasaran. Namun, kanon memiliki kelemahan yaitu kaliber peluru yang kecil kemungkinan tidak dapat menghancurkan roket menjadi serpihan kecil.
Sistem yang dibuat Rafael diberi nama Iron Dome. Dari segi konsep, sebenarnya produk Israel ini juga tidak revolusioner, karena AS dan Rusia juga memiliki konsep serupa. Iron Dome terdiri dari sistem rudal pencegat Tamir, sistem BMC (Battle Management & Weapons control), dan counterbattery radar. Sistemnya besar, berat, dan tidak sepenuhnya mobile. Sistem rudal Tamir dikemas dalam kotak peluncur berkapasitas 20 rudal yang dapat dimuat keatas truk 8x8. BMC dimuat dalam kotak berbentuk kontainer berisi layar radar dan operator, sementara sistem radar pendeteksi ditaruh diatas sasis truk.
Sistem kerjanya terbagi dalam tiga tahap, dimana radar akan mendeteksi ancaman yang tengah menuju sasaran. Informasi ini dipasok kedalam sistem BMC, yang menghitung lintasan ancaman, sampai titik perkiraan jatuhnya. Berdasarkan perkiraan tersebut, sistem kemudian membuat solusi penembakan dan menyerahkan pada operator untuk meluncurkan rudal, atau mengesetnya secara otomatis. Pada fase awal peluncuran, Tamir dipandu oleh BMC ke titik pencegatan, sampai kemudian sensor elektro optiknya bekerja sendiri untuk mengenali sasaran dan meledakkan diri berkat keberadaan sumbu jarak (proximity fuze).
Yang istimewa dari Iron Dome adalah kemampuan algoritma software yang dibuat pabrikan MPrest, yang dibuat berdasar platform Microsoft .NET. Iron Dome mampu mengukur besarnya ancaman; apabila roket atau serangan lain jatuhnya di wilayah yang tidak berbahaya, Iron Dome tidak akan bereaksi. Tidak mengherankan, angka keberhasilannya mencapai 90% dari ancaman roket ke wilayah berpenduduk. Sistem Iron Dome efektif mencegat sampai lima sasaran simultan yang berada sekaligus di udara. Sistem yang satu baterainya berharga US$ 50 Juta dan satu rudal Tamir berharga US$ 40.000 ini digelar di 8 kota, termasuk ibukota Tel Aviv. Israel mendapat bantuan US$ 201 Juta dari AS untuk pengadaan enam baterai Iron Dome.

Legislator: TNI Miliki Simulator Perang


Simulator pesawat tempur produksi dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)

30 November 2012, Jakarta: Baru-baru ini beredar kabar adanya simulator perang yang dimiliki aparat keamanan TNI. Komisi I DPR mengakui kebenaran kabar tersebut. Sehingga, selain Kepolisian yang memiliki simulator SIM, aparat keamanan TNI juga ternyata memiliki simulator perang.

Wakil Ketua Komisi I DPR (membidangi pertahanan), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengakui bahwa aparat TNI memiliki simulator perang. Menurut Agus, simulator perang itu sudah ada sejak lama. "Simulator perang itu ada," ujarnya di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (30/11).

Namun, ketika ditanya waktu pengadaan simulator perang itu, Agus malah berdalih bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti terkait pengadaan alat latihan perang TNI tersebut. "Tapi saya tidak tahu kapan pengadaannya. Kemungkinan saya sedang keluar dan tidak ikut rapat," kilah politisi Partai Golkar itu.

Sebelumnya, beredar kabar angin yang meresahkan dan mengagetkan masyarakat yakni adanya simulator perang yang dimiliki TNI. Namun, kabar tersebut masih simpang siur adanya.

Sumber: Republika

Fitur Baru Canggih PKR 10514 TNI-AL


 Hingga nanti selesai produksi dan operasional penuh di TNI-AL, proyek PKR 10514 tetap menarik perhatian dan banyak mengandung misteri. 
Misteri itu antara lain mengenai kemampuan sesungguhnya dari calon Fregat andalan TNI-AL ini. Pihak PT.PAL selaku produsen bekerja sama dengan Damen Schelde masoh pelit berbagi informasi. 
Jika ditanya mengenai persenjataan misalnya, PT.PAL selalu menjawab, pihak user (TNI-AL) yang memutuskan. Namun hal ini wajar saja, lantaran dalam perjalanannya nanti, bisa jadi banyak spesifikasi dan desain yang berubah.
Akan tetapi, sedikit titik terlihat pada ajang Indodefence 2012 lalu. Di booth Damen, terlihat poster dan booklet mengenai PKR10514. 
Tidak banyak perubahan dibandingkan desain PKR sebelumnya. Namun satu yang menarik perhatian adalah adanya sesosok kubah meriam kecil di atas meriam utama. Tak salah lagi.. itulah sistem Pertahanan Jarak Dekat (CIWS) yang nantinya akan diadopsi oleh PKR Indonesia.
Melihat dari bentuknya, bolehlah kita menduga sistem CIWS yang dipakai itu adalah Oerlikon Millennium 35mm Naval Gun System. Untuk memudahkan, kita sebut saja sistem CIWS ini sebagai Millenium 35mm.
 Jika benar PKR10514 menggunakan Millenium 35mm, maka ini sebuah lompatan jauh bagi TNI-AL. Seperti diketahui, Millenium merupakan salah satu sistem CIWS teranyar yang dilansir. Millenium 35mm aslinya merupakan pengembangan dari sistem arhanud Oerlikon 35mm yang berbasis di darat.


Dalam operasinya Millenium 35mm mampu menyemburkan hingga 1000 peluru per menit. Kelihatannya memang lebih rendah dibandingkan CIWS lainnya seperti Phalanx atau Goalkeeper. 

Akan tetapi, rahasinya bukan di daya sembur. Inilah rahasia Millenium 35mm, yaitu munisi AHEAD. Munisi AHEAD ini diyakini mampu menangkis semua serangan terhadap kapal. Cara kerjanya, ketika melesat meninggalkan laras, pengatur waktu pada kepala peluru bekerja. 

Pengatur waktu itu ditentukan berdasarkan penghitungan komputer terhadap sasaran. Lalu pada jarak sekitar 10-30 meter menjelang sasaran, kepala munisi akan pecah dan melontarkan sebanyak 152 proyektil kecil. Proses pecahnya kepala munisi pun telah diatur sehingga 152 proyektil tersebut akan membentuk semacam tameng, dan menghalangi benda apapun yang akan menerobosnya. 

 
Proyektil yang menjadi pagar tersebut memang kecil. Namun saking banyaknya Proyektil yang "melukai" sasaran, maka sasaran akan kehilangan aerodinamika lalu akhirnya terjatuh.Bahkan Oerlikon juga berani mengklaim, sistemnya ini telah berhasil menjatuhkan mortir yang ditembakan.


 
Keunggulan lainnya dari Millenium 35mm adalah kemudahan pemasangan. Memasang Millenium bahkan tak perlu melubangi Hull kapal, karena sistem ini bekerja secara mandiri. Maksudnya, pasokan peluru ditempatkan pada kubah dan tak memerlukan ruangan khusus amunisi. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk memasang Millenium pada kapal. Desainnya yang kompak juga merupakan keuntungan. Millenium 35mm hanya membutuhkan ruangan seluas 6 meter persegi. 

Bobot total Millenium 35mm lengkap dengan 252 peluru sendiri hanya sekitar 3,2 ton. Hmmm... sangat menarik bukan? semoga saja benar PKR-10514 TNI AL nantinya menggunakannya.
Sumber : ARC

Peran Modernisasi TNI Dalam Diplomasi Pertahanan


 Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada usia yang sudah melewati angka 67 tahun—sedikit lebih muda dari republik ini—masih menghadapi berbagai kekurangan dalam berbagai aspek pertahanan Indonesia.

Misalkan saja, publik menilai anggaran pertahanan hingga kini masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama TNI, utamanya sistem persenjataan. Anggaran pertahanan memang telah meningkat konstan sejak 2011, ketika pemerintah mengalokasikan Rp47,5 triliun (USD4,95 miliar) saat itu.Anggaran tersebut kembali meningkat 35,58% menjadi Rp64,4 triliun pada 2012.Anggaran pertahanan meningkat lagi 20,65% menjadi Rp77,7 triliun dalam rancangan APBN 2013.

Anggaran sebesar ini akan membuat Kementrian Pertahanan menjadi lembaga negara dengan anggaran tertinggi tahun depan. Meski meningkat, masih banyak yang meragukan anggaran itu dapat secara maksimal memenuhi kebutuhankebutuhan utama TNI. Upaya untuk mencapai kekuatan minimum esensial saja masih jauh dari kenyataan. Pada umur yang ke-67 tahun ini angkatan perang RI harus mengevaluasi kembali apa yang telah mereka lakukan dalam membangun posturnya sesuai perkembangan yang terjadi di lingkungan strategisnya.

*** Rasanya sudah cukup lama dan tidak berlebihan bila TNI tidak melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). TNI harus sadar bahwa banyak alutsista TNI yang perlu diganti dan dimodernisasi. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan negara yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, anggaran di bidang pertahanan juga ditingkatkan, dengan prioritas mengganti alutsista dengan yang lebih baru dan lebih modern.

Diskusi publik mengenai TNI dan berbagai aspeknya hingga kini sepertinya tidak pernah bergeser dari persoalan alutsista,anggaran pertahanan, postur pertahanan,kemampuan tempur, dan lain-lainnya yang lebih banyak berkaitan dengan aspek “internal”TNI. Aspek lain dari TNI yang tidak boleh dilupakan dan terlalu penting untuk diabaikan adalah peran TNI dalam membangun lingkungan regional yang lebih stabil.

Unsur-unsur TNI memang telah sejak lama membangun hubungan bersahabat dengan negara-negara lain baik negara-negara di Asia Tenggara maupun di luar kawasan Asia Tenggara. TNI selama ini, dan untuk seterusnya, akan menikmati hasil diplomasi Pemerintah Indonesia terhadap negara lain, misalnya Korea Selatan, Amerika Serikat, China dan beberapa negara Eropa lainnya. Dari diplomasi itu, TNI mendapatkan setidaknya akses ke sumber-sumber dan kebutuhan- kebutuhan pertahanan yang tidak mungkin dipenuhi di dalam negeri.

Dalam konteks ini, pemerintah telah melakukan diplomasi pertahanan antara lain dengan negara- negara yang disebutkan di atas untuk kepentingan pembangunan kekuatan TNI. Keterlibatan TNI dalam masalah- masalah internasional kerap dikaitkan dengan partisipasinya dalam pasukan penjaga perdamaianPBB.Melaluiketerlibatan ini TNI tidak hanya ingin membuktikan bahwa mereka merupakan bagian penting dalam proses pemeliharaan perdamaian internasional, tetapi mereka juga menjalankan setidaknya salah satu aspek penting dari diplomasi pertahanan, yaitu membangun saling percaya dan pencegahan konflik.

Postur TNI merupakan isu yang hingga kini selalu menjadi perhatian publik, tidak selalu harus dilihat dari perspektif kapabilitas pertahanan. Dalam konteks partisipasi TNI dalam bingkai operasi pemeliharaan perdamaian, postur TNI lebih merujuk pada kemampuannya menopang proses penjagaan perdamaian. Profesionalisme prajurit TNI dalam mengemban tugas pemeliharaan perdamaian secara legal formal selalu diakui PBB.

Pada bulan September lalu, misalnya,167 prajurit TNI anggota Kontingen Garuda XXXIIA/ Minustah (Misi PBB untuk Stabilisasi Haiti) menerima penghargaan medali PBB atau Medal Parade. Penghargaan PBB lain juga diberikan Juli lalu kepada prajurit TNI yang bertugas dalam Satgas Kontingen Garuda pada misi perdamaian di Lebanon. Diplomasi pertahanan TNI memang perlu,tetapi diplomasi pertahanan TNI itu tidak cukup hanya dipotret dari partisipasinya dalam misi-misi pemeliharaan internasional PBB.

Di Asia Tenggara, TNI juga harus melihat diplomasi pertahanan ini sebagai sesuatu yang memainkan peran kunci dalam membentuk arsitektur keamanan regional dan internasional.Peran semacam itu dapat di-lihat bukan hanya pada level bilateral, tetapi juga multilateral. Di level regional, ASEAN telah merintis pada 2006 berdiri sebuah Forum Pertemuan Para Menteri Pertahanan ASEAN (ASEAN Defense Ministerial Meeting/ADMM) dan pada 2010 pertemuan itu diperluas dengan mencakup negara-negara mitra dialog ASEAN. Selain pertemuan-pertemuan itu, di level Asia Tenggara juga dibentuk pertemuan para panglima angkatan bersenjata dan para kepala staf angkatan. Jajaran TNI dan Kementerian Pertahanan hampir tidak pernah absen dalam pertemuan-pertemuan semacam itu.

*** Sebagai bagian dari diplomasi pertahanan Asia Tengara, keterlibatan jajaran TNI dalam pertemuan-pertemuan regional itu adalah untuk membangun persepsi yang sama dengan angkatan bersenjata negara-negaraASEAN lain dan mitranya mengenai keamanan regional, meningkatkan saling percaya dan mengidentifikasi bidang-bidang baru untuk kerja sama. Ini sesuai dengan salah satu aspek dari teori diplomasi pertahanan, yaitu membangun saling percaya (defense diplomacy for confidence building measures).

Cottey and Forster (2004) memberikan daftar aktivitas yang masuk dalam kategori diplomasi pertahanan, termasuk, tetapi tidak terbatas pada kontak antara para perwira senior militer dan perjanjian kerj sama pertahanan bilateral.TNI telah melakukan aktivitas semacam itu untuk membuktikan sikap proaktif TNI dalam membangun saling percaya. Sejak ADMM digulirkan tahun 2006,TNI dan Kementerian Pertahanan telah terlibat secara aktif dalam forum itu.

Unsur- unsur TNI bahkan telah terlibat lama sebelum ADMM dibentuk, misalnya di the ASEAN Chiefs of Army Multilateral Meeting (sejak 2000), the ASEAN Chiefs of Defence Forces Informal Meeting (sejak 2001),the ASEAN Navy Interaction( sejak2001),the ASEAN Air Force Chiefs Conference (sejak 2004),the ASEAN Military Intelligence Meeting (sejak 2005). Dengan demikian, da-pat dikatakan bahwa ADMM berfungsi sebagai kerangka menyeluruh di mana kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata ASEAN yang beragam itu sejak 2006 sampai dengan sekarang dapat dilakukan dalam satu forum.

Peran internasional Indonesia yang di dalamnya juga melibatkan unsur TNI adalah Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) yang dirintis sejak 2011. JIDD ini adalah forum dialog pertahanan terbesar di Asia Tenggara dan forum ini merupakan bukti lain kiprah TNI dalam diplomasi pertahanan, utamanya dalam membangun saling percaya. Hal yang menarik dari JIDD 2012 adalah pandangan Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam yang menganjurkan perlunya kawasan Asia-Pasifik membangun doktrin diplomasi pertahanan.

TNI harus menangkap pesan itu sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan ruang lebih besar lagi dalam membangun saling percaya dan kerja sama pertahanan. Potret TNI kini dan masa depan tidak melulu soal kapabilitas dalam membangun pertahanan Indonesia,soal anggaran, dan tidak pula hanya soal alutsista.

Konteks kekinian harus dilihat TNI sebagai awal untuk kembali memikirkan dan memperkuat profil internasionalnya, misalnya dengan melansir cetak biru diplomasi pertahanan.Cetak biru diplomasi pertahanan ini akan menjadi fondasi kontribusi TNI dalam mencegah konflik-konflik baru di kawasan Asia Tenggara di masa depan.
Sumber : Sindo

Pesawat Hercules TNI AU Jalani Retrofit


Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menyerahkan pesawat C-130H A-1303 Hercules kepada ARINC, LLC USA, untuk pelaksanaan Retrofit bertempat di Hangar Satuan Pemeliharaan 15 Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Kamis (29/11).
Pada penyerahan pesawat Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Mayor Jendral TNI Ediwan Prabowo. Dalam sambutannya Ka Baranahan menyampaikan bahwa Keman RI telah menandatangani kontrak dengan ARINC pada tanggal 8 Desember 2008 untuk melaksanakan retrofit 5 pesawat C-130H milik TNI Angkatan Udara. Kemhan yakin bahwa ARINC akan dapat menyelesaikan kontrak tepat waktu.
Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk menandai keberhasilan pelaksanaan tugas, kesempatan ini sebagai wujud rasa syukur kehadirat yang Kuasa dimana sampai saat ini Tentara Nasional Indonesia telah mampu dan berhasil melaksanakan tugasnya dalam Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang. Demikian pula telah tercatat dalam sejarah Indonesia bahwa TNI telah banyak berkiprah dalam menjaga kedaulatan RI serta pelaksanaan operasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu kehadiran pesawat C-130 Hercules yang lebih modern setelah dilaksanakan retrofit diharapkan mampu menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa yang akan datang.
Penyerahan pesawat ditandai dengan penandatanganan berita acara penyerahan pesawat oleh Ka Baranahan dan Mr. Larry D. Lamb dari ARINC, LCC USA. Penandatanganan disaksikan oleh Komandan Koharmatau Marsda TNI Sumarno, Kadisaeroau Marsma TNI Hasan Londang dan Kadiskomlekau Marsma M Yunus.




Sumber : TNI AU

Crew Boat Baru Produksi Dalam Negeri Perkuat TNI AL


Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI S.M. Darojatim  secara resmi meluncurkan crew boat Kolinlamil bertempat di  Perusahaan Galangan Kapal, PT. Tesco Indomaritim, Babelan, Kab. Bekasi, Jawa Barat, Kamis (29/11/2012).
Peluncuran  crew boat ini diawali dengan acara pemotongan tumpeng oleh Pangkolinlamil, yang menandai secara resmi peluncuran crew boat tersebut untuk dioperasikan. Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama PT. Tesco Indomaritim Dr. Jamin Basuki,  pejabat PT. Tesco Indomaritim, serta segenap pejabat teras Kolinlamil.
Sebelum crew boat diluncurkan di air, dilaksanakan tradisi pemecahan kendi ke badan kapal yang dilakukan oleh Dansatlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Tri Satriya Wijaya, dengan disaksikan Pangkolinlamil, dan para pejabat yang hadir.
Crew boat yang baru diluncurkan tersebut akan dioperasikan untuk kapal antar jemput bagi anak buah kapal, dari mako Kolinlamil ke  KRI yang tengah lego jangkar di Teluk Jakarta. Crew boat tersebut merupakan kapal kedua yang diproduksi PT. Tesco Indomaritim untuk Kolinlamil, dengan spesifikasi teknis; panjang 16 meter, lebar 4,5 meter, diawaki empat orang,  dan dapat mengangkut 50 penumpang. Kapal tersebut dapat melaju dengan kecepatan maximum 12 knot.  
Sumber : TNI AL

Dankormar Terima Kunjungan 40 Perwira Asing


Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A Faridz menerima kunjungan 40 perwira asing di Markas Komando Korps Marinir, Kamis (29/11). Kunjungan para perwira asing yang akan melaksanakan pendidikan di Lemhanas, Sesko TNI dan Sesko Angkatan tersebut dipimpin oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Bahasa Kemhan, Laksamana Pertama TNI Paruntungan Girsang. Dalam kesempatan tersebut para perwira asing mendapat kesempatan untuk berdialog dengan Dankormar tentang Korps Marinir TNI -AL setelah sebelumnya menyaksikan tayangan Profile Korps Marinir. Acara ditandai dengan tukar menukar cindera mata antara Dankormar dan Kapusdiklat Bahasa Kemhan.

Kapusdiklat Bahasa Kemhan menjelaskan bahwa 40 perwira asing tersebut sedang mengikuti Kursus Bahasa Indonesia di Pusdiklat Bahasa Kemhan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan di Indonesia. Kapusdiklat Bahasa Kemhan juga menjelaskan bahwa maksud KKL tersebut juga untuk mengenalkan kepada para perwira asing tentang Kotama TNI sehingga menambah wawasan tentang Indonesia.


Adapun perwira asing tersebut terdiri dari 13 orang akan mengikuti Dik Lemhanas berasal dari Afganistan, Yordania, Kamboja, Malaysia, Palestina, Singapura, Sri Langka, Thailand, Zimbaque. Sementara itu 3 orang akan mengikuti Pendidikan Sesko TNI berasal dari Aljazair, Thailand, India. Dan 24 orang akan mengikuti Pendidikan di Sesko Angkatan berasal dari Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, Singapura, Srilangka, Thailand.


Dalam kesempatan tersebut Dankormar didampingi Asintel Dankormar Kolonel Marinir Suaf Yanu, Aslog Dankormar Kolonel Marinir Yuliandar TD, Aspers Dankormar Kolonel Marinir Ichwan, Asrena Dankormar Kolonel Marinir I Wayan AW, Dandenma Mako Kormar Letkol Marinir Andi Rahmat, Kaspri Dankormar Letkol Marinir Pangestu dan Kadispen Kormar Letkol Marinir Sumarto. 
Sumber : Kormar

Strategi Pembiayaan Industri Pertahanan Nasional


 Kementerian Pertahanan (Kemhan) sudah memiliki solusi untuk skema pembiayaan industri pertahanan nasional dalam modernisasi Alat Utama Sistem Kesenjataan (Alutsista) TNI. Sebelumnya Kemenham selalu dihadapkan dengan beberapa hambatanseperti kontrak, pembiayaan, produksi, dan pengawasan.
"Sekarang kita sudah punya solusinya untuk melakukan terobosan, mengakselerasi proses pencapaian target," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, disela-sela kunjungan pesanan pesawat di PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Kamis (29/11).
Salah satunya kata Purnawirawan TNI itu adalah Bappenas akan mengumpulkan Kementerian Keuangan dan Dirjen Perencanaan Kementerian Pertahanan untuk membicarakan skema pembiayaan proyek Alutsista dengan cara tahun jamak atau multiyears.
Pembiayaan tahun jamak menurut dia dinilai tepat. Cara seperti ini juga memungkinkan produsen dari BUMN seperti PT DI dan Pindad tidak akan terkena sanksi. Sebab pembuatan pesawat atau senjata tidak bisa dilakukan satu atau dua bulan.
"Misal kontrak bulan November membuat Helikopter harus selesai bulan Desember. Itu kan tidak mungkin," katanya.
Lainnya soal penyempurnaan dari sisi produksi, dan pengawasan yang harus bisa mengakar hingga alur birokrasi. Langkah ini harus dilakukan untuk mencapai target.
"Dari segi pengawasan, skema pengawasan BPKP segera membuat laporan proyek mana yang sanggup dan tidak sanggup yang bisa mengakibatkan kerugian negara," katanya.
Diharapkannya, target modernisasi 2014 bisa tercapai. Melalui Tugas high levelcomitte yang berisi Kementerian Keuangan, Kementerian Pertahanan, BPKP dan TNI ini juga bisa menjadikan terobosan tapi tidak melanggar aturan.
Sumber : Merdeka

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...