Monday, February 18, 2013

Demi Kedaulatan Indonesia Harus Ambil Alih FIR dari Singapura


Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, yang baru diresmikan bulan lalu, harus segera melakukan konsolidasi organisasi. Organisasi yang kuat akan memungkinkan LPPNPI bisa mengambil alih Flight Information Region (FIR) yang saat ini dikuasai oleh Singapura.
 
Demi Kedaulatan Indonesia Harus Ambil Alih FIR dari Singapura

Demikian kesimpulan yang didapat dari seminar ”Harapan dan Tantangan Navigasi Penerbangan Indonesia” yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia di Jakarta, Kamis (14/2/2013).

”Wilayah kontrol udara di Indonesia saat ini dikuasai oleh Singapura. Mereka bisa mendapatkan hak untuk mengatur lalu lintas udara karena peralatan mereka lebih modern dan menggunakan satelit. Kini sudah saatnya Indonesia mengambil alih kontrol udara di atas wilayah Indonesia,” kata Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim.


Menurut Chappy, Indonesia mempunyai peluang untuk memegang kendali atas lalu lintas udara tidak hanya di atas Indonesia, tetapi juga untuk kawasan Asia Tenggara.

Kapal Selam BNV Indonesia (Dexter – Melektech)

kilo-kapal.jpg
Duta besar Rusia untuk Indonesia Alexander A. Ivanov. Tempo.co, 12 Desember 2011:
Indonesia telah membeli kapal selam tipe BNV dengan tipe terbaru dengan teknologi termodern dari Rusia. Kapal selam ini antara lain mampu mengejar target dalam posisi di dalam laut ataupun di permukaan laut.
Bentuk kerja sama lainnya, ujar Ivanov, adalah pembentukan pusat pelayanan kapal selam tersebut dan akan dikelola oleh Angkatan Laut Indonesia. “Ini langkah lebih maju dari kerja sama untuk transfer teknologi dari Rusia ke Indonesia,” kata Ivanov.
Apakah seorang diplomat sekelas Duta Besar Senior Alexander A Ivanov salah menyampaikan informasi ?. Rasanya tidak mungkin karena kehati-hatian dalam menyampaikan informasi adalah salah satu tugas dari diplomat. Kita juga tidak pernah menemui adanya koreksi dari Tempo ataupun Kedubes Rusia, sehingga kita anggap informasi itu valid.
Informasi kedua, Kalender TNI AL yang memunculkan disain kapal selam Kilo Rusia. Institusi militer negara tidak mungkin memasukkan gambar alutsista secara penuh satu halaman, jika alutsista itu bukan miliknya atau bagian dari rencana pembelian.
Dengan demikian ucapan Dubes Rusia Ivanov dengan pemasangan gambar kapal selam Kilo Class di kalender TNI AL, selaras.
Muncul lagi informasi yang lebih baru dari Kompas Cetak 26 September 2012:
Jakarta – TNI untuk pertama kalinya akan meluncurkan peluru kendali (rudal) jelajah dari kapal selam. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama (TNI) Untung Surapati di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta, Rabu (26/9), uji coba itu merupakan tonggak sejarah TNI. “Rudal jelajah Yakhont ditembakkan dari kapal selam KRI Nanggala. Rudal tersebut memiliki jangkauan hingga 300 kilometer dengan hulu ledah 200-an kilogram,” katanya.
Kapal selam yang bisa menembakkan rudal yakhnot hanyalah sekelas Kilo/ BNV. Setelah berita itu menjadi heboh, tidak ada koreksi dari Kompas maupun Dispenal. Hal ini menunjukkan informasi yang disampaikan benar seperti apa adanya.

TNI Harus Siap Hadapi Perang Hibrida



Kapuskes TNI Mayjen TNI dr. Dedy Achdiat Dasuki membacakan amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono. S. E dalam upacara di di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (18/2/2013).
Jakarta, Seruu.com - Beberapa negara maju  telah mengarahkan perhatian secara khusus kepada tren baru ancaman, yaitu Perang Hibrida (hybrid war). Perang Hibrida merupakan sebuah strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang yang tidak teratur dan ancaman cyber warfare, baik berupa serangan nuklir, senjata biologi dan kimia, alat peledak improvisasi dan perang informasi.  Demikian sepenggal amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., yang dibacakan oleh Kapuskes TNI Mayjen TNI dr. Dedy Achdiat Dasuki, S.p.M pada upacara 17 Februari 2013, bertempat di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (18/2/2013).
Berbagai dinamika dan keriuhan dalam pengadaan alutsista TNI selama tiga tahun belakangan ini, semakin memberikan kedewasaan peran bagi TNI. Kesungguhan pemerintah dalam menata pertahanan dan keamanan negara, tidak hanya diproyeksikan untuk menghadapi musuh dari luar, tetapi juga menyiapkan kemungkinan berkembangnya Perang Hibrida dan masalah terorisme di dalam negeri.

Brasil Beli Sistem Pertahanan Udara Terbaik Rusia

Igla
Sistem pertahanan udara portabel Igla (Foto:en.valka.cz)
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Brasil, Jenderal Jose Carlos de Nardi, mengungkapkan bahwa Brasil akan membeli sistem pertahanan udara portabel Igla (Needle) dan sistem pertahanan udara Panzer-C1 dari Rusia. Tidak hanya itu, Brasil juga akan memperoleh transfer teknologi dan hak untuk membangun pabrik perakitannya di negara mereka sendiri. Hal ini sangat memungkinkan, bahwa Federasi Rusia akan ambil bagian dalam skema organisasi baru yang fundamental untuk sistem pertahanan udara Brasil.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada pertemuan komisi untuk kerjasama militer-teknis Rusia, yang diselenggarakan pada bulan Desember 2012, bahwa salah satu acuan penting untuk meningkatkan ekspor senjata Rusia adalah melalui penelitian bersama, pengembangan dan produksi produk militer. Dia juga mengatakan bahwa perhatian khusus akan ditujukan pada kerjasama dengan negara-negara BRIC (Brasil, Rusia, India dan China).

Pekan Depan Indonesia Terima Dua Pesawat Tempur Sukhoi dari Rusia


Direktur Jendral Perusahaan “Rosoboronexport” Anatoly Isaikin menyatakan, "Kerja sama Indonesia-Rusia dibidang teknik militer berkembang sudah lama dan terus meningkat," kepada koresponden GATRAnews di Moskow, Svet Zakharov, saat jumpa pers di Kementerian Luar Negeri Rusia. 

Pekan Depan Rusia Mengirimkan 2 Pesawat Tempur SU-30MK2 Untuk Indonesia
Pekan Depan Rusia Mengirimkan 2 Pesawat Tempur SU-30MK2 Untuk Indonesia

Isaikin menyatakan Indonesia-Rusia telah menandatangani kontrak untuk pasokan enam buah pesawat tempur jenis Sukhoi yaitu SU-30MK2. Pesawat tempur itu akan didatangkan ke Indonesia pada waktunya sesuai dengan kontrak. demikian pernyataan pers yang diterima Sabtu (16/2). Menurut informasi yang diperoleh oleh Gatranews dari Atase partahanan Indonesia di Moskow, Kolonel Andi Kustoro dua buah pesawat tempur Sukhoi akan diberangkatkan tanggal 21 Pebruari mendatang, dari pabrik pembuatannya ke Makasar dengan pesawat raksasa Antonov. "Di sana kemudian pesawat Sukhoinya akan dirakit," tutur Andi.

Lebih lanjut, Isaikin menyebutkan tak hanya Sukhoi, Indonesia-Rusia juga mengadakan kerja sama pasokan persenjataan lainnya. "Dengan Indonesia. seperti dengan negeri-negeri lainnya, kerjasama kita berkembang aktif dewasa ini pada dua jurusan: yaitu layanan setelah penjualan dan transfer teknologi tertentu," kata Isaikin.

Akankah Helikopter Apache Diganti Battlehawk...???


Apache AH 64D Longbow
Apache AH 64D Longbow
JKGR-(l46) : Pernyataan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo bahwa  TNI AD akan membeli 20 helikopter  UH-60 Black Hawk, menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat. Apakah rencana pembelian  8  helikopter serang  AH 64 (AH= Attack Helicopter) Apache ditukar dengan 20  Helikopter UH-60 (UH= Utility Helicopter) Back Hawk  ?
Jika  mendengarkan penjelasan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo di Mabesad beberapa waktu lalu, penggantian Apache dengan Black Hawk agaknya jauh dari kenyataan, walau bukan mustahil.  Menurut KSAD, jika dana tidak  mencukupi maka pembelian Apache AH 64 dialihkan ke Super Cobra AH-1W atau Black Hawk UH-60 yang dipersenjatai.
Namun KSAD memberikan catatan, pada intinya TNI AD menginginkan Apache dan akan memperjuangkannya di Komisi 1 DPR. Alasannya adalah military balance di kawasan. Lebih dari itu KSAD juga memegang prinsip, lebih baik memiliki sedikit senjata tapi mematikan daripada banyak namun loyo.  TNI AD menginginkan persenjataan terbaik di kelasnya.  Hal ini baru rencana di Angkatan Darat. Namun gayung bersambut, Menteri Luar Negeri AS kala itu Hilary Clinton menyampaikan rencana pembelian 8 Apache AH-64D Longbow blok 3 oleh Indonesia ke Kongres AS dan disetujui.

Indonesia Ambil Bagian Di Cobra Gold Thailand


Title #2BANGKOK-(L46) : Amerika Serikat dengan negara-negara sahabatnya di Asia kembali menggelar latihan militer tahunan, Cobra Gold. Latihan ini melibatkan Thailand sebagai tuan rumah, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Indonesia, dan Malaysia.

Menurut kantor berita Reuters, latihan ini berlangsung selama sebelas hari dengan melibatkan sekitar 13.000 tentara dari tujuh negara. Pembukaan latihan berlangsung pada Kamis kemarin, yang ditandai dengan latihan serangan amfibi di dekat pantai Pattaya, ungkap stasiun berita Channel News Asia.

Penyerangan amfibi itu melibatkan lebih dari 300 personel militer Thailand dan AS. Tugas mereka merebut posisi musuh di pantai. Operasi militer itu juga didukung oleh sejumlah jet tempur F-18, Harrier, pasukan terjung payung serta pendaratan kendaraan amfibi Thailand dan Amerika.

Analisis : Mengurai Java Centris


ANALISIS-(l46) : Kunjungan KSAD ke markas Kodam I Bukit Barisan di Medan tanggal  13 Februari 2013 untuk melihat kesiapan operasional tentara dan alutsistanya disana tentu memberikan spirit bagi prajurit TNI AD.  Spirit itu akan semakin bertambah lagi jika melihat rencana menempatkan sejumlah  alutsista baru di wilayah itu, misalnya helikopter serang, rudal arhanud jarak pendek dan sedang termasuk panser Anoa.  Kita tentu menyanbut gembira karena Sumatera meski tidak berbatasan darat langsung dengan jiran sebelah namun perkuatan alutsista TNI AD perlu disetarakan dan berkemampuan sengat lebah.

Penempatan 100  MBT Leopard di dua batalyon pada dua divisi Kostrad di Jawa bisa diterima sebagai perkuatan jantung Indonesia.  Namun pengadaan MBT tahap berikutnya pada MEF tahap II periode 2015-2019 diharapkan tidak lagi ditumpuk di jantung Indonesia itu.  Sangat pantas distribusi prioritasnya  ada di bumi Kalimantan karena wilayah ini berbatasan darat langsung dengan Malaysia.  Kehadiran MBT di Kalimantan diyakini akan memberikan efek gentar bagi negara sebelah kulon dan lor yang selama ini meremehkan kekuatan militer Indonesia.
Menuju negara maju, militer pun harus setara dengan nilai NKRI dimata dunia
Sebenarnya TNI AU sudah duluan menyebar skuadron tempurnya di luar Jawa.  2 skuadron Hawk 100/200 sudah mengambil tempat di Pekanbaru dan Pontianak lebih dari 1 dekade yang lalu.  Demikian juga dengan skuadron Sukhoi, justru tidak di Jawa melainkan diletakkan pas banget di tengah-tengah Indonesia, Makassar.  TNI AU juga sudah memastikan jika 24 jet tempur F16 setara blok 52 datang, 16 biji ditempatkan di Pekanbaru dan sisanya memperkuat skuadron Madiun yang sudah dihuni 10 F16 lawas.  Jet blok 15 yang dimiliki TNI AU sejak tahun 1989 ini akan di upgrade juga untuk menyeimbangkan teknologi avioniknya dengan adik kelasnya yang mau datang.

PT DI Bantu Pemerintah Bikin Pesawat Tempur Versi RI, di Atas F-16


Direktur Utama Dirgantara Indonesia Budi Santoso menuturkan, untuk mengembangan pesawat yang lebih canggih dari F-16 dan di bawah F-35 ini, PT DI telah mengirimkan sebanyak 30 orang tenaga insinyur ke Korsel untuk terlibat dalam pengembangan proyek pesawat temput versi Indonesia dan Korsel.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...