Tuesday, September 24, 2013

F-35, Pesawat Generasi Kelima namun Menggunakan Ban Generasi Pertama?


F-35B

Pengembang F-35 "Lockheed Martin Corp" mengakui bahwa F-35 adalah puncak teknologi dari lima dekade pengembangan pesawat tempur. F-35 berteknologi siluman terbaru, berkecepatan supersonik, kelincahannya ekstrim dan dilengkapi dengan perlengkapan radar yang tercanggih saat ini. Namun tampaknya para pengembang lupa dengan ban yang dipakai F-35.

Seorang petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat, Letnan Jenderal Christopher Bogdan, yang juga mengawasi program Joint Strike Fighter (F-35) dari Departemen Pertahanan AS, pekan lalu mengatakan bahwa beberapa bagian dari F-35 seringkali mengalami kerusakan. Ketika reporter menanyakannya, Bogdan menjawab: "contohnya ban."

"Ban-ban tersebut terlalu sering rusak," kata Bogdan dalam sebuah konferensi di National Harbor, Maryland, 17 September 2013.

Menurut Joe Dellavedova, juru bicara dari program F-35 di Pentagon, masalah ban yang sering rusak ini hanya terjadi pada F-35 untuk Korps Marinir, yang dikenal sebagai F-35B. Berbeda dengan cara lepas landas dan mendarat F-35A untuk Angkatan Udara atau F-35C untuk Angkatan Laut, F-35B lepas landas dari landasan pacu konvensional dan pendek, dan mendarat dengan vertikal. Proses ini mengakibatkan tekanan yang besar pada ban, Dellavedova.

Leopard Tiba, Daya Gempur Baru untuk TNI AD


Leopard

JAKARTA : Dua unit tank tempur utama (MBT) Leopard 2A4 dan dua unit tank tempur infanteri (IFV) Marder pesanan TNI AD tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu malam, 21 September 2013. Proses bongkar muat berjalan rahasia dan tertutup karena Leopard dan Marder termasuk alutsista strategis.

Kedua jenis tank tersebut diangkut dari Jerman menggunakan kapal Isolde dari Rheinmettal Industries Jerman. Leopard ini sendiri bukan tank baru, melainkan bekas pakai yang di-refurbish. Tank itu dibuat Jerman pada durasi tahun 1985 hingga 1992. Karena Jerman over produksi (2.125 unit Leopard 2A4), maka Leopard tipe ini dijual ke berbagai negara. Tercatat negara-negara pemakainya adalah Austria, Polandia, dan Turki. Khusus Asia, baru Singapura (96 unit) dan Indonesia yang mengoperasikan tank ini.

Selain Leopard, Marder juga bukan produk anyar. Prototipe awalnya dirancang pada 1960-an dengan produksi perdana pada 1971. Saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman sudah akan digantikan generasi yang lebih baru, yaitu Puma. Tank Marder berfungsi sebagai tank tempur infanteri yang dilengkapi meriam otomatis kaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202.

Leopard Meningkatkan Daya Tempur TNI AD


jakarta : Kekuatan TNI Angkatan Darat (AD) bertambah. Untuk pertama kali dalam sejarah kavaleri TNI-AD, Indonesia memiliki main battle tank (MBT) atau tank kelas berat. Dua buah MBT Leopard tipe 2A4 dan dua buah Infantry Fighting Vehicle  (IFV) Marder tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu malam (21/9).
 
"Tank sudah tiba dengan selamat dan lancar. Proses loading dan persuratan juga hampir selesai," ujar seorang perwira TNI-AD yang mengurusi proses kedatangan tank itu pada Jawa Pos kemarin.

Karena tank Leopard dan tank Marder merupakan alat utama persenjataan strategis, maka proses bongkar muat rahasia dan tertutup.

Dua buah tank Leopard dan dua buah tank IFV Marder itu diangkut menggunakan kapal Isolde dari Rheinmetal Industries di Jerman. Pembelian main battle tank atau tank kelas berat pernah memicu perdebatan antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan DPR hingga berbulan-bulan. Banyak kalangan menilai tank Leopard tidak sesuai dengan medan geografis di Indonesia. Selain bobotnya yang berat (sekitar 62 ton), ancaman terhadap Indonesia dinilai belum perlu dihadapi dengan main battle tank.     

Kementerian Pertahanan akan bentuk satuan tentara siber


http://i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/01805/cyberattack_1805164b.jpg
Jakarta : Kementerian Pertahanan (Kemhan) segera membentuk satuan khusus tentara siber (Cyber Army) untuk menangkal serangan di dunia siber yang dapat mengganggu kedaulatan negara dan pertahanan negara.

"Kami berencana membentuk Cyber Army. Setiap tahun kami lakukan kompetisi cyber dan ada yang dikhususkan bertahan maupun menyerang," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro, setelah menutup pendidikan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan 2013 di Rindam Jaya, Jakarta, Selasa.

Pembentukan Cyber Army merupakan bagian dari pembangunan pertahanan sistem komunikasi siskom) dan sistem informasi (sisinfo) Kementerian Pertahanan.

Seputar Sejarah Marder 1A3 Jerman

ARC : Rusia punya BMP, AS punya M2A2 Bradley, dan Jerman, mendahului Amerika, punya Marder. Dari pihak Barat, Marder merupakan kendaraan tempur (ranpur) pertama (yang operasional) dari Negara NATO, mendahului kehadiran Bradley 15 tahun lebih awal dan memantapkan konsep gerak terpadu antara kavaleri dan infantri mekanis.

Bundeswehr memang memberikan nama yang kurang gahar, Marder (Marten, sejenis tupai pohon) kepada ranpur pertama dari negeri Barat ini. Namun, janganlah tertipu. Marder memiliki kapabilitas sebagai kendaraan tempur dan merupakan pionir dalam jenisnya. 

Sebelumnya, tidak ada yang mengenal konsep kendaraan pengangkut pasukan yang memiliki daya gempur memadai untuk terus mendampingi gerak maju kavaleri. Yang ada hanya kendaraan angkut pasukan (ranpas) yang dipersenjatai sekedarnya. Yang penting adalah mengantarkan infantri ke garis depan, atau menjemputnya kembali. Tidak ada ceritanya ranpas didapuk untuk dapat berhadap-hadapan dengan ranpur lawan.

Alasan Berdirinya Angkatan Bersenjata di Indonesia


Hal ini terkait dengan keunggulan militer yang memiliki struktur komando dan pengendalian dengan hirarki yang tegas serta dukungan sumber daya yang dapat dimobilisasi dengan cepat. 
Jakarta : KEBERADAAN suatu angkatan bersenjata tidak terlepas dari struktur formal negara. Terkait dengan hal tersebut Thomas Hobbes, ahli teori kenegaraan ternama, menyatakan bahwa tujuan pendirian negara utamanya adalah untuk memberikan rasa aman. Demi mewujudkan keamanan dan kenyaman negara, maka dibentuknya angkatan bersenjata untuk menjaga keamanan dan kedaulatannya.
Perkembangan globalisasi ber-efek pada batas wilayah sebuah negara. Banyak terjadi sengketa pada perbatasan. Sejatinya diperkuat Angkatan Laut yang handal dalam menjaga kekayaan negara di laut dari kapal bendera asing.

Chinese Indonesian Defence Universities Step Up Cooperation

BEIJING : The defence universities of Indonesia and China will step up cooperation by launching exchange programmes for lecturers and sending Indonesian students to China, said assistant rector Maj Gen I Wayan Medio from Indonesia's Defense University.

"We will send students to pursue further education at the Chinese University of Defense on defense economy, management and disaster handling," Wayan said on the sidelines of Indonesia's 68th independence anniversary celebration earlier this week.


Wayan said that Indonesia had so far only exchanged cadets and sent students to China to undertake certain study programmes, Indonesian news agency ANTARA reported.

Indonesia’s Air Force Adds More Flankers


Indonesia Su 27 SK

Indonesia’s turn toward Russian fighters stemmed partly from necessity. Its 12 remaining F-16A/Bs and 16 remaining F-5E/F fighters experienced severe maintenance problems in the wake of a US embargo, triggered by the Indonesian military’s widespread human rights abuses in East Timor. Its 30+ single-seat Hawk 209 sub-sonic light combat aircraft, derived from the trainer jets the TNI-AU also operates, were the country’s only fighter alternative.

A $192 million contract began to address that in 2003, by buying 2 SU-27SK single-seat and 2 SU-30MK twin-seat multi-role fighters from Russia. Indonesia submitted a formal request to buy 24 used F-16s in 2011, but it isn’t backing away from its high-end Flanker fleet. In fact, the TNI-AU has steadily added more. Now, they’re reaching out to their neighbors for training and support.

 Flankers for Indonesia’s Fighter Force 
Flanker Customers
Indonesia’s TNI-AU has now ordered 16 SU-27 family fighters: 2 SU-27SK, 3 SU-27SKM, 2 SU-30MK, and 9 SU-30MK2.

The SU-27SKM and SU-30MK2 export variants are the result of parallel upgrade programs. They share many modifications, including the addition of digital cockpits with updated avionics, additional wing hardpoints, carrying capacity upgrades to 8,000 kg of weapons, a wider variety of weapon options, upgraded radars and ECM (Electronic Counter Measures to jam enemy radars etc.), and in-flight refueling capability.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...