Thursday, November 07, 2013

PT PAL Yakin Mampu Bikin Kapal Perang



Surabaya  : Direktur Utama PT PAL Firmansyah Arifin optimistis perusahaan mampu membuat kapal perang sendiri. Perseroan akan berkerja sama dengan pabrikan Belanda, Damen Schelde Naval Shipyard, untuk membuat dua kapal perang perusak kawal rudal atau light fregate yang dipesan pemerintah Indonesia dari Belanda, Kamis, 7 November 2013.

Dalam kesepakatan jual beli itu tercantum Indonesia akan disertakan dalam pembangunan kapal. Dengan demikian, PT PAL bisa mengetahui dapur pembuatan kapal perang Belanda. "Kami menunggu alih teknologi dari Belanda," kata Firmansyah.

Firmansyah berharap, usai kerja sama pembangunan dua kapal perang itu, PT PAL akan mampu membuat kapal perang secara mandiri. Dengan kata lain, pemerintah Indonesia nanti tidak perlu lagi beli kapal perang dari luar negeri.

Antonov An-12B Cub: Eksistensi Pesawat Angkut Berat TNI AU Yang Terlupakan



an12 auri color
Dalam benak orang di Republik ini, pesawat angkut berat TNI AU akan merujuk pada satu nama, yakni C-130 Hercules buatan Lockheed Inc. Hal tersebut terasa lumrah, mengingat pengabdian Hercules di Tanah Air sudah lebih dari 50 tahun, pesawat ini dikenal punya mobilitas tinggi dalam menunjang operasi militer dan operasi militer bukan perang. Tapi, tahukah Anda bila sejatinya Hercules di Indonesia punya ‘rekan sejawat’ yang sama-sama digolongkan sebagai pesawat angkut berat?
Tepatnya guna mempersiapkan operasi Trikora, di awal tahun 60-an Indonesia berupaya keras mendatangkan alutsista dari Uni Soviet dan Negara Pakta Warsawa. Selain nama-nama sangar seperti KRI Irian, KRI Ratulangi, pembom Tu-16, jet MiG-21, kapal selam kelas Whiskey, dan tank amfibi PT-76, rangkaian pengadaan sista juga mencakup pesawat transportasi berat. Memang faktanya sejak Maret 1960, TNI AU sudah mengoperasikan C-130 Hercules yang tergabung dalam skadron udara 31 dengan kekuatan 10 unit C-130B Hercules. Hadirnya 10 unit Hercules ini tak lepas dari jasa Presiden Soekarno yang langsung melobi Presiden AS, John F. Kennedy saat kunjungannya ke Washington pada tahun 1959. Konfigurasi yang didapatkan yakni, 8 unit tipe cargo dan 2 unit tipe tanker.
Jumlah 10 unit pesawat angkut berat dirasa tidak memadai kala itu, apalagi guna mempersiapkan operasi militer dalam skala besar. Untuk itu, pada Desember 1960, Jenderal AH. Nasution bertolak ke Moskow, Rusia untuk menegosiasikan pengadaan tambahan alutsista, dimana salah satu item-nya adalah kebutuhan akan pesawat angkut berat jarak jauh. Hingga kemudian, TNI AUberhasil memperoleh pesawat turbo propeller Antonov An-12B Cub. Jumlah yang dibeli sebanyak 6 unit, dan mulai berdatangan pada tahun 1964 – 1965.

Penembak TNI Unggul di AARM 2013

ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: http://aarm2013.com.mm)
ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: aarm2013.com.mm)
Hingga hari ke 6 Kejuaraan menembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) ke 23 di Myanmar, petembak TNI masih memimpin perolehan medali dengan: 14 emas, 4 perak dan 2 perunggu. Kontingen TNI yang dipimpin Mayor Inf Akhirudin yang menjabat Danyon Ban Sat 81 Kopassus, berhasil meninggalkan jauh peserta dari negara lain lain.
ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2013 di Myanmar (photo: http://aarm2013.com.mm)

PT PAL Segera Bangun Kapal Selam

Kapal Selam KSS 500A yang sedang dibangun Korea Selatan untuk operasi garis pantai hingga kedalaman 350 m
Kapal Selam KSS 500A yang sedang dibangun Korea Selatan untuk operasi garis pantai hingga kedalaman 350 m
Surabaya : Indonesia dan Korea Selatan bekerja sama untuk membangun tiga kapal selam. Untuk keperluan itu Indonesia akan mengirim 208 orang dari PT PAL untuk mendapatkan pendidikan di Korea Selatan. Dari ketiga kapal selam tersebut, rencananya ada satu kapal yang akan dibangun di Indonesia. Tetapi, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menekankan, PT PAL harus siap sebelum melakukan pembangunan tersebut.
“Kebutuhan kapal selam dan korvet (kapal perusak rusak), akan dibangun di Indonesia. Diperlukan kesiapan PT PAL berdasarkan undang-undang,” ujar menteri Pertahanan saat jumpa pers usai sidang ke-10 Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Rabu (6/11).

Langkah Awal LAPAN Meluncurkan Roket Menuju Mars


Beberapa negara sudah memulai proyek penelitian untuk memungkinkan umat manusia menghuni planet tersebut. Selasa sore kemarin, India sudah meluncurkan roket yang membawa pengorbit pertama mereka ke Mars.

Langkah Awal LAPAN Meluncurkan Roket Menuju Mars

Lalu kapan Indonesia? Pertanyaan itu begitu menantang dan membayangkan saja tidak tega. Tapi pertengahan Oktober lalu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sudah mulai melangkah ke arah sana.

Setidaknya, diskusi ke arah itu sudah mulai digalakkan dalam momen penyelenggaraan Festival Sains Antariksa (FSA) di Pusat Sains Antariksa Lapan, Bandung, Sabtu (19/10).

Kegiatan ini merupakan wujud partisipasi Lapan dalam World Space Week 2013 dan rangkaian menyambut HUT Lapan ke-50 pada 27 November 2013. FSA yang diikuti 152 siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas tersebut bertema Exploring Mars, Discovering Earth.

"Sesuai dengan tema, dengan mengeksplorasi Mars, kita juga mempelajari Bumi kita sendiri. Belajar cara menciptakan lingkungan hidup yang kita inginkan, dan cara manusia bisa mengelola sumber daya yang ada," kata Kepala Pusat Sains Antariksa Lapan Clara Yono Yatini dalam sambutannya dilansir dari laman Lapan,lapan.go.id.

Guru pendamping peserta FSA 2013 mengikuti sesi tanya jawab setelah presentasi Pengaruh Lingkungan Ruang Angkasa terhadap Pertumbuhan Tanaman serta misi Space Seeds for Asian Future (SSAF) pada acara FSA 2013 di Auditorium Lapan Bandung.

PT.PAL dan Pemenuhan Alutsista TNI-AL



 ARC  : Komite Kebijakan Industri Pertahanan kembali melakukan sidang. Namun yang istimewa, kali ini sidang lebih terfokuskan kepada matra laut. Bukan tanpa alasan, karena memang sejak 1-2 tahun terakhir PT.PAL seolah kebanjiiran order pembuatan Kapal Perang dari kementrian pertahanan. Daftarnya dimulai dari Kapal Cepat Rudal, Perusak Kawal Rudal, Kapal Selam, hingga kapal tunda.


Wakil Menteri Pertahanan sendiri telah 6 kali melakukan observasi ke PT.PAL untuk meninjau kesiapan BUMN itu menerima berbagai macam proyek. Proyek-proyek tersebut antara lain, pembuatan Strategic Sealift Vessel pesanan Filipina, Produksi PKR, Upgrade korvet kelas Fatahillah, serta overhaul kapal selam. Menurut Wamenhan, Sjafrie Sjamsoeddin, semua proyek tersebut dibuat dalam manajemen terpisah sehingga tidak overlapping satu sama lain, namun tetap diawasi KKIP. Menteri BUMN, Dahlan Iskan pun menambahkan, untuk proyek-proyek tersebut pihaknya akan meminta Bank BUMN menyediakan pendanaannya.

Disisi lain, Kepala TNI-AL Laksamana Marsetio mengungkapkan, pihaknya membutuhkan setidaknya 12 unit Kapal Selam serta 20 buah kapal perang sekelas Fregat untuk mengamankan perairan Indonesia. Ia berharap, sebagian besar kebutuhan itu bisa diproduksi oleh PT.PAL. Khusus untuk kapal selam, KSAL menambahkan pembuatannya memakan waktu cukup lama. Untuk kapal pertama dibutuhkan setidaknya 50 bulan, jadi sekitar tahun 2017 nanti kapal selam baru diterima. Namun untuk kapal ke-2 dan ke-3 hanya dibutuhkan rentang waktu 6 bulan.

Kapal Selam Nuklir India



Salah satu perkembangan penting dalam bidang hankam India adalah Kapal Selam Nuklir yang diberi nama INS Chakra, merupakan kendaraan laut supercanggih yang meniru teknologi kapal selam buatan Rusia, Akula II.

Kapal selam ini seharga 2,9 miliar dolar Amerika, menandai bangkitnya pertahanan laut India di pentas internasional. Kapal Selam INS itu merupakan salah satu dari empat kapal selam yang dibuat oleh proyek rahasia Advanced Technology Vessel (ATV).

Kapal Selam ini bermuatan 100 kru, dengan bobot 5.500 sampai 6.500 ton. Kecepatan di permukaan 12 sampai 15 knot. Kecepatan di dalam air 30-34 knot. Reaktor Nuklir 80 MW. Dilengkapi senjata 30 (12 SLBM).

Menurut keterangan Global Security, Bharat Rakshak, news reports, desain kapal selam baru tersebut didasarkan desain Charlie-1 yang disewakan Uni Soviet kepada India pada 1987-1991.

KSAL: Indonesia Butuh Minimal 12 Kapal Selam



 Jakarta  : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengatakan TNI kekurangan alat utama sistem persenjataan berupa kapal selam untuk melindungi seluruh wilayah laut Indonesia. Menurut Marsetio, setidaknya dibutuhkan 12 kapal selam untuk menjaga wilayah laut Indonesia.

"Sementara saat ini Indonesia baru punya dua kapal buatan tahun 1980-an," kata Marsetio dalam sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, 6 November 2013. Kedua kapal selam itu, yakni KRI Cakra dan KRI Nenggala, sudah uzur. Bahkan, di tahun 2020 kedua kapal tersebut genap berusia 40 tahun dan harus pensiun. 

Saat ini Indonesia sedang memesan tiga unit kapal selam Changbogo Class dari Korea Selatan. Dalam pembelian ini, Indonesia dan Korea Selatan sepakat ingin menjalin kerja sama alih teknologi. Indonesia ingin kapal selam pesanan ketiga dibangun di galangan kapal PT PAL dan dikerjakan oleh putra-putri bangsa yang diawasi oleh perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering.

Indonesia Berencana Bikin Kapal Selam Sendiri



Surabaya  : Untuk menggerakkan industri pertahanan Indonesia, PT PAL Indonesia berencana membuat  kapal selam produksi dalam negeri. Jika rencana ini terwujud, maka Indonesia diyakini akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mampu membuat kapal selam. 

Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut sekaligus Komisaris Utama PT PAL, Laksamana Marsetio, dalam konferensi pers seusai sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (6/11/2013) siang. 

"Salah satu indikator kebanggaan bangsa Indonesia adalah kemampuannya membangun kapal selam, kapal fregat, kapal corvette, dan kapal-kapal tempur lainnya," ujar dosen di Naval War College, AS, itu. 

Saat ini, lanjutnya, Indonesia sudah memesan tiga unit kapal selam dari Korea Selatan. Dua dari tiga unit itu dirakit di negeri asalnya, sementara satu unit lagi akan dirakit di Indonesia oleh tim PT PAL yang sudah menyaksikan perakitan dua unit sebelumnya di negeri Ginseng tersebut. Tim yang beranggotakan 208 personel tersebut sudah diberangkatkan dan akan melakukan observasi dalam rangka Transfer of Technology (TOT) kapal selam. 

Lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut Bumimoro, Surabaya, tersebut menjelaskan fasilitas pembuatan kapal selam berbeda dengan pembuatan kapal-kapal tempur lainnya. Fasilitas pembuatan tersebut, katanya, dilakukan dalam ruangan tertutup dan menghabiskan waktu setidaknya 54 bulan untuk memproduksi satu unit kapal selam. 

"Metode pembuatannya sangat halus. Ini karena kapal selam didesain harus mampu menyelam 400 meter di bawah permukaan laut," tuturnya. 

Korea Utara Kembangkan Bom EMP

Bom EMP

Agen mata-mata Korea Selatan Senin kemarin mengatakan bahwa Korea Utara mengembangkan senjata electromagnetic pulse (EMP) dengan menggunakan teknologi Rusia yang ditujukan untuk melumpuhkan peralatan elektronik militer Korea Selatan di perbatasan selatan, dilansir oleh Herald Sun.

National Intelligence Service (NIS) Korsel dalam laporannya mengatakan kepada parlemen bahwa Korut telah membeli senjata EMP dari Rusia untuk dikembangkan sendiri.

Senjata EMP digunakan untuk merusak peralatan elektronik yang berupa ledakan energi elektromagnetik dalam bentuk radiasi, listrik dan medan magnet. Teorinya, senjata EMP diledakkan di udara di ketinggian tertentu (bom). Pada energi tingkat tinggi, serangan senjata EMP bisa menyebabkan kerusakan yang luas, termasuk komponen pesawat dan seluruh perangkat-perangkat elektronik lainnya. Efek ledakan EMP sendiri tergantung pada beberapa faktor, seperti ketinggian ledakan, energi yang dihasilkan, keluaran sinar gamma, interaksi dengan medan magnet bumi dan pelindung elektromagnetik dari target. 

Vietnam Pilih Rudal Exocet dan VL Mica MBDA untuk Kapal Sigma

Hanoi : Angkatan Laut Vietnam memilih sistem rudal anti-kapal Exocet MM40 Block III dan sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) VL MICA dari MBDA untuk dua kapal korvet Sigma 9814 yang dibangun oleh galangan kapal Damen, Belanda, dilansir mingguan bisnis La Tribune Perancis. Kedua sistem itu dianggap sebagai sistem rudal maritim yang paling mutakhir saat ini.

Rudal Exocet MM40 Block III
Rudal Exocet MM40 Block III (Kredit foto: Michel Hans/MBDA)
Sistem rudal Exocet MM40 Block III saat ini digunakan oleh Angkatan Laut Perancis pada frigat kelas Horizon dan tak lama lagi juga akan melengkapi kapal fregat FREMM Perancis-Italia. Sistem rudal ini juga telah dipesan oleh beberapa negara termasuk Indonesia.

Pada bulan April 2007, MM40 Block III berhasil melewati uji penembakan akhirnya. Produksi MM40 Block III dimulai pada bulan April 2008 dan pengiriman ke pengguna berlangsung sejak April 2009.

Exocet MM40 Block III merupakan versi terbaru dari MM40 yang memiliki peningkatan jangkauan tembak lebih dari 180 kilometer dengan dukungan mesin turbojet, dan empat intake udara untuk memberikan aliran udara secara terus menerus bagi mesin selama manuver high-G.

Rudal Exocet MM40 Block III menggunakan sistem bimbingan GPS, yang memungkinkannya untuk menyerang target di laut dan di darat dari sudut yang berbeda, menjadikan MM40 Block III memiliki peran marjinal sebagai rudal serangan darat. Exocet MM40 Block III lebih ringan dari pendahulunya Exocet MM40 Block II.

Pakistan Sukses Uji Coba Rudal NASR

Uji coba penembakan NASR Islamabad : Pakistan hari ini melakukan uji coba penembakan rudal permukaan-ke-permukaan jarak pendek "Hatf IX" atau "NASR", dilansir ISPR. Uji penembakan dilaksanakan dengan meluncurkan 4 rudal NASR secara salvo dari peluncur multi-tabung.

Menurut ISPR, NASR memiliki jangkauan 60 kilometer, sistem respon cepat dalam kemampuan manuver terbangnya, plus atribut shoot and scoot.


Keberhasilan penembakan rudal ini memberikan kontribusi bagi pertahanan Pakistan terhadap ancaman yang berkembang saat ini.


Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, yang turut menyaksikan jalannya penembakan, mengucapkan selamat kepada para ilmuwan dan insinyur untuk prestasinya yang luar biasa dalam meningkatkan kemampuan pertahanan Pakistan.


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...