Wednesday, July 17, 2013

Pengamat : Alusista Progresif TNI Butuh Satu Dekade


Setelah nyaris mati suri dalam 15 tahun, modernisasi peralatan tempur Indonesia kini diklaim berjalan secara progresif.
Hingga habis masa pemerintahan Presiden SBY pada 2014, ditargetkan modernisasi sudah menjangkau sedikitnya 30% kebutuhan minimum TNI. "Dengan dinamika yang terjadi sekarang, (modernisasi) bisa dipercepat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Ia mencontohkan beberapa rencana yang berjalan justru lebih cepat dari target. Pembangunan kekuatan pesawat jet F-16 asal Amerika Serikat, misalnya, dari rencana hanya menambah enam pesawat baru ternyata justru akan direalisir menjadi 24, meski bekas pakai. "Ini belum sekarang kita di-offer 10 lagi," tambah Purnomo.


Demikian pula Hercules, yang mulanya belum masuk rencana 2013, karena hanya akan diisi dengan pesawat CN295 buatan Airbus Military dan PTDI, kini akan akan ditambah 10 buah juga bekas pakai dari Australia.

Analisis : Kartu Indonesia Dalam Konflik LCS


Indonesia mulai jadi perhatian strategi pertahanan negara-negara di kawasan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan akan menghabiskan anggaran pertahanan hingga Rp150 triliun antara 2010-2014.
Posisi Indonesia yang lama 'dipandang remeh' dalam isu senjata di Asia kini mulai berubah, kata pengamat Andi Widjajanto.

"Sekarang mereka lihat kalau Indonesia cukup serius dan pada akhir 2024 saya kira anggaran kita akan menjadi yang terbesar di ASEAN."

Sistem Pertahanan Udara HQ-9 China Sebagai Alternatif


Sistem Pertahanan Udara HQ-9 China (photo: china-defense-mashup.com)
Sistem Pertahanan Udara HQ-9 China.

Berbicara tentang memilih pertahanan udara jarak menengah, beberapa negara umumnya membandingkan antara S-300 Rusia dengan HQ-9 China. 

Hal ini terjadi juga dengan Turki. Amerika Serikat dan negara Eropa yang selama ini menjadi pemenang dalam kontrak pengadaan persenjataan ke Anggota NATO Turki, kini mendapatkan lawan yang baru, yakni Rusia dan China. 

Pertarungannya adalah Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3), Aster 30 dari Eurosam Italia-Perancis, S300 dari Rosoboronexport Rusia serta HQ-9 China Precision Machinery Export-Import Corp. Turki pun mulai menghitung untuk membeli S-300 atau HQ-9.




UJI MERIAM: Personil TNI AD melakukan uji Meriam Howitzer 105 mm jenis tarik KH-178 buatan Korea Selatan di pesisir selatan Desa Setrojenar, Kebumen. (photo : Suara Merdeka)

KEBUMEN, suaramerdeka.com - TNI AD menggelar uji terima terhadap Meriam Howitzer 105 MM jenis KH-178 di pesisir selatan Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, Selasa (16/7). Uji terima meriam produksi Kores Selatan itu ditinjau langsung oleh  Wakasad Letjen TNI M Munir.

TNI AL Akan Bangun Lanal Di Jambi


Rencana pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung sepertinya akan memiliki dampak yang luas. Tidak hanya untuk kemajuan ekonomi Jambi, namun pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung juga akan meningkatkan situasi keamanan di wilayah Jambi. Pasalnya, Jambi ditargetkan akan memiliki Pangkalan Angkatan Laut (Lanal).

Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA), mengatakan terkait rencana pembangunan Lanal tersebut dirinya telah bertemu dengan Panglima Komando Armada RI Wilayah Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda (Laksda) TNI Arief Rudianto. Dikatakan HBA, Pangarmabar menyetujui usulan tersebut, dan merencanakan kunjungan kerja ke wilayah Jambi.

Apache Lead The Way...


Akhir-akhir ini, terutama menjelang masa perubahan APBN 2013 beberapa waktu lalu, beredar kabar akan ditundanya pembelian heli serang Apache. 
Atau setidaknya banyak pernyataan dari kementrian pertahanan yang menyebutkan, pembelian Apache masih akan ditinjau atau dinegosiasikan. Pernyataan tersebut, tidaklah sepenuhnya salah. Namun kenyataannya, Kemenhan telah memiliki rencana yang jelas terkait pembelian heli serang buatan Amerika Serikat itu.

Komponen Cadangan Mengoptimalkan Sistem Pertahanan Indonesia


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri) dan Sekjen Kementerian Pertahanan Letjen TNI Budiman (kedua kanan), menghadiri rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/5). Raker tersebut digelar antara lain membahas RUU Komponen Cadangan Pertahanan dan program legislasi nasional bidang pertahanan serta tindak lanjut kerjasama pembuatan jet tempur dengan Korea Selatan. (Foto: ANTARA FOTO/Ismar Patrizki/ama/13)

16 Juli 2013, Jakarta: Sesuai dengan sistem pertahanan negara, komponen pertahanan terdiri atas komponen utama, komponen cadangan, dan komponen pendukung. Kini, Rancangan Undang-Undang Komponen Cadangan (RUU Komcad) sudah berada di DPR dan masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2013. Legislasi tersebut mengatur bagaimana perekrutan komponen cadangan, kompensasi, dan statusnya, sehingga memberikan kejelasan bahwa komcad bukan wajib militer.

Persaingan Kapal Selam di Selat Malaka


Seperti halnya Selat Hormuz di Teluk Persia dekat Iran dan Oman, Selat Malaka merupakan salah satu selat terpenting di dunia.
Selat Malaka
Selat Malaka (Foto:Google Maps)

Menghubungkan Samudera Hindia ke Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik, Selat Malaka merupakan rute maritim terpendek yang menghubungkan produsen energi Persian Gulf ke konsumen terbesar mereka di negara-negara Asia seperti China, Jepang dan Korea Selatan.

Lima puluh ribu kapal dagang yang membawa 40 persen perdagangan dunia setiap tahunnya melewati selat sepanjang 900 km ini. Selat ini sangat strategis untuk pasokan energi regional. Menurut Badan Informasi Energi pemerintah Amerika Serikat, EIA, pada tahun 1993 sekitar 7 juta barel minyak dan produk olahan minyak bumi per hari transit di Selat Malaka -sekitar 20 persen dari perdagangan minyak global lewat laut. Pada tahun 2011, jumlah ini meningkat menjadi 15 juta barel per hari atau 33 persen dari seluruh minyak yang diperdagangkan lewat laut.

TNI AU Pesan Tiga Unit PUNA dari PT DI


(Foto: BPPT)

15 Juli 2013, Jakarta: Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) atau lebih dikenal dengan pesawat tanpa awak mulai diproduksi tahun ini oleh industri pertahanan dalam negeri. TNI Angkatan Udara telah memesan tiga unit PUNA dari PT Dirgantara Indonesia.

"Tahun ini sudah dipesan tiga unit dari TNI AU," ujar Direktur Teknologi dan Pengembangan Enginerring PT DI, Andi Alisjahbana dalam siaran pers PT DI yang diterima wartawan di Jakar-ta, Sabtu (13/7). Pada hari yang sama, PT DI menyerahkan 1 unit Helikopter Bell 412 EP hibah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur kepada TNI Angkatan Darat di Hanggar Rotary Wing PT DI. Helikopter ini senilai Rp 120 miliar.

Hadapi China, AS Buat Rudal yang Mirip Rudal China


Angkatan Laut Amerika Serikat meminta produsen rudalnya untuk mempercepat rancangan dan pembangunan rudal simulasi sebagai gambaran dari rudal subsonik anti-kapal milik China. Bukan kali ini saja, sebelumnya Angkatan Laut AS sudah banyak berupaya mengembangkan dan membangun rudal simulasi yang mirip dengan rudal subsonik anti-kapal milik negara lain.
Rudal C-802 China
Rudal C-802 China (Foto via indiandefence.com)

Analis pertahanan menilai AS mengkhawatirkan seteru-seteru terdekatnya yang semuanya ternyata memiliki banyak rudal subsonik China, yaitu Korea Utara, Iran dan China sendiri. China telah banyak menjual rudal anti-kapal jenis ini, sebut saja C-801 (Yingji-81) dan C-802 (Yingji-82). -Indonesia juga mengakuisisi rudal C-802 China plus produksi bersama-.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...