Monday, March 17, 2014

Dron TLDM : Menjejaki MH370

OLISTER - Subsea Mine hunter (photo : ECA Robotics)

Bagi memastikan tiada ruang atau kawasan yang terlepas daripada pemantauan dan tinjauan dalam misi mencari dan menyelamat MH370, Angkatan Tentera Malaysia (ATM) menerusi cabang angkatan Tentera Laut Diraja Malaysia sudah menggerakkan unit khas yang dilengkapi teknologi canggih bagi mengesan pesawat di dasar laut.

Ini membabitkan penggunaan jentera selam kawalan jauh/Remotely Operated Vehicles (ROV) atau dron jenis Olister yang dilengkapi pada kapal kelas Mahamiru iaitu kapal pemusnah ranjau yang mampu mengesan objek di dasar laut.

Sekilar Mengenai BTR-4 Calon Ranpur Marinir

Artileri : Korps Marinir TNI AL segera akan diperkuat dengan 5 unit kendaraan lapis baja Bronetransporter 4 atau BTR-4 buatan Ukraina. 



BTR-4

Seperti yang telah diberitakan, agen ekspor impor persenjataan Ukraina "SpetsTechnoExport" telah memenangkan tender pembelian kendaraan lapis baja untuk keperluan Korps Marinir dengan menawarkan BTR-4 yang diproduksi oleh Biro Desain Kharkiv Morozov Machine Building (KMDB) Ukraina. 
 

Kontrak ini masih merupakan langkah awal dari program pembelian kendaraan lapis baja Korps Marinir. Jika kontrak sudah terlaksana, 50 kendaraan serupa juga akan dibeli. Juga perlu dicatat bahwa kemenangan Ukraina atas tender BTR-4 merupakan hasil kerja keras dan perjuangan panjang untuk menyisihkan kompetitor berat mereka yaitu eksportir dari Rusia. 
 

T-50i Golden Eagle: “Baby Falcon” Elang Emas Indonesia


T-50i dalam skema warna latih dan aerobatic (photo : Alex Sidharta)

Penyerahan 16 unit T-50i Golden Eagle dari Korea Selatan kepada Indonesia di Lanud Halim Perdanakusuma, 13 Februari 2013, menandai resminya Sang Elang Emas bergabung dengan jajaran kekuatan TNI AU. Pesawat yang juga dijuluki “Baby Falcon” ini akan menjadi titik awal kebangkitan Skadron Udara 15 di tahun-tahun mendatang.

Sehari sebelum penyerahan 16 T-50i, Mekopolhukan Marsekal (Purn) Djoko Suyanto didampingi Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum terbang menggunakan T-50i nomor ekor TT-5004 berkelir biru-kuning. Di pesawat yang lain, KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia juga terbang menggunakan T-50i nomor ekor TT-5012 berkelir hijau toska-abu-abu didampingi Kasiops Skadron Udara 15 Mayor Pnb Hendra Supriyadi. Dari Lanud Halim kedua pesawat terbang dengan tanda panggil Golden Flight menuju ketinggian 15.000-20.000 kaki di atas Pelabuhan Ratu, Jawa Barat selama kurang lebih satu  jam.

Sebagai mantan penerbang tempur, baik Menkopolhukam (F-5E/F Tiger II) maupun KSAU (A-4 Skyhawk) tentu saja tertantang untuk mencoba mengendalikan sendiri jet latih fly-by-wire buatan Korea Aerospace Industries (KAI) kerja sama dengan Lockheed Martin, AS yang bentuknya mirip F-16 Fighting Falcon ini. Kedua fighter TNI AU tersebut kemudian mencoba kendali sendiri dan melaksanakan beberapa manuver seperi loop, cuban eight, serta barrell roll.

PT. Dahana Bersaing Ketat Dengan Produsen Terbesar Dunia

Subang : PT Dahana (Persero) merupakan BUMN yang bergerak di industri strategis. BUMN yang bermarkas di Subang, Jawa Barat ini, mampu memproduksi berbagai jenis bahan peledak untuk keperluan industri dan militer.

Pada tahun 2013, perseroan mampu memproduksi 56.000 ton bahan peledak berbagai jenis untuk keperluan industri. Padahal kebutuhan bahan peledak untuk industri tambang di dalam negeri saja mencapai 300.000 ton per tahun.

Untuk memasok bahan peledak di dalam negeri, Dahana harus bersaing ketat dengan produsen bahan peledak nomor 1 dan 2 di dunia, asal Amerika Serikat (AS) dan Australia yakni Orica dan Dyno. Para produsen bahan peledak kelas dunia ini merupakan pesaing terberat PT Dahana.

"Kita kuasai pasar 1/6 di Indonesia. Kita hadapi raksasa dunia. Pemain di sini perusahaan bahan peledak nomor 1 dan 2 di dunia. Orica nomor 1 dunia yakni dari Australia dan AS. Gedenya 100 kali Dahana. Nomor 2 itu, Dyno dari AS. Mereka kuasai tambang besar di Indonesia," kata Direktur Utama Dahana Harry Sampurno pada acara diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Uji Coba Peluncur Roket Produksi Balitbang Kemhan


(photo: Kemhan)

Inilah pertama kalinya kendaraan taktis (Rantis) 5 ton 6x6 "peluncur roket" produksi Balitbang Kemhan beraksi. Rantis berikut roketnya ini beraksi di kawasan pantai santolo indah pameungpeuk, garut jawa barat pada kamis (06/03).

Rantis hasil karya anak bangsa ini berhasil meluncurkan 2 buah roket RHAN 1220 produksi bersama konsorsium roket nasional tanpa kendala apapun. Dengan sudut elevasi 50 derajat dan azimut 250 mengarah ke laut selatan roket mampu meluncur sejauh 14 kilometer.Bersamaan dengan itu, RHAN- 1220 B yang merupakan varian baru dari RHAN dengan kaliber 122, juga berhasil diluncurkan dari laras GRAD pada peluncur Perkasa.

Pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran kedua




ASISTEN Logistik (Aslog) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muda TNI Suyitno, mengukuhkan sekaligus menutup pelatihan kelaikan Satuan Tugas (Satgas) Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (Yekdakap KCR) Trimaran, di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (14/3).

Kegiatan pengukuhan didahului dengan pelatihan kelaikan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran yang berlangsung selama lima hari. Para personel Satgas Yekdapak KCR Trimaran yang dikukuhkan, antara lain Komandan Satgas Letkol Laut (KH) Moch. Tholib; Perwira Pengawas Platform Letkol Laut (T) Tegus Subekti; Perwira Sekretaris Mayor Laut (E) Muhamad Yusdi Jauhari, Perwira Sekretaris Mayor Laut (T) Budi Sugiarto; Perwira Pendidikan, Latihan, Administrasi dan Logistik Mayor Laut (S) Tommy Basta, dan Bintara Sekretariat Serda BEK Agin Siswanto.

Usai upacara pengukuhan, Aslog KSAL mengatakan pembangunan KCR Trimaran merupakan pembangunan yang kedua kalinya. Hal ini dimaksudkan sebagai pengganti kapal sebelumnya yang telah terbakar, di mana pada saat itu kapal masih belum diserahterimakan kepada TNI Angkatan Laut.

Lapan Berhasil Menerbangkan Pesawat Electric Ducted Fan (RKX-200 EDF)


Lapan kembali berhasil menerbangkan pesawat Electric Ducted Fan atau EDF di Landasan Pesawat, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, tanggal 5 Maret 2014. Setelah keberhasilan ini, pengembangannya akan berlanjut ke Roket RKX-200 Turbo Jet (TJ). Fungsinya akan digunakan untuk pengembangan roket kendali atau rudal jarak pendek, baik untuk pertahanan atau teknologi antariksa.

Awalnya kondisi jelajah diperkirakan pada 180 km/jam, tapi saat uji coba hasilnya sangat membanggakan, yaitu 200 km/jam. Uji terbang sendiri sudah dilakukan sejak 2013.

Penggunaan EDF dikarenakan kemudahan pengoperasian motor, ekonomis, dapat dipergunakan berulang kali (budget terbatas), kehandalan dan kemudahan dipasaran.

“Untuk pesawat RKX 200 TJ, tahun ini Lapan mengembangkan EDF dengan mesin jenis turbo jet yang direncanakan terbang menjangkau kecepatan 250 km/jam,” ujar Kepala Program EDF dan Turbo Jet, Herma Yudhi Irwanto, M. Eng. Meski belum autopilot, menurut Herma Yudhi, target tersebut dapat terpenuhi pada pengujian perdana ini.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...