Friday, May 04, 2012

Indonesia dan Philipina Selesaikan Misi Patroli Terkoordinasi Perbatasan



KRI Sura 802 milik TNI AL (photo : TNI AL)


KRI Sura selesaikan misi patroli terkoordinasi perbatasan


Jakarta (ANTARA News) - KRI Sura-802 tiba di Davao, Filipina Selatan, Senin lalu. Dia dengan puluhan awaknya menjadi bagian dari gugus tugas patroli terkoordinasi perairan perbatasan Indonesia-Filipina, yang baru saja menyelesaikan misi tempur patroli perairan perbatasan negara.

Kapal perang TNI-AL ini merapat di Dermaga Captain Feranil, Pangkalan Angkatan Laut Filipina Felix Apolonario, Davao. Atase Pertahanan Indonesia untuk Filipina, Kolonel Suplai Djakaria P Girsang, dan Konsul Jenderal Indonesia di Davao, Eko Hartono, serta sejumlah pejabat lain menyambut mereka.


Di sisi lain dermaga itu ditambat kapal perang Filipina, BRP Magat Salamat (PS-20). Secara resmi, misi militer yang kedua kapal lakukan itu diberi tajuk Patroli Terkoordinasi Philindo XXVI-12. 


PS-20 BRP Magat Salamat milik Angkatan Laut Philipina (photo : Timawa)


KRI Sura-802, Mayor Pelaut Fafan Y Brahmono, dan Komandan BRP Magat Salamat, Comannder Luzviminda A Camacho, diberi selamat secara khusus.


Patroli terkoordinasi ke-26 ini telah dilaksanakan di wilayah perbatasan laut Indonesia dan Filipina. Bagi KRI Sura-802, patroli ini sekaligus sebagai bentuk pengamanan pulau-pulau terluar Indonesia, yaitu Pulau Miangas dan Pulau Marore, jauh di utara Laut Sulawesi.


Selain mengamankan perairan perbatasan, kedua kapal perang tersebut juga melaksanakan latihan meningkatkan lintas operasi, meliputi latihan komunikasi (radio, bendera, semafor dan lampu sorot), manuvra  taktis, latihan tabir, replenishment at sea dan latihan pemeriksaan kapal (VBSS).   


Juga  itu melaksanakan perjanjian yang telah disepakati bersama kedua negara yaitu Border Patrol Agreement. BRP Magat Salamat juga telah melaksanakan repatriasi bagi warga negara Philipina dari Bitung sebanyak 32 orang. Mereka adalah warga negara Filipina yang telah selesai menjalani proses hukum di Indonesia khususnya Sulawesi Utara. (*)


(Antara)

Russia Pulls Out of Indonesian Rocket System Tender


Smerch multiple launch rocket system (photo : Vitaly V. Kuzmin)


Russia’s arms trading company Rosoboronexport has pulled out of an Indonesian tender for the supply of multiple launch rocket systems, the company told Military Industrial Courier magazine.


The company pulled out because it had offered its Smerch rocket launcher system which “did not meet a range of technical conditions in the tender,” Rosoboronexport official Nikolai Dimidyuk said.


The Indonesian tender was released in February.


“No one wants to waste time, or lead partners into delusion,” he said. “That said, we remain of the opinion that this system fully meets the requirements of the Indonesian forces in the most important criteria, fighting effectiveness,” he said.


Rosoboronexport did not say in which criteria Smerch failed to meet Indonesian requirements.
Russia had offered a 22-ton variant of the Smerch system, but a more widely-sold variant weighs 48 tons.


Indonesia is a traditional Russian and Soviet arms customer and at present has contracts with Russia for delivery of Su-27SKM fighter aircraft, Mi-17 and Mi-35 military helicopters, and BMP-3 and BTR-80 infantry fighting vehicles.


(RIA Novosti)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...