Tuesday, October 30, 2012

Kostrad -Marinir Merapat Ke Perbatasan Malaysia

Kostrad ke Perbatasan - RI Malaysia

Secara diam diam Markas Besar TNI Cilangkap Jakarta, mengambil kebijakan radikal, dengan menempatkan pasukan pemukul di perbatasan Indonesia – Malaysia. Batalyon Infanteri 413 Bromoro, Lintas Udara Kostrad, didatangkan untuk menggantikan posisi Batalyon 621/Manuntung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Mereka bertugas menjaga berbatasan RI dengan negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia Timur.
Yonif 413 Linud Kostrad yang bermarkas di Solo Jawa Tengah, mulai April 2012, bertugas menjaga tiga kabupaten yang berbatasan dengan Malaysia: Kutai Barat, Malinau, dan Nunukan, sepanjang 1.038 km. Dengan masuknya Batalyon Yonif Linud 413 Kostrad, ada 1.300 prajurit diperbatasan Kalimantan Timur mengisi 44 buah pos.
Jika pasukan Kostrad diterjunkan ke sebuah daerah, berarti mereka disiapkan untuk bertempur. Mereka pasukan mandiri, yang tidak membutuhkan pasukan lain, untuk melakukan pertempuran. Dari urusan dapur hingga senjata anti pesawat terbang, semua diurus sendiri.
Malam itu Yonif 413 Bromoro Linud Kostrad, mulai patroli. Satu kompi Kostrad (100 prajurit) berkumpul di Kutai Barat, untuk menyisir perbatasan di wilayah Timur. Memasuki dua jam perjalanan, pasukan dipecah menjadi tiga peleton (33 personil), bergerak ke tiga tempat terpisah. Pasukan yang satu peleton (33 personil) dipecah lagi menjadi tiga regu setelah berpatroli selama empat jam.

Patroli 1 Regu Kostrad

Patroli Malam
Pukul tiga pagi, satu regu (11 personil) pasukan beristirahat (tidur sejenak) dan bergerak lagi saat lembayung pagi mulai muncul. Sekitar pukul 8 pagi, mereka tiba dipatok perbatasan Indonesia – Malaysia, Kalimantan Timur. Mereka memeriksa, mencatat kordinat patok perbatasan serta mendokumentasikannya ke dalam foto. Dari 11 anggota Kostrad ini, dua memegang senjata mesin, satu pemegang radio punggung serta dua bertugas sebagai pembuka jalan/ penjejak. Selain menyandang senjata SS pindad, sebagian mereka menyandang granat launcher dengan amunisi tabung pelontar anti personal dan tabung pelontar anti tank, tergantung di pinggang kiri dan kanan.
“Kami tidak membawa RBS 70, karena terlalu berat. Inikan cuma patroli tapi penuh kewaspadaan”, ujar seorang perwira letnan dua. RBS 70 adalah senjata anti pesawat milik Kostrad.
Setelah memeriksa patok patok perbatasan, pasukan ini kembali pulang ke Pos mereka yang baru di Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Pengalaman tempur Yonif Linud 413 Kostrad telah panjang. Mereka terjun ke berbagai medan perang dan konflik bersenjata, antara lain: Kompi Pemburu Satgas Darat di Timor Timur, Satgas Pengamanan Daerah Rawan Aceh, Ambon dan Papua. Mereka juga pernah bertugas sebagai Kontingen Garuda VII di Timur Tengah.
Batalyon 305 Kostrad
Selain di Kalimantan Timur, Pasukan Kostrad ternyata dikirim juga ke perbatasan Kalimantan Barat. Wilayah perbatasan dengan Serawak Malaysia di Kalimantan Barat, dijaga 600 personil Batalyon 305 Lintas Udara Kostrad menggantikan pasukan Batalyon Infanteri 643 Wanara Sakti Sintang. Mereka ditempatkan pada 34 pos pengamanan perbatasan.
Selama ini pasukan yang menjaga perbatasan di Kalimantan Barat, hanya dari tiga batalyon yang ada di bawah Kodam XII/TPR, yakni Batalyon Infanteri 643 Wanara Sakti, Batalyon Infanteri 641 Beruang Hitam di Kota Singkawang, Batalyon Infanteri 642 Kapuas.
Panjang perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia mencapai 966 kilometer, mulai dari Tanjung Datuk di Kabupaten Sambas, hingga Gunung Cemeru di Kabupaten Kapuas Hulu. Di tempat inilah 600 anggota Yonif 305 Tengkorak Linud Kostrad (Kerawang -Jawa Barat), bertugas menjaga perbatasan.

Kostrad

Pasukan Yonif 305 Linud Kostrad memiliki segudang pengalaman. Mereka baru saja pulang dari Lebanon sebagai pasukan Garuda XXIII-A ” 2006-2007. Jadi tidak main-main. Kini pasukan yang disimpan di perbatasan Malaysia, pasukan berkualitas nomer satu. Yonif 305 Linud Kostrad pernah beroperasi di Kamboja “Garuda XII-A s/d C “, Operasi Pengamanan Papua 1996, Penumpasan Aceh Merdeka, Operasi Seroja, Penumpasan PGRS PARAKU Kalbar, Penumpasan G30S PKI, Operasi Dwikora, PRRI/Permesta dan Penumpasan DI/TII. Untuk urusan perang, mereka sudah kenyang.
Kodam XII/Tanjungpura bermarkas di Pontianak mencakup dua provinsi yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sedangkan Kodam VI/Mulawarman menjaga wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa garis perbatasan dengan Malaysia di sepanjang Kalimantan Timur dan Barat, kini dijaga Kostrad ?. Satu. Anda tidak bisa main main atau mencoba adu kekuatan dengan pasukan baret hijau ini. Mereka sangat menyukai perang yang berlarut yang meneror dan menguras psikologi lawan.
Kostrad
Kostrad sedang mengenali medan Kalimantan Timur dan Barat, sehingga jika terjadi pertempuran, mereka tahu persis harus berbuat apa. Kalau sudah begini, pasti ada pasukan clandestine berpakaian preman yang akan memetakan garis pertahanan lawan, termasuk pos komando, logistik dan geografis. Jika sedang menggunakan pakaian militer, ada badge kuning melengkung di baju lengan atas mereka bertuliskan “Clandestine”.
Marinir Bergabung

Marinir Taifib

Let’s Rock and Roll. Pasukan TNI AL tidak mau ketinggalan untuk berpartisipasi, bahu membahu menjaga perbatasan dengan temannya di Kostrad. Sebanyak 130 prajurit petarung Batalyon Infanteri-5 Marinir bertugas sebagai Satgas Ambalat XIV/2012.
Tugas yang disampaikan Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara kepada mereka sangat jelas. “Amati dan waspadai gerakan pasukan Malaysia di Pulau Sebatik Utara, serta pertahankan garis paralel perbatasan di Pulau Sebatik”, ujar Dan Pasmar-1.
“Laksanakan penyiapan unsur perlawanan wilayah bersama satuan samping, waspadai pergerakan kekuatan Malaysia di sekitar Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan,” tambah Komandan Gugus Tempur Laut Wilayah Timur, Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo SE.
Pada 2013 mendatang, penjagaan perbatasan akan lebih ketat lagi. TNI akan mulai mengaktifkan tank-tank Leopard, heli tempur Super Cobra, serta UCAV/Drone Heron TP. (Jkgr).

100 Tank Leopard L2RI pesanan TNI datang mulai tahun ini

http://3.bp.blogspot.com/-Hc2Tn3Funms/UFQhq5OAvvI/AAAAAAAAAHk/kJijo0Q06z4/s1600/rheinmetalllandsystemeg.jpg
MBT Leopard 2 Revolution
(Foto Rheinmettal)
100 Tank Leopard dari Jerman pesanan TNI akan mulai datang pada tahun ini. Tank tersebut akan datang secara bertahap, selama tiga tahun.

"Rincian saya bulatkan saja, kita akan membeli 100 Tank Leopard yang akan datang secara bertahap dari waktu 2012, 2013, sampai dengan semester pertama 2014. Jumlahnya ini akan bertahap," kata Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin di sela press conferense Indo Defence 2012 Expo & Forum di kantor Kementerian Pertahanan RI, Selasa (30/10).

Pembelian 100 tank Leopard ini, jelas Sjafrie akan menggunakan alokasi pinjaman luar negeri sebesar USD 280 juta.

"Proses politik sudah selesai, proses administrasi sudah selesai, kita sampai kepada proses produksi. Oleh karena itu, ini merupakan bagian dari high level commitee untuk mengecek betul sejauh mana skema produksi, skema pembiayaan dari proses pengadaan tersebut," katanya.

Sjafrie mengatakan, 100 tank Leopard tersebut diproduksi oleh perusahaan Rheinmetall. Rheinmetall sendiri sudah mempunyai sertifikat yang dilegalisasi, dan dilegitimasi oleh pemerintah Jerman untuk membuat tank Leopard.

Meskipun produsen Tank Leopard ada dua, Sjafrie mengatakan, semua administrasi sudah selesai, semua proses legal sudah selesai.

"Itulah hasil dari finalisasi proses pengadaan itu memeberikan satu keputusan bahwa Rheinmetall memenuhi spesifikasi dan operasional requirement yang diperlukan oleh pengguna dan juga sesuai dengan koridor regulasi yang kita miliki, dan diperkuat oleh legalitas dan legitimasi dari negara pembuat," jelasnya.
© Merdeka

Dua Unit Tank Leopard Datang Pekan Ini

Leopard 2 Revolution MBT (photo : Shephard)

TEMPO.CO, Jakarta - Dua unit tank tempur utama Leopard dipastikan datang pada pekan ini. Tank yang didatangkan dari Jerman itu masing-masing terdiri atas satu unit jenis Leopard 2A4 dan satu unit jenis Leopard 2 Revolution.
"Dua tank ini akan datang pada 3 November ini dan rencananya dipamerkan di Indo Defence Expo pada 7-10 November mendatang," kata Pos Hutabarat, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, di Kantor Kementerian Pertahanan, Selasa, 30 Oktober 2012.
Kedatangan Leopard, menurut Pos, akan menutup kedatangan alat utama sistem persenjataan yang sudah memasuki penghujung 2012. "Kemarin Tucano sudah datang, sepertinya setelah ini tidak ada lagi senjata yang akan datang," kata dia.
Wakil Menteri Pertahanan Shafrie Syamsudin menyatakan semua tank yang datang sudah bisa dipakai oleh militer Indonesia. "Semuanya baru, tinggal pakai, tidak perlu lagi upgrade, tidak perlu lagi refurbishment," kata dia.
Dua unit tank Leopard ini merupakan penyerahan tahap pertama. Dengan dana sekitar US$ 287 juta, Indonesia membeli 40 unit Leopard 2A4, 63 unit Leopard 2 Revolution, dan 10 unit tank pendukung Leopard 2, 50 unit medium tank Marder 1A3. "Proses politik sudah selesai, administrasi sudah, tinggal mengecek skema produksi dan pembiayaan," ujar Sjafrie.

PT DI Siapkan Lini Produksi Pesawat Transpor Militer CN 295

Pesawat CN-295 TNI AU (photo : Joseph Tonna)
BANDUNG – PT Dirgantara Indonesia saat ini tengah menyiapkan lini produksi untuk pesawat transport menengah CN 295. Pesawat ini sudah memperkuat jajaran armada TNI AU dab merupakan pengembangan dari CN235.
“Pesawat CN235 dirancang dan mulai terbang pada 1980-an, kini tercatat salah satu jenis pesawat transpor populer dan banyak digunakan di seluruh dunia. CN295 adalah pengembangannya,” kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PT Dirgantara Indonesia (Persero). Windu mengatakan karena merupakan pengembangan dari CN235 yang dirancang bangun bersama Indonesia dan Spanyol, maka bagi pihaknya rincian pembuatan CN295 di PTDI bukan sesuatu yang memerlukan pengetahuan asing sama sekali.
Windu menjelaskan CN 295 telah memasuki pasar dunia sejak 1996 oleh Airbus Military (konsorsium Eropa dan CASA terlebur di dalamnya), merupakan pesawat yang mempunyai kapasitas dan jangkauan lebih besar serta memiliki tingkat kehandalan dan dukungan operasional yang sama dengan CN 235.
Pesawat CN295 pun mampu membawa beban muatan hingga 9 ton dengan kecepatan terbang normal hingga 260 knot (480 km/jam). Pesawat ini juga mempunyai bentuk yang kokoh, kualitas terbang serta multifungsi yang menawarkan biaya operasinal rendah, termasuk bahan bakar dan pemeliharaan.
Sebagai pesawat generasi baru dari hasil pengembangan CN 235, pesawat CN 295 dengan segala kemampuan serta sistem yang dimilikinya, sangat cocok untuk tugas-tugas yang diemban TNI AU. Desain dan kontruksi yang dibuat menggabungkan kekuatan, ketahanan dan karakteristik operasi militer dengan tingkat keselamatan dan kehandalan tinggi.
Selain itu, kapabilitas STOL (Short Take Off & Landing) membuat CN 295 mampu lepas landas dan mendarat pada landasan paling buruk sekalipun. Dengan muatan penuh, CN 295 bisa lepas landas dari lapangan terbang sepanjang hanya berkisar 600 meter. “Untuk menjadi CN 295, beberapa struktur pesawat yang ada di tubuh CN 235 diperkuat dan dilakukan beberapa perubahan, di antaranya perangkat pendarat, sayap tengah, mesin dan baling-baling, selain badan pesawat diperpanjang tiga meter,” kata Windu.
Kementerian Pertahanan RI membeli sembilan unit CN 295 hasil kerja sama antara PTDI dan Airbus Military ini. Dua unit telah diserahkan pada 4 Oktober 2012 yang dibuat di Spanyol, sedangkan sisanya tujuh unit akan diproduksi di Bandung dengan rencana penyerahan empat unit pada 2013 dan tiga unit pada 2014.
“Guna mendukung program plan tersebut, saat ini kami sedang melakukan beberapa persiapan, di antaranya menyiapkan pencetakan badan pesawat (jig fuselage) untuk yang kelebihan panjang badan tiga meter serta pembangunan pusat lini perakitan,” katanya. Dengan menggunakan manufaktur dan lini perakitan terbaru, PTDI dan Airbus Military berharap dapat mengirimkan pesanan pesawatnya ke customer dalam kurun waktu 12 bulan, atau bahkan lebih cepat.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...