Sunday, May 26, 2013

Senjata Oerlikon Skyshield TNI AU

Oerlikon Skyshield
Oerlikon Skyshield
TNI Angkatan Udara segera memasang sistem pertahanan penangkis serangan udara modern, di Pangkalan Udara: Adisucipto – Yogyakarta, Supadio – Pontianak, Hasanuddin – Makassar dan Jakarta/Greater. Pengiriman enam baterai Oerlikon Skyshield dari Rheinmetall Air Defence Swiss dilakukan tahun 2013 / 2014, setelah dipesan tahun 2009.
Oerlikon Skyshield TNI AU mengkombinasikan auto twin canon 35 mm dengan rudal anti seragan udara jarak pendek (kemungkinan 2 x 4 peluncur), untuk merontokkan pesawat maupun rudal yang datang. Meriam otomatis ini siap menembakkan 1000 peluru / menit, jika dipasang peluru standar.
Sistem penangkis serangan udara Skyshield bisa dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya, membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sekaligus mengembangkannya pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah /area.

C90-CR TNI AD: Senjata Anti Tank Yang Sekali Pakai





Di lini senjata perorangan, TNI AD sejak beberapa tahun belakangan telah melengkapi personel tempurnya dengan sista yang terbilang mumpuni. Sebut saja untuk kelompok senjata anti tank, yang terbaru ada rudal Javelin buatan Amerika Serikat, rudal berpenuntun infra merah ini kabarnya dibeli Indonesia hingga 180 unit. Javelin memang rudal super canggih untuk kelas senjata anti tank, dengan predikat battle proven di perang Irak tahun 2003.

Pengamat: Perbaikan Alutsista Lebih Dibutuhkan



 Pengamat Militer dari Universitas Muhammadiyah Malang Muhadjir Effendy menilai perbaikan dan up grade alutsista lebih dibutuhkan dari pada RUU Komcad (Komponen Cadangan). Saat ini alutsista belum memenuhi minimum essential forces (kekuatan pokok minimum).
Selain itu, kata Muhadjir, RUU Komcad (Komponen Cadangan) mungkin pembahasannya tidak terlalu sulit. Namun penerapannya membutuhkan banyak anggaran.
"Dari pada anggaran yang besar hanya untuk membahas dan menerapkan RUU Komcad, alangkah baiknya jika anggaran digunakan untuk memperbarui alutsista," katanya, Sabtu, (25/5).
Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat dunia, ujar Muhadjir, baru bisa memenuhi 30 persen dari kekuatan pokok minimum yang dibutuhkan. "Sebaiknya pemerintah lebih mendahulukan mengejar target minimum kekuatan pokok agar postur militer semakin kuat," ujar dia.

With Tank Deals, Turkey Focuses on Arms Exports



 Two Turkish companies are in separate talks with Saudi Arabia and Indonesia to co-produce and sell scores of new-generation battle tanks, officials and industry sources here said.
The deals would signal Turkey’s ability to produce vehicles for export after years of being an arms importer. At the same time, a deal with the Saudis would politically cement ties with Turkey against the Iranian-led Shia bloc of countries, sources said.
They said Turkish armored vehicles maker Otokar could sell hundreds of its third-generation tank, the Altay. Meanwhile, rival manufacturer FNSS Defence Systems is close to inking a deal to co-produce medium tanks with an Indonesian partner.

Rusia Cari Pasar Baru untuk Ekspor Senjata


Tank T-90S Rusia
T-90S Rusia
Rusia saat ini menempati urutan kedua untuk ekspor senjata dunia. Moskow telah memasok senjata dan peralatan militer ke 66 negara, telah mengadakan kesepakatan militer dan teknis dengan 85 negara dan portofolio pesanan untuk produk yang berhubungan dengan pertahanan senilai 4,3 miliar dolar. Angka yang cukup fantastis. Ekspor senjata global Rusia pada tahun 2012 lalu mencapai 15,2 miliar dolar, naik 12% dari tahun sebelumnya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...