Showing posts with label rudal. Show all posts
Showing posts with label rudal. Show all posts

Wednesday, February 12, 2014

MBDA Mica Naval: Generasi SAM VLS Pertama Untuk TNI AL



Nahkoda Ragam Class
Nakhoda Ragam Class
Sejak adopsi rudal Yakhont pada salah satu frigat kelas Van Speijk, otomatis TNI AL memasuki babak baru dalam teknologi peluncuran rudal. Pasalnya, Yakhont yang menyandang predikat rudal jelajah anti kapal (ASM/anti ship missile) diluncurkan secara VLS (vertical launching system). Sebelum hadirnya Yakhont, armada TNI AL hanya berkutat pada pola peluncuran rudal secara konvensional, yaitu platform rudal terpasang kearah tertentu (heading) yang biasanya ke sisi atau kanan lambung kapal dengan besaran sudut tertentu terhadap cakrawala.
Pola peluncuran rudal secara konvesional di lingkungan TNI AL, mencakup pada model peluncuran setiap rudal anti kapal (ASM) dan rudal anti serangan udara (SAM/surface to air missile). Contohnya bila platform SAM terpasang pada heading kiri lambung kanan sudah habis, sementara target datang dari arah kiri lambung kanan kapal, maka SAM yang tersisa pada heading kanan lambung harus diputar arahnya, dan adakalanya badan atau struktur kapal yang menjadi penghalang, alhasil tidak memungkinkan bagi pos peluncur SAM yang terpasang pada sisi lain untuk menghadang target yang datang dari sisi lainnya. Kasus ini nampak kentara pada sistem peluncur rudal Sea CatStrela, dan Mistral, termasuk rudal Mistral dalam peluncur Tetral yang terpasang pada korvet SIGMA Class. Khusus di SIGMA Class peluncur ditempatkan di atas anjungan dan buritan, digerakan secara otomatis, namum terbatas dalam sudut cakrawala.
Salah satu Nahkoda Ragam class dalam proses docking
Salah satu Nakhoda Ragam class dalam proses docking
Nah, mengatasi keterbatasan pola konvensional diatas, maka jawabannya adalah lewat pola VLS. Dengan peluncuran posisi vertikal, maka dimanapun datangnya target, SAM dapat melakukan penyesuaian arah setelah rudal meluncur ke udara. Tentu tidak semua SAM bisa dilontarkan secara vertikal, pihak manufaktur umumnya telah mendesain sedari awal pola peluncurannya. Bila untuk rudal anti kapal TNI AL sudah diperkenalkan VLS lewat Yakhont. Selanjutnya segmen sista SAM untuk armada kapal perang TNI AL akan kedatangan rudal anti serangan udara dengan pola VLS.
Hadir Lewat Korvet Nakhoda Ragam Class
Di tahun 2014 ini, Satuan Kapal Eskorta TNI AL akan kedatangan 3 unit korvet (light fregate) kelas Nakhoda Ragam (F2000) buatan BAE Systems Marine, Inggris. Terdiri dari KRI Bung Tomo 357, KRI Usman Harun 358 dan KRI John Lie 359. Meski dari bobot masuk kelas korvet (1.940 ton), tapi kapal perang yang bisa melaju hingga 30 knots ini punya bekal sistem senjata yang cukup canggih untuk ukuran armada TNI AL.
Komposisi utama terdiri dari kanon reaksi cepat OTO Melara kaliber 76 mmrudal anti kapal MM-40 Exocet Block II (2 x 4 Quad), 2 peluncur torpedo triple tube kaliber 324mm2 kanon anti serangan udara kaliber 30 mm, dan 16 SAM Mica Naval. Dari jenis senjata yang disebutkan tadi, semua sudah bukan barang ‘anyar’ bagi awak kapal tempur TNI AL, kecuali satu, yaitu rudal anti serangan udara Mica. Alasannya jelas, bahwa seumur-umur SAM VLS belum pernah digunakan TNI AL.
05195110
Perbandingan ukuran antar SAM VLS, salah satunya rudal Aster MBDA yang dioperasikan oleh AL Singapura
Perbandingan ukuran antar SAM VLS, salah satunya rudal Aster MBDA yang dioperasikan oleh Formidable Class AL Singapura
Sebelum membedah spesifikasi Mica, perlu diketahui, bahwa aslinya korvet ex pesanan Brunei ini mengusung SAM VLS jenis Sea Wolf buatan British Aerospace. Tapi lantaran usia Sea Wolf sudah uzur (pertama diproduksi tahun 1979), dan pihak pabriknya sudah tidak memproduksi lagi, maka Indonesia memilih Mica buatan MBDA, konsorsium manufaktur senjata dari Eropa Barat. Soal pemilihan Mica bisa disebabkan beberapa faktor, diantaranya MBDA sudah menjadi rekanan TNI untuk memasok beberapa rudal sebelumnya. MBDA (Aerospatiale) – Perancis menjadi vendor untuk rudal Exocet MM-38/MM-40, Mistral Tetral, dan Mistral Simbad untuk TNI AL. Sementara TNI AD juga menggunakan rudal Mistral dengan peluncur Atlas untuk Arhanud.
Rudal Mica Naval
Total ada 16 peluncur rudal Mica di korvet Nakhoda Ragam Class, posisi penempatannya berada diantara anjungan dan di belakang kanon OTO Melara pada haluan kapal. Oleh MBDA rudal ini dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat (rapid reaction), mampu beroperasi di segala cuaca, dan mampu menyesuaikan dengan arah datangnya target hingga 360 derajat.
16 peluncur rudal Mica
16 peluncur rudal Mica
Ragam class
Rudal ini dioperasikan secara otomatis dari Combat Management Systems(CMS) yang berada di PIT (Pusat Informasi Tempur). Untuk pasokan data dan arah datangnya target dipasok dari radar surveillance 3D. Saat rudal berhasil diluncurkan, tidak diperlukan dedicated target tracker, artinya Mica dapat melaju menghantarkan maut secara fire and forget. Untuk sistem pemandu, rudal ini mengusung teknologi IR (infrared) atau radio frequency homing head. Target favorit rudal ini adalah pesawat tempur, UAV, helikopter dan menyergap rudal anti kapal, termasuk sasaran dalam modus sea skimming. Sistem CMS Mica dapat meng-handle multi target secara simultan. Guna menghadapi skenario serangan dari beragam target secara bersamaan, Mica dapat diluncurkan dalam tembakan salvo.
Bicara soal jangkauan, Mica dapat menyergap sasaran sejauh 20.000 – 25.000 meter dengan ketinggian 30.000 feet (setara 9.144 meter). Kalau kepepet, Mica bisa saja ditembakan dengan jarak minimum sasaran sejauh 1 km. Soal kecepatan, Mica dapat melaju hingga Mach 3. Rudal ini punya bobot total 112 kg dengan berat hulu ledak 12 kg. Aktivasi hulu ledak didasarkan proximity radar fuze. Sementara untuk panjang rudal 3,1 meter dengan diameter 0,16 meter. Yang patut diacungi jempol, Mica sanggup menghadapi target yang punya kemampuan manuver tinggi. Semisal berhadapan dengan jet tempur, rudal ini sanggup meladeni G-force hingga 50G pada jarak 7 km, dan 30G pada jarak 12 km.
Simulasi tempur Mica Naval
Pola tempur Mica Naval
Di dalam kapal perang, Mica dikemas dalam sealed container untuk melindungi beragam komponen elektroniknya dari bahaya lingkungan eksternal. Masa aktif rudal dirancang hingga 25 tahun. Bisa dibilang Mica adalah rudal yang low maintenance, dengan segala kecanggihannya hanya dibutuhkan satu kali pengecekan setiap 5 tahun.
Bila ada Mica Naval, maka ada juga versi Mica Land. Yang disebut terakhir adalah peluncur rudal Mica dalam pola ground based. Penempatannya mengusung platform truk. Dimana setiap truk dapat membwa 4 unit rudal Mica. Untuk gelar full deployment hanya butuh waktu 10 menit. Dan peluncur dapat di-reload dalam waktu 15 menit oleh 2 personel. Setiap unit peluncur Mica Naval dioperasikan oleh 3 awak operator. Dalam hal spesifikasi, Mica Land dan Mica Naval setali tiga uang.
Simulasi Tempur Mica Land
Pola Tempur Mica Land
(Perusak Kawal Rudal)/frigat SIGMA 10514 TNI AL yang akan dibekali Mica VLS
Frigat SIGMA 10514 TNI AL yang akan dibekali Mica VLS
MBDA baru memperkenalkan sosok Mica Land dan Mica Naval pada tahun 2010. Namun sebelumnya, Mica lebih kesohor namanya sebagai rudal udara ke udara (AAM). Sebagai AAM, Mica digunakan sejak 1996, dan sudah lumrah dipasang pada jet Mirage 2000, Rafale, dan F-16E Block 60. Uniknya, sebagai AAM, Mica disebut sebagai rudal udara ke udara jarak menengah, sementara Mica SAM VLS dikategorikan sebagai SAM SHORAD(Short Range Air Defence).
Selain hadir untuk memperkuat 3 unit korvet, kabarnya Mica Naval juga didapuk sebagai SAM untuk PKR (Perusak Kawal Rudal)/frigat SIGMA 10514 TNI AL yang sedang memasuki awal produksi di Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda. Hadirnya SAM VLS untuk TNI AL jelas merupakan angin segar dalam update teknologi alutsista. Adopsi ini menjadikan kekuatan rudal SAM TNI AL dapat sejajar dengan Singapura dan Malaysia, yang sudah jauh lebih dulu mengoperasikan SAM VLS untuk frigat-frigatnya. 
Spesifikasi Mica VLS
Panjang : 3,1 meter
Diameter : 0,16 meter
Berat total : 112 kg
Berat Hulu Ledak : 12 kg
Kecepatan Luncur : Mach 2.5 – Mach 3
Jangkauan : 20.000 meter – 25.000 meter
Jangkauan Minimum : 1.000 meter
Ketinggian : 9.144 meter
Platform Peluncur : Naval dan Land based (truk min 4 ton)

FMS of Hellfire II Missile to Indonesia

Hellfire II missile (photo : AviationNews)

HELLFIRE SYSTEMS, LLC, Orlando, Fla., was awarded a $157,362,903 modification (P00068) to firm-fixed-price contract W31P4Q-11-C-2042, to exercise option for fiscal 2014 Hellfire II missile production requirements.  This contract involves foreign military sales to Saudi Arabia, Jordan and Indonesia.  Fiscal years 2012, 2013 and 2014 funds in the amount of $157,362,903 are being obligated on award.  The performance location is Orlando, Fla., with an estimated completion date of Nov. 30, 2016.  The U.S. Army Contracting Command – Redstone Arsenal (Missile), Redstone, Ala., is the contracting activity.

Weeks Marine, Inc., Covington, La., was awarded a $9,570,000 firm-fixed-price contract for work consisting of furnishing one fully crewed and equipped ‘cutterhead’ dredge, with a dredge discharge size of 30-inches inside diameter complete in all respects, including all attendant plant and crew.  Fiscal 2014 operations and maintenance funds in the amount of $9,570,000 are being obligated on award.  The contract was solicited via the Web with two bids received.  The performance location is Pilottown, La., with an estimated completion date of July 25, 2014.  The U.S. Army Corps of Engineers – New Orleans District, New Orleans, La., is the contracting activity (W912P8-14-C-0023).

US DoD

Rudal 70mm: Murah, Ringan, Efektif Namun Tidak Diminati

Rudal 70mm Talon

UEA (Uni Emirat Arab) dan perusahaan pertahanan Amerika Serikat Raytheon tengah berupaya memasarkan rudal 70 mm laser guided (dipandu laser) yang mereka kembangkan pada tahun 2009 sebagai sistem senjata untuk pesawat. Tidak hanya untuk pesawat, sebuah versi baru dari rudal 70mm ini juga dibuat untuk kapal perang kecil. Versi baru ini menggunakan peluncur yang sudah ada sebelumnya yaitu LAU-68, untuk roket 70mm, namun sudah terhubung dengan sistem kontrol tembak yang menempatkan laser pada kapal atau boat memandu rudal 70mm untuk menemukan dan memukul target.

Ditembakkan dari permukaan, rudal 70mm ini memiliki jangkauan sekitar 5 kilometer. Peluncur LAU-68 diisi dengan tujuh rudal 70mm yang total beratnya sekitar 227 kilogram, kecil, dan cukup ringan untuk dipasang pada kapal-kapal kecil. Namun permasalahannya adalah bahwa sudah banyak terdapat model rudal dan autocannon semacam ini di pasaran. Tentu akan sulit menemukan pelanggan.

Dalam dua dekade terakhir, beberapa perusahaan rudal dunia telah berhasil mengkonversi roket 70mm unguided menjadi rudal laser guided. Sebagian besar rudal ini didesain untuk tetap menggunakan sistem kontrol tembak rudal Hellfire. Sangat sulit untuk mendapatkan dana pengembangan proyek semacam. Banyak produsen dan pemerintah yang tidak tertarik untuk mengembangkannya. Lalu mengapa Raytheon tertarik? Tentu saja karena program ini didanai sepenuhnya oleh UEA, dan rudal 70mm yang dihasilkan adalah TALON yang sejak tahun 2010 sudah siap untuk dijual dan selanjutnya dilengkapkan pada helikopter serang AH-64. Namun, satu-satunya pengguna rudal 70mm dari proyek ini adalah UEA sendiri, yaitu untuk AH-64 nya.

Saturday, January 18, 2014

Missile Defense Strategy of Vietnam Covers Spratly Islands




Redut 4K44 mobile coastal defense missile (all photos : BaoMoi) 

With a range of over 400 km, covering the whole of the Spratly Islands Vietnam, combined REDUT-M missile defense strategy archipelago Vietnam.


Orders alarm rang ... In less than 5 minutes, the vehicle missile launchers rumbled out into combat positions. Missile launch tubes longer than 10m rapid rise into the air direction. Officers shoot driver in the lead car quickly deploy equipment directive nosing search target, the crew informed of rang loudly determine coordinates, the target location is key enemy ships are currently marine area infringe on the sovereignty of Vietnam. Startup fuel hissed sharply blown rock grouting rear platform, P-35 missile is ready to receive commands ... " Zoom ".

China Konfirmasi Uji Coba Rudal Hipersonik

Departemen Pertahanan Nasional China mengkonfirmasi telah melakukan uji coba rudal hipersonik pekan lalu, namun menyangkal bahwa itu ditujukan untuk AS.


Ilustrasi rudal hipersonik

Seperti yang diketahui, pekan lalu militer China berhasil menyelesaikan uji coba penerbangan pertama wahana rudal hipersonik. Uji coba ini pertama kali dilaporkan oleh Washington Free Beacon, yang mengutip pernyataan pejabat dari Departemen Pertahanan AS.

Pada hari Kamis, China Daily melaporkan: "Departemen Pertahanan Nasional China pada hari Rabu mengeluarkan pernyataan yang membantah laporan media bahwa uji coba penerbangan wahana rudal hipersonik baru-baru ini ditujukan untuk mengirimkan hulu ledak ke AS dengan menembus sistem pertahanan rudal."

Kutipan pernyataan dari Departemen Pertahanan Nasional China mengatakan: "Sudah menjadi hal biasa bagi China untuk melakukan percobaan ilmiah sesuai rencananya. Uji coba tidak ditujukan untuk menargetkan bangsa atau target tertentu". China sendiri tidak mengkonfirmasi keberhasilan uji coba ini.

Upaya Alih Teknologi Alutsista Indonesia China

BEIJING : Suasana Selasa pagi itu agak tegang. Delegasi Indonesia dan China, masih belum sepakat tentang beberapa poin dalam kerja sama industri pertahanan.

Padahal, agenda pagi itu adalah penandatanganan kesepakatan kedua pihak untuk memantapkan kerja sama industri pertahanan kedua negara, termasuk percepatan alih teknologi peluru kendali C-705.

Rudal C-705 kali pertama diperkenalkan ke publik pada ajang Zhuhai Airshow ke-7 tahun 2008. Misil itu merupakan pengembangan dari C-704, dan bentuknya lebih menyerupai miniatur C-602.

Dibanding generasi sebelumnya, C-705 hadir dengan beberapa peningkatan, seperti pada elemen mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu.

Saturday, January 04, 2014

Israel Sukses Uji Coba Sistem Pertahanan Arrow III




Sebuah unit sistem pertahanan udara Arrow III yang sedang dikembangkan Israel.
JERUSALEM, KOMPAS.com - Angkatan Bersenjata Israel, Jumat (3/1/2013), mengatakan uji coba kedua sistem pencegat rudal, Arrow, berjalan dengan sukses.

Sistem persenjataan ini dirancang untuk menghancurkan jenis-jenis rudal yang dimiliki Suriah dan Iran. Demikian pernyataan seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Israel.

Pembangunan sistem pertahanan Arrow III yang didukung AS ini bekerja dengan cara melepaskan sebuah satelit "kamikaze" yang akan melacak dan menghancurkan rudal-rudal balistik yang terbang di atas atmosfer Bumi.

Dengan ketinggian "nyaris" mencapai angkasa luar itu, rudal-rudal balistik itu memiliki ketinggian yang cukup untuk melepaskan hulu ledak nuklir, biologi atau kimia dengan aman.

Wednesday, December 18, 2013

Dengan Rudal K-77M Absolute Killer Sukhoi TNI AU Jadi Pemangsa Mematikan


 Jakarta  : Para produsen pesawat tempur kini terus berusaha menciptakan pesawat tempur generasi kelima, dimana para  pengamat keudaraan menyatakan, “The future is now. There is a new era in military aviation: the F-22 Raptor, the F-35 Lightning II and the T-50 PAk FA– the world’s only 5th Generation Fighters.” Jadi kesimpulannya persaingan utama pesawat tempur generasi kelima sementara ini hanya akan terjadi antara pesawat F-22 dan F-35 buatan Amerika Serikat dengan T-50 PAK FA produksi Rusia.
 
Pesawat generasi kelima dirancang untuk menggabungkan berbagai kemajuan teknologi di atas jet tempur generasi keempat. Karakteristik yang tepat dari jet tempur generasi kelima yang kontroversial dan hanya samar-samar diketahui detail datanya. Pabrik pesawat Lockheed Martin mendefinisikan mereka memiliki semua aspek-siluman (stealth) termasuk ketika pesawat itu lengkap dipersenjatai. Dengan kelengkapan  teknologi Low Probability of Intercept Radar (LPIR),  high-performance air framesadvanced avionics features dan highly integrated computer systems, pesawat akan terintegrasi dalam sebuah sistem yang memudahkan penerbang dalam melaksanakan tugasnya dalam teater pertempuran udara.

Tuesday, November 19, 2013

Angkatan Darat India Berhasil Uji Coba Rudal BrahMos Block III


Rudal BrahMos dan Peluncur Otonom Bergerak

Angkatan Darat India kembali berhasil menguji coba rudal jelajah supersonik BrahMos varian baru di lokasi uji coba di Pokhran di Rajasthan, India.

Diluncurkan dari sebuah peluncur otonom bergerak (MAL), varian rudal BrahMos Block III terbang sesuai lintasan dan berhasil menghantam sasaran beton yang sudah ditentukan, Press Trust of India melaporkan.

Kantor Berita India yang mengutip pernyataan seorang pejabat dari BrahMos yang tidak mau disebut namanya mengatakan: "Varian rudal BrahMos Block III dilengkapi dengan kemampuan penetrasi mendalam dan sistem bimbingan baru, dan peluncuran oleh angkatan darat telah berhasil memvalidasi kemampuan peneterasi mendalamnya terhadap target keras."

Friday, November 08, 2013

Thailand Bisa Menjadi Pasar Utama Senjata China


FD-2000

Bangkok :  Setelah FD-2000, versi ekspor dari sistem rudal pertahanan udara HQ-9 China mengalahkan minat terhadap sistem rudal pertahanan udara Patriot (AS) dan S-300 (Rusia), Thailand kemungkinan akan menjadi pasar senjata berikutnya untuk sistem rudal dan persenjataan lainnya dari China, Duowei News yang berbasis di AS melaporkan.

Saat Pameran Pertahanan dan Keamanan 2013 yang berlangsung di IMPACT Exhibition and Convention Center di Bangkok mulai 4 November hingga Kamis, kepada Angkatan Darat Thailand, China menampilkan sistem rudal pertahanan udara FD-2000 dan sistem-sistem senjata canggih lainnya seperti Sistem Pertahanan Udara jarak pendek FL-3000N dan FK-1000 (pendek-menengah) yang dirancang oleh China Precision Machinery Import-Export Corporation yang berbasis di Beijing.

Seorang sumber dari China Precision Machinery Import-Export Corporation mengatakan kepada Duowei News bahwa Thailand tidak hanya tertarik untuk membeli FD-2000 China, namun juga tertarik untuk membeli FL-3000N untuk Angkatan Lautnya, yang merupakan versi ekspor dari sistem pertahanan udara HQ-10 China (kloning dari sistem pertahanan udara S-300PMU Rusia) yang dirancang untuk mendeteksi, melacak, dan menghancurkan rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat (terbang rendah) yang masuk.

Thursday, November 07, 2013

Vietnam Pilih Rudal Exocet dan VL Mica MBDA untuk Kapal Sigma

Hanoi : Angkatan Laut Vietnam memilih sistem rudal anti-kapal Exocet MM40 Block III dan sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) VL MICA dari MBDA untuk dua kapal korvet Sigma 9814 yang dibangun oleh galangan kapal Damen, Belanda, dilansir mingguan bisnis La Tribune Perancis. Kedua sistem itu dianggap sebagai sistem rudal maritim yang paling mutakhir saat ini.

Rudal Exocet MM40 Block III
Rudal Exocet MM40 Block III (Kredit foto: Michel Hans/MBDA)
Sistem rudal Exocet MM40 Block III saat ini digunakan oleh Angkatan Laut Perancis pada frigat kelas Horizon dan tak lama lagi juga akan melengkapi kapal fregat FREMM Perancis-Italia. Sistem rudal ini juga telah dipesan oleh beberapa negara termasuk Indonesia.

Pada bulan April 2007, MM40 Block III berhasil melewati uji penembakan akhirnya. Produksi MM40 Block III dimulai pada bulan April 2008 dan pengiriman ke pengguna berlangsung sejak April 2009.

Exocet MM40 Block III merupakan versi terbaru dari MM40 yang memiliki peningkatan jangkauan tembak lebih dari 180 kilometer dengan dukungan mesin turbojet, dan empat intake udara untuk memberikan aliran udara secara terus menerus bagi mesin selama manuver high-G.

Rudal Exocet MM40 Block III menggunakan sistem bimbingan GPS, yang memungkinkannya untuk menyerang target di laut dan di darat dari sudut yang berbeda, menjadikan MM40 Block III memiliki peran marjinal sebagai rudal serangan darat. Exocet MM40 Block III lebih ringan dari pendahulunya Exocet MM40 Block II.

Pakistan Sukses Uji Coba Rudal NASR

Uji coba penembakan NASR Islamabad : Pakistan hari ini melakukan uji coba penembakan rudal permukaan-ke-permukaan jarak pendek "Hatf IX" atau "NASR", dilansir ISPR. Uji penembakan dilaksanakan dengan meluncurkan 4 rudal NASR secara salvo dari peluncur multi-tabung.

Menurut ISPR, NASR memiliki jangkauan 60 kilometer, sistem respon cepat dalam kemampuan manuver terbangnya, plus atribut shoot and scoot.


Keberhasilan penembakan rudal ini memberikan kontribusi bagi pertahanan Pakistan terhadap ancaman yang berkembang saat ini.


Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, yang turut menyaksikan jalannya penembakan, mengucapkan selamat kepada para ilmuwan dan insinyur untuk prestasinya yang luar biasa dalam meningkatkan kemampuan pertahanan Pakistan.


Monday, November 04, 2013

France Sells Exocet Block 3 For Two Vietnamese SIGMA 9814

6
Hanoi  : The European Union defense company MBDA will provide VL MICA air defense missile systems on ships and Latest generation anti-ship missiles Excocet Block 3 for 2 Vietnam missile corvette's SIGMA 9814, French business weekly said on 3/10. 

The newspaper quoted the CEO of MBDA, Antoine Bouvier said in a hearing before members of the National Assembly Defense Committee said that France, now, waiting MBDA signed three major contracts for defense foreign customers, including Saudi Arabia, Malaysia and a new customer of the French defense industry is Vietnam . 

According to Bouvier, MBDA will be joining equipped air defense system on the vessels VL MICA and advanced anti-ship missiles, Exocet Block 3 for 2 stealth corvette SIGMA 9814 by Dutch Shipyard DSNS created for Vietnam. The agreement near future is highly MBDA, help them put a ticket on the market procurement of modern military equipment in Vietnam in the coming years. 

Monday, October 28, 2013

Starstreak HVM: Rudal Tercepat Arhanud TNI AD



1-high-velocity-missile
Pasca pensiunnya rudal Rapier, boleh jadi belum ada rudal arhanud yang benar-benar mumpuni dan mampu bikin pede pertahanan udara di wilayah Ibu Kota Jakarta. Pengganti Rapier memang ada, seperti rudal Grom buatan Polandia, soal kinerja dan performa rudal ini memang menjadi kontroversi. Nyatanya, sekalipun telah ada Grom dalam peluncur Poprad dan kanon 23 mm ZUR komposit Grom, Arhanud TNI AD masih memesan rudal lain dalam segmen MANPADS (Man Portable Air Defence Systems), yakni rudal Mistral dalam platform Atlas, dan kini juga tengah melirik rudal QW-3 buatan Cina.
Tapi lepas dari itu semua, sesungguhnya perhatian utama dalam modernisasi di segmen rudal arhanud merujuk ke Starstreak. Bagi yang mengindamkan RI punya rudal hanud jarak menengah/jauh sekelas S-300 buatan Rusia, maka Starstreak sama sekali tidak mirip, bahkan berbeda kelas. Starstreak tidak lain adalah rudal di kelas MANPADS SHORAD (Short Range Air Defence), sosok dan desainnya sebangun dengan rudal Mistral dan QW-3.
Mengutip sumber dari TheJakartaPost.com (17/1/2013), pengadaan alutsista ini sudah mulai dibicarakan sejak kedatangan PM Inggris, Tony Blair saat berkunjung ke Jakarta pada tahun 2006 silam. Alhasil kemudian berlangsunglah kontrak pembelian rudal Starstreak pada tahun 2012. “Indonesia membeli 1 baterai rudal Starstreak, yang terdiri dari sembilan peluncur,” ujar Kolonel. Jonni Mahroza, Atase Militer RI di Inggris. Tidak ada informasi lebih lanjut, dalam platform apakah Starstreak ini dibeli oleh Indonesia. Tapi besar kemungkinan, mengacu pada unit peluncur ground based dengan 3 peluncur pada dudukan tripod.

Rudal DF-15C PLA Mampu Hancurkan Bunker Komando Militer Taiwan


Rudal DF-15C

Rudal balistik jarak pendek China DF-15C, dilengkapi dengan hulu ledak deep-penetration, yang dapat merusak atau menghancurkan fasilitas komando bawah tanah milik Taiwan dan sekutu-sekutu Amerika Serikat lainnya di kawasan Asia Pasifik, menurut The Weapon, majalah militer keluaran China North Industries Group Corporation, sebuah perusahaan milik China yang memproduksi kendaraan militer.

Foto dari rudal DF-15C pertama kali beredar di internet pada tahun 2006. The Weapon melaporkan bahwa DF-15C memiliki hulu ledak antara 2 hingga 2,5 meter, menjadikannya sebagai rudal dengan hulu ledak terbesar dibandingkan dengan rudal lainnya di stok senjata PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China).

Seperti Vietnam dan Irak, militer Taiwan, Jepang dan Korea Selatan sangat mengandalkan fasilitas bawah tanah sebagai markas komando utama mereka, kata laporan itu. Rudal DF-15C saat ini menjadi bagian dari Korps Artileri Kedua, Detasemen Rudal Strategis PLA, yang bertugas melumpuhkan pusat komando musuh dalam situasi konflik.

Rudal China ini memiliki jangkauan 700 kilometer, dan dapat digunakan untuk mencapai sebagian target di Asia Timur, termasuk hanggar bawah tanah yang terletak di Pangkalan Angkatan Udara Chiashan di Hualian, di Taiwan Timur. Untuk menyerang target yang lebih jauh, seperti pangkalan Amerika Serikat di Guam, hulu ledak rudal DF-15C dapat dipasang pada rudal DF-21 dan DF-25.

Rudal Anti Pesawat 'STARStreak' AD Inggris


London  : Inggris sedang memesan 200 rudal anti-pesawat "STARStreak" tambahan. Setidaknya rudal STARStreak ini akan terus digunakan Angkatan Darat Inggris hingga 2025. 

 
 
STARStreak
 
 
 
Pada tahun 2009 lalu, Inggris meng-upgrade elektronik dan sistem panduan rudal ini, yang akhirnya melahirkan rudal STARStreak II. Kedua versi STARStreak memiliki bobot yang sama yaitu 16,8 kg, ditembakkan dari kontainer tertutup yang biasanya dilengkapkan pada kendaraan darat, kapal atau helikopter. 

Ada juga versi STARStreak yang diluncurkan secara perorangan (bahu). 

 
 
STARStreak memiliki kecepatan supersonik yang rata-rata kecepatannya hampir satu kilometer per detik dan melepaskan 3 hulu ledak. Masing-masing hulu ledak beratnya 2 pon (0,9 kilogram) dan berisi sekitar 1 pon (0,45 kilogram) bahan peledak dan sistem bimbingan (guidance). 

Jangkauan maksimum STARStreak adalah 7 kilometer, sehingga target hanya memiliki waktu beberapa detik saja untuk bereaksi (sekitar 7 detik menghantam target dalam rentang 7 kilometer). Hulu ledak dimaksudkan untuk melakukan direct hit. Pada kecepatan tinggi, dan dengan paduan tungsten pada ujung depannya, ledakannya menjadi dahsyat, bahkan terhadap sebagian besar kendaraan lapis baja, namun tidak pada MBT. 

Yang membuat rudal STARStreak menjadi unik diantara rudal-rudal ringan anti-pesawat lainnya adalah sistem bimbingannya. Sementara sistem rudal lain banyak menggunakan sistem bimbingan infrared, STARStreak dipandu oleh laser, namun meski dinilai lebih unggul tetap saja membutuhkan operator/penembak yang terlatih untuk menjaga rudal mengenai target hingga hit.
 

Sistem Pertahanan Udara MEADS 'Final' Akan Diuji Coba


Berlin  : Lockheed Martin dan mitra industrinya tengah mempersiapkan uji coba selanjutnya dari pengembangan tahap akhir sistem pertahanan udara MEADS (Medium Extended Air Defense System), yang akan memiliki fungsi perlindungan 360 derajat dalam mengatasi ancaman dari udara dan rudal balistik. 

Uji penembakan yang akan dilakukan pada awal November nanti akan menembak dua target, yaitu drone QF-4 dan rudal balistik taktis Lancer. Target akan menyerang secara bersamaan dari posisi yang berlawanan (berseberangan) dan dari ketinggian yang berbeda untuk menguji fungsi perlindungan 360 derajat dan radar X-band. Uji coba akan berlangsung di Practica, pangkalan udara Mare, Roma, Italia.
 

Setelah target terdeteksi radar kontrol tembak akan mendeteksi dan menembak/mencegat target dengan rudal PAC-3 MSE. Apakah pencegatan pertama akan segera melumpuhkan rudal balistik? Sistem MEADS secara otomatis akan memerintahkan dirinya sendiri bila perlu melakukan pencegatan kedua. Namun biasanya rudal interseptor (PAC-3) yang ditembakkan akan lebih banyak jumlahnya dari ancaman yang masuk. Menurut pihak Lockheed, uji coba semacam ini adalah yang pertama kali.
 

Wednesday, October 16, 2013

Tetral - Rudal Anti Pesawat TNI-AL


http://img355.imageshack.us/img355/927/kri3661xo8.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0OWz3zmI3TXwaYmWMQjk8ergyPj97N1Y3scSHT2j_ZiLuTgp4ABpUffUXxybMdw6YO7HmDw3AHHR4FcmPjhVC3O46xI9PUj26vKwD1LYlqEDS520fpWSNfoQSTjf44EHRwuk2Az7tT9I/s1600/mistraltetral.jpg

Jakarta : Seiring hadirnya empat korvet terbaru TNI-AL dari kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) yang dibeli dari galangan Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Maka otomatis TNI-AL mendapat tambahan alutsista (alat utama sistem senjata) anyar berupa rudal anti pesawat ringan, Tetral. Rudal ini menjadi bagian melekat dari korvet SIGMA yang juga dikenal sebagai kapal perang kelas Diponegoro. Pada tiap korvet SIGMA dilengkapi dua sistem peluncur, masing-masing peluncur memuat empat rudal.

Tetral sendiri merupakan teknologi sistem peluncur, sedangkan basis rudalnya mengambil dari jenis Mistral. Mistral adalah rudal ringan jarak dekat yang sangat populer di pasar dunia, rudal ini dibuat oleh MBDA di Perancis. Keunggulan Tetral yakni sistemnya dapat bekerja otomatis, dikendalikan secara remote dan tergolong low maintenance. Desain Tetral dirancang untuk dipasangkan pada kapal perang dengan konsep stealth.
 Meski tergolong rudal ringan jarak pendek, Tetral bisa melahap multi target, termasuk target yang bermanuver cepat, dalam hal ini seperti pesawat tempur dan helikopter, bahkan Tetral bisa melahap target berupa rudal. Dalam rilis yang dikeluarkan MBDA, tingkat success rate Tetral mencapai 93 persen. Untuk menghajar target, rudal ini dilengkapi kendali berupa canard dan sistem sensor pengarah berupa passive IR (infra red) homing. Sensor passive IR akan bekerja 2 detik setelah peluncuran.

Wednesday, October 09, 2013

AS Berhasil Cegat Rudal Balistik dengan Sistem Aegis


Sistem rudal Aegis

Badan Pertahanan Rudal (MDA), Komando Pasifik dan personil Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil melakukan uji coba Sistem Pertahanan Rudal Balistik Aegis generasi kedua dari kapal perang USS Lake Erie (CG-70). Ini merupakan keberhasilan selanjutnya dari uji coba sebelemnya pada September lalu.

Sistem Aegis berhasil mencegat rudal balistik yang terbang di atas Samudera Pasifik dengan menggunakan rudal interseptor Standard Missile-3 (SM-3) Block IB. Target adalah sebuah rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan sekitar pukul 19:33 waktu Hawaii, 4 Oktober 2013, dari Fasilitas Rudal Pasifik di Hawaii. Setelah peluncuran, rudal target terbang ke arah barat laut, USS Lake Erie kemudian mendeteksi dan melacak rudal target dengan radar onboard AN/SPY-1. USS Lake Erie yang sudah dilengkapi dengan Sistem Pertahanan Rudal Balistik Aegis generasi kedua, langsung meresponnya dengan meluncurkan rudal SM-3 Block IB guna mencegat rudal target, dan berhasil menghancurkannya.

Tuesday, October 08, 2013

Rudal Yakhont TNI AL Lebih Dari 100 Buah?

 

13811779801196717664
Rudal Yakhont P 800 adalah rudal jelajah jarak menengah supersonik strategis generasi keempat buatan Rusia yang baru digunakan oleh Rusia, Indonesia, Vietnam, Suriah dan India. India menamakan rudal ini BrahMos (diambil dari dua nama sungai, Brahmaputra dan Moskva) hasil joint venture India dan Rusia. Yakhont memiliki jarak tembak 300 Km atau setara dengan jarak Surabaya ke Semarang, sedangkan hulu ledaknya adalah 200 Kg.

Di Asia Tenggara, Yakhont hanya digunakan oleh Vietnam dan Indonesia. Perbedaannya, Vietnam menempatkan rudalnya di Silo (tempat peluncuran) di pantai, bersifat statis, untuk keperluan defensif untuk menghadang kapal-kapal perang Cina yang bersengketa dengan Vietnam tentang kepulauan Spratly, sedangkan Indonesia menempatkannya di atas kapal perang yang bersifat dinamis, bisa digunakan untuk keperluan ofensif maupun defensif.
Hal di atas membuat peta pertahanan keamanan di Asia Tenggara berubah, terlebih setelah sebuah fregat TNI AL yaitu KRI Oswald Siahaaan 354 sukses melakukan uji coba penembakan rudal Yakhont di Samudera Indonesia pada tahun 2011. Perubahan ini terjadi, karena sampai saat ini negara-negara ASEAN lainnya masih mengandalkan rudal jarak pendek saja seperti Exocet dan Harpoon.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...