Saturday, January 18, 2014

Australia, Harga Sebuah Kata Maaf

cegat perahu
(ABC)
Jakarta Hubungan bilateral Indonesia- Australia yang merenggang selama tiga bulan terakhir ini semakin terasa panas dengan sikap arogansi negeri eropa yang terdampar di benua selatan itu. Australia telah melanggar batas perairan Indonesia tanggal 6 Januari 2014 ketika mengusir manusia perahu yang hendak “berkunjung tetap” ke negeri kanguru itu. Kapal angkatan laut mereka telah masuk sampai 7 mil dari batas garis pantai pulau Rote NTT ketika mendepak pencari suaka sekalian menghina TNI yang dikatakan tak sanggup menjaga wilayahnya sendiri.

Perlakuan Australia yang bergaya cowboy termasuk menyiksa manusia perahu yang memang sudah tersiksa dinegeri asalnya, dinilai sangat keterlaluan. Dunia yang memberi penilaian itu. PBB bahkan sudah memperingatkan Australia akan konsekuensi hukum internasional atas perlakuan tidak manusiawi dan mengabaikan keselamatan pengungsi politik itu yang hendak mencari kehidupan baru di negeri selatan itu. Australia akhirnya dipermalukan sendiri oleh tindakan semena-mena aparat militernya yang justru menampar wajah diplomatiknya di dunia internasional.

Missile Defense Strategy of Vietnam Covers Spratly Islands




Redut 4K44 mobile coastal defense missile (all photos : BaoMoi) 

With a range of over 400 km, covering the whole of the Spratly Islands Vietnam, combined REDUT-M missile defense strategy archipelago Vietnam.


Orders alarm rang ... In less than 5 minutes, the vehicle missile launchers rumbled out into combat positions. Missile launch tubes longer than 10m rapid rise into the air direction. Officers shoot driver in the lead car quickly deploy equipment directive nosing search target, the crew informed of rang loudly determine coordinates, the target location is key enemy ships are currently marine area infringe on the sovereignty of Vietnam. Startup fuel hissed sharply blown rock grouting rear platform, P-35 missile is ready to receive commands ... " Zoom ".

Armada Kombatan TNI AL Tahun '60-an : Strong and Lethal



KRI Irian kapal kombatan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia, sebelumnya waktu masih berdinas di Angkatan Laut Uni Sovyet bernama Ordzhonikidze (photo : Indoflyer)

Klasifikasi kapal angkatan laut secara umum dibedakan menjadi 3 yaitu satuan tempur pemukul (Combat), satuan tempur patroli (Patrol) dan satuan tempur pendukung (Auxillary). Seiring dengan peran yang semakin penting untuk memproyeksikan kekuatan amfibi maka beberapa kalangan memisahkan kategori kapal tersebut sehingga menjadi empat dengan tambahan pada satuan amfibi (Amphibious).

Terkait dengan kategori kapal kombatan (Combat) termasuk di dalamnya adalah kapal jenis Carrier, Cruiser, Destroyer, Frigates, Corvettes, Fast Attack Craft Missile/Torpedo, Mine Hunter dan Submarine. Sama-sama menangani ranjau, untuk Kapal Pemburu Ranjau (Mine Hunter) masuk kategori Combat, namun Kapal Penyapu Ranjau (Mine Sweeper) masuk kategori Auxillary.


Pada tahun 1960-an TNI AL (waktu itu bernama ALRI - Angkatan Laut Republik Indonesia) dalam rangka operasi Dwikora untuk pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda mengakuisisi kapal kombatan dalam jumlah besar. Kekuatan armada kombatan tersebut akhirnya dapat mencegah perang terbuka antara Indonesia dan Belanda dan Irian Barat dapat kembali ke pangkuan Republik Indonesia.

China Konfirmasi Uji Coba Rudal Hipersonik

Departemen Pertahanan Nasional China mengkonfirmasi telah melakukan uji coba rudal hipersonik pekan lalu, namun menyangkal bahwa itu ditujukan untuk AS.


Ilustrasi rudal hipersonik

Seperti yang diketahui, pekan lalu militer China berhasil menyelesaikan uji coba penerbangan pertama wahana rudal hipersonik. Uji coba ini pertama kali dilaporkan oleh Washington Free Beacon, yang mengutip pernyataan pejabat dari Departemen Pertahanan AS.

Pada hari Kamis, China Daily melaporkan: "Departemen Pertahanan Nasional China pada hari Rabu mengeluarkan pernyataan yang membantah laporan media bahwa uji coba penerbangan wahana rudal hipersonik baru-baru ini ditujukan untuk mengirimkan hulu ledak ke AS dengan menembus sistem pertahanan rudal."

Kutipan pernyataan dari Departemen Pertahanan Nasional China mengatakan: "Sudah menjadi hal biasa bagi China untuk melakukan percobaan ilmiah sesuai rencananya. Uji coba tidak ditujukan untuk menargetkan bangsa atau target tertentu". China sendiri tidak mengkonfirmasi keberhasilan uji coba ini.

Upaya Alih Teknologi Alutsista Indonesia China

BEIJING : Suasana Selasa pagi itu agak tegang. Delegasi Indonesia dan China, masih belum sepakat tentang beberapa poin dalam kerja sama industri pertahanan.

Padahal, agenda pagi itu adalah penandatanganan kesepakatan kedua pihak untuk memantapkan kerja sama industri pertahanan kedua negara, termasuk percepatan alih teknologi peluru kendali C-705.

Rudal C-705 kali pertama diperkenalkan ke publik pada ajang Zhuhai Airshow ke-7 tahun 2008. Misil itu merupakan pengembangan dari C-704, dan bentuknya lebih menyerupai miniatur C-602.

Dibanding generasi sebelumnya, C-705 hadir dengan beberapa peningkatan, seperti pada elemen mesin, hulu ledak, dan sistem pemandu.

Australia Akui Langgar Wilayah Laut RI

JAKARTA : Pemerintah Australia hari ini mengakui bahwa kapal militernya beberapa kali melanggar batas maritim Indonesia. Langkah ini, ungkap Canberra, beberapa kali terjadi saat berupaya menghalau datangnya kapal-kapal pengangkut imigran gelap yang masuk ke perairan Australia.

Menurut kantor berita Reuters, pengakuan itu dilontarkan Menteri Imigrasi Scott Morrison. Dia mengaku awal pekan ini mendapat informasi soal "pelanggaran yang kurang berhati-hati" itu. Namun, pihak berwenang Australia langsung menginformasikannya kepada militer Indonesia, dalam hal ini TNI Angkatan Laut.

"Kami sangat menyesal akan hal itu dan telah menyampaikan maaf," kata Morrison kepada para wartawan. "Namun pemerintah Australia tetap berkomitmen melanjutkan kebijakan menghentikan kapal-kapal [pembawa imigran gelap] itu," lanjut Morrison

Langkah Baru Kerja Sama TNI AL Dan AL Inggris Dimulai

JAKARTA : Kehadiran kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Daring-D32, di Jakarta, Jumat, untuk kunjungan selama empat hari, menandakan babak baru kerja sama dengan TNI AL untuk menjamin stabilitas dan kemakmuran bersama. 

Pada 2010, telah ditandatangani nota kesepahaman antara Indonesia dan Kerajaan Inggris dalam kerja sama pertahanan. Salah satu pokoknya, menempatkan kerja sama TNI AL dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris, pada posisi strategis. 

"Ini momentum strategis bagi TNI AL untuk mewujudkan angkatan laut yang modern. Kami punya persepsi sama tentang stabilitas dan mempertahankan hal itu," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, di geladak helikopter HMS Daring-D32.

Dia menyambut kehadiran kapal perang kelas destroyer berpeluru kendali itu, bersama kehadiran koleganya, Kepala Staf Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Admiral Sir George Zambellas. Ini adalah kehadiran pertama seorang First Sea Lord and Chief of Naval Staff Royal British Navy (gelar resmi jabatan Zambellas) ke Indonesia selama berpuluh tahun. 

Indonesia Kirim 2 KRI Fast Patrol Dan 1 Fregat Ke Perbatasan Australia

Australia meminta maaf kepada Indonesia, melalui media massa, karena kapal militernya memasuki perairan Indonesia. Namun, Indonesia masih menunggu permintaan maaf secara resmi dari Pemerintahan negeri kanguru itu.

Deputi VII Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Marsekal Muda TNI Agus Barnas menyatakan, Indonesia sebetulnya sudah tahu Australia melanggar batas maritim. "Kita kan ada radar TNI AU di Kupang," katanya kepada wartawan di kantor Kemenpora, Jumat 17 Januari 2014.

Untuk mengamankan kedaulatan wilayah dari Australia, Indonesia sudah mengirim dua KRI tipe Fast Boat Patrol ke perbatasan. Kemudian akhir bulan ini, RI juga akan mengirim 1 unit KRI tipe fregat yang disimpan di Kupang ke perbatasan.

 

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...