Tuesday, November 27, 2012

hidupkan lagi Armada Tu-16?



Dulu Indonesia memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Indonesia menjadi salah satu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini..China kembali menghidupkan Tu-16 dengan kode H-6...

Army of Philippines is planning to acquire 100 M113 APC and FH70 155mm howitzer from Italy



The Philippines Department of National Defense (DND) is planning to acquire 100 armored personnel carriers (APC)s and dozens of artillery equipment from Italy in support of the military’s capability upgrade program. The Italian government might donate 100 units of operational M113 APCs and 25 units of operational FH70 155 mm howitzers.
Italian army M113 APC armoured personnel carrier

Lika Liku Proyek PKR 10154



Maket model PKR 10415 yang dipamerkan oleh DSNS dan PT PAL di Indo Defense 2012. Model ini mengalami perubahan dalam sistem persenjataan dibandingkan model di Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)

26 November 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan resmi menandatangani kontrak pembelian 1 unit Kapal Perusak Kawal (PKR) 10514 senilai total USD220 juta atau sekitar Rp2,06 Triliun dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda. Kontrak ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Director Naval Sale of DSNS Evert van den Broek wakil DSNS di Kantor Kemhan pada 5 Juni 2012. Hadir dalam acara ini Dubes Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan dan Direktur Utama PT.PAL Indonesia (Persero) Ir Muhamad Firmansyah Arifin.

Pemerintah Indonesia sedikitnya harus membelanjakan 75 juta euro atau sekitar Rp750 miliar untuk mempersenjatai PKR. Satu unit PKR lengkap dengan persenjataan sekitar Rp2,810 triliun.

Model PKR 10154 yang ditampilkan di Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)

Proyek Kapal PKR 10154 didaulat sebagai Joint Production (Kerjasama Produksi) antara DSNS dan PT. PAL. PKR akan dibangun di tiga tempat, Vlissingen dan Galatz, Belanda dan terakhir di rakit di PT PAL. Kapal direncanakan diterima pada awal tahun 2017. DSNS akan melakukan alih teknologi dalam kontruksi desain dan pembangunan kapal PKR 10514 kepada PT PAL. PT. PAL hanya mendapatkan 3 persen dari nilai kontrak US$220 juta atau sekitar US$6,6juta.

Sumber di PT PAL dihubungi Berita HanKam menyatakan Joint Production ini, tidak lebih menjadikan PT PAL sebagai tukang rakit atau tukang lem kapal. Tidak memberikan manfaat besar bagi PT PAL dibandingkan pembelian kapal Landing Platform Dock (LPD) dari Korea Selatan.

Ditambahkannya, lebih menguntungkan bagi PT PAL bila Kemhan memilih Orizzonte Sistemi Navali dari Italia. Kapal akan dirancang bersama oleh kedua perusahaan dan dibangun sepenuhnya di PT PAL. Pihak TNI AL sebagai pengguna lebih memilih kapal rancangan Orizzonte Sistemi Navali serta kapal sudah dalam kondisi dipersenjatai. DSNS telah memamerkan dua kali maket model PKR 10514 pada Indo Defense 2010 dan 2012. Pada bagian haluan dan buritan kapal persenjataan yang dipasang mengalami perubahaan.

PKR yang diidamkan TNI AL dan memberikan manfaat besar dalam hal alih teknologi untuk PT PAL. (Foto: Berita HanKam)

Model PKR yang ditampilkan PT PAL pada Indo Defense 2008. (Foto: Berita HanKam)

Rudal permukaan-ke-udara MICA dengan sistem penembakan masih memakai sistem VLS. Bofors ASW Rocket launcher SR375A dihilangkan digantikan dengan CIWS Oerlikon Millennium 35 mm Naval Revolver Gun System. Sistem CIWS Phalanx dipasang di bagian buritan dihilangkan. Sistem peperangan anti-kapal selam mengandalkan torpedo dan helikopter anti-kapal selam.

Pemerintah Indonesia telah memesan 4 korvet SIGMA dari DSNS sesuai Renstra TNI AL 2003-2013. Korvet Sigma I dan Sigma II dibeli saat kunjungan Menhan Juwono Sudarsono dan Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Slamet Soebijanto ke DSNS pada 14-18 September 2006. Korvet Sigma III dan IV direncanakan dibangun bekerjasama dengan PT PAL dalam rangka alih teknologi. DSNS membatalkan kerjasama ini dengan alasan PT PAL belum siap dan membangun sepenuhnya di Belanda. Keempat korvet telah dioperasikan oleh TNI AL Surabaya.

Berbagai Sumber

RUSIA SERAHKAN KAPAL INDUK PESANAN INDIA




Pemerintah India, Senin (26/11/2012), mengatakan Rusia akhirnya menyerahkan kapal induk bekas Uni Soviet yang diperbaiki ke negeri itu sekaligus mengakhiri perselisihan panjang yang diakibatkan membengkaknya ongkos dan penundaan pengiriman.

Kapal induk Admiral Gorshkov, kini berusia 30 tahun, akan mengisi posisi kapal induk pertama India INS Vikrant yang pensiun pada 1997 setelah bertugas sejak 1961.

Menteri Pertahanan India AK Antony kepada parlemen mengatakan akhir 2013 menjadi jadwal kedatangan kapal induk dengan bobot mati 44.570 ton itu yang oleh India akan dinamai INS Vikramaditya itu.

Saat ini, Angkatan Laut India hanya memiliki satu kapal induk yaitu INS Viraat, yang juga tak lama lagi akan pensiun. India juga sedang berencana membangun sendiri kapal induknya.

Rusia -saat masih menjadi bagian Uni Soviet- merupakan sekutu lama India. Rusia memasok 70 persen persenjataan angkatan bersenjata India. Namun, berbagai keterlambatan dan perselisihan komersial membuat New Delhi beralih ke produsen senjata lain seperti Israel, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.

Seharusnya, kapal induk Vikramaditya ini sudah diterima India pada Agustus 2008. Pada saat kesepakatan ditandatangani kapal itu dihargai 978,4 juta dollar AS. Namun harga itu berubah menjadi 2,3 miliar dollar AS saat dikirim pada 2012.

"Total harga kapal tetap 2,3 miliar dollar AS saat pengiriman di kuartal terakhir 2013," kata Antony.

Untuk bisa beroperasi di AL India, kapal induk ini memerlukan banyak perbaikan seperti turbin baru, sistem kabel sepanjang 2.500 km dan penguatan dek pendaratan pesawat terbang.

Di bawah kontrak kerja, galangan kapal Rusia, Sevmash, melengkapi kapal ini dengan persenjataan modern, 16 jet tempur MiG-29 dan satu skuadron helikopter anti-kapal selam.

Sevmash bersikukuh melonjaknya harga kapal karena India banyak meminta tambahan fitur yang tak terdapat dalam kontrak awal.

Pada Desember tahun lalu, Rusia juga menyerahkan kapal selam bertenaga nuklir Nerpa kepada AL India setelah mengalami penundaan selama dua tahun.





Sumber : Kompas

INDONESIA TUAN RUMAH UNSMLC MISI PBB




kasum-sub
 Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi tuan rumah penyelenggara United Nations Senior Mission Leader Course (UNSMLC), yang diikuti 28 pejabat tinggi negara diantaranya Kanada, Jepang, Kenya, Indonesia, Belgia, USA, Nigeria, Denmark, India dan Swiss, yang dibuka oleh Kasum TNI Marsdya TNI Daryatmo, S.IP., mewakili Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E.,  di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (26/11/2012). Kegiatan tersebut berlangsung mulai tanggal 26 November sampai dengan 7 Desember 2012.

Penyelenggaraan UNSMLC adalah mempersiapkan calon-calon pejabat senior di lingkungan Misi Perdamaian PBB untuk mengisi jabatan sebagai Special Representative of Secretary General (SRSG), Deputy SRSG, Force Commanders, Police Commisioners, Director of Mission Support dan Chief of Staff dari misi PBB. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah memberikan gambaran kepada pejabat senior dari Troops/Police Contributing Countries (T/PCCs), khususnya tentang Manajemen Operasional Misi Perdamaian PBB.

Panglima TNI dalam amanatnya yang dibacakan oleh Kasum TNI antara lain mengatakan,  Pemerintah Indonesia sangat menghargai kerjasama dan bantuan dalam penyelenggaraan kursus bertaraf Internasional, sebagai langkah yang sangat penting dalam merealisasikan konteks besarnya kepentingan dan komitmen bersama pada agenda perdamaian dan keamanan dunia. Terlebih lembaga penyelenggara yakni PBB, merupakan suatu lembaga Internasional yang menjadi tempat berkumpulnya negara-negara merdeka di dunia yang mencintai perdamaian kekal dan abadi, namun lebih dari itu mencintai kemerdekaan yang luhur dan bermartabat. 
 
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan UNSMLC merupakan sarana strategis dalam sistem peningkatan Sumber Daya Manusia PBB, yang memiliki tujuan sebagai berikut : Pertama, kursus diarahkan untuk lebih mengembangkan kemampuan para Pemimpin Senior PBB dan meningkatkan atau menambah jumlah para pemimpin terlatih, yang disiapkan untuk misi-misi operasi perdamaian PBB.

Kedua, guna memberikan pengertian dan pemahaman akan pentingnya kerjasama, koordinasi, komunikasi dan konsensus, yang terintegrasi dalam satu fungsi yang efektif dan efisien antara pemimpin suatu misi dengan sistem PBB, antar badan PBB dan masyarakat lokal. Ketiga, memberikan para peserta kesadaran dan pemahaman tentang kemampuan dan batas kemampuan dari berbagai komponen operasi misi perdamaian PBB yang cukup kompleks.

Keempat, kursus ini diarahkan untuk memberikan para peserta pemahaman tentang peran, tugas dan tanggungjawab dari pemimpin suatu misi PBB, agar dapat memimpin para personel yang ditempatkan dalam operasi-operasi penjaga perdamaian PBB secara efektif. Terlebih para personel pada misi PBB merupakan gabungan dari suku bangsa yang memiliki prinsip berbeda, namun komit pada satu tujuan yang sama.





Sumber : Poskota

MENAKAR ALUTSISTA INDONESIA




Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak serta kondisi geopolitik berada di dua persimpangan samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta dua benua, yakni benua Asia dan Australia. Negara lain akan menghargai kedaulatan Indonesia jika pertahanan kita kuat.

Nah, sekarang bagaimanakah kondisi pertahanan serta alat utama sistem senjata (alutsista) kita ? apakah sudah cukup kuat “menakuti” bangsa lain ? Mari kita simak masing-masing kekuatan, khususnya kekuatan alutsista trimatra Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).


Pemerhati isu pertahanan dan alutsista TNI, Jagarin Pane mengatakan perkembangan pengadaan alutsista TNI mulai tahun 2012 ini bisa disebut masuk musim panen raya sampai tahun 2014. 

Tahun ini saja kita sudah menerima empat pesawat coin (counter insurgency) Super Tucano buatan Brazil dari yang kita pesan satu skuadron (16 unit).

Kita juga sudah menerima 2 KCR (Kapal Cepat Rudal) dari enam yang dipesan buatan galangan kapal dalam negeri di Batam. Tank berat Leopard juga sudah diambang pintu dengan pesanan 100 unit bersama dengan 50 uni tank medium Marder buatan Jerman.


“Kita juga sedang menunggu kedatangan MLRS (Multi Launcer Rocket System) Astross II dari Brazil untuk kebutuhan dua batalyon, satu unit kendaraan peluncurnya dipamerkan di ajang Indo Defence di Jakarta. 

Demikian juga dengan howitzer Caesar buatan Perancis untuk kebutuhan dua batalyon artileri sedang dinantikan kedatangannya bersama rudal Mistral untuk satu batalyon. 


Pokoknya banyak sekali pengadaan alutsista hingga tahun 2014 untuk ketiga matra TNI ini”, ungkap Jagarin kepada “PR” ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Jika ditanya mana yang terkuat diantara ketiga matra saat ini, ia mengatakan yang paling kuat adalah Angkatan Darat baik dari sisi jumlah pasukan maupun alutsista. TNI AD punya lebih dari 1000 tank dan panser belum termasuk artileri dan rudal anti serangan udara. 

“Akan tetapi tank yang dimiliki hanya berkategori tank ringan dari jenis Scorpion buatan Inggris dan AMX13 buatan Perancis. Itu sebabnya sesuai perkembangan situasi kawasan yang dinamis kita butuh Main Battle Tank (MBT) dan Medium Tank”, ungkap Jagarin menjelaskan.
Sementara itu, lanjut dia, untuk TNI AL punya kekuatan armada dengan lebih dari 140 KRI terbagi dalam dua armada, yaitu armada Barat dan Timur. 

Yang membanggakan tentu kekuatan pemukul KRI sudah dilengkapi dengan rudal anti kapal Yakhont buatan Rusia berjarak tembak 300 km, rudal C802 dan C705 buatan Cina. 

Uji coba rudal Yakhont yang dilakukan di mulut perairan Ambalat Oktober 2012 lalu pada seri latihan Armada Jaya mampu menenggelamkan KRI LST yang sudah pensiun dengan sekali tembak.

“Satuan pemukul TNI AL yang lain adalah Korps Marinir yang punya kemampuan serang pantai. Ini yang tidak dimiliki oleh Malaysia dan Singapura. 

Korps Marinir memiliki persenjataan yang berbeda generasi mulai dari tank amfibi PT 76, BTR50, AMX10P, BTR80A, RM Grad sampai yang terbaru BMP3F”, ungkap Jagarin lagi.

Untuk TNI AU Jagarin menilai kondisi alutsista yang paling lemah diantara dua matra TNI lainnya. Saat ini TNI AU hanya memiliki kekuatan 10 F16, 10 Sukhoi, 12 F5E, 32Hawk 100/200, 4 Super Tucano. Menurut dia kekuatan itu jelas sangat tidak memadai untuk mengawal dirgantara RI yang seluas Eropa ini.
“Namun dengan kedatangan 24 F16 blok 52, 6 Sukhoi, 16 Super Tucano dan 16 T50 setidaknya sesak nafas yang menjadi kendala mengawal kedaulatan udara RI bisa agak lega. 

Tentu saja tidak berhenti sampai disitu. Mestinya dalam MEF (Minimum Essential Force) tahap II tahun 2015-2019 kita harus memiliki minimal 32 jet tempur kelas berat Sukhoi, 48 jet tempur ringan F16 dan paling tidak punya juga minimal 24 unit dari jenis Typhoon atau Rafale” ucap Jagarin lagi.

Melihat kondisi alutsista trimatra TNI upaya untuk menambah persenjataan tentu menjadi sebuah keniscayaan bagi negara besar seperti Indonesia. Negara kita baru saja memproduksi UU Industri Pertahanan sebagai payung hukum untuk mengembangkan industri pertahanan dan keamanan (hankam) dalam negeri.


“Sebenarnya sebelum UU itu jadi, Kementerian Pertahanan sudah melakukan langkah maju yang berani dengan kerjasama ToT (Transfer of Technology) dengan Korea Selatan dalam pengadaan tiga kapal selam jenis Chang Bogo. 

Saat ini PT PAL dan Daewoo sedang menyeleksi tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk mendapatkan 200 tenaga ahli yang akan dikirim ke Korsel. Dua kapal selam dibangun di Korsel dan satu unit di PT PAL Surabaya. Dengan Cina kita juga sedang melakukan kerjasama alih teknologi rudal C705. Jika sekolah rudal ini berhasil, dikombinasi dengan kemampuan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang sudah mampu menguji roket berjarak tembak 300 km, bisa dipastikan akan terjadi kemajuan yang luar biasa dalam teknologi rudal kita dua hingga tiga tahun ke depan” ungkap Jagarin lagi.

Lebih lanjut ia menambahkan dalam pembuatan kapal perusak kawal rudal yang dikenal sebagai proyek PKR10514 dengan Damen Schelde Belanda saat ini pun dilakukan dengan transfer teknologi. “PT PAL yang saat ini sudah mendapat order membuat enam kapal cepat rudal ukuran 60 meter untuk TNI AL, jika berhasil mendapatkan teknologi PKR 10514 akan menjadi perusahaan pembuat kapal perang yang disegani di Asia Tenggara “, tutur Jagarin.

Posisi di Asia Tenggara


Jika demikian bagaimana sebenarnya posisi Indonesia di Asia Tenggara saat ini ? dulu kita dikenal sebagai “Macan Asia”, apakah gelar itu masih pantas diberikan kepada Indonesia ?

Jagarin mengatakan modernisasi alutsista TNI sebenarnya untuk mengejar ketertinggalannya yang cukup jauh dibanding dengan tetangganya. Malaysia sudah jauh hari punya MBT PT91 buatan Polandia, Singapura sudah punya MBT Leopard. Sampai hari ini TNI AD hanya punya tank ringan Scorpion. “Lha, Scorpion jika diadu dengan PT91 di Kalimantan, kan sama saja dengan menandingkan kambing dengan sapi, beda kelas. Jadi penambahan kekuatan persenjataan kita adalah sebuah keniscayaan dan fardu kifayah. 


Dulu di zaman Dwikora kekuatan militer RI adalah yang terkuat di Asia Tenggara sehingga dianggap sebagai kekuatan Macan Asia. Dengan modernisasi alutsista ini diharapkan Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan di Asia sesuai arahan Presiden SBY di hadapan petinggi Kemenhan dan Mabes TNI blan puasa yang lalu”, ujarnya menjelaskan.

Khusus dengan Malaysia dimana Indonesia sering mengalami konflik, Jagarin berani menyatakan bahwa kekuatan militer Indonesia saat ini secra umum tetap lebih kuat dari Malaysia. “Hanya di AU kekuatan mereka lebih ‘bergigi’ dengan memiliki 18 Sukhoi, 12 Mig29, 8 Hornet, 12 F5E. Untuk AL kita yang terkuat dengan lebih dari 140 KRI bandingkan dengan Malaysia hanya memiliki 58 KD. Mereka tidak punya pasukan Marinir berkualifikasi serbu, kita punya dua divisi pasukan Marinir berkemampuan serang pantai”, katanya lagi.

Yang lebih membanggakan, lanjut Jagarin, tentu skill individu prajurit kita lebih tahan uji dan mahir. Terbukti dalam setiap uji tanding di kejuaraan menembak regional berbagai senjata perseorangan, Indonesia selalu tampil menjadi nomor satu. 

Negara-negara ASEAN dan Australia angkat topi dengan kemampuan individu prajurit TNI. “Dengan Marinir AS pun terbukti dalam uji ketahanan fisik dan mental di hutan Jawa Timur beberapa waktu lalu bersama Marinir AS, personel Marinir AS kalah uji nyali dan uji fisik dengan Marinir Indonesia”, ungkapnya.

Apalagi, lanjut Jagarin, kehadiran 45 negara dan 500 produsen alutsista dunia di ajang Indo Defence membuktikan bahwa dunia sedang melirik Indonesia dengan anggaran alutsista yang luar biasa yakni Rp 100 trilyun dan diharapkan menjadi Rp 150 trilyun pada tahun 2014 nanti. “Prinsip yang dibangun Kemenhan, kan sudah jelas kalau belum mampu bisa beli dari luar tapi syaratnya berbagi teknologi. Kita meyakini kebijakan Kemenhan yang melakukan transaksi pengadaan alutsista sudah berada di jalan yang benar. Pengadaan MBT Leopard dilakukan G to G ( government to government) sehingga mampu menghapus beban jasa broker”, katanya menjelaskan.

Semua industri hankam dalam negeri saat ini bergerak dan mekar dengan berbagai order alutsista dari Kemenhan. Lihat saja PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Industri dirgantara PT DI yang sempat dinyatakan bangkrut, saat ini sedang berupaya merekrut tenaga ahli untuk menyinari kembali industri kebanggaan RI itu. “Demikian juga dengan PT PAL, semuanya sedang menggeliat dan menampilkan kesibukannya tak terkecuali industri swasta nasional kita”, tutur Jagarin.





PENDARATAN PERDANA JET TEMPUR CHINA DI KAPAL INDUK




China berhasil melakukan pendaratan pesawat tempur pertama di dok kapal induk mereka pada Minggu waktu setempat. Namun, para ahli memperkirakan, masih butuh beberapa tahun sampai kapal induk itu beroperasi penuh.

Diberitakan Reuters yang mengutip Xinhua, pendaratan berhasil dilakukan oleh pesawat tempur multi-fungsi generasi pertama J-15 di Lianing, kapal induk pertama China. Liaoning sebelumnya adalah bekas kapal induk peninggalan Uni Soviet yang diperbarukan.

J-15 dapat membawa rudal anti-kapal perang, udara-ke-udara, dan udara-ke-darat. Kemampuan J-15 setara dengan jet Su-33 Rusia dan F-18 Amerika Serikat. Tidak disebutkan dimana pendaratan itu dilakukan.

Menurut laporan People's Daily, Liaoning dapat memuat 30 pesawat J-15 dan mengangkut sekitar 2.000 kru kapal. Liaoning sendiri berhasil melakukan uji pelayaran pertamanya pada Agustus tahun lalu.

Dalam laporan penilaian kemampuan militer China oleh Pentagon, AS, walaupun China berhasil mendaratkan jet di kapal itu, namun masih perlu bertahun-tahun untuk megoperasikannya secara penuh.

"Masih perlu bertahun-tahun untuk China dalam mencapai kemampuan tempur, bahkan yang terminimal, untuk kapal induknya," tulis Pentagon.

Menurut perkiraan Pentagon, saat ini China tengah membuat kapal induk buatan mereka sendiri yang diprediksi siap berlayar pada 2015. "China akan membangun banyak kapal induk dan kapal pendukung lainnya dalam sepuluh tahun ke depan," tulis Pentagon.

Kapal induk baru dimiliki oleh angkatan laut Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris yang diluncurkan hampir seratus tahun lalu. AS adalah negara satu-satunya yang punya lebih dari satu kapal induk, yaitu 11 kapal.




Sumber : Vivanews

ISRAEL KLAIM SUKSES UJI COBA SISTEM PERTAHANAN RUDAL BARU




:Para pejabat pertahanan Israel dan AS sukses menguji sistem pertahanan rudal baru yang disebut David's Sling. Sistem pertahanan itu dapat mencegat rudal berjangkauan lebih jauh dibandingkan yang dijatuhkan sistem Iron Dome yang digunakan dalal konflik Israel-Jalur Gaza belum lama ini, demikian pernyataan kementerian pertahanan Israel, Minggu (25/11).

Sebuah rudal Stunner yang diluncurkan sistem pertahanan David’s Sling mampu "mencegat sasaran dalam penerbangan perdananya", kata kementerian itu dalam pernyataannya. "Organisasi Pertahanan Rudal Israel dan Badan Pertahanan Rudal AS menyelesaikan tahap pertama pengembangan David’s Sling Weapon System (DSWS), dengan melakukan pencegatan yang sukses," tambah pernyataan itu.

Uji coba tersebut diluncurkan oleh Sistem Pertahanan Canggih Rafael di Israel selatan tetapi tidak dijelaskan kapan uji coba itu dilakukan. Sistem itu diharapkan siap dioperasikan tahun 2014, kata sejumlah media Israel.

Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengucapkan selamat kepada mereka yang terlibat dalam uji coba itu. Ia menambahkan, David's Sling akan membentuk sebuah lapisan baru yang signifikan dalam sistem pertahanan rudal multi-lapis Israel.

David's Sling merupakan sistem pertahanan rudal yang saat ini sedang dikembangkan Rafael di Israel dan Raytheon di AS dan dirancang untuk mengisi kesenjangan proteksi jarak pendek yang diberikan sistem Iron Dome dan program pertahanan rudal balistik jarak jauh dari Arrow 2. David's Sling juga dikatakan mampu bertindak sebagai back-up bagi Arrow, dengan mencegat ancaman yang berhasil menyelinap melalui pertahanan Arrow.

Arrow, sistem mutakhir yang dirancang untuk melawan serangan terutama dari musuh bebuyutan Iran, berhasil mencegat rudal-rudal semacam rudal Shihab-3 dari Iran dalam berbagai kondisi pengujian.

David Sling, yang menurut televisi Israel dirancang untuk mencegat rudal yang ditembakkan dari jarak 50 sampai 250 kilometer, dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara Arrow dan Iron Dome.

Pengumuman Israel itu muncul empat hari setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalar Gaza diberlakukan menyusul pertempuran selama delapan hari. Militer Israel mengatakan, sebanyak 1.354 roket ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza selama pertempuran itu, dan sebanyak 421 di antaranya dicegat oleh sistem Iron Dome.





Sumber : Kompas

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...