Wednesday, February 26, 2014

Setelah N219, RI Siapkan Proyek Pesawat Baru N245 dan N270


http://us.images.detik.com/content/2014/02/25/1036/201222_n250.jpg

Jakarta   : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengembangkan dan membuat pesawat terbaru yaitu N245 dan N270. Proyek ini akan dikerjakan setelah proyek pesawat ringan N219 selesai dikerjakan tahun 2016.

"Setelah ini akan ada N245 dan N270 yang segera dimulai pada pertengahan tahun 2016 kita buat desain. N245 itu untuk 45 penupang, N270 untuk 70 penumpang dan kedua pesawat ini pakai 2 mesin. Diharapkan cita-cita kita adalah R&D (penelitian dan pengembangan) ada di LAPAN, produksinya ada di DI," kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN Gunawan S Prabowo saat ditemui di Kantor LAPAN Rawamangun Jakarta, Selasa (25/02/2014).

Saat ini, LAPAN menganggarkan Rp 400 miliar untuk mengembangkan pesawat N-219 yang diserahkan kepada PTDI. Namun apaila pesawat itu sudah jadi dan dijual secara komersial, LAPAN tidak mendapatkan keuntungan penjualan.

Lapan Gandeng Ukraina Untuk Wujudkan Projek Roket Pengorbit Satelit RX-550


Indonesia punya ambisi besar dalam bidang antariksa: bisa membawa satelit buatan sendiri ke luar angkasa dengan menggunakan roket karya anak negeri. Tak lagi harus 'digendong' wahana peluncur satelit milik asing yang menuntut bayaran mahal. 


Untuk itulah, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) terus mengembangkan teknologi roket. Jika ini berhasil dikuasai, ke depan, bukan tak mungkin Indonesia mampu membuat peluru kendali jarak jauh atau rudal balistik sebagai bagian dari sistem pertahanan udara nasional.

Lebih dari itu, Indonesia akan bisa menyejajarkan diri dengan negara lain yang sudah lebih dulu menembus belantara angkasa: Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Jepang, China, Korea Selatan, bahkan India -- negara berkembang yang baru-baru ini meluncurkan satelit Mars Orbiter Mission (MOM) ke Planet Merah.


Lapan terus mengembangkan roket RX-550, yang memiliki diameter 550 mm -- setelah keberhasilan uji coba sejumlah roket dengan ukuran lebih kecil, termasuk RX-420 dan RX-320.

Namun, membangun sendiri teknologi roket peluncur satelit dari nol, bukan perkara gampang. RX-550 masih bergulat dengan serangkaian uji statis karena berbagai kendala yang muncul belum terselesaikan.

Apapun, Lapan tetap optimistis mampu menerbangkan roket RX-550 -- setelah sebelumnya mengalami kendala pada tabung motor dan nosel.

PT. INTI BUMN Produsen Radar Militer

 Jakarta : PT INTI (Persero) salah satu BUMN dibidang teknologi, mampu membuat produk radar canggih untuk menjaga perairan Indonesia yang dapat mengawasi pantai dari penyusup seperti kapal perang negara lain.

"Kami menyediakan sistem radar batas pantai. Radar ini kita desain dengan bekerjasama dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)," ujar Humas PT INTI, Andy Nugroho, Minggu (23/2/2014).

Andy mengungkapkan, radar ini dibuat untuk mengawasi pantai dan pengaturan lalu lintas pelabuhan.

"Kelebihan radar ini dapat bekerja dengan daya listrik rendah, tidak terdeteksi oleh radar pemindai, dan dalam kategori radar tenang," ucapnya.

Mabes TNI : KRI Bung Tomo Klass Siap Dikirim Ke Indonesia


 Jakarta  : Pemerintah RI telah membeli tiga unit kapal perang jenis Multi Role Light Frigate (MRLF) dari Inggris senilai US$385 juta . Ketiga kapal itu kini telah rampung dibuat di galangan kapal di Inggris.

Demikian ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati saat dihubungi VIVAnews, Senin, 24 Februari 2014. Menurut Untung, ketiga kapal masih membutuhkan beberapa proses sebelum berlayar ke Indonesia.

"Harus ada pelatihan terlebih dahulu dari kru AL Indonesia di Inggris. Jadi, nanti pengiriman kru TNI AL pun secara bertahap dan menggunakan perwakilan. Untuk saat ini yang dikirim adalah perwakilan KRI Bung Tomo," kata Untung.

Tim perwakilan yang berangkat, lanjut Untung, dimulai dari kru ahli di bagian senjata, radar, mesin dan bagian lainnya dari kapal itu.

Pesanan Helikopter Cougar TNI AU Akan Ditambah Menjadi 16 Unit

Helikopter EC-725 Cougar (photo : Laurence M Bean)

EC-725 Cougar, Pengisi Squadron Helikopter Baru TNI AU

Liputan6.com, Jakarta TNI Angkatan Udara terus mengembangkan kemampuannya untuk menjaga pertahanan Tanah Air, baik melalui pelatihan rutin maupun pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Selain itu, TNI AU juga menambah satuan dalam angkatan udara (Squadron), salah satunya Squadron 9.

Rencananya Squadron 9 (skad) akan ditempatkan di Subang/Kalijati, Jawa Barat untuk tugas SARPUR (Safe and Resque Tempur). Untuk alutsista yang dipilih adalah 16 helikopter canggih EC-725 Cougar asal Eurocopter.

"Skad 9 adalah skad baru yang berkedudukan di lanud SDM Subang/kalijati dengan kekuatan 16 pesawat cougar full combat," ucap Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto yang dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Rusia Tawarkan Reaktor Nuklir Dan Industri Pesawat Terbang



skb-rusia-2

 Jakarta  : Delegasi Federasi Rusia berkunjung ke Indonesia menghadiri Sidang Komisi Bersama ke-9, untuk penguatan kerja sama bilateral di lima sektor. 
Beberapa proyek unggulan yang jadi pembahasan utama: Pembangunan smelter bauksit, Kereta batu bara, Pengembangan industri pesawat terbang, hingga proposal proyek pembangkit nuklir.

Pemimpin delegasi Rusia Wakil Perdana Menteri Dmitry O. Rogozin menilai, pengusaha  negerinya  sangat antusias menanamkan modal di Indonesia. Kerja sama bisa dikembangkan ke sektor teknologi tinggi, karena persahabatan kedua negara sangat erat.

“Tidak ada persaingan di bidang apapun antara Rusia-Indonesia, kita bukan merupakan lawan dalam perkembangan geopolitik di Asia Pasifik,” ujarnya dalam jumpa pers usai sidang komisi di Jakarta, Selasa (25/2/2014).

Lanud Adisutjipto Terima Empat Pesawat Latih Grob



Pesawat latih Grob G-120TP (photo : Militaryphotos)

Tim Aerobatic JAT

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Tim akrobatik udara TNI AU Jupiter Aerobatic Team (JAT), tiba kembali di home base Landasan Udara (Lanud) Adisutjipto, Kamis (20/2/2014). Delapan pesawat KT-01 Wong Bee ini selanjutnya akan menempati shelter Wingdik di Skadik 102.

Kedatangan JAT ke Lanud ini merupakan pertama kali sejak mengikuti ajang Singapore Airshow 2014, yang berlangsung di Bandara Changi 11 hingga 16 Februari. Dan mengisi acara Gebyar Dirgantara Selasa (18/2/2014) di Palembang.

Pesawat ini sempat tertahan beberapa hari di pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma. Hal ini dikarenakan guyuran abu yang mendera DI Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Kedatangan pesawat yang didominasi warna merah putih yang dipimpin oleh Kol Pnb Wahyu Anggono, SE. Serta Flight Leader adalah Mayor Pnb Ferry Yunaldi ini, disambut oleh Komandan Wingdik Terbang Kol Pnb Ir Bob H Panggabean.

Fakta Pesawat C 130 Hercules TNI AU


 Pesawat C-130 Hercules TNI AU
Jakarta : Indonesia tercatat sebagai negara pertama di luar Amerika Serikat yang mengoperasikan C-130 Hercules.

Latar belakangnya adalah Allan Pope, pilot swasta Amerika Serikat yang bisa ditembak jatuh dan ditangkap seturut PRRI/Permesta pada 1958.

Skuadron Udara 31 Hercules Sang Penjelajah terbitan TNI AU, menuturkan, bermula dari kunjungan Presiden Soekarno kepada koleganya, Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, akhir 1959. 

Kennedy berterima kasih atas kesediaan Indonesia melepas Pope, pilot CIA berstatus sipil itu yang memperkuat AUREV-Permesta, yang ditembak jatuh Kapten Udara Penerbang Dewanto, dalam pertempuran udara.

Ini juga satu-satunya dog fight bersenjata dan menang oleh penerbang tempur TNI AU hingga kini.  Kennedy menawarkan "pengganti" Pope kepada Soekarno, dan berdasarkan "keperluan" dari Panglima AU, Laksamana Madya Udara Suryadarma, AURI memerlukan pengganti pesawat transportasi de Havilland Canada DHC-4 Caribou. 

Indonesia Segera Miliki Rudal Penangkis Serangan Udara Buatan Sendiri



Riset propelan akan memungkinkan Indonesia untuk membuat rudal sendiri dalam 2-3 tahun ke depan (photo : Defense Studies)

Liputan6.com, Jakarta : Perang di era modern tak lagi saling berhadapan. Tapi melibatkan persenjataan canggih, termasuk rudal. Sekali tembak, nyawa ribuan orang di posisi target, yang jauhnya ratusan hingga ribuan kilometer, niscaya terancam.

Maka dari itu, rudal penangkal sebagai sistem pertahanan alternatif, menjadi wajib dimiliki. Saat ini, TNI Angkatan Udara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan PT Dahana, sedang mengembangkan rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) jarak sedang. Senjata anti-rudal ini akan dikembangkan dari roket-roket yang telah berhasil dibuat Lapan.

Skuadron Nomad TNI AL Akan Digantikan N-219


 Jakarta  : PT Dirgantara Indonesia (PT KAI) bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menargetkan pesawat N 219 mengudara pada 2016. Itu artinya, pesawat buatan anak negeri tersebut ditargetkan lolos sertifikasi paling lambat tahun tersebut.

Kepala Program N 219 Lapan Agus Aribowo mengatakan walau masih dalam tahap pengembangan, pesawat tersebut sudah banyak di pesan. Pemesannya beragam, mulai dari maskapai penerbangan, pemerintah daerah, hingga negara tetangga.

Menurut Agus, Lion Air telah berkomitmen memesan 100 pesawat, Nusantara Buana Air (NBA) sebanyak 30 pesawat. Lalu, pemda Papua dan Papua Barat sebanyak 15 pesawat.

TNI, Untuk Menjadi Yang Terbesar di Asia Tenggara

TNI

Sebagai negara yang memiliki luas wilayah yang besar, Indonesia perlu membangun kekuatan pertahanan yang memadai guna menjaga kedaulatan NKRI. Peningkatan kekuatan pertahanan sudah menjadi keharusan karena ini menunjukkan kekuatan pertahanan sebuah negara. Negara yang memiliki militer lemah dan tidak memiliki sekutu yang kuat akan mudah diintimidasi oleh negara lain.

Kulitas dan kuantitas alutsista yang dimiliki Indonesia akan sangat mempengaruhi kedudukan Indonesia dalam kancah politik Internasioal. Sebuah negara dengan kekuatan militer besar akan lebih didengarkan pendapat dan tindakannya ketimbang negara yang militernya lemah.

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki potensi ancaman keamanan nasional yang besar. Seperti pelanggaran wilayah perbatasan laut, gangguan keamanan di laut, pelanggaran wilayah yurisdiksi laut, penggunaan ruang udara secara ilegal hingga pengerukan sumber daya alam secara ilegal dan klaim wilayah yang dilakukan negara lain. Untuk itulah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan dalam beberapa tahun belakangan gencar membangun kekuatan pertahanan Indonesia.

Prototype Tank Medium Nasional Selesai 2016

Salah satu desain Tank Pindad
Salah satu desain Tank Pindad
Jakarta : PT Pindad dan FNSS Turki rencananya akan menyelesaikan pengembangan prototipe tank medium nasional, pada awal tahun 2016. 
Pengembangan design tank ini tidak mengacu pada ACV-300 atau tank-tank buatan Turki lainnya seperti yang disampaikan Kadispen TNI AD Brigjen Andika Perkasa.

“Sedangkan design-nya tidak merujuk ke tipe ACV-300 tapi di design sendiri oleh PT Pindad dengan mempertimbangkan kebutuhan user (TNI AD),”

Pindad dan FNSS akan merampungkannya dalam Forum Intergrated Planing Team Meeting. Dari situ juga akan dilakukan riset dengan TNI AD agar bisa digunakan sesuai dengan kondisi geografis negara Indonesia.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...