Monday, January 07, 2013

Tank Scorpion Akan Amankan Perbatasan RI-Malaysia

Balikpapan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan tank-tank Scorpion akan menjaga kawasan perbatasan RI-Malaysia sepanjang 1.600 km di wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat. Perbatasan sepanjang 1.600 km itu akan dikawal tank-tank Scorpion.

"Tank Leopard masih ditempatkan di Pulau Jawa," kata Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman di Balikpapan, Senin.

Tank Leopard 2A6 adalah pembelian baru alat utama sistem senjata baru TNI, merupakan tank tempur utama (main battle tank atau MBT) dengan bobot hingga 62 ton.

Air Power Nasional Indonesia Dalam Kesatuan Komando Strategi


Air Power dapat didefinisikan sebagai segala upaya, pekerjaan dan kegiatan untuk menggelar kekuatan pertahanan Negara di udara maupun luar angkasa dengan menggunakan alutsista atau peluru kendali yang dioperasikan dari atas permukaan bumi. Alutsista yang dimaksud adalah berbagai macam tipe pesawat, helicopter maupun pesawat udara dan helicopter tanpa awak (AP 3000). 
Kita ketahui bahwa sejak awal abad 20 ditemukannya benda terbang bernama pesawat oleh Wright bersaudara maka tanpa mengurangi peran kekuatan maritim bahwa kekuatan udara telah menambah jarak jangkau dan kemampuan serangan sebuah kekuatan militer sebuah Negara. Menghemat waktu tempuh sehingga menambah daya kejut dari sebuah serangan menuju kemenangan dari sebuah pertempuran. Sustainability dan  Force Protection pun semakin meningkat dengan ketinggian yang dimiliki pesawat terbang karena semakin menambah perhitungan musuh untuk menjangkau daya tangkal terhadap serangan dari udara.
Memang, tidak pula dihindari bahwa beberapa kekurangan dari penggelaran kekuatan udara karena disebabkan oleh anggaran yang mahal; kebutuhan pangkalan udara dan infrastruktur harus memadai; terbatas oleh cuaca dan medan terrain yang dihadapi serta membutuhkan kemandirian produksi alutsista yang memadai sangat dirasakan penting dalam memenuhi Air Power yang diinginkan sesuai dengan harapan sebuah Negara Kepulauan seperti Indonesia sehingga dengan kemandirian pula maka anggaran seyogyanya dapat mudah ditekan karena peralatan tidak membeli dari luar negeri lagi; keterbatasan cuaca dan medan terain dapat diselesaikan dengan teknologi canggih yang dimiliki; infrastruktur serta penyediaan pangkalan-pangkalan udara pun bukan masalah bagi Negara Kepulauan seperti Indonesia.
Keberadaan Air Power yang kuat dalam pertahanan Negara sangat bermanfaat  dalam rangka mengeksploitasi kemampuan untuk menyerang central of gravity lawan terkait di mana pun mungkin musuh berada menajjdi sangat mudah dijangkau oleh sebuah kekuatan udara dengan tingkat kehancuran yang lebih optimal. 
Berperan secara signifikan sebagai faktor penentu bagi barisan serangan pasukan darat dalam operasi atau kampanye militer gabungan sehingga memberi kemudahan dan keleluasaan bagi pasukan gabungan untuk masuk ke dalam pusat pertahanan lawan. Namun, kontrol udara berupa ground fac tetap diperlukan jika ops serangan strategis harus dilaksanakan. Biasanya dilakukan setelah pasukan khusus berhasil melakukan infiltrasi untuk mengetahui posisi dan letak target yang akan dihancurkan.
Selain itu, peranan Air Power pun tidak hanya terbatas dalam lingkup Angakatan Udara saja, melainkan juga berperan dalam menghalangi dan mengalahkan serangan udara musuh di wilayah sendiri terhadap serangan udara musuh dalam bentuk Extended Air Defence (EAD) dimana perang pertahanan udara selalu berhadapan dengan teknologi canggih berupa perang elektronika, Rudal Aerodinamika Taktis (TAM), serangan pesawat tempur lawan dan UAV sebagai ancaman kecepatan rendah dalam operasi informasi musuh. 
Maka Air Power bisa dikatakan memiliki peran yang kuat serta menimbulkan efek langsung pada musuh untuk menetralkan kemampuan dan keinginan perang musuh dan melumpuhkan sasran strategis musuh pula. 
Anti-Surface Warfare (ASUW) adalah sebuah operasi serangan yang mencakup berbagai target permukaan laut dimana target yang kemungkinan berada pada jarak yang dekat dari kekuatan maritim kawan dan berpotensi mengancam kekuatan maritim kawan. Anti Surface Warfare ini identik dengan Close Air Support hanya pelaksanaannya berada di atas permukaan laut.
Manuver udara gabungan terdiri atas pesawat sayap putar dan tetap, dengan pengelompokan operasi dukungan udara, meliputi:
Operasi Linud
Sebuah operasi pergerakkan pasukan penerjunan udara menuju sasaran yang telah ditentukan dengan menggunakan pesawat angkutan udara.
Air Assault dan Mobilisasi Udara
Sebuah pergerakkan pasukan kawan dari satu poin menuju sasaran yang ditentukan, lazimnya di drop dengan menggunakan helikopter sebagai sumber daya terintegrasi untuk mengoptimalkan mobilitas pasukan darat, termasuk Dukungan Tempur dan memperkuat firepower.
Air Mechanised Operation
Sebuah operasi dukungan udara yang bertujuan untuk menambah kemampuan tempur yang menjadi lebih optimal dengan meningkatkan personel tempur dengan menggunakan helikopter transport. Melibatkan kekuatan tempur yang independen dalam dan dari udara tanpa melibatkan elemen kekuatan darat.
Operasi Dukungan Amfibi
Dukungan kekuatan udara yang diberikan oleh darat dan laut berdasarkan pada kekuatan udara tergantung pada lokasi dan letak sasaran, biasanya menyertakan peran combat air support, tetapi juga dapat mencakup Air CounterAnti-Submarine Warfare (ASW) dan Anti Surface Warfare (ASUW), dan Combat Air Suppoert Operation.
Anti-Surface Warfare (ASUW)
Melakukan tindakan ofensif atau defensive dalam rangka mencegah serangan efektif ketika musuh menggunakan kekuatan permukaannya terintegrasi dengan reccognaisance dan surveillance sedini mungkin ketika musuh telah terdeteksi oleh kekuatan sendiri.
Anti-Submarine Warfare (ASW)
Melaksanakan tindakan ofensif dan defensive dalam rangka melawan efektifitas serangan dari kapal selam musuh. Dalam pelaksanaannya dapat melibatkan pesawat penggunaan fix wing berupa pesawat patroli maritim (MPA), helikopter ASW atau pesawat udara lainnya.
Transportasi Udara
Dimana terbagi menjadi transportasi udara strategis yakni dukungan udara untuk pergerakan pasukan dari satu poin menuju medan operasi dan transportasi udara taktis yaitu menyediakan dukungan udara dari satu poin ke poin lainnya di dalam suatu medan operasi.
Operasi SAR dan SAR Tempur
Di dalam suatu peperangan dimungkinkan terjadinya pukulan yang menyebabkan kekuatan udara kawan tertembak dan jatuh di daerah lawan. Tugas SAR tempur inilah yang berperan untuk mengevakuasi personel yang terjebak dalam wilayah musuh tersebut karena dimungkinkan personel tersebut dapat bertahan hidup dan menunggu evakuasi pertolingan pihak kawan.
Dari berbagai macam jenis operasi udara di dalam Air Power maka dapat kita lihat betapa pentingnya peran Air Power itu sendiri dalam suatu operasi gabungan dimana peran tiga matra yang terintegerasi sangat memerlukan kesatuan komando yang memadai. Kita ketahui bahwa saat ini didalam mengerahkan kekuatan udara dala pertahanan Negara di Indonesia masih terpecah menjadi beberapa kesatuan komando, dimana Komando Pertahanan Udara Nasional merupakan kotama TNI sedangkan penggunaan kekuatan udaranya berada di dalam struktur TNI AU sendiri. Seperti halnya Angkatan Laut Indonesia yang telah merancang Komando Wilayah Laut Nasional demi mencapai kesatuan komando, maka sudah sepantasnya pula TNI AU sebagai pemegang Air Power nasional juga mengembangkan wilayah pertahanan udara nasional menjadi satu kesatuan komando.
Sesuai dengan UU TNI pasal 10, tugas Angkatan Udara salah satunya adalah bertugas melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara di seluruh Indonesia. Dalam konteks ini TNI AU diharapkan mampu melaksanakan pemberdayaan kewilayahan tentang pertahanan udara dengan mengembangkan serta menyatukan Komando Pertahanan Udara Nasional berada ke dalam ruang lingkup TNI Au sehingga kesatuan komando atau  Unity of Command dapat dimiliki oleh Angkatan Udara di sebuah Negara Kepulauan yang luas Bernama NKRI.
Sumber : Kompasiana

Indonesia Kawal Sengketa Laut China Selatan


Indonesia berkomitmen untuk terus mengawal jalannya penanganan sengketa Laut China Selatan secara damai. Hal tersebut merupakan bagian dari kontribusi Indonesia dalam menjaga stabilitas di kawasan Asia Pasifik.

Sebelumnya pada 2012 lalu, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa melakukan manuver diplomasi selama 36 jam non-stop untuk meredakan ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan. Tahun itu Indonesia juga sempat dipusingkan oleh ulah Kamboja yang menghalangi terbentuknya pernyataan bersama antara negara-negara ASEAN terkait sengketa tersebut.

Buntunya penyelesaian konflik juga dikhawatirkan terjadi pada tahun ini. Saat ini keketuaan ASEAN dipegang oleh Brunei sedangkan Sekretaris Jenderal ASEAN akan dijabat oleh Le Luong Minh dari Vietnam, keduanya adalah negara yang memiliki klaim di Laut China Selatan.

Kedua negara tersebut ditakutkan menggunakan posisinya di ASEAN untuk memenuhi kepentingannya di Laut China Selatan. Namun Marty menyatakan hal tersebut tidak akan mengganggu penyelesaian damai karena November lalu China telah menyepakati deklarasi penyelesaian damai dengan ASEAN.

 “Pada tahun 2013, Indonesia akan berupaya membangun momentum pelaksanaan penyelesaian damai yang telah disepakati negara-negara ASEAN dan China,” ujar Marty dalam pidato tahunannya di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (4/1/2013.

“Namun penyelesaian damai di Laut China Selatan tetap memerlukan kesedian semua pihak untuk mengedepankan kepentingan bersama serta menghormati hukum internasional dan hukum laut internasional," paparnya

Laut China Selatan sendiri dipersengketakan oleh China dengan 4 negara anggota ASEAN, yakni Vietnam, Malaysia, Brunei dan Filipina. China menyatakan Laut China Selatan adalah bagian wilayahnya berdasarkan catatan sejarah masa Kekaisaran China.
Sumber : Okezone

Nasib Proyek Frigate Nasional


Frigate Shivalik India
Frigate Shiyalik India
Kisah dari negeri India sering kali keren dan gaungnya bergema hingga ke nusantara. Negeri Shah Rukh Khan ini bukan hanya pintar bernyanyi sambil menggoyang-goyangkan pinggul, tapi unggul juga dalam bidang militer.
Untuk urusan nyanyian dangdut ala India, kita berhasil menyerapnya dengan baik. Begitu pula dengan tarian pinggul. Bahkan Indonesia punya yang lebih heboh, seperti: Candoleng-doleng, Goyar Ngebor hingga Goyang Vibrator.
Bagaimana dengan urusan teknologi militer ? 
Keberhasilan India membangun frigate Shivalik Class merupakan cerita indah dan manis bagi penduduknya yang relatif miskin.  Meski mengeluarkan banyak biaya, rakyat tidak protes karena  frigate yang merujuk kepada teknologi Frigate Talwar Class Rusia ini, bisa diandalkan melindungi rakyat dan menjaga kedaulatan India di masa sekarang dan mendatang.
INS Sahyadri, Shivalik class Stealth Frigate


Frigate Shivalik  pun menjadi topik pembicaraan Internasional, karena memang canggih dan lebih lagi India mampu menyerap teknologi Rusia dengan baik.
Frigate buatan Galangan kapal Mazagon Dock Limited ini memiliki kemampuan stealth, multi-role dan telah beroperasi sejak 29 April 2010.
India membangun 3 frigate Shivalik Class, termasuk Sapura yang beroperasi tahun 2011, serta Frigate terbaru  Sahyadri, beroperasi Juli 2012. Militer India masih memesan 7 frigate Shivalik Class untuk dijadikan tulang punggung Angkatan Laut untuk waktu puluhan tahun ke depan.
Selain membangun Frigate Nasional, India pun belajar membuat rudal ke Rusia.
Negeri Kuch kuch hota hai ini, belajar membuat rudal anti kapal merujuk kepada P-800 Oniks atau Yakhont milik Rusia. Melalui kerjasama yang apik, India berhasil membuat rudal anti kapal permukaan Brahmos, yang memiliki jarak tembak 300- hingga 500 km.
Rudal BrahMos India
Rudal BrahMos India

Rudal berhulu ledak 300 kg Brahmos ditembakkan secara vertically-launched dan telah menggunakan advanced satellite navigation system seperti Rudal Rusia  Kh-555 dan rudal strategis jarak jauh Kh-101.
Kini semua frigate Shivalik Class buatan India, dipasang 8 tabung VLS  rudal anti kapal BrahMos. Bahkan lebih jauh lagi, militer India telah berhasil mengembangkan BrahMos versi udara ke darat yang akan dipasang di pesawat Sukhoi India. Proyek  Brahmos versi udara ini sedang berlangsung.
Cara Kerja Rudal Shtil
Cara Kerja Rudal Shtil
Frigate Talwar Class ini mengandalkan pertahanan udara dengan Shtil-1 missile system yang juga teknologi Rusia. Launcher ini memiliki 24 rudal dengan jarak jangkau 30 km.
Shivalik Class juga dilengkapi dengan CIWS Barak SAM-launcher buatan Israel dengan jangkauan 10-12 km.
Langkah India dalam membangun kekuatan militer, terukur dan jelas. Semua riset dan pengembangan yang mereka lakukan, terintegrasi dan terfokus.
Proyek PKR 10514
Disain Light Frigate Sigma10514
Disain Light Frigate Sigma10514
Sekarang bagaimana dengan proyek Frigate PKR Sigma 10514 yang digarap  DSNS (Damen Schelde Naval Shipbuilding) ?.
Kontrak pembuatan  Frigate Sigma 10514 telah ditandatangani pihak Kementerian Pertahanan dan DSNS, tanggal 5 Juni 2012 lalu, di Jakarta.
Frigate itu nantinya akan dilengkapi rudal Pertahanan Udara Aster 15, serta CIWS Oerlikon Millennium 35 mm.
Kontrak  seharga 2,2 triliun itu (220 juta USD), meliputi  transfer teknologi kepada PT. PAL berupa pembangunan 4 modul kapal beserta integrasinya. Namun, kontrak pembuatan frigate ini tidak meliputi peluncur rudal sasaran kapal permukaan maupun laut. Hal inilah yang menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan pengamat militer maupun Komisi 1 DPR. Kalau persenjataannya tidak lengkap, mengapa harus memaksakan kontrak dengan DSNS Belanda, di saat Orizzonte Italia, menawarkan frigate dengan persenjataan lengkap dan transfer teknologi ?.
Orizzonte Mosaic 2,4 Italia
Orizzonte Mosaic 2,4 Italia
Kasus Pembangunan PKR 10514 oleh Kementerian Pertahanan ini akhirnya berkembang menjadi persoalan transparansi. Adalah Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang pertama mengindikasikan adanya kejanggalan pengelolaan dana di Kementerian Pertahanan, selain Kementerian Perdagangan dan Pertanian. Dia pun melaporkannya ke KPK.
Setelah satu bulan pelaporan itu, Ketua KPK Abraham Samad mengatakan, KPK sedang fokus mendalami Kementerian Pertahanan, saat ditanya wartawan, 28 Desember 2012 di Jakarta.
Sekarang mari kita lupakan dulu urusan KPK dan Kementerian Pertahanan. Setiap uang yang dikeluarkan tentu nanti akan ada bentuknya (out put).
Salah satu alasan mengapa Kemenhan memilih perusahaan Damen Belanda, bisa jadi untuk menjaga kesinambungan, karena Indonesia telah menggunakan 4 Korvet Sigma Belanda.
Lalu mengapa Kemenhan memesan Frigate Sigma 10514 tanpa peluncur rudal anti kapal permukaan dan torpedo ?.
Sigma 10513 Tarik Ben Ziad Maroko
Sigma 10513 Tarik Ben Ziad Maroko

Patut diduga milliter Indonesia akan meng-instal rudal C-705 ke dalam Frigate Sigma 10514. Hal ini karena Indonesia sedang bekerjasama dengan China, untuk membangun dan transfer teknologi rudal C-705. Kontraknya sudah ditandatangani.
Jika hal ini terwujud, Indonesia bisa meninggalkan ketergantungan atas alutsista produk asing, sedikit demi sedikit.  Begitu pula dengan teknologi Torpedo-nya yang telah dikuasai TNI AL.
Dengan asumsi tersebut, kontrak Kemenhan dengan DSNS Belanda, lebih untuk mengejar platform PKR Nasional yang nantinya akan dibangun di PT PAL Surabaya.
Spesifikasi PKR 10514 nanti seharusnya:
Combat System: Thales Group
Persenjataan:  Rudal Anti Udara: Aster 15CIWS: Oerlikon Millennium 35 mm,  76mm stealth cupola, C-705 dan Torpedo SUT.
Yang menjadi persoalan, apakah sistem Rudal C-705 bisa diinstal di frigate Sigma buatan Belanda ?
Jika bisa, maka Indonesia akan membuat lompatan besar.
Namun jika nantinya Sigma 10514 diinstal rudal  MBDA Exocet MM40 Block II atau III, serta Torpedo EuroTorp 3A 244S Mode II/MU 90, maka dana yang begitu besar dikeluarkan untuk membeli frigate Sigma 10514 menjadi sia-sia dan tentu mengundang banyak tanda tanya.
Semoga kisah Frigate Nasional PKR 10514 berakhir indah seperti kisah Frigate Shivalik India, bukan berakhir di KPK. 
Sumber : JKGR

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...