Wednesday, October 17, 2012

PT Pindad Kembangkan Tank 20 Ton



Marder 1A3 milik Bundeswehr. TNI AD membeli ranpur Marder dan Leopard dari Jerman. (Foto: ©Bundeswehr/Mandt)

16 Oktober 2012, Jakarta: PT Pindad (Persero) tengah mengembangkan tank tempur medium dengan bobot sekitar 20 ton, yang ditargetkan "prototype"-nya sudah jadi pada 2014.

"Pembuatan tank tempur menjadi salah satu target pengembangan produksi ke depan. Ini merupakan produk baru bagi Pindad," kata Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana saat menerima kunjungan pejabat Kemenko Polhukam dan sejumlah wartawan di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Menurut dia, pengembangan tank tempur medium tersebut dilakukan tanpa ada proses kerja sama maupun alih teknologi (ToT) dengan perusahaan tank dari luar negeri, namun pengembangan dilakukan PT Pindad sendiri.

Terkait dengan kebijakan pemerintah yang memborong tank medium Marder dari Jerman, kata dia, masih belum jelas mengenai alih teknologinya. Kendati demikian, Pindad juga tidak akan meniru tank ini.

Di tempat yang sama, Kepala Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad Hery Mochtady mengatakan tank yang sedang dikembangkan Pindad akan mengacu pada kebutuhan dan permintaan TNI.

"Kita tidak meniru. Kita desain sesuaikan 'requirement' kavaleri TNI," ujarnya.

Sejauh ini tahapan yang dilalui sampai pada pembuatan desain melibatkan kavaleri, namun tidak sampai mereka masuk lebih jauh ke dalam. "Target kita pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kita mulai produksi," jelasnya.

Selama ini proses ToT kendaraan khusus hanya menyangkut Panser Cannon 90 mm yang dibeli pemerintah sebanyak 22 unit. Dari jumlah itu, 11 diantaranya dirakit oleh PT Pindad.

Mengenai tank Marder, Pindad belum mengetahui seperti apa mekanisme pengadaannya, termasuk keterlibatan Pindad untuk ToT. "Itu kan satu paket dengan Leopard. Kita belum tahu perjanjiannya seperti apa," ujar Hery.

Sumber: Republika

Kemhan Pesan 35 KCR Penuhi MEF



KRI Celurit-641. (Foto: PT. Palindo Marine)

16 Oktober 2012, Jakarta: Kapal cepat rudal (KCR) yang dipesan pemerintah dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, segera diserahterimakan. Keberadaan kapal jenis tersebut penting untuk pengamanan wilayah laut.

Dari empat KCR yang dipesan, dua di antaranya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit- 641 dan KRI Kujang-642.Ini merupakan bagian dari program pengadaan KCR secarabesar-besaran TNI Angkatan Laut (AL). Managing Director PT Palindo Marine Harmanto mengungkapkan, KCR yang ketiga sekarang ini tinggal tahap finishing. ”Minggu lalu sudah di-launching dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan,” katanya kepada SINDO kemarin.

Kapal ketiga itu sudah berada di galangan kapal dari pabrik tersebut dan menjalani penyempurnaan. ”Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut,”sebut dia. Sembari menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat. ”Kita membuat kapal lengkap,kecuali persenjataannya,” imbuh dia. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan,pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).

”Sejauh ini baru empat yang kita pesan,”ujarnya. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat.”Perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapalkapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal. Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter,”terang dia. Untuk kapal berukuran di atas 100 meter, kata dia,Kemhan memesan ke PT PAL Surabaya.

”Kita juga punya program korvet nasional,” sebut Hartind yang juga staf ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan itu. Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI AL Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak.”Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI AL,”sebut dia.

Kapal ini,kata Nurwahyudi, memiliki spesifikasi yang relatif sama dengan dua kapal sebelumnya, KRI Celurit-641 dan KRI Kujang-642. Untuk diketahui, kapal yang didesain sebagai kapal patroli tersebut memiliki spesifikasi panjang sekitar 44 meter, lebar 7,4 meter, berbobot 250 ton,dan mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 30 knot. Kapal dipersenjatai rudal C-705, meriam kaliber 30 mm enam laras, serta meriam anjungan dua unit kaliber 20 mm.

KSAL Laksamana TNI Soeparno sebelumnya menuturkan, program penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL 2012 adalah pengadaan kapal selam dan kapal permukaan. ”Ada tiga kapal selam, dua kapal permukaan frigat jenis perusak kawal rudal (PKR) dan 20 kapal patroli cepat dan kapal cepat torpedo,” tuturnya.

Hingga 2024,TNI AL butuh 24 unit kapal jenis ini.Kapal ini akan dioperasikan di wilayah armada barat dan Sulawesi Utara.Dalam pemesanan kapal ke PT Palindo itu, diketahui harga per unit kapal sekitar Rp75 miliar. Pada pengadaan pertama, KRI Celurit, pemerintah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk pembiayaannya.

Kemandirian Alutsista

Lahirnya Undang-Undang (UU) Industri Pertahanan dipercaya bakal mempercepat perkembangan industri pertahanan dalam negeri. Sebab, UU yang ditandatangani Presiden saat hari ulang tahun TNI ke-67,5 Oktober lalu,itu mengatur sinergi antarindustri strategis maupun industri pertahanan dalam memproduksi alutsista.

Perkara sinergi ini yang selama ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi perusahaan. Menurut Hartind, UU Industri Pertahanan memberikan jaminan adanya pembelian produk pertahanan maupun oleh pemerintah. ”Selama ini yang dikhawatirkan industri pertahanan adalah masalah konsistensi pembelian dari user,”beber dia.

Sumber: SINDO

PT. PINDAD Genjot Produksi Panser Anoa



16 Oktober 2012, Bandung: Pekerja menyelesaikan tahap akhir produksi Panser Anoa 6x6 di Gedung 100 PT. Pindad, Bandung, Jabar, Selasa (16/10). PT. Pindad memproduksi 61 Panser seharga Rp. 8,5 juta/unit untuk TNI dan 226 ribu unit Senjata SS1/SS2, produk komersil, produk Hankam, manufaktur, amunisi dan Kendaraan Tempur. (Foto: ANTARA/Fahrul Jayadiputra/ed/nz/12)

Suasana area assembling Panser Anoa produksi PT Pindad di kawasan Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10). PT. Pindad menggenjot produksi Panser Anoa untuk memenuhi permintaan negara-negara tetangga seperti Filipina, Timor Leste, Korea Selatan, serta Malaysia, yang belum lama ini membeli 32 panser Anoa bermesin Benz. (Foto: MI/SUSANTO/am)

Teknisi merakit panser Anoa 6×6 pesanan TNI Angkatan Darat di Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10). PT Pindad dalam waktu dekat siap memproduksi tank tempur medium dengan bobot 20 ton. Ditargetkan pada 2014 prototipe tank tempur yang merupakan produk baru PT Pindad ini akan rampung. (Foto: Bisnis Jabar)

Panser Anoa 6×6 pesenan TNI Angkatan Darat tengah menjalani serangkaian pengujian di Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10). Panser Anoa menjadi produksi PT Pindad yang paling laris terjual. Meski, secara penjualan sedikit, tapi hingga 2008 omzet Anoa mencapai Rp1,13 triliun. Saat ini, PT Pindad tengah menyelesaikan sekitar 61 panser Anoa 6X6 pesanan TNI Angkatan Darat. (Foto: Bisnis Jabar)

Sumber: Bisnis Jabar/ANTARA News/MI

Presiden SBY Janji Alutsista Baru Bagi TNI


Alutsista TNI AD

Pemerintah tengah menggenjot modernisasi alutsista TNI.


VIVAnews - TNI menggelar upacara peringatan ulang tahunnya ke-67 di Apron Halim Perdana Kusumah, Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Inspektur didampingi Panglima TNI dan kepala staf tiga angkatan.

Presiden memasuki tempat upacara tepat pukul 08.00, Jumat 5 Oktober 2012. Komandan upacara Brigjen Jaswandi melaporkan kesiapan upacara dilaksanakan. Presiden kemudian melakukan peninjauan pasukan dilanjutkan prosesi upacara berikutnya.

Saat memberi amanat, Presiden mengingatkan TNI sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan negara menjadikan perang sebagai pilihan terakhir. "Kita tidak boleh menjadi bangsa yang gemar melancarkan peperangan," kata SBY.

Menurutnya, Indonesia cinta damai tapi cinta kemerdekaan. "Indonesia cinta damai tetapi NKRI harga mati," katanya.

SBY kembali menegaskan pemerintah tengah menggenjot modernisasi alutsista TNI menuju essential minimum force. Prioritasnya, mengganti alutsista dengan yang lebih baru dan modern. "Kepada Kemenhan dan TNI lakukan koordinasi yang kuat dengan DPR rencana strategis ini dapat berjalan baik," ujarnya.

Menurutnya, sejumlah alutsista baru itu antara lain di jajaran angkatan darat yakni dua batalyon tank tempur utama, kendaraan tempur panser canon, meriam artileri tempur medan dan pertahanan udara, kaliber 150mm, roket multilaras taktis dan strategis, serta rudal pertahanan udara.

80 UNIT ANOA PER TAHUN BERHASIL DI PRODUKSI PINDAD




Yadi Kussuryadi, Wakil Kepala Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad mengungkapkan, pihaknya mampu 'melahirkan' 80 unit kendaraan tempur (Ranpur) Model Anoa.

"Untuk kendaraan tempur ini, kami mampu membuat 80 unit per tahun," ujar Yadi kepada wartawan di Hall Assembling Kendaraan Khusus PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).

Yadi menjelaskan, proses pembuatan kendaraan lapis baja andalan TNI, melalui dua proses, yakni proses desain rangka. Setelah itu, baru masuk ke tahap assembling untuk memasang komponen-komponennya.

Tahapannya, Yadi menjelaskan, satu unit Anoa dapat memakan waktu selama 25 hari, untuk disusun setiap plat baja dan disatukan di hall pembuatan bodi Anoa.

Setelah disatukan, jelas Yadi, tubuh Anoa yang masih berbentuk rangka dikirim ke ruang assembling, untuk dilengkapi parts seperti shock breaker, interior dan parts lain yang diperlukan TNI. Di Hall Asembling, satu unit Anoa menghabiskan waktu 33 hari.

"Jadi, satu unit Anoa bisa diselesaikan utuh dalam waktu dua bulan," ucap Yadi.

Untuk saat ini, Yadi menjelaskan, sudah ada 61 unit Anoa yang siap 'didandani' di Hall Asembling. Para pegawai pun bekerja untuk menyiapkan segala komponennya.

"Kini sudah ada 61 unit yang siap. Pertengahan Desember sudah siap uji," ungkap Yadi.

Yadi memaparkan, pembuatan kendaraan tempur yang kini juga digunakan oleh Pasukan UNIFIL di daerah konflik Palestina-Israel, ternyata mampu dipercepat pembuatannya.

Jika diperlukan, Anoa ini mampu diproduksi dua kali lipat dari sebelumnya. Namun, tutur Yadi, percepatan pembuatan Anoa hanya dibutuhkan pada kondisi tertentu.

"Di sini (Hall Assembling) baru dua line. Jika mendesak atau negara dalam keadaan darurat, maka bisa ditambah menjadi empat line," kata Yadi.




Sumber : Tribunnews

PINDAD TARGETKAN 2014 PROTOTYPE MEDIUM TANK SUDAH JADI


Setelah sukses membuat kendaraan tempur jenis Anoa, PT Pindad berencana membuat tank tempur medium (Medium Battle Tank).

"Kami akan membuat tank tempur medium," ujar Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).

Iwan menjelaskan, tahapan yang akan dimulai pihaknya adalah berkonsentrasi membuat tank tempur medium dengan bobot sekitar 20 ton.

Meski rencana pembuatan tank tempur medium baru dilakukan, Iwan mengungkapkan pihaknya akan melakukan pengembangan tanpa transfer of technology (ToT) dengan produsen pembuat tank dari luar negeri.

"Kami tidak kerja sama dengan luar. Ini kami kembangkan sendiri," ucap Iwan.

Iwan optimistis pihaknya dapat menyelesaikan pengembangan tank tempur medium dengan jangka waktu yang cepat. Targetnya, pada 2014 prototype tank ini sudah jadi. 

Medium Tank Pindad Hasil Karya Sendiri, Bukan Hasil Meniru

Meski baru pertama kalinya PT. Pindad mengembangkan tank tempur Medium (Medium Battle Tank) pihaknya tidak akan meniru model tank tempur Medium Marder dari Jerman yang akan dipesan oleh Indonesia.

"Kami tidak akan meniru dari mana (Jerman)," ujar Kepala Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Hery Mochtady di PT. Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).
 

Hery menerangkan, pengembangan tank tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI, sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal.
 

"Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI," ucap Hery.
 

Sejauh ini, lanjut Hery tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh.
 

"Target kami pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," kata Hery.




Sumber : Tribunnews

RUSIA TUNDA PRODUKSI MASSAL JET TEMPUR T-50



Rusia menunda produksi massal jet tempur tercanggih generasi kelima T-50 hingga lima tahun.
 
Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Serdyukovpada Senin (15/10) kepada wartawan mengatakan, produksi massal jet tempur generasi kelima akan dimulai pada tahun 2020. Demikian IRNA melaporkan.
 
Sebelumnya, Moskow mengumumkan bahwa produksi massal jet tempur T-50 akan dimulai pada tahun 2015 dan pada tahun 2013 akan diproduksi beberapa jet sebagai sampelnya.
 
Pesawat T-50 diproduksi oleh perusahaan Sukhoi Rusia dan pertama kali diujicoba pada bulan Januari 2010.
 
Menurut rencana, jet tempur T-50 akan menggantikan Sukhoi-27 yang lebih dari 30 tahun digunakan oleh Pasukan Angkatan Udara Rusia.
 
T-50 memiliki kecepatan 2.600 kilometer perjam dan dapat terbang hingga 4.300 kilometer. 




Sumber : Irib

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...