Saturday, August 24, 2013

Pengadaan Satelit Militer Indonesia

Contoh Jaringan Satelit Militer Amerika Serikat
 Jaringan Satelit Militer Amerika Serikat
Dalam latihan maupun operasi sehari-hari, TNI mempunyai jaringan komunikasi satelit yang operasionalnya dikendalikan oleh Mabes TNI. Namun satelit ini masih menyewa transponder milik PT Telkom dengan frekuensi C-Band. Padahal teknologi C-Band belum bersifat “all weather proof”, sehingga kurang mendukung operasi militer yang membutuhkan komunikasi handal di segala cuaca.
Sebagian teknologi komunikasi TNI, masih menggunakan teknologi radio dan belum terintegrasi. Pos Komando dan Pengendalian (kodal) TNI AL, belum bisa terhubung ke kapal. Kondisi itu memunculkan kesulitan di lapangan. Andai saja ada kapal perang asing yang melanggar kedaulatan negara, maka keputusan menembak atau tidak, sulit diperoleh dalam waktu cepat. apal tidak memiliki komunikasi langsung ke Pos Kendali Pusat di Jakarta.

DPR Dukung Indonesia Pengadaan Satelit Pertahanan


Selama ini, satelit yang digunakan untuk kebutuhan pertahanan negara, masih menyewa, sehingga rentan dari segi keamanan dan rawan pencurian data oleh pihak lain.
 Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar (F-PG) Agus Gumiwang Kartasasmita mendukung rencana pengadaan satelit untuk keperluan militer. Selama ini, satelit yang digunakan untuk kebutuhan pertahanan negara, masih menyewa, sehingga rentan dari segi keamanan dan rawan pencurian data oleh pihak lain.

"Kami akan mendukung pengadaan satelit untuk militer itu, guna mengakhiri ketergantungan dari pihak lain. Karena selama ini satelit untuk sistem pengamanan negara masih sewa," ujar Agus Gumiwang Kartasasmita kepada JurnalParlemen, Kamis (22/8).

Agus pun berharap, pengadaan satelit untuk kepentingan militer itu menggunakan buatan dalam negeri sendiri. Sebab, jika ditinjau dari keamanannya, akan lebih aman daripada membeli satelit dari negara lain.

"Kami dengar putra-putri dalam negeri sudah mampu membuat satelit sendiri, yang kualitas dan speknya tidak kalah dengan satelit buatan negara lain. Karena itu, kami akan mendukung pengadaan satelit untuk militer itu, jika menggunakan bauatan dalam negeri sendiri. Karena dari segi keamanannya juga terjamin."

Agus pun optimistis rencana pengadaan dan pembelian satelit untuk militer itu dapat segera terwujud, seiring dengan anggaran Kementerian Pertahanan pada RAPBN  2014, yang mencapai lebih dari 83 triliun, di luar dana tambahan dan dana on top. "Saya kira soal anggaran tidak masalah. Dapat menggunakan anggaran di RAPBN 2014, di luar anggaran rutin yang bersifat operasional. Karena kita juga dukung adanya penambahan anggaran di luar pagu yang ada," katanya.
Sumber : Jurnamen

Indonesia Bahas Tahapan ToT Dan Joint Production Rudal C-705


Indonesia bekerjasama dengan China membuat Rudal C-705 (photo:istimewa)
Indonesia bekerjasama dengan China membuat Rudal C-705.

Indonesia dan China menggelar pertemuan lanjutan di Beijing, China, untuk membahas mekanisme transfer teknologi Rudal C-705 yang akan digunakan oleh Angkatan Laut Indonesia. Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan  Pos M Hutabarat mengatakan kedua pihak  harus memenuhi persyaratan hukum negara masing-masing, agar transfer teknologi rudal itu bisa dilakukan.

Pernyataan ini disampaikan Pos M Hutabarat setelah melakukan pertemuan putaran kedua,  Kerjasama Industri Pertahanan Indonesia- China di Beijing, Selasa 21 Agustus 2013.

KASAD Kukuhkan Tiga Batalyon Raider Baru


Kasad Jenderal TNI Moeldoko tengah memeriksa barisan pada peresmian tiga batalyon raider baru di Lapangan Tembak Brigif 15 Kujang Siliwangi di kawasan Gunung Bohong Kota Cimahi, Kamis. (Foto: ANTARA Jawa Barat)

22 Agustus 2013, Bandung: Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal TNI Moeldoko meresmikan tiga batalyon raider baru di lingkungan TNI AD yang dilaksanakan di kompleks Lapangan Tembak Gunung Bohong, Kota Cimahi, Kamis.

Tiga batalyon raider baru itu adalah Batalyon 111 Kodam Iskandar Muda sebelumnya Yon 111/Karma Bhakti, Batalyon 411 Kostrad sebelumnya Yon 411 Beruang Hitam dan Batalyon 641 Kodam XII Tanjungpura sebelumnya Batalyon 641 Pendawa.

TNI AD Selain Apache Juga Tertarik Helikopter Chinook


  Belum lama ini, delegasi pejabat tinggi Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan perwira tinggi TNI AD, mengunjungi fasilitas rotocraft Boeing di Mesa, Arizona, Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini terutama untuk melihat produksi dan kemampuan model baru helikopter tempur Apache AH-64E.
 
Sebagaimana disampaikan melalui rilis hari ini, Kamis (22/8), dalam kesempatan itu, beberapa anggota rombongan menerbangkan langsung versi terbaru helikopter Apache yang diproduksi di fasilitas itu. Termasuk di antaranya KSAD Jenderal Moeldoko, Sekjen Kemhan Letnan Jenderal Budiman, serta beberapa anggota rombongan lain, yang total berjumlah sekitar 14 perwira TNI AD.

Diketahui, Indonesia sendiri telah menyampaikan minat untuk membeli sedikitnya 8 helikopter Apache AH-64E dari militer AS, melalui perjanjian Penjualan Militer Luar Negeri. Pemerintah Indonesia bahkan telah mengirimkan Surat Permohonan untuk Surat Penerimaan, serta telah mendapatkan izin dari Pemerintah AS untuk membeli helikopter AH-64E tersebut.

Yonarmed 1/015 Brawijaya Siap Operasikan MLRS Astros II


Dua anggota pasukan Yon Armed bersiap melakukan penembakan dengan Meriam 105 saat simuladi tempur di lapangan Batalyon Armed 1/105 Singosari, Malang, Jawa Timur, Kamis (22/8). Mabes TNI akan mendatangkan Military Rocket Laser System (MLRS) Astros II dari Brasil dan menggantikan Meriam Howitzer 105 untuk meningkatkan kekuatan TNI Angkatan Darat (AD). (Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/Koz/pd/13)

22 Agustus 2013, Malang: Komandan Yonarmed 1/105 Brawijaya, Letkol Arm Arya Yudha menyatakan, pihaknya siap menerima alutsista baru berupa roket Artilery Saturation Rocket System (Astros) II yang akan tiba 2014 mendatang. Sebanyak 14 garasi untuk truk roket Astros II dari darat ke darat pun sudah disiapkan.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...