Saturday, December 22, 2012

Perkuatan Gelar Tempur TNI di Perbatasan dengan Malaysia


Beredarnya video penghinaan suporter Malaysia di Youtube saat pertandingan bola antara Indonesia-Singapura menunjukkan bahwa sulit menyebut kedua bangsa tetap serumpun, mirip-mirip mungkin. Tetapi semangat kebersamaannya tidak lagi serumpun.  Menjelang pertandingan  hidup mati Tim Garuda versus Harimau Malaya, Sabtu (1/12/2012), video teriakan dan nyanyian oleh suporter Negeri Jiran yang melecehkan dengan menyebut “Indonesia Itu Anjing” marak ditemukan. Walau pada akhirnya Indonesia masuk kotak dikalahkan Malaysia dengan skor 2-0. Bergembiralah Malaysia itu.
Dari data dan statistik situs http://www.youtube.com/watch?v=mibFjZ0Nci4 menunjukkan bahwa video ini di upload, Selasa (27/11) lalu dengan durasi 1 menit 41 detik. Pengunduhnya mengatasnamakan Indosportnews dengan pengunjung hingga  saat tulisan ini dibuat berjumlah  343.351.
Hubungan kedua negara sebenarnya baik-baik secara diplomatik, hanya terdapat beberapa cacat kecil yang kemudian menyudutkan Indonesia dan menempatkan Indonesia sebagai negara yang lebih sering dilecehkan. Banyak budaya kita yang diakui oleh Malaysia, adanya penghinaan terhadap TKI (TKI on Sale) serta perlakuan sewenang-wenang, lepasnya Sipadan Ligitan. Semuanya hanya karena orang Malaysia merasa mereka lebih mampu, lebih kuat dan lebih tinggi dari Indonesia. Sirik, kira-kira istilah itu yang lebih tepat.
Dari pengalaman hubungan antar negara, sebuah negara akan disegani apabila dia mempunyai kekuatan militer yang memadai hingga negara lain tidak berani menyepelekannya. Sebagai contoh, Amerika Serikat bisa memosisikan dirinya seakan-akan sebagai polisi dunia karena mempunyai kekuatan penggempur yang sulit ditandingi negara manapun. Suriah, kini dalam konflik internalnya dibawah tekanan internasional tetap diperhitungkan AS dan sekutunya apabila akan diserbu, karena memiliki pertahanan udara yang terintegrasi dengan sistem yang dibuat oleh Rusia. Indonesia sekitar tahun 1961-1962 sangat ditakuti karena mempunyai kekuatan udara penggempur strategis (baca; Kisah kejayaan Tu-16 AURI, yang membuat Gentar Asia Tenggara dan Australia http://ramalanintelijen.net/?p=5329 ).
Nah, nampaknya para pemimpin di Indonesia mulai menyadari bahwa kita harus memiliki kekuatan gabungan yang memadai khususnya dikawasan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Dari Order of Battle Malaysia, diketahui  negara itu juga menempatkan dua divisi pasukannya kearah Indonesia. Mereka terus bersiap, sebenarnya khawatir dan takut  apabila kembali  terjadi konflik dengan Indonesia sewaktu-waktu, mengingat sejarah Operasi Dwikora. Walau pada saat itu konflik bersenjata di kawasan hutan Kalimantan Utara sebenarnya lebih banyak terjadi antara pasukan Australia dengan Indonesia, karena Malaysia bersembunyi dibalik pakta FPDA (Five Power Defence Arrangements). Malaysia akan dilindungi oleh Inggris, Australia dan Selandia Baru apabila mendapat serangan.

Pengembangan Kekuatan Udara di Pekanbaru

Kita ketahui bahwa di kawasan Barat, terdapat Pangkalan Udara Pekanbaru yang merupakan pangkalan pesawat tempur TNI AU. Pangkalan yang dihuni oleh pesawat tempur Hawk 100/200 kini statusnya telah ditingkatkan oleh TNI AU menjadi Lanud kelas A. Lanud Pekanbaru kini oleh Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal Imam Sufaat telah diganti namanya menjadi Lanud Roesmin Nuryadin. Pak Rusmin Alm adalah penerbang tempur pertama AURI.
Kasau menegaskan , "Saya ingin secara bertahap AURI menjadi the first class air force," katanya  saat peresmian pergantian nama Lapangan Udara (Lanud) Pekanbaru menjadi Roesmin Noerjadin, di Pekanbaru, Jumat (28/9). Untuk mencapai rencana tersebut, Kasau mengatakan, pada awal 2014  TNI AU akan menambah 24 pesawat F-16, dan 16 pesawat di antaranya akan ditempatkan di Lanud Roesmin Noerjadin tersebut. Dengan demikian, maka Lanud Roesmin Noerjadin akan mempunyai dua skadron tempur yang dipimpin perwira bintang satu (saat ini setingkat Kolonel). Ke-24 F-16 tersebut akan di upgrade dengan biaya US$750 juta.

Selain itu, Kasau mengatakan TNI AU kini juga sedang bekerja sama dengan Korea Selatan dalam membuat pesawat tempur generasi 4,5 (KFX). Pesawat itu diakuinya merupakan alutsista tempur di atas generasi Sukhoi buatan Rusia. Direncanakan pada tahun 2022, TNI AU akan memiliki sekitar 50 pesawat tersebut. KFX adalah project pesawat tempur canggih Korean Fighter eXperimental, dengan kemampuan anti radar.
Pada saat peresmian nama Lanud Roessmin Nurjadin tersebut , Kasau menilai rencana penempatan 16 pesawat F-16 di Pekanbaru pada 2014 nilainya sangat strategis. Pasalnya lokasi Pekanbaru strategis sebagai benteng pertahanan, dan jaraknya cukup dekat dengan negara tetangga Malaysia ataupun Singapura. "Angkatan Udara harus kuat untuk menjamin harga diri bangsa di udara NKRI," katanya.

Pengembangan Kekuatan di Kalimantan Barat

TNI AL baru-baru ini mengumumkan rencana memutakhirkan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Pontianak menjadi pangkalan utama (Lantamal) di perbatasan dan mendirikan pos-pos tambahan di sepanjang rentang batas Malaysia. Tiga markas AL sedang dibangun, termasuk markas di Teluk Batang. Pangkalan angkatan laut adalah salah satu komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang mendukung sistem persenjataan lainnya seperti kapal, pesawat tempur, dan marinir.
Lanal Teluk Batang akan diposisikan sebagai pendukung utama untuk keperluan administrasi dan logistik TNI-AL untuk melayani kapal, pesawat, dan personil kelautan. Pangkalan ini, sebagai pusat logistik untuk keamanan maritim di wilayah tersebut, akan menggunakan infrastrukturnya untuk memaksimalkan potensi maritim bersama organisasi AL lainnya.
Selain itu di perbatasan dengan Malaysia, Komando Daerah Militer XII Tanjungpura di Kalimantan Barat berencana menempatkan lebih banyak prajurit dan mendirikan pos perbatasan lebih banyak di sepanjang perbatasan sejauh 966 kilometer antara Provinsi Kalbar dan Sarawak, Malaysia. Jumlah pos perbatasan akan ditambah dari yang saat ini 33 menjadi 42. Personil TNI akan berjaga di pos-pos tersebut, yang didukung oleh pesawat pengintai tak berawak. Kodam XII/Tanjungpura bertugas mengamankan wilayah Kalimantan Barat dan Tengah.
Konflik masalah perbatasan Indonesia dengan Malaysia merupakan yang paling sensitif. Indonesia dan Malaysia menetapkan perbatasan darat di Borneo berdasarkan kesepakatan lama antara Inggris dan Belanda. Wilayah Indonesia diwarisi dari Belanda dan Malaysia memiliki bekas wilayah Inggris. Setelah berselisih selama tahunan dengan Malaysia atas Pulau Sipadan dan Ligitan, Indonesia akhirnya kehilangan haknya atas kedua pulau itu pada tahun 2002.
Indonesia selama ini telah kehilangan wilayah seluas 1.499 hektar di Camar Bulan dan 800 meter di lepas pantai Tanjung Datu, bersamaan dengan itu sumber daya berpotensi seperti minyak bumi, timah, dan gas. Infrastruktur yang buruk di wilayah perbatasan yang berbeda dengan wilayah Malaysia menyebabkan pendudukan Kalbar lebih banyak yang bepergian ke Serawak.
Kodam XII/Tanjungpura akan dilengkapi satu Batalyon Altileri Medan dengan mengusung sekitar 30 meriam 155mm Caesar.  Meriam 155mm Caesar adalah self-propelled howitzer bergerak, dapat diangkut dengan pesawat Hercules, yang dipasang di atas truk Unimog 6×6. Dengan pengisian proyektil otomatis, meriam 155mm ini siap menembakkan 18 munisi dalam hitungan menit. Meriam otomatis ini memiliki jarak tembak 42 km (munisi ERFB) atau 50 km untuk munisi roket. Yon Armed Caesar  155mm ini, dipersiapkan  bertugas sebagai supporting Batalyon Kavaleri yang membawa MBT Leopard 2A6.
Sementara itu Kodam VI/Mulawarman menjaga wilayah Kalimantan Timur dan Selatan. Direncanakan Kodam Mulawarman  akan disuport satuan Skuadron Helikopter Serbu. Kemungkinan besar, Skuadron ini akan diisi dengan Helikopter AH 64 Apache. Kodam VI Mulawarman akan dilengkapi peluncur roket multi laras MLRS. Kini Kodam Mulawarman sedang membangun pangkalan MLRS di wilayah Berau Kalimantan Timur. MLRS yang akan mereka gunakan kemungkinan HIMARS dan Roket Pindad.

Rencana Penguatan Alutsista TNI AD

TNI AD mempunyai kesempatan memiliki alutsista baru yang canggih, yaitu tank serta heli serbu.  Peluang pembelian helikopter serang AH-64/D Apache menjadi agak jelas setelah  Menlu AS Hillary Clinton pada 20 September mengumumkan kepastiannya untuk menawarkan delapan heli ini kepada Indonesia, melalui Menlu RI Marty Natalegawa, dalam Joint Commision Meeting di Washington, AS.
Kongres AS yang semula menolak, akhirnya menyetujui, setelah pemerintahan Presiden AS Barack Obama menjelaskan bahwa dukungan persenjataan ini penting bagi hubungan kedua negara dan akan memperkuat keamanan di negara Muslim terbesar di dunia ini. "Kesepakatan ini diharapkan bisa memperkuat persahabatan komprehensif kedua negara dan membantu memperkuat keamanan di wilayah Asia Pasifik," ujar Menlu Hillary Clinton (Reuters).
Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, harganya diperkirakan USD 40 juta per unit. "Itu harga belum termasuk senjatanya. Kalau lengkap dipersenjatai, harganya bisa meningkat jadi USD 60 juta per unit,"katanya. Jika pemerintah hendak membeli 10 unit Apache beserta persenjataannya, maka diperkirakan keluar uang negara USD 600 juta.

Selain rencana pembelian Heli serbu Apache, TNI AD juga akan membeli Main Battle Tank (MBT) Leopard yang semula direncanakan dari Belanda. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin akhirnya menyatakan Indonesia akan membeli Main Battle Tank (MBT) Leopard langsung dari Jerman. Keputusan tersebut dilakukan menyusul proses pembelian dari Belanda dihentikan karena tidak ada kepastian dari pemerintah setempat.
Menurutnya kebijakan pembelian tank Leopard itu merupakan bagian dari modernisasi peralatan militer sesuai Rencana Strategi (Renstra) periode 2010-2014. Anggaran yang diperlukan untuk membeli peralatan militer MBT ini sebesar US$ 280 juta, dengan skema pinjaman luar negeri, yang diproses sesuai blue print Bappenas dan Kementerian Keuangan.
Perbedaan pendapat terjadi antara TNI AD sebagai pengguna dengan DPR RI, menurut DPR, pada 16 Agustus lalu menyetujui pembelian tank Leopard dengan bobot 40 ton atau tank medium. Kebutuhan TNI Angkatan Darat, yaitu tank besar berbobot 60 ton. Semestinya DPR menyadari bahwa kebutuhan MBT adalah untuk mengimbangi negara-negara tetangga seperti Malaysia yang juga memiliki MBT. (Baca artikel penulis "Arti Penting Tank Leopard bagi TNI AD" http://ramalanintelijen.net/?p=4794 )
 
Analisis Perkembangan Kondisi Wilayah

Pengembangan kekuatan pertahanan Indonesia jelas tidak terlepas dari perkembangan serta langkah strategis Amerika Serikat di Asia Tenggara dan Kawasan Laut China Selatan.  Dukungan dan kerjasama pertahanan ini juga digencarkan AS dalam rangka refocuses perhatian ke wilayah Asia-Pasifik setelah bertahun-tahun terlibat dalam konflik yang melelahkan di Irak dan Afghanistan. (Angkasa).
Menlu AS Hillary Clinton mengakui bahwa Pemerintah AS sedang berusaha meningkatkan kerjasama militer dengan sejumlah sekutu tradisionalnya, seperti Filipina dan Australia. Hal ini dilakukan untuk menekan China agar mau menerima kesepakatan bersama untuk memecahkan konflik teritorial di Laut China Selatan.
Dalam mengantisipasi perkembangan kawasan Laut China Selatan, memang sudah sepatutnya TNI meningkatkan kemampuan pertahanan serta gelar tempurnya di kawasan Barat. Seperti istilah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Dengan memperkuat pertahanan di kawasan Barat, selain mengantisipasi kemungkinan konflik antara China dengan AS dan sekutunya,  kita juga mengantisipasi dan meningkatkan bargaining position terhadap Malaysia.
Sebenarnya Malaysia bukan masalah besar bagi Indonesia, tetapi tetap merupakan duri dalam daging yang bisa menyebabkan infeksi dan rasa tidak nyaman saja. Bangsa ini  hanya kalah cerdik dan berani saja sama mereka, nah kini TNI mulai menjawab dan mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi di kawasan pada beberapa tahun mendatang. Bravo TNI.
Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net

Prediksi Alutsista di Tahun 2013

Seperti kita ketahui, tahun 2012 ramai dan gaduh mengenai pengadaan alutsista. Salah satu yang paling menarik perhatian dan simpang siur adalah mengenai pengadaan MBT Leopard II. Dan hingga kini, pengadaan monster lapis baja itu pun masih belum jelas. Lalu, bagaimanakah nanti gegap gempita perkuatan TNI di bidang Alutsista pada tahun 2013?.
Berikut adalah beberapa diantaranya. Namun, kami ingatkan, ini hanyalah prediksi. Segala sesuatunya masih bisa berubah dengan berjuta alasan. Salah satu anekdot di ARC adalah, jika barangnya belum sampai, belum difoto narsis, maka jangan percaya 100% dulu. Tapi, paling tidak inilah sedikit gambaran.
TNI Angkatan Udara
1. Pesawat latih mula Grob. Setelah mengalami kemunduran, diperkirakan pesawat latih Grob G-120TP akan di roll out pada bulan maret. Pada medio Januari-Februari, kemungkinan akan dikirim teknisi dan pilot untuk mengawaki pesawat tersebut.
2. Pesawat latih T-50i dari Korea Selatan juga diperkirakan akan tiba pada 2013. Bahkan foto-foto pesawat calon pengganti Hawk Mk-53 itu sudah beredar dengan kelir aerobatik.
3. Persenjataan Sukhoi diduga juga akan tiba pada tahun 2013. Indikasinya, beberapa pilot dari sarang Thunder telah dikirim untuk berlatih di Rusia. Apa saja jenisnya? sebaiknya kita tunggu saja penampakannya.
4. Disisi lain dari publikasi Kemhan, terungkap rencana pengadaan pengadaan Helikopter super puma (NAS-332C1) VVIP sebanyak 2 unit senilai 460 Milyar, hibah Hercules senilai 440 Milyar serta Upgrading Falcon star untuk F-16 sebanyak 10 unit senilai 270 Milyar
TNI Angkatan Darat
1. Pada Januari atau selambatnya Februari, senjata anti tank NLAW diperkirakan akan tiba. Saat ini senjata tersebut tengah dipersiapkan untuk pengiriman.
2. Menindak lanjuti kontrak yang telah ditanda tangani, Meriam Caesar 155mm serta roket Astros diperkirakan akan tiba pada pertengahan tahun 2013. Jika tidak ada aral melintang tentunya.
3. Untuk melengkapi kedatangan Caesar, pada 2013 juga akan dilakukan pengadaan pengadaan Radar range finder untuk satuan armed, sebanyak 2 unit senilai 27,8 Milyar. Juga akan dilengkapi Sta Meteo, relay beserta alat kelengkapannya. Rencananya, pengadaan alat-alat diatas akan melibatkan Pindad sebagai penyedia platform, yaitu berupa Rantis Komodo.
4. Diperkirakan alutsista Arhanud juga akan tiba pada tahun 2013. Diantaranya rudal Mistral serta Starstreak. Khusus untuk mistral, akan dilakukan juga pengadaan 56 unit Rantis Komodo sebagai pembawa rudal tersebut.
5. Pengadaan lanjutan Panser Anoa serta helikopter jenis NBell-412.
TNI Angkatan Laut
1. Serah terima KRI Beladau dari jenis KCR-40 diperkirakan akan dilakukan pada awal tahun 2013.
2. Kelanjutan program Multi Role Light Fregate (MLRF) dari jenis Nahkoda Ragam Class. Saat ini Mabes TNI-AL sudah menyiapkan Satgas untuk menjemput serta pelatihan awak kapal tersebut.
3. Uji terbang CN-235 Patroli Maritim pesanan TNI AL buatan PT.DI direncanakan akan berlangsung pada awal tahun 2013. Namun, kemampuan sesungguhnya dari pesawat ini masih belum jelas benar. Tunggu ARC datang dan memfoto pesawat kebanggan buatan dalam negeri ini nanti.
4. Pembangunan Trimaran ke-2 akan dilakukan juga pada 2013. Akan tetapi mengenai bahan maupun spesifikasinya secara jelas belum bisa diperoleh.
5. Data dari Kementrian Pertahanan juga menyebutkan kelanjutan program TNI-AL di tahun 2013. Diantaranya pembangunan platform KCR 60 M Lanjutan senilai 169,78 Milyar, Pengadaan Heli Angkut Bell-412 Tahap 2 lanjutan senilai 88,93 Milyar serta pengadaan Kapal Bantu Cair Minyak Lanjutan senilai 107,50 Milyar. Selain itu ada pula pengadaan Ranpur Amfibi jenis baru untuk Marinir.

Namun demikian beberapa alutsistaa lagi masih menunggu kepastian yang benar-benar pasti. Diantaranya:
  1. kontrak pengadaan Leopard
  2. Pengadaan heli serang Apache (atau bukan Apache)
  3. ATGM Tambahan jenis lain
  4. Heli AKS untuk TNI-AL
  5. Helikopter Serang Fennec,
  6. Pengadaan meriam KH-179 dan LG Mk3, dan lain sebagainya
Demikian beberapa prediksi yang akan tampil pada tahun 2013 nanti. Kita tunggu saja kejutan-kejutan di tahun 2013. Toh.. hidup terasa kurang seru jika tanpa kejutan. 

sumber : ARC

Menristek: Indonesia Produksi Pesawat N219 Pada 2014


 Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, Indonesia akan memproduksi pesawat N219 pada 2014.

"Tahun ini masih dalam tahap desain, kemudian 2013 dibuatkan prototype dan 2014 akan diproduksi," ujar Menristek dalam lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta, Kamis.

Pesawat yang mempunyai kapasitas 19 penumpang tersebut, akan melayani wilayah pegunungan dan sulit dijangkau.

Pesawat N219 adalah pesawat yang mempunyai dua baling-baling dan hanya membutuhkan landasan 500 meter.

"Angkutan udara memang diperlukan karena cepat, sarana mempersatu bangsa, menjangkau daerah terpencil, dan juga menunjang sektor lain."

Kemristek sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 310 miliar yang digunakan untuk pembuatan prototype.

Untuk memproduksi pesawat tersebut melibatkan sejumlah lembaga seperti Lapan, PT DI, dan BPPT, katanya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tejasukamana, mengatakan bahwa pada tahun 2013 akan diproduksi empat pesawat prototype yang digunakan untuk uji terbang dan uji struktur.

"Hampir 70 persen bandara di Indonesia mempunyai landasan di bawah 800 meter," ujar Bambang.
 
Pesawat N219 tersebut, lanjut dia, sudah dipesan oleh sejumlah maskapai penerbangan sebanyak 50 unit. Namun sebelum dijual, kata Bambang, pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap pesawat tersebut.

Bambang mengatakan, pesawat yang dibuat tersebut lebih murah dibandingkan pesawat sejenis yang diproduksi negara lain.

Selain itu, pada tahun 2016 juga menargetkan akan memproduksi N245 dan pada 2017 memproduksi N270, katanya.(rr)

Dengan 310 M Lapan Dan DI Siapkan 4 Prototype Pesawat N 219

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan membuat empat buah pesawat prototype pesawat perintis N 219 pada awal tahun depan. Untuk proyek itu, Kementerian Riset dan Teknologi RI mengucurkan dana sebesar Rp 310 miliar.

"N 219 dikerjakan Lapan dan DI (PT Dirgantara Indonesia), proses power on sudah selesai dan sekarang menuju ke prorotyping," ujar Kepala Lapan, Bambang S Tejasukmana di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (20/12/2012).

Dengan dana Rp 310 miliar, akan dihasilkan empat prototipe pesawat N 219. "Akan dibangun 4 prototype. Yang diujiterbangkan 2, diuji struktur 2 (tanpa mesin). Uji struktur seperti uji tabrakan," lanjutnya.

Pesawat berkapasitas 19 penumpang ini dinilai akan menjawab kebutuhan daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki akses transportasi darat.

"Dia bisa mendarat di landasan pendek. Di lapangan rumput dan tanah juga bisa mendarat," jelas Bambang.

Hal ini diamini oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta. "Yang mengerjakan Lapan, yang mengujinya BPPT, kita ristek yang mengkoordinir semuanya," kata Hatta.

"Untuk penumpang saja, tapi bisa sekalian barang juga," imbuhnya.

Pesawat ini ditargetkan selesai sertifikasi pada tahun 2014 mendatang. 
 
 
 
 
 
Sumber : Antara

Indonesia Rusia Perkuat Kerjasama Pertahanan


Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mr. Mikhail Galuzin beserta rombongan di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis (20/12).

Maksud kedatangan Dubes Rusia kepada Sekjen kali ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai Dubes Rusia untuk Indonesia yang baru sejak pertengahan November lalu. Kunjungan tersebut juga untuk menjalin dan memperkuat kerja sama yang konstruktif antara Menhan RI dan Kedutaan Besar Rusia.

Menurut Eris, hubungan kerja sama kedua negara dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan adanya Joint Committee Meeting yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Sekjen Kemhan berharap berbagai permasalahan dapat terselesaikan dalam Joint Committee Meeting, seperti tahun lalu Joint Committee Meeting telah membahas sejumlah pembelian yang telah direncanakan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. “Sesuai ketetapan saat ini adalah waktunya untuk melanjutkan program yang telah direncanakan tersebut,” kata Eris.
Sumber : DMC

Indonesia To Get $400 Mln Arms Credit From Russia


 Russia’s Vnesheconombank (VEB) will provide Indonesia with a total of $399.5 million in credit to finance purchases of aircraft and related equipment from Russia’s state-run arms export company Rosoboronexport.
 
The credit will be provided for a seven-year term, Rosoboronexport said.
This is the second credit agreement between VEB and Indonesia’s Finance Ministry in the past two years.
Last week VEB's deputy chief Alexander Ivanov said VEB won the Indonesian Finance Ministry’s tender to finance the purchase of six Russian-made Su-30MK2 Flanker multirole fighter aircraft.
Source : Rian

PT Lundin Bangun KRI Klewang Kedua Januari 2013


KRI Klewang. (Foto: Lundin)

20 Desember 2012, Jakarta: PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza, dalam pesan pendeknya, Kamis, 20 Desember 2012.

Menurut Lizza, KRI Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama dengan yang digunakan saat pembuatan KRI Klewang pertama, yakni komposit karbon. Namun dilengkapi dengan teknologi anti terbakar sehingga diharapkan peristiwa kebakaran yang menimpa KRI Klewang pertama tidak terulang.

Lizza enggan menjelaskan secara detail mengenai desain dan asal bahan yang akan dipakai dalam pembuatan KRI Klewang kedua. "Masih rahasia," ujarnya.

KRI Klewang 625 yang merupakan proyek pertama pesanan TNI Angkatan Laut terbakar Jumat sore, 28 September 2012 lalu. Hasil penyelidikan PT Lundin menyebutkan terbakarnya kapal tersebut karena korsleting listrik saat pemasangan mesin dan instalasi listrik dari galangan ke kapal.

Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Timur Surabaya, Letnan Kolonel Yayan Sugiana, menolak berkomentar ihwal pembuatan KRI Klewang dua. Yayan beralasan kewenangan pengadaan alutsista ada di Kementerian Pertahanan. "Saya tidak berhak menjawab, karena kami hanya sebagai pengguna," ucapnya.

KRI Klewang 625 sebelumnya didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal yang dibangun dengan biaya Rp 114 miliar ini menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.

PT Lundin mengklaim teknologi komposit karbon merupakan yang pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat denga kecepatan hingga 30 knot.

Perusahaan itu memulai pembuatan Klewang pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009. Proyek ini didanai APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.

Namun sebelum Klewang dioperasikan oleh TNI AL, kapal sepanjang 63 meter itu terbakar hebat hingga ludes. TNI AL menilai insiden itu menjadi tanggung jawab PT Lundin karena belum diserahterimakan kepada TNI AL.

Sumber: TEMPO

Pembangunan Kekuatan TNI AL Banyak Menggunakan Produk Dalam Negeri


KAL 28M produksi galangan kapal dalam negeri. (Foto: Berita HanKam)

22 Desember 2012, Jakarta: Pembangunan kekuatan TNI AL, telah dilakukan pemerintah dengan mendukung kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam rangka mencapai minimum essential forces (MEF) atau kekuatan pokok minimum melalui industri pertahanan nasional.

Kita pun patut berbangga, kata Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Soeparno sebab pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL saat ini telah banyak menggunakan beberapa produk hasil industri pertahanan nasional dalam upaya mewujudkan kemandirian nasional.

Namun demikian, untuk mendukung terwujudnya industri pertahanan yang berkemampuan maju, mandiri dan berdaya saing, menurut Kasal, dibutuhkan kerja sama, kebijakan pemerintah dan keterpaduan semua stakeholder termasuk perangkat regulasinya dalam bentuk perundang-undangan tentang industri pertahanan nasional.

“Pertumbuhan dan perkembangan industri nasional erat kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, demikian juga sebaliknya,” ,” kata Laksamana TNI Soeparno saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional TNI Angkatan Laut di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (19/12).

Soeparno juga menjelaskan hasil kajian Badan Pengembangan Lingkungan Strategis yang menyebutkan bahwa kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadi pergeseran paradigma kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu pula dibutuhkan upaya pertahanan negara yang efektif agar mampu menjaga dan melindungi keutuhan wilayah NKRI dari ancaman dalam dan luar negeri.

Menurut Laksamana Soeparno, ada tiga model perkembangan industri pertahanan. Pertama adalah Autarky model. Model ini diterapkan oleh negara yang memiliki ambisi untuk mendapatkan kemandirian pertahanan dan ini adalah model ideal industri pertahanan nasional. “Autarky model hanya bisa dicapai oleh negara-negara yang ditopang oleh postur militer besar,” katanya.

Kedua adalah Niche-production model. Model ini diterapkan oleh negara yang berupaya mengurangi ketergantungan luar negeri. Oleh karena itu, negara memiliki komitmen untuk investasi ke sektor industri pertahanan dengan berupaya tranfer of technology dari negara produsen.

Sedangkan model yang ketiga adalah Global supply chain. Model ini cenderung dilakukan oleh negara-negara yang telah memiliki basis militer mapan namun tidak memiliki akses pasar senjata internasional.

Sumber: Info Publik

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...