Tuesday, November 06, 2012

TNI Butuh 150 Tank Berat



MBT Leopard 2 Revolution (Antara)
Jakarta - Kementerian Pertahanan sudah mendatangkan sejumlah tank berat, dan akan menjadi kebanggaan Indonesia. Untuk pertama kalinya Indonesia memiliki Main Battle Tank (MBT) Leopard, yang memiliki daya tempur nomor wahid di dunia.

Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen Ediwan Prabowo mengatakan, saat ini yang diperlukan TNI Angkatan Darat adalah 140 tank berat.

“Sekarang ini diperlukan 140 tank, yang dibutuhkan MBT. Kebutuhan MBT ini yang pertama kali yang dimiliki tank tempur Leopard, dan merupakan tank papan atas yang tak dapat diragukan lagi kemampuannya,” kata Ediwan, Senin (5/11/2012).

Seperti diketahui, MBT Leopard merupakan tank berat yang memiliki kapasitas tempur yang sempurna. Leopard yang diproduksi tahun 1985 oleh Jerman, dan mengalami pembaharuan dengan teknologi yang tercanggih. (Syariful/mon/WDA)

Tank Leopard akan ditangani TNI AD

100 Tank Leopard pesanan TNI akan datang secara bertahap mulai tahun ini. Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pengelolaan tank itu akan diserahkan kepada TNI AD selaku pengguna.

"Nanti akan ditangani oleh kesatuan angkatan darat. Karena nanti yang akan menggunakan adalah mereka," ujar Purnomo di Gedung Kemhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (6/11).

Purnomo menjelaskan, penempatan tank itu juga diserahkan kepada TNI AD. "Tetapi ada koordinasi dengan Kemhan nanti," kata dia.

Selanjutnya, kata Purnomo, pemerintah telah memesan 100 unit tank dan 50 panser. "Saya kira itu cukup untuk menambah kekuatan angkatan darat," ucap dia.

Saat ini, tambah Purnomo, pemerintah telah menerima dua unit tank sebagai pesanan awal. "Ada dua jenis. Satu heavy metal tank, yang satunya medium metal tank," pungkas dia.[bal]

© RRIMerdeka

Indonesia Bakal Miliki Frigate Inggris


http://1.bp.blogspot.com/-aP_YWry6pE0/UJhly0n_KQI/AAAAAAAATS4/c_23F4ke4HI/s280/Graham+Edwards.jpg
Nahkoda Ragam Class (Foto Graham Edwards)
London – Indonesia bakal memiliki tiga kapal perang canggih jenis multi role light Frigate dari Inggris. Dengan tambahan kapal ini, TNI kini memiliki alutsista yang bisa diandalkan untuk menjaga setiap jengkal wilayah NKRI dari ancaman musuh. Tiga Frigate itu dibeli Indonesia sebesar 20% dari harga jual.

“Inggris mendukung penuh upaya Indonesia menjaga keamanan dan memperkuat pertahanan,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro kepada Investor Daily di London, Jumat (2/11).

Sehari sebelumnya, Menhan Indonesia dan koleganya Menhan Inggris Philip Hammond menandatangani nota kesepahaman bidang pertahanan di kediaman Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street No 10, London, Inggris.

Penandatanganan itu disaksikan oleh Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Nota kesepahaman itu merupakan sinyal semangat dan keinginan kedua pihak untuk mengembangkan kerja sama keamanan dan pertahanan di masa akan datang. Kerja sama Indonesia-Inggris telah dimulai sejak 1997 saat keduanya berjanji untuk mempererat kerja sama.

Kapal multi role light Frigate yang akan dibeli dari Inggris, kata Purnomo, awalnya hendak dibeli Brunei Darussalam. Namun, negara kecil itu kemudian membatalkan pembelian dengan alasan tidak terlalu dibutuhkan. “Kita beruntung bisa membeli Frigate itu karena harganya hanya 20% dari harga jual kepada Brunei,” kata Purnomo.
© Investor Daily

UGM Buat Robot Kapal Tanpa Awak Untuk Patroli Laut



http://www.ugm.ac.id/headlines/safinah1.jpg
Safinah One
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melakukan inovasi membuat robot kapal tanpa awak yang diberi nama Safinah One. Robot kapal tanpa awak itu dirancang untuk tujuan memantau serta menjaga pertahanan dan keamanan wilayah perairan laut Indonesia.

"Safinah One merupakan robot kapal tanpa awak yang dapat melaju sejauh satu kilometer," kata Ketua Tim Robot Universitas Gadjah Mada (UGM) Malik Khidir di Yogyakarta, Senin (5/11). Demikian dikutip dari antara.

"Ide awalnya adalah kami ingin membuat robot kapal tanpa awak yang bisa dipakai sebagai media untuk mengawasi wilayah laut Indonesia, terutama wilayah perbatasan dan menggantikan prajurit yang berpatroli," tambah Malik.

Dia mengatakan Safinah One dirakit dari berbagai komponen seperti single board computer (SBC), motor Brushless, elektronic speed control (ESC) dengan daya 2.200 kilovolt, mikrokontroler mbed, dan radiator.

Robot dapat dijalankan dengan dua menu yakni dengan maupun tanpa remote control. Bahan bakar yang digunakan adalah tiga baterai lithium poliner dengan tegangan 12 volt.

Menurut dia robot memiliki berat sekitar 11 kilogram itu juga dilengkapi dengan dua kamera untuk melihat kondisi sekitar. Rangka robot disusun dari fiber yang memanfaatkan sisa dari mobil Semar UGM.

"Untuk komponen utama seperti SBC, motor, dan ESC masih diimpor dari Amerika Serikat (AS) karena belum diproduksi di Indonesia. Pembuatan robot menghabiskan biaya riset sebesar Rp 10 juta," katanya.

Dia mengatakan pihaknya saat ini sedang menjajaki kerja sama dengan TNI AL untuk mengembangkan robot kapal tanpa awak yang dapat digunakan untuk mengawasi wilayah perairan Indonesia.

"Robot tersebut akan dimodifikasi dengan melakukan sejumlah penambahan komponen seperti teropong, radar, dan menggunakan bahan bakar yang diharapkan bisa menjangkau hingga 30 kilometer," katanya.

Menurut dia robot kapal tanpa awak itu meraih juara II dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2012 yang diselenggarakan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di Pantai Kartini Jepara, Jawa Tengah, 30 Oktober 2012.

"Kontes tersebut mempertandingkan dua kategori yakni autonomous dan remote controle. Tim UGM berhasil menang dalam kategori autonomous," katanya.

Tim pengembang robot itu merupakan kolaborasi antara mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Jurusan Elektronika dan Instrumentasi Fakultas MIPA yakni Tito Garry Surya, Ardi Wiranata, Malik Khidir, Erwhin Irmawan, Iqro Kurniawan, Singgih Adhi Susila, Ardi Wiranata, M Irfan Riyadi, dan Febry Mulia Wardhana.(mdk/ian)

© Merdeka

Di Asia Tenggara Pesawat Tak Berawak RI Paling Maju


Di Asia Tenggara Pesawat Tak Berawak RI Paling Maju

http://3.bp.blogspot.com/-sO7wgLvQxqY/UJiNlpKO42I/AAAAAAAAOQc/xdGUcD-o2kg/s1600/175165_pesawat-terbang-tanpa-awak_663_382.jpg
UAV BPPT 'Pelatuk'
Bandung - Teknologi pesawat tanpa awak di Indonesia diklaim paling maju di kawasan Asia Tenggara. Misalnya dibandingkan dengan negara Malaysia dan Singapura.

"Malaysia masih di bawah kita. Bahkan dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti, Singapura, kita masih lebih bagus," ungkap Ketua Jurusan Aeronautika dan Astronautika Fakultas Teknik Mesin Penerbangan (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) Taufiq Mulyanto, kepada Okezone, Sabtu (3/11/2012).

Sejak kemarin Jumat 2 November hingga Minggu 4 November mendatang, FTMD ITB menggelar kontes pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) lewat Indonesia Aerial Robot Contest (IARC) 2012 di Lanud Sulaeman, Soreang, Kabupaten Bandung.

Lanjut Taufiq, memang Singapura memiliki resource yang bagus. Namun jika ditelusuri, SDM-nya justru dari Indonesia, misalnya dari ITB.

"Malaysia juga belum (UAV-nya belum maju), dapurnya di kita," tambahnya.

Makanya dengan dihelatnya IARC 2012, semangat untuk mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak di Indonesia makin meningkat. "Lewat event ini bendera kita harus terus berkibar," ujarnya.

IARC 2012 merupakan acara tahunan FTMD ITB yang sudah digelar sejak 2008. Kali ini, IARC berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana acara dihelat di outdoor. Biasanya, IARC ITB digelar di ruangan FTMD ITB, Jalan Ganeca, Bandung. Sehingga tantangan peserta IARC kali ini akan lebih berat.

"Sebelumnya pada September kami telah melakukan workshop, dan survei tentang bagaimana jika dilakukan kontes outdoor. Sehingga kesiapannya sudah diperhitungkan," terangnya.

Ada tiga tujuan utama kenapa IARC. Kata Taufiq, intinya acara ini ingin menumbuhkan semangat inovasi khususnya bidang UAV, bukan hanya sekedar kontes menang kalah.

Kedua, kata dia, diharapkan ada kolaborasi antara ilmu di perguruan tinggi dan sekolah tingkat SMA.

"Ketiga, ada proses, kita enggak lihat hasil akhir saja tapi penguasaan teknik UAV di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, teknologi UAV Indonesia tentu sangat jauh ketinggalan jika dengan UAV di negara maju misalnya Jepang.

Jika dihitung-hitung, teknologi UAV di negara maju sudah ada sejak 20 tahun lalu. "Ya ketika dibandingkan dengan kita, ibarat bayi dengan pelari. Jadi perlu investasi waktu supaya UAV di Indonesia maju. Di kita sendiri bentuk UAV baru ada 2004, kalau penelitiannya sejak 94," ceritanya.
© Okezone

Kapal robot UGM dilirik TNI AL




Yogyakarta - Robot kapal buatan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilirik oleh TNI Angkatan Laut Indonesia. Robot kapal ini menjadi juara 2 Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional 2012 (KKCTBN) atau Roboboat untuk kategori autonomous.

"Kita sudah mengirimkan proposal terkait kapal robot ini dan akan segera bertemu dengan TNI AL," terang jurus bicara tim robot kapal Safinah One UGM, Malik Khidir di Lembah UGM pada ujicoba robot kapal, Senin (5/11).

UGM sendiri baru pertama kali ini membuat robot kapal. Namun robot seberat 11 kilogram ini berhasil meraih juara 2 di ajang nasional tersebut. Tim Safinah One UGM sendiri beranggotakan mahasiswa Teknik Mesin dan Jurusan Elektronika dan Instrumentasi Fakultas MIPA UGM.

Ada 10 mahasiswa yang tergabung dalam tim ini. Mereka adalah Tito Garry Suryo, Ardi Wiranata, Malik Khidir, Erwhin Irmawan, Iqro Kurniawan, Singgih Adhi Susila, M Irfan Riyadi, Febry Mulia Wardhana, Afriani Soraya Sari, dan Nikite Sulistyana.

"Kendala kita adalah, UGM tidak memiliki jurusan atau prodi perkapalan, jadi kita benar-benar otodidak melalui internet," terang Malik.

Meski otodidak kata Malik, namun melalui riset selama dua bulan tim ini mampu menunjukkan prestasi nasional. Bahkan pada 2013 mendatang mereka bersiap mengikuti ajang yang sama tingkat internasional di Virginia pada Juli mendatang.

Diakui Malik, selain otodidak, kapal robot buatan tim UGM ini dibuat dari bahan-bahan bekas sehingga tidak menelan biaya banyak dalam pembuatannya. Pihaknya hanya menghabiskan dana sekitar Rp 10 juta untuk pembuatan kapal robot tersebut. "Ada beberapa bahan yang harus impor dan itu yang mahal," tegasnya.



Safinah One UGM juarai kontes robot Kapal tak berawak

Robot kapal tanpa awak karya mahasiswa Universitas Gadjah mada (UGM) berhasil meraih juara II kategori Autonomous dalam Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2012 yang diselenggarakan Universitas Diponegoro (Undip) di Pantai Kartini, Jepara, 30 Oktober lalu. Robot kapal yang diberi nama Safinah One tersebut sengaja dirancang untuk dapat digunakan memantau serta menjaga pertahanan dan keamanan wilayah perairan laut Indonesia.

Adalah mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik yakni Malik Khidir, Tito Garry Surya, Erwhin Irmawan, Iqro Kurniawan dan mahasiswa Jurusan Elektronika dan Instrumentasi FMIPA yakni Ardi Wiranata, Singgih Adhi Susila, Ardi Wiranata, M Irfan Riyadi, dan Febry Mulia Wardhana yang merancang robot kapal berwarna kuning ini.

"Idenya, kami ingin membuat robot yang bisa dipakai sebagai media untuk mengawasi wilayah laut Indoensia, terutama wilayah perbatasan dengan maksud mampu menggantikan prajurit yang berpatroli. Kendala utama kami ialah UGM tidak memiliki jurusan atau prodi perkapalan, jadi kami benar-benar otodidak melalui internet," ujar Ketua Tim Robot Malik Khidir, di Lembah UGM, Senin (5/11/2012).

Diakui Malik, selain otodidak, kapal robot pertama buatan tim UGM tersebut dibuat dari bahan-bahan bekas, sehingga dalam proses pembuatannya tidak memerlukan biaya banyak. Tim Malik hanya menghabiskan dana sekira Rp10juta untuk pembuatan kapal robot tersebut.

"Ada beberapa bahan yang harus kami impor dan itu yang mahal. sebut saja elektronik speed control dan single board computer, itulah biaya terbesar yang kami keluarkan, sisanya kami memanfaatkan bahan yang bisa ditemukan. Berat total robot kapal kami mencapai 11kg," imbuhnya.

Dan sebagai kapal pengintai, robot kapal tersebut didesain memiliki dua kamera waterproof dengan jarak pandang 1 km. Hasil monitor kamera lalu dikirim ke single board computer yang dipasang di badan kapal. Setelah itu, hasil monitor diteruskan ke komputer induk yang ada di dermaga melalui sistem telemetri. Robot kapal ini sendiri digerakkan dengan tenaga tiga baterai Litium Polimer berkekuatan 12 volt.

"Baterai ini mampu menggerakkan robot kapal kami dengan kecepatan 30 km/jam. Robot pun dapat dijalankan dengan dua menu yaitu dengan maupun tanpa remote control," tuturnya.

Ditambahkan Tito Garry, rangka robot Safinah One tersusun dari fiber yang memanfaatkan fiber sisa dari mobil Semar UGM. Kemenangan robot kapal ini pun berbuah manis. Tito mengungkap, saat ini mereka tengah menjajagi kerjasama dengan TNI AL. Rencananya, robot kapal tersebut akan dimodifikasi dengan melakukan sejumlah penambahan komponen dan diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah pantai Indonesia.

"Ke depan akan kami tambahkan teropong, radar dan menggunakan bahan bakar bensin atau solar. Harapan kami, dengan memiliki kekuatan ekstra, robot kapal ini bisa dioperasikan dengan jangkau tempuh hingga 30 km," ujarnya.

Selanjutnya, robot kapal yang telah dimodifikasi tersebut juga akan diikutkan dalam kontes robot internasional yang akan digelar Juli 2013 mendatang di Virginia, Amerika Serikat (AS).

© RepublikaOkezone

INDONESIA BELI 3 FRIGATE RAGAM CLASS DENGAN HANYA BAYAR 20 PERSEN DARI HARGA JUAL




Indonesia bakal memiliki tiga kapal perang canggih jenis multi role light Frigate dari Inggris. Dengan tambahan kapal ini, TNI kini memiliki alutsista yang bisa diandalkan untuk menjaga setiap jengkal wilayah NKRI dari ancaman musuh. Tiga Frigate itu dibeli Indonesia sebesar 20% dari harga jual.

“Inggris mendukung penuh upaya Indonesia menjaga keamanan dan memperkuat pertahanan,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro kepadaInvestor Daily di London, Jumat (2/11).

Sehari sebelumnya, Menhan Indonesia dan koleganya Menhan Inggris Philip Hammond menandatangani nota kesepahaman bidang pertahanan di kediaman Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street No 10, London, Inggris.

Penandatanganan itu disaksikan oleh Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Nota kesepahaman itu merupakan sinyal semangat dan keinginan kedua pihak untuk mengembangkan kerja sama keamanan dan pertahanan di masa akan datang. Kerja sama Indonesia-Inggris telah dimulai sejak 1997 saat keduanya berjanji untuk mempererat kerja sama.

Kapal multi role light Frigate yang akan dibeli dari Inggris, kata Purnomo, awalnya hendak dibeli Brunei Darussalam. Namun, negara kecil itu kemudian membatalkan pembelian dengan alasan tidak terlalu dibutuhkan. “Kita beruntung bisa membeli Frigate itu karena harganya hanya 20% dari harga jual kepada Brunei,” kata Purnomo.




Sumber : Investor

ANALISIS : DIBALIK SALAM HANGAT INGGRIS




Kunjungan kenegaraan Presiden Sby ke Inggris tanggal 30 Oktober hingga 03 Nopember 2012 dinilai sangat istimewa dengan perjamuan khusus Ratu Inggris Elizabeth dan Istana Buckingham.  

Pertanyaannya tentu apa sebenarnya magnet yang memberikan rasa hangat dan akrab dalam bingkai kunjungan seorang pemimpin negeri kepulauan berpenduduk ke 4 terbesar didunia ini ke Inggris.  Tak lain dan tak bukan adalah madu alutsista. Siapa sih yang tak tergiur dengan modernisasi alutsista RI, hampir semua “semut” berdatangan menawarkan jualannya agar bisa mencicipi madu alutsista yang dikucurkan itu.  Terbukti jua ratusan perusahaan dari 50 negara akan hadir pada Indo Defence yang digelar 7-10 Nopember 2012 di Kemayoran Jakarta.

Rasanya memang tidak lengkap jika bumbu masak yang bernama Inggris tidak disertakan dalam aneka macam menu alutsista yang sudah dan sedang serta akan dipesan oleh Indonesia.  Dari kawasan Asia, Cina dan Korsel mewakili rudal C705, QW3 dan C802, 3 kapal selam Changbogo, 70 Howitzer KH178 dan 16 jet tempur taktis T50 Golden Eagle.  Rusia sudah lebih dulu merapat dengan 1 skuadron Sukhoi, 70 Tank amfibi BMP3F, 30 Panser amfibi BTR80A, 1 simulator Sukhoi, rudal Yakhont.  Kemudian Paman Sam membuka diri untuk  34 F16 blok 52, 8 Apache, 12 Sea Sprite dan rudal Maverick.  Brazil sudah kulonuwun dengan menyerahkan 4 Super Tucano dari pesanan 16 unit, 40 unit MLRS Astross II.  Perancis dengan rudal Exocet Blok 3, Howitzer Caesar.  Jerman dengan 120 MBT Leopard, 60 Tank Marder dan 16 pesawat latih Grobb.
Kemegahan Sambutan Itu
Dalam perjalanan belanja alutsista RI, kesannya Inggris kok ditinggalkan atau karena masih punya luka hati ketika pesanan Hawk 100/200 ditinggal begitu saja di Thailand akhir abad lalu.  Bayangkan kita pesan 40 Hawk tapi kloter terakhir ditelantarkan begitu saja oleh pilot Inggris.  Luka belum sembuh, luka lagi karena Scorpion dan Hawk dilarang dipakai dalam konflik Aceh tahun 2003 lalu.  Yang terakhir ini mungkin yang paling berbekas karena ternyata arogansi negeri Mama Ely itu seperti menikam dari belakang.

Tapi ya sudahlah, mengingat masa lalu yang haru biru itu tak jua apik jika dijadikan barometer dendam tak berkesudahan.  Pelajaran yang didapat dari itu adalah tidak lagi didikte dalam pasal dan ayat perjanjian kerjasama melainkan minimal setara karena ini adalah transaksi halal, barang halal sehingga ketika sudah dibeli mestinya tidak ada syarat dilarang pakai karena terkait separatis.  Selain itu belanja dari berbagai sumber produksi juga memberikan keyakinan untuk tetap eksis dalam memakai alutsista.

Lalu ada pertanyaan, apakah segitu aja nilai yang mau dibelanjakan untuk alutsista made in Inggris.  Apakah hanya untuk semacam rudal starstreak atau light fregat dan suku cadang Hawk padahal sambutan manis Mama Ely sangat luar biasa.  Lalu bagaimana dengan perjalanan sales 24 jet tempur Typhoon yang sudah beredar luas di media Inggris beberapa bulan lalu ketika David Cameron “menghadap” Sby di Jakarta.

Logika diplomasinya juga bernilai lebih misalnya dengan membandingkan kunjungan Kanselir Jerman beberapa waktu lalu ke Jakarta.  Jerman datang menjemput bola ketika petinggi Kemhan berkunjung dan berminat dengan MBT Leopard.  Tetapi Sby kan tidak perlu lagi ke Jerman.  Ini beda dengan Inggris, David Cameron datang 11-12 April 2012 membawa order 24 typhoon.  Kalau hanya untuk rudal Starstreak gak level lah seorang pemimpin tertinggi Inggris harus menyambangi Jakarta, cukup Menhannya saja.  Lalu kunjungan balasan akhir bulan lalu sampai awal bulan ini, releasenya lagi-lagi rudal starstreak dan light fregat.  Masak Cuma segitu aja.  Mungkin saja 24 typhon itu di hidden dulu untuk release pemberitaan atau bisa saja waktu penyampaiannya tidak usah terburu-buru untuk menghindarkan arm race di kawasan ini.  Soalnya belanja alutsista kita yang revolusioner ini menjadi intipan intelijen tetangga .

Sambutan yang luar biasa di Inggris mulai dari Mama Ely sampai bos Arsenal bahkan Walikota London juga ikut sibuk memberikan apresiasi hangat mengindikasikan hasrat kuat bahwa Inggris sedang membujuk RI untuk membeli 24 jet tempur Typhoon atau bahkan sudah ada kesepakatan tapi tidak untuk konsumsi publik dulu utamanya untuk menjaga jantung jiran tidak berdebar keras.  Sby kan selalu berada dalam patron itu misalnya ketika Menhan AS menawarkan 6 F16 blok 52 tahun 2009,  lalu Sby menyampaikan bahwa anggaran belum ada untuk itu.  Lalu tahun 2011 ada tawaran 24 jet tempur F16 second,  jawabannya: bungkus.
Bukan hanya untuk Rudal Starstreak
Bisa jadi release 24 jet tempur Typhoon ini untuk konsumsi tahun depan dan pesawatnya pun baru datang tahun 2016.  Bisa jadi memang tak perlu jua dipublikasi luas seperti yang dicontohkan dengan pengadaan MLRS Astross II dari Brazil yang jauh dari publikasi.  Yang jelas kan tidak mungkin hanya dengan pesanan 34 F16, 16 Super Tucano, 16 T50, 6 Sukhoi lalu berhenti sampai disitu. Okelah, boleh jadi ada tambahan 16 Sukhoi lagi dalam MEF tahap 2 tetapi itukan untuk kebutuhan 2 skuadron jet tempur kelas berat.  Lha yang kelas medium kan perlu diperkuat misalnya untuk penggantian F5E.

Apapun itu tentu jika 24 jet tempur Typhoon Inggris jadi mengisi skuadron tempur TNI AU merupakan kado yang membanggakan.  Mimpi kita di MEF kedua periode 2015-2019 makin mendekati real dengan 32 Sukhoi, 40 F16 Blok 52 dan 24 Typhoon merupakan kombinasi satuan pemukul udara yang saling mengisi dan melengkapi.  Secara feeling sambutan hangat Mama Ely dan “keponakannya” PM David Cameron menjamu tamunya dari Indonesia memberikan sinyal kuat tentang rencana masa depan alutsista buatan Inggris yang digadang-gadang itu.  Ongkos sambutan itu tentu tidak sepadan jika dibandingkan dengan hanya belanja starstreak, suku cadang Hawk dan light fregat.  Ya kan ?




Sumber : Analisis

MARDER, TANK ANGKUT PERSONEL BERDAYA GEBUK TINGGI




Bersamaan dengan pembelian 103 buah tank temput berat Leopard 2 dari varian Leopard 2A4 dan varian Leopard MBT Revolution, TNI AD juga mendapat jatah setidaknya 50 buah tank bersenjata pengangkut personel Marder, yang juga buatan pabrikan Jerman, Rheinmetall.

Kalau dilihat dari riwayat hidupnya, Marder ini sebenarnya bukan produk yang anyar gres. Prototipe awalnya saja dirancang tahun 1960-an, dengan produksi perdana pada 1971, yang dilanjutkan dengan sejumlah varian pengembangan hingga tahun 1990-an. Bahkan saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman sana sudah akan digantikan oleh generasi yang lebih baru yaitu Puma.

Meski begitu, kehadiran Marder di tanah air tetap akan mengubah kekuatan TNI AD. Soalnya boleh dibilang inilah kali pertama TNI AD mengoperasikan kendaraan tempur lapis baja pengangkut personel yang punya daya gebuk jauh lebih baik dari yang selama ini dimiliki. Memang, dari segi pengategorian, Marder ini tergolong apa yang diistilahkan di dunia militer Barat sebagai infantry fighting vehicle (IFV), yaitu kendaraan pengangkut personel infantri, namun dengan kemampuan tempur yang mencukupi untuk melakukan gempuran terbatas atau bela diri.

Salah satu ciri khas IFV seperti Marder adalah adanya kanon atau meriam berkaliber kecil, yang untuk Marder dari kaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon yang dipakai adalah dari jenis otomatis, artinya peluru tidak perlu diisikan satu demi satu. Peluru yang dipergunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta high explosive (HE) alias berdaya ledak tinggi. Hal ini jelas tidak dimiliki oleh kendaraan angkut personel yang selama ini dioperasikan TNI AD yaitu AMX VCI serta Alvis Stormer, yang hanya dibekali senapan mesin berat kaliber 12,7 mm atau 7,62 mm.

Sebagai senjata tambahan, pada bagian kiri kubah kanon terpasang sejajar senapan mesin 7,62 mm. Kubah senjatanya busa diputar 360 derajat, sementara kanonnya bisa digerakkan vertikal dari -17 derajat hingga +65 derajat dengan kecepatan 40 derajat per detik. Sebagai tambahan peranti bela diri ada tujuh pelontar granat kaliber 76 mm untuk melontarkan granat asap.
 
Desain interior Marder tak banyak beda dengan kendaraan tempur asal Eropa sejenisnya. Pengemudi duduk di sisi kiri depan, sementara mesin berada di sebelah kanannya. Di bagian tengah terdapat tempat untuk dua awak di bawah kubah meriam, di mana komandan kendaraan duduk di kanan dan juru tembak di kiri. Di bagian belakang terdapat ruang pengangkut enam personel infantri yang duduk beradu punggung, bukan berhadapan.

Marder ditenagai mesin disel MTU MB Ea-500 enam silinder berpendingin cairan yang mampu menggelontorkan 600 tenaga kuda. Pada varian awal Marder, mesin ini mampu membuat kendaraan dipacu hingga 75 km per jam di jalan mulus. Namun pada varian berikutnya di mana sudah ada sejumlah modifikasi yang membuat bobot kendaraan bertambah signifikan hingga mencapai sekitar 35-an ton, kecepatan maksimalnya pun turun jadi sekitar 65 km per jam saja.





Sumber : Solopost

LEOPARD 2RI SPESIALIS PERANG GERILYA DAN PERANG KOTA




Kekuatan tempur TNI AD makin berotot dengan mulai datangnya tank-tank tempur terbaru buatan Jerman. Seperti diungkapkan Kementerian Pertahanan, Indonesia membeli 103 tank tempur utama (main battle tank) Leopard 2 yaitu 61 varian Leopard Revolution dan Leopard 2A4. Dengan pembelian ini, maka Indonesia menjadi negara Asia kedua yang mengoperasikan tank yang sekelas dengan M1A1 Abrams buatan AS dan Challenger dari Inggris itu. Negara Asia lain yang mengoperasikannya adalah Singapura.

Nah, ada yang istimewa dari salah satu varian yang dibeli itu yaitu Leopard Revolution. Dari segi harga, jauh lebih mahal dari varian 2A4 yaitu US$1,7 juta per buah, atau kalau dirupiahkan senilai Rp16,3 miliar per buah. Sementara varian 2A4 harganya US$700.000 atau Rp6,7 miliar per buah? Apa sih istimewanya?

Leopard Revolution adalah salah satu varian terbaru yang merupakan pengembangan dari Leopard 2A4. Tank hasil garapan pabrik senjata berat Jerman, Rheinmetall ini kali pertama diperkenalkan tahun 2010, dan menurutmilitary-today.com sering juga disebut sebagai Leopard 2A4 Evolution. Leopard 2A4 sendiri adalah salah satu varian Leopard 2 yang paling banyak diproduksi dan dipakai di banyak negara dalam jumlah banyak.

Dari segi tampilan, memang ada perbedaan di antara kedua tank yang “bersaudara” ini. Yang paling gampang terlihat adalah pada kubah meriamnya. Varian Revolution memiliki kubah meriam yang sisinya bersudut miring dan tajam, sementara 2A4 kubahnya masih berbentuk kotak. “Visi dan misi” kedua varian ini pun berbeda. Sang “kakak” yaitu Leopard 2A4 yang dikembangkan di tahun 1980-an berangkat dari konsep peperangan era itu yaitu perang terbuka melawan Blok Timur Uni Soviet di medan terbuka. Sementara Leopard Revolution sebagai generasi tahun 2000 dirancang untuk meladeni peperangan yang pada praktiknya justru paling banyak dijalani negara-negara Barat saat ini yaitu perang gerilya dan perang kota, seperti yang dihadapi pasukan NATO di Afghanistan dan belajar dari apa yang dialami pasukan AS dan Inggris di Irak.

Leopard 2A4
Pengembangan paling nyata Revolution adalah pada perangkat proteksinya, yang menggunakan lapisan komposit Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Lapisan pelindung ini terdiri atas materi nanokeramik serta titanium dan baja alloy, yang diklaim memberikan kemampuan perlindungan yang jauh lebih baik. 
Karena sifatnya yang modular alias bisa dibongkar pasang, pengguna bisa memilih variasi kemampuan proteksi sesuai kebutuhan, seperti untuk menangkal granat berpeluncur roket (RPG) atau untuk peledak improvisasi (IED). Dengan sifat modularnya itu pula, seandainya lapisan proteksi itu rusak dihajar serangan musuh, perangkat itu bisa dibongkar untuk diganti baru. Dengan tambahan lapisan proteksi itu, ada konsekuensinya yaitu bobot tank yang bertambah hingga menjadi lebih kurang 60 ton, dibandingkan varian 2A4 yang sekitar 57 ton.
Sebagai senjata utama, Revolution menggunakan meriam yang sama dengan 2A4 yaitu meriam L44 smoothbore kaliber 120 mm. Meriam ini bisa menggunakan semua varian peluru standar NATO, dan tanknya mampu membekal 42 butir peluru. 15 peluru dalam kondisi siap tembak tersimpan di kubah meriam, sementara sisanya tersimpan di bagian dalam bodi. Untuk tambahan daya gempur dan bela diri ringan, tank berawak 4 orang ini juga dilengkapi senapan mesin berat kaliber 12,7 mm yang dioperasikan denganremote control sehingga awak tank tak perlu nongol keluar untuk mengoperasikannya. Sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 juga terpasang sejajar dengan meriam.

Untuk menjawab keraguan bahwa meriam bermodel smoothbore alias bagian dalam larasnya licin itu akurasinya di bawah meriam rifled bore atau laras berulir, Rheinmetall memasang sistem kendali penembakan yang lebih modern, yang mampu menjamin ketepatan menembak pada kesempatan pertama. Dari segi mesin, Revolution tetap menggunakan tipe yang sama dengan 2A4 yaitu mesin disel turbocharge MTU MB837 Ka501 yang berkekuatan 1.500 tenaga kuda, yang membuatnya bisa ngebut hingga kecepat`n 72 km per jam di jalan mulus.


Data teknis Leopard Revolution
 
Masuk tugas: 2010
Awak: 4 orang (komandan, pengemudi, juru tembak, juru muat peluru)
Bobot: 60 ton
Panjang (termasuk meriam): 9,7 meter
Panjang bodi: 7,7 meter
Lebar: 3,7 meter
Tinggi: 2,5 meter
Meriam: 120 mm smoothbore
Senapan mesin: 1 x 12,7 mm, 1 x 7,62 mm
Pengaturan sudut tinggi tembak: – 9 hingga + 20 derajat
Sudut putar meriam: 360 derajat
Mesin: MTU MB-837 Ka501 diesel turbocharge, 1.500 tenaga kuda
Jarak jangkau operasi: 500 km
Kemampuan jelajah medan:
Halangan vertikal: 1,15 meter
Parit: 3 meter
Kemampuan masuk air spontan: 1 meter
Kemampuan masuk air dengan tambahan perangkat: 4 meter




Sumber : Solopost

AMERIKA DAN JEPANG GELAR LATIHAN MILITER BERSAMA




Amerika Serikat dan Jepang mulai menggelar latihan militer bersama, menyusul ketegangan dengan Cina atas kepulauan yang terletak di Laut Cina Timur.

Sedikitnya 47 ribu personel militer turut ambil bagian dalam latihan bertajuk "Pedang Tajam" di laut lepas Okinawa, sebelah utara kepulauan yang dipersengketakan Jepang dan Cina, hingga 16 November 2012.

Kedua negara sepakat menyelesaikan perselisihan secara diplomatis atas kepulauan yang diklaim milik masing-masing negara itu. Jepang menyebut kepulauan tersebut sebagai Sensaki, sementara Cina menyebutnya Diaoyu.

Kepulauan yang masih dalam kontrol Jepang itu diklaim juga oleh Taiwan. Akuisisi pemerintahan Jepang atas tiga pulau mendapatkan protes di Cina. Sejak itu, kapal-kapal dari Cina dan Taiwan berlayar keluar-masuk ke perairan di sekitar kepulauan tersebut. Pasukan pengawal pantai Jepang, Ahad, 4 November 2012, melaporkan bahwa empat kapal Cina terlihat berada di kawasan kepulauan.

Kantor berita Jepang, Kyodo, dalam laporannya menyebutkan Jepang dan Cina telah mengadakan pembicaraan sebanyak tiga kali sejak kasus saling klaim kepulauan pecah ke permukaan. Pertemuan terakhir berlangsung di Wuhan, Cina, Ahad dan Senin. Dalam pertemuan tersebut, Kyodo menjelaskan, kedua negara setuju mengadakan perundingan lebih intensif di tingkat wakil menteri.

Pada bagian lain, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak memberikan keterangan detail mengenai latihan perang dengan Jepang. Namun, dalam penjelasan singkatnya ke media, Kementerian menyebutkan bahwa "Latihan ini bertujuan meningkatkan permintaan mempertahankan Jepang dan merespons krisis di kawasan Asia Pasifik."





Sumber :  Tempo

BERITA FOTO : 1 HARI MENJELANG INDODEFENCE 2012




1 hari lagi, ajang pameran pertahanan terbesar di Indonesia, Indodefence 2012 digelar. Sejak senin pagi, berbagai persiapan telah dilakukan. Di arena luar alias lapangan JIExpo Kemayoran Jakarta, berbagai alutsista mulai ditata. Diantaranya meriam Caesar, Roket Multilaras Astros, Tank Medium (IFV) Marder serta Tank Tempur Leopard 2 Revolution dan tidak ketinggalan sejenis Sea Rider. Berbagai alutsista lainnya yang dipamerkan secara terbuka di lapangan tampaknya belum tiba.





Sementara di bagian dalam, terlihat kesibukan para pekerja membangun booth-booth pameran. Semua tampak serius menyukseskan ajang Indodefence kali ini. 

Bahkan saking banyaknya pekerja, debu-debu partikel hasil gergajian bahan-bahan berterbangan dan menyesakan nafas. Mata pun terasa perih meski hanya sebentar saja di dalam ruangan. Debu-debu juga menutupi berbagai alutsista yang sudah dimasukan terlebih dahulu. Entah karena terbiasa atau apa, para pekerja itu tampak santai saja mengerjakan tugas mereka. 

Nah, Indodefence tampaknya sudah di depan mata. Siapkan diri dan gear anda mulai sekarang..!!





Sumber  : ARC

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...