Wednesday, March 14, 2012

MANIK-MANIK GAMBANG


Belanja manik-manik ke Gambang

Anda menyukai aksesoris? Atau anda penggemar koleksi perhiasan dari manik-manik berbahan kaca? Jika ya, maka apabila anda berkunjung ke kota Jombang jangan lupa untuk

menyempatkan diri datang berkunjung ke desa Plumbon Gambangm kec Gudo. Di desa yang terletak sekitar 15 km arah barat daya dari pusat kota Jombang ini terkenal sebagai sentra kerajinan manik-manik. Berbagai model, corak dan motif manik-manik dihasilkan dari desa ini. Mulai dari motif Majapahit, Afrika, Kalimantan sampai motif klasik dan modern.

Presiden SBY sempat juga bekunjung ke desa ini pada tanggal 11 September 2008 lalu, untuk melihat secara langsung proses pembuatan manik-manik dan tentu saja memberi bantuan modal pada para pengrajin. Sebagai alternativ wisata belanja bersama keluarga, di sini anda bisa melihat secara langsung mulai proses pembuatan manik-manik, pengerjaan hingga finishing. Dan tentu saja anda juga bisa membelinya sebagai oleh-oleh yang khas dari kota Jombang. Harga yang di tawarkan juga jauh lebih murah daripada jika anda membelinya di tempat lain. Misalnya jika sudah dipajang di art galery di Kuta Bali atau tempat wisata terknal lain. Nah, anda tertarik ingin merasakan sensasi wisata belanja ini ? Jangan ragu untuk datang ke desa Plumbon Gambang. Untuk menuju desa ini bisa dari arah barat (Madiun), sesampai di wilayah Pasar Perak, anda bisa bertanya arah menuju desa ini. Atau bila anda dari arah timur (Surabaya), sesampai di pertigaan desa atau perlintasan kereta api Jatipelem, anda bisa bertanya kepada warga sekitar. Sedangkan jika anda dari arah selatan (Malang), bisa menempuh rute dari pertigaan desa Blimbing, mengarah ke barat.

Selamat mencoba ! (juna)

BUBRAH



 Hancur itu yang akan terjadi,
 Bila kita tak bersatu dan bergandengan tangan.

 Fanatis daerah n bad attitude pemain. OPO KUWI,......  gak jaman bro......,
 Ego elite......... opo maneh kuwi...... tambah parah,

 Udah banyak yang mati sengsara di laga bukan perang..... INI SOCCER FRIENDS......
 NO RASISC, NO ANARCIS, JUST 4 footbal INDONESIA

 Mari bro semua qta saling berangkulan
 Kita saudara sebangsa dan setanah air
 Bersatu dan mempersolid barisan
 Untuk membangun SEPAKBOLA INDONESIA LEBIH MAJU DAN BERKUALITAS



                                                                          (  SUARA SUPPORTER INDONESIA)

INDRA , Radar Pertama Buatan Indonesia


                                                         Radar INDRA-MX

                                                ISRA (Indonesia Sea Radar)

Bandung - Ingin buktikan bahwa bangsa Indonesia tidak kalah dengan bangsa lainnya, Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI) dan PT Solusi 247 divisi Radar and Communications System (RCS) membuat radar maritim.

"Kita ingin gugah semangat bangsa Indonesia dan tunjukkan bahwa Indonesia bisa membuat radar," ujar Kepala Bidang Telekomunikasi LIPI-PPET Dr Mashury usai Seminar Radar Nasional III 2009 di ruang Embassy, Hotel Savoy Homman, Jalan Asia Afrika, Kamis (30/4/2009) sore.

Sejak tahun 2006, PPET LIPI telah mengembangkan dua versi radar. Yakni radar pengawas pantai dan radar navigasi kapal. Dalam pengembangannya, radar maritim tersebut diberi nama sementara Indonesian Radar (Indra).

Untuk membedakannya, radar navigasi kapal yang dikembangkan oleh PT Solusi 247-RCS diberi nama Indra-1 dan radar pengawas pantai yang dikembangkan oleh PPET-LIPI diberi nama Indra-2.

"Kedua radar ini menggunakan teknologi frequency-modulated continous wave (FMCW) sehingga konsumsi daya dan ukuran radar jauh lebih kecil ketimbang radar-radar yang ada dipasaran," ujar pria berkacamata ini.

Pada 24 Oktober 2008, tambah Mashury, uji coba terhadap Indra-1 dilakukan di radar test site di Cilegon Timur.

"Indra-1 berhasil mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal yang sedang berlayar dengan akurat. Kita bangga dengan hasil ini. Ini bukti kita bisa membuat radar yang dibangun dan berfungsi dengan baik," ungkapnya.

Setelah lolos sejumlah tahapan tes, dalam kesempatan yang sama nama Indra-1 diganti menjadi Indonesia Sea Radar (Isra). Sedangkan Indra-2 saat ini masih dalam tahapan uji coba.

"Hari ini kita juga sekaligus meresmikan nama Isra untuk mengantikan nama Indra-1. Sedangkan nama Indra-2 nantinya akan menjadi Indera saat prototipe tersebut sudah diuji coba," terangnya.

Isra saat ini dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan hasil kreasi anak bangsa. Fitur tersebut antara lain peta vektor, data sistem informasi maritim AIS (automatic identification system), data GPS dan data kompas yang terintegrasi dengan display. Ukuran kedua radar juga jauh lebih kecil.

"Kedua radar ini juga menggunakan teknologi frequency-modulated continous wave (FMCW) sehingga konsumsi daya dan ukuran radar jauh lebih kecil ketimbang radar-radar yang ada dipasaran," ujar pria berkacamata ini.(ern/ern)

Indra, difungsikan sebagai radar maritim, menggunakan teknologi frequency-modulated continous wave (FMCW), dengan daya pancar yang sangat kecil, yakni 1 Watt.

Berikut Spesifikasi lengkapnya :

Applications

Ships radar
Marine radar
Naval navigation

Key Features

Very low transmit power (“silent radar”)
State-of-the-art antenna technology and signal processing
Superior target detection, discrimination and localization capabilities
Covert operations ready

Specifications

Transceiver
Transmit power : 1 Watt
Frequency : X-band
Range scales : 48, 24, 12, 6, 3, 1.5, 0.75 NM
Location : Upmast (integrated with antennas)
Weight : 22 kg (antenna unit + turning mechanism – TX-RX unit)
Dimensions : 35 (w) x 45 (l) x 25 (h) cm (turning mechanism – TX-RX unit)

Antennas
Configuration : Separate TR-RX antennas
Type : Patch arrays
Beamwidth : Horizontal: 2°, Vertical: 20°
Rotation speed : Variable (max. 48 rpm)
Weight : 22 kg (antenna unit + turning mechanism – TX-RX unit)
Length : 1.2 m (4 feet)
Wind load : Relative wind 100 kt for 24 rpm and 70 kt for 48 rpm
Temperature : -25° C to +70° C

Radar Processor Unit
System : PC-based
Location : Downmast
Video output : VGA, adaptable to ARPA systems
Weight : 8 kg
Dimensions : 25 (w) x 30 (l) x 20 (h) cm
Temperature : -15° C to +55° C

Software
OS : Linux
Control : MATA (MAritime Tracking Aid)
User interface : Output: audio-visual, selectable menus and windows; Input: keypad with tracker ball

Power supply
Input : 110 / 220 V ac from vessel’s mains
Output : 12 V dc
Optional Uninterrupted Power Supply (UPS) unit available

Display unit
Resolution : Color VGA, 640 x 480 pixels

Control unit
Input control : Keypad with tracker ball
Temperature : -15° C to +55° C

Casing
All parts are protected by rust- and waterproof casing

Dalam sambutannya, perwakilan dari pihak Solusi 247 sedikit bercerita tentang perjalanan panjang Indra hingga tiba saatnya inaugurasi ini. Diawali dari tahun 2006, dimana Solusi 247 — perusahaan IT yang finansialnya tidak mau menggantungkan diri kepada bank, mendapat tawaran untuk merancang dan memproduksi radar, dimana piranti ini bukan merupakan produk industri yang banyak dikembangkan di Indonesia. Namun, dengan melihat pihak-pihak yang ikut turun tangan dalam proyek ini, yaitu IRCTR TU-Delft Belanda, ITB, UI, LIPI, akhirnya Solusi 247 menerima tawaran yang diajukan.

Prof. Leo Litghart, perwakilan dari IRCTR, turut menyampaikan dalam sambutannya, bahwa ia sangat senang dan bangga bisa turut serta dalam proyek Indra ini.

Melalui Indra, kita bisa membuktikan bahwa Indonesia telah memantapkan langkahnya untuk menjadi bangsa yang mandiri di bidang Hankam, dimana saat ini hampir 100% radar yang dioperasikan di Indonesia, baik radar pertahanan maupun radar sipil, merupakan produk luar negeri.
• detik , worldpress

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...