Sunday, November 18, 2012

Turkey begins work on ICBM


The Turkish Armed Forces have begun working on a project to develop an intercontinental ballistic missile (ICBM), broadcaster NTV reported on its website today.

A decision to launch the project was made in a July 17 meeting of the Defense Industry Executive Board, headed by Prime Minister Recep Tayyip Erdoğan and Chief of General Staff Gen. Necdet Özel. Erdoğan had previously requested that the military develop missiles with a 2,500-kilometer range.

The board decided to form a satellite launch center that would have a two-fold effect on Turkey's aerospace and military endeavors. First, the center will enable Turkey to place its own satellites in orbit, and second, the center will allow the Turkish military to launch missiles that can navigate outside of the Earth's atmosphere. Attaining an ICBM launch capability is reportedly the chief aim of the satellite launch center.

The Turkish Defense Ministry, the Defense Industry Undersecretariat and the Scientific and Research Council of Turkey (TÜBİTAK), have been jointly working on the project for some time.

The report said Ankara could cooperate with an undisclosed Eastern European country to develop the satellite launch center.

The ICBM project, meanwhile, has sought to improve on the SOM cruise missile developed by TÜBİTAK. The SOM cruise missile has a current range of 300 kilometers. The range would first be increased to 1,500 and later to 2,500 kilometers within the project, according to the report.

The report did not elaborate on whether the SOM's planned 2,500-kilometer range would be increased even further or whether its increased range would be utilized to develop an ICBM separately, as missiles with ranges under 5,500 kilometers are not considered "intercontinental."

The countries known to currently have ICBMs in their military arsenal are Russia, the United States, the United Kingdom, France, China and India.

Teknologi Kendali Roket TNI AU


Alutsista lainnya yang menarik perhatian di Indo Defence 2012  adalah smart bom BP-250 buatan Litbang TNI AU.  Menurut petugas Booth Litbang TNI-AU,  bom BP-250 kosong ini merupakan bom udara ke darat yang kordinat targetnya bisa diatur.  Dengan demikian bom ini bisa membidik sasaran darat  lebih akurat, walau remote targetnya hanya beberapa kilometer.  Ini artinya teknologi bom Indonesia sudah mengalami sedikit kemajuan untuk urusan kendali/ guidance-nya.
Bom Pintar BP-250 TNI AU
Selain Bom Pintar udara ke darat, Litbang TNI AU juga mengembangkan roket darat ke udara.  Dua roket darat ke udara itu dipamerkan TNI AU.
Saya sempat bertanya ke petugas Litbang TNI AU, apa yang bisa dilakukan roket ini jika ditembakkan ke udara tanpa kemampuan guidance ?. Dia mengatakan, memang tidak ada yang bisa dilakukan, apa lagi untuk membidik sasaran bergerak di udara.  Namun setidaknya Litbang TNI AU telah mampu membuat roket serangan darat ke udara. Tahap berikutnya adalah riset terhadap kemampuan kendali roket tersebut, sehingga roket berubah menjadi peluru kendali alias missile.
Tidak jauh dari booth Litbang TNI AU, Lapan juga memamerkan roket RX-550.  Nasibnya sama saja dengan roket Litbang TNI AU, belum memiliki kemampuan guidance. Alhasil roket RX-550 Lapan tersebut sepi dari pengunjung  dan yang menjadi primadona adalah MBT Leopard Revo Rheinmetall Defence.
Saya sempat bertemu salah satu petinggi LAPAN pada tahun 2004. Persoalan Lapan saat itu adalah bagaimana membuat diameter roket yang lebih besar serta membuat guidance roket. Dan kini, diameter roket yang lebih besar telah berhasil dibuat dari RX 420 menjadi RX 550. Namun teknologi kendali roket belum juga ditemukan.
Salah satu harapan yang cukup optimis muncul dari penuturan Litbang TNI AU di Indo Defence 2012. Menurutnya  roket dengan kemampuan kendali darat ke udara, akan terwujud pada tahun 2013.  ”Wah…optimis sekali Pak ?, ujar saya”. Ya..kita akan membuatnya di tahun 2013 nanti.  Ayo TNI AU, berlarilah dengan kencang dan terbang bagaikan rajawali, menguasai dirgantara Indonesia. (JKGR).

KAPAL PERANG ISRAEL TERSENGAT ROKET 107 HAMAS




Brigade Izzuddin Qassam, sayap miilter Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) menembak sebuah kapal perang milik Israel.

FNA (18/11) melaporkan, Brigade Izzuddin Qassam mengkonfirmasikan bahwa serangannya berhasil menghantam kapal tempur Israel itu. Namun hingga kini belum ada keterangan lebih lanjut mengenai kemungkinan jatuhnya korban dan kerugian sementara akibat serangan itu.

Al-Arabiya dalam breaking news-nya menyebutkan, kapal perang Israel itu ditembak dengan roket 107  dari kamp pengungsi Nusairat.

Sumber : Irib

Kehadiran Tank Leopard Doktrin Pertahanan Harus Disesuaikan



MBT Leopard Revolution yang dipesan pemerintah Indonesia dipamerkan di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

17 November 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, doktrin pertahanan TNI tetap akan difokuskan untuk menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun TNI AD kini sudah diperkuat tank tempur utama berkemampuan ofensif Leopard.

“Doktrinnya untuk menjaga kedaulatan negara kita ini. Soal penempatan tank Leopard, nanti akan diserahkan kepada TNI AD dengan tetap berkoordinasi dengan Kemhan,” kata Purnomo, Selasa, saat ditanya soal rencana penempatan tank-tank tempur canggih itu.

Menhan mengatakan, saat ini baru dua tank yang datang untuk dipamerkan di Indo Defence yang akan dibuka Rabu (7/11/2012) di Jakarta International Expo, Kemayoran. “Kedatangan tank Leopard akan membuat tank kita menjadi komplit,” ujarnya.

Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto sebelumnya mengatakan sudah saatnya Indonesia merumuskan ulang doktrin pertahanannya. Untuk kedatangan Leopard itu, Indonesia belum memiliki doktrin untuk tank berat. “Selama ini kita menggunakan doktrin infanteri. Tank hanya digunakan untuk membantu pasukan infanteri,” katanya. Doktrin kavaleri berat, kata dia, yang bisa bertempur mandiri juga harus dibentuk. Dengan rencana pembelian helikopter serang Apache, pemerintah juga harus mengubah doktrin.

Menurut Andi, saat ini tinggal Angkatan Darat yang belum memperkuat doktrin, sementara Angkatan Laut dan Udara dinilai sudah mapan dalam pembentukan doktrin. Kemudian, Kemhan juga harus mengembangkan doktrin gabungan ketiga matra agar senjata masing-masing angkatan bisa dikerahkan dalam operasi militer gabungan. “Senjata masing-masing angkatan itu harus bisa dikerahkan dalam satu operasi militer gabungan,” katanya.

Seperti diketahui, Indonesia sudah merevisi dua kali doktrin pertahanannya. Pertama saat era reformasi dimulai dan terakhir pada 2007. “Sekarang sedang direvisi. diharapkan segera diluncurkan karena revisinya sudah selesai,” kata Andi. Setelah revisi doktrin pertahanan selesai barulah dilakukan revisi doktrin angkatan dan diperkirakan semua doktrin selesai pada 2014 mendatang.

Sumber: Solo Pos

Rudal Yakhont Karamkan Sasaran dalam Delapan Menit



Rudal Yakhont menghantam KRI Berau dan mengirimnya ke dasar laut dalam hitungan menit. (Foto: Commando)

17 November 2012, Jakarta: Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya XXXI/2012 sudah hampir sebulan berlalu. Tetapi, kenangan akan detik-detik penembakan rudal Yakhont belum juga surut. Lambung kapal eks LST Teluk Berau yang ditempatkan di balik cakrawala sejauh 182 km sebagai sasaran, berhasil diendus dan dijebol dalam menit kelima. Dan, pada menit kedelapan kapal ini sudah tenggelam. Tenggelamnya Teluk Berau agak diluar dugaan pimpinan TNI AL karena menurut spesifikasinya, rudal buatan Rusia ini hanya “sekadar” melubangi lambung untuk melumpuhkan operasinya. Untuk menenggelamkannya, kapal perang dan kapal selam TNI AL sudah siap menembakkan Exocet MM-40 block II dan Torpedo SUT.

Kegalakan rudal ini serta-merta membuat gembira KSAL Laksamana TNI Soeparno dan jajaran pimpinan TNI AL, termasuk dua anggota Komisi I DPR yang ikut menyaksikan penembakan rudal ini dari geladak kapal markas KRI Surabaya-592. Selain oleh karena kegalakannya, kegembiraan juga meletup oleh karena dalam uji penembakan sebelumnya di sebuah tempat di Samudera Hindia, rudal ini gagal mengunci sasarannya. Rudal kemudian hilang dan tenggelam entah dimana. Operator Rusia yang diperbantukan mengoperasikan rudal ini dari ruang operasi KRI Oswald Siahaan-354 pulang tanpa membuat evaluasi apa pun. Sejak itu perwira senjata TNI AL berusaha untuk “menundukkan” rudal ini tanpa bantuan pihak Rusia.

Lintasan rudal ini cukup menarik untuk diperhatikan karena berbeda dengan rudal-rudal lain yang biasanya langsung melesat lurus atau balistik menuju sasaran. Angkasa/Commando yang mengabadikan detik-detik penembakan Yakhont dari KRI Surabaya, menyaksikan rudal unik lebih dulu meluncur tegak lurus ke atas dengan kecepatan rendah dengan asap yang tebal. Setelah mencapai ketinggian kira-kira 120 meter, rudal sesaat melambat, melepas roket pendorong tingkat pertamanya, lalu segera melesat dengan kecepatan supersonik dengan mesin pendorong utamanya. Mesin pendorong utamanya berasal dari jenis ramjet, yang hanya akan berhenti jika menghantam sasaran atau kehabisan bahan bakar.

Jika dikendalikan secara benar, dia akan menurunkan ketinggian dan mengunci sasaran dari jarak 40 km terakhir. Pada saat itu pula radarnya akan menyapu secara aktif 12 mil ke kanan dan 12 mil ke kiri dari titik sasaran yang sudah di-install di kepalanya. Jejaknya sulit dilacak radar kapal sasaran karena hanya melayang di ketinggian beberapa meter saja di atas permukaan laut. Menurut spesifikasinya, rudal ini sanggup menghantam sasaran sejauh maksimal 300 km yang bisa ditempuh hanya dalam enam menit. Yakhont adalah rudal P-800 Oniks versi ekspor buatan NPO Mashinostroyeniya.

Atas keberhasilan ini dua anggota Komisi I DPR yang ikut menyaksikan penembakan ini akan mendorong pimpinan DPR untuk menyetujui keinginan TNI AL untuk membeli atau menambah jumlah rudal ini. Sejauh ini, di dunia baru Rusia, Vietnam, Suriah dan Indonesia yang memilikinya. India ikut memproduksinya, namun telah mengubah namanya menjadi BrahMos.

Dari periskop kapal selam KRI Cakra, perwira TNI AL mengabadikan tiga menit kelabu yang dialami eks LST Teluk Berau. Pertama, terjadi ledakan di tengah kapal tak lama setelah rudal itu menghantam. Berikutnya, haluan kapal mendongak ke atas karena buritan terisi air. Beberapa saat kemudian kapal kemudian tenggelam tegak lurus.

“Keberhasilan ini akan jadi catatan berharga. Kini, kami punya data baringan, jarak dan kondisi, ketika rudal itu tepat mengenai sasaran. Ini bukan lagi soal kecanggihan rudal, tetapi kemampuan menembakkannya. Dan, ini tentu akan menjadi deteren yang amat tinggi bagi kekuatan militer Indonesia,” ujar Dansatlinlamil, Kolonel Laut (P) Tri Satriya Wijaya, salah seorang Wasdal Armada Jaya XXXI/2012 kepada Angkasa/Commando.

Sumber: Angkasa

HLC Percepat Modernisasi Peralatan Perang


Astros II dipamerkan di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)

17 November 2012, Sao Paulo: Kondisi alat utama sistem persenjataan yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia sudah tak layak lagi. Jika dibandingkan dengan peralatan perang yang dimiliki negara tetangga, kemampuan dan kelengkapan alutsista TNI jauh di bawah mereka. Menghadapi kondisi tersebut High Level Committee pun dibentuk sebagai pendorong pengadaan alutsista TNI.

“HLC itu untuk mempercepat proses modernisasi persenjataan TNI,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang juga Ketua HLC kepada wartawanKOMPAS M Subhan SD di Sao Paulo, Brasil, Rabu (14/11) malam waktu setempat atau Kamis (15/11) pagi waktu Indonesia.

HLC terbentuk setelah serangkaian rapat kabinet bidang politik, hukum, dan keamanan sepanjang 2011 yang membahas pengadaan alutsista. Cara kerja HLC berupaya mempercepat pengadaan alutsista prioritas, yaitu akselerasi, paralelisasi (pengadaan dan pembiayaan), integrasi (Kementerian Pertahanan dan TNI), koordinasi, dan inspeksi (kunjungan ke produsen).

Dalam kaitan itu, pekan ini Sjafrie bersama rombongan berkunjung ke Brasil, yakni ke Avibras (produsen roket) dan Embraer (produsen pesawat Super Tucano). Sjafrie bersama rombongan melihat dan berdiskusi langsung dengan para produsen alutsista itu tanpa perantara.

Menurut Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, pembelian roket tersebut diharapkan terwujud pada 2013. Adapun pesawat Super Tucano 2013. Adapun masih ada delapan unit lagi yang ditunggu dari 16 unit yang dibeli.

Kekuatan pertahanan

Dengan pembelian roket itu ujar Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, kekuatan TNI bisa menyamai kekuatan pertahanan negara-negara lain.

“Indonesia sudah lama tidak punya satuan roket seperti digunakan Brasil. Pembelian (roket) dari Avibras ini untuk melengkapi alutsista kita,” kata Edhie. Apalagi, tambah Edhie, kemampuan roket tersebut bisa dikembangkan daya tembaknya dari 95 kilometer menjadi 300 km.

Memang sampai saat ini hampir semua alutsista TNI merupakan pembelian masa lalu sehingga usianya sudah sangat tua sebagai ukuran peralatan perang. Pada masa lalu, kekuatan perang Indonesia sangat dominan dan ditakuti terutama di kawasan Asia Tenggara.

Namun, saat ini kondisi justru tertinggal dari negara-negara tetangga di kawasan tersebut. Misalnya saja tahun ini pesawat TNI AU beberapa kali jatuh pada saat latihan seperti di Halim, Jakarta, dan Pekanbaru, Riau.

Dalam rapat-rapat cabinet bidang politik, hokum, dan keamanan tahun 2011 yang membahas alutsista, pemerintah memutuskan bahwa pemenuhan kebutuhan alutsista TNI diarahkan untuk mencapai kekuatan dasar minimum atau minimum essential force (MEF).

Untuk mendukung percepatan MEF, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 50 triliun untuk periode 2010-2014. Namun, hingga 2012, anggaran yang direalisasi masih sedikit, yaitu sekitar Rp 17 triliun.

Sumber: KOMPAS

PANGLIMA TNI PUAS LATGAB SUKSES




Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengaku puas dengan pelaksanaan Latihan Gabungan 2012 yang berlangsung di Pantai Sekerat, Kecamatan Bengalon Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim.

"Gambaran keseluruhan dari awal sampai saat ini, latgab berjalan sukses sesuai rencana, baik, realistis, dan saya puas," katanya saat memberikan keterangan pers di Pelabuhan Teluk Tutung, Bengalon, Kutai Timur, Jumat.

Saat memberikan keterangan Agus didampingi antara lain Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparmo, Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat, Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, Wairjen TNI Chaidir Serunting S`kti, dan Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen Dikcy W Usman.

Menurut Panglima, latgab itu merupakan lanjutan dari yang dilakukan AL melalui Armada Jaya, AU lewat Angkasa Yudha, dan AD adalah Latihan Kecabangan.

Keseluruhan latihan tersebut, lanjutnya, digabungkan menjadi Latgab 2012.
"Latgab kali ini kami rancang setingkat brigade, karena tahun lalu kita rancang untuk tingkat batalyon, dan tahun depan akan kita tingkatkan lebih besar lagi dari tingkat brigade ini," ujarnya.

Ia menjelaskan, latgab dimaksudkan menguji apa yang dimiliki, kemudian meningkatkan profesionalisme prajurit di dalam operasi gabungan.

"Alhamdulillah tidak ada kendala berarti selama latgab berlangsung. Kalaupun ada hal kecil di lapangan itu merupakan bagian dari latihan. Justru dengan ada masalah kecil itu mereka harus bisa memecahkan masalah yang dialami," katanya.

Usai menyaksikan latgab, panglima dan rombongan kembali ke Tanjungbara menggunakan kapal "tugboat" milik TNI AL dengan nomor lambung 591-2.

Sekitar pukul 10.00 wita, panglima bertolak dari Bandara Tanjungbara Sangatta menuju Balikpapan menggunakan pesawat Cassa Skuadron milik TNI AL dengan nomor penerbangan HA-615-2 dan selanjutnya kembali ke Jakarta.  






Sumber : Antara

ROKET HAMAS UJI KEHANDALAN IRON DOME ISRAEL




Peluncur rudal Fajr-5 milik Iran yang digunakan Hamas Palestina menyerang kota-kota di Israel
 Pertempuran antara Israel dengan pejuang Palestina yang dimulai sejak Rabu 14 November lalu, menjadi ujian bagi sistem pertahanan anti rudal yang dimiliki Negara Yahudi itu. Pihak Palestina meluncurkan ratusan roket sebagai balasan atas serangan udara yang dilakukan Israel ke wilayah Jalur Gaza.

"Sistem pertahanan yang diberi nama ”Iron Dome” itu berhasil menangkal 90 persen roket yang diluncurkan oleh Hamas ke wilayah-wilayah Israel yang padat penduduk," pernyatan militer Israel, seperti dikutip the Washington Post, Sabtu (17/11/2012).

Namun sistem pertahanan tersebut tidak mampu mencegah serangan roket Hamas yang diarahkan ke dua kota terbesar Israel, Yerusalem dan Tel Aviv. Selama ini Hamas hanya menyerang wilayah selatan Israel yang berjarak dekat dengan Jalur Gaza sehingga Iron Dome difokuskan untuk menjaga wilayah tersebut.
Serangan terhadap Tel Aviv dan Yerusalem menunjukkan bahwa saat ini Hamas memiliki kemampuan untuk melakukan serangan roket jarak jauh. Hamas sebelumnya menyatakan bahwa mereka telah mengembangkan roket jarak jauh yang dinamakan M-75.

Namun Hamas belum pernah menggunakan roket tersebut sampai dengan serangan ke Yerusalem kemarin. Hamas juga dilaporkan memiliki roket jarak jauh Fajr-5 buatan Iran yang digunakan untuk serangannya ke Tel Aviv.

“Ketika kami merencanakan serangan ke Gaza, kami telah mengetahui kemampuan serangan jarak jauh yang dimiliki Hamas. Selama ini kami tahu mereka memiliki jarak jauh, hanya saja baru kali ini mereka memutuskan untuk menggunakannya," ujar salah satu pejabat senior Departemen Pertahanan Israel.

Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS) Michael Oren berusaha meredakan kekhawatiran tentang kemampuan serangan jarak jauh Hamas. “Saya kira mereka tidak memiliki roket jarak jauh dalam jumlah banyak. Tidak ada korban yang ditimbulkan oleh roket jarak jauh itu, hal ini lebih kepada isu psikologis," ujar Oren dalam konferensi pers di Washington.






Sumber : Okezone

PBB MINTA INDONESIA KIRIM PASUKAN PERDAMAIAN KE SURIAH


Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Indonesia mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Suriah, jika Dewan Keamanan (DK) PBB menyetujui pembentukan pasukan internasional ke negara bergolak itu, kata anggota Komisi I DPR RI, Hayono Isman.

Permintaan tersebut disampaikan Kepala Penjaga Perdamaian PBB (DPKO), Herve Ladsous, ketika melakukan pertemuan dengan delegasi Komisi I DPR RI di Markas Besar PBB, New York.

"Oleh karena itu, kita akan bersiap-siap untuk kemungkinan pengiriman pasukan perdamaian Indonesia ke Suriah. Mengenai berapa jumlah personel, itu nanti tergantung Dewan Keamanan," kata Hayono kepada ANTARA News, Rabu waktu setempat, seusai mengunjungi masyarakat Indonesia di New York yang terkena dampak Badai Sandy 29 Oktober 2012.

Media internasional, yang mengutip para diplomat pada akhir Oktober lalu, melaporkan bahwa Herve Ladsous mengisyaratkan pihaknya dapat menyediakan pasukan perdamaian ke Suriah dengan kekuatan hingga 3.000 personel, yang siap digelar untuk mendukung gencatan senjata di antara pihak-pihak yang bertikai.

Namun demikian, DK PBB dengan 15 anggotanya harus setuju untuk penggelaran pasukan itu di Suriah.

Namun, DK-PBB sejauh ini belum memiliki kesatuan pendapat dalam menyikapi konflik Suriah.

Resolusi DK PBB yang dirancang untuk mengancam pemberian sanksi bagi pemerintah Presiden Bashar Al Assad telah diveto oleh dua anggota tetap, yaitu China dan Rusia.

Selain mengharapkan kontribusi pasukan Indonesia untuk ke Suriah, kata Hayono, Ladsous juga mengharapkan bahwa  Indonesia dapat menyediakan 1.500 polisi perempuan untuk bergabung dengan pasukan perdamaian PBB di Darfur.

"Kita belum tahu dapat menyediakan berapa banyak personel. Yang pasti, polisi perempuan ini dibutuhkan untuk lebih menangani situasi perempuan yang rentan terhadap kekerasan," ujar Hayono.

Dalam pertemuan dengan Ladsous, ia mengemukakan, pasukan perdamaian Indonesia dipuji sebagai pasukan terbaik.

"Pasukan kita dinilai tidak mempunyai cacat apapun, baik dalam hal pelaksanaan tugas maupun operasional dan administratif. Tidak heran kalau kita kerap diminta untuk menyumbang pasukan," ujar Hayono.

Indonesia saat ini berada di urutan-15 negara terbesar dalam hal pengirim pasukan penjaga perdamaian PBB.

Menurut catatan Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York, pasukan Indonesia sejumlah 1.993 personil saat ini tersebar di tujuh misi perdamaian PBB, termasuk di UNIFIL (Lebanon) 1.455 orang, UNAMID (Darfur) 140 orang, MONUSCO (Kongo) 175 orang, MINUSTAH (Haiti) 167 orang dan UNMISS (Sudan Selatan) sembilan orang.

Selain itu, pasukan Indonesia juga bertugas di UNISFA (Abyei-Sudan) dan UNMIL (Liberia).

Belum lama ini, Indonesia juga diminta DPKO memberikan kontribusi berupa tiga helikopter M-17 beserta 120 personil dan 1 batalion infantri beranggotakan 800 personil untuk ditempatkan di Kongo bersama MONUSCO, yang diharapkan PBB sudah dapat dikirim pada Maret 2013.

Hayono Isman merupakan ketua delegasi Komisi I DPR-RI yang melakukan kunjungan kerja ke New York pada 12-15 November.

Delegasi beranggotakan sembilan orang itu telah mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat tinggi dan badan PBB, termasuk Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon, Presiden Majelis Umum PBB ke-67, Vuk Jeremic, Kepala DPKO Herve Ladsous, Office for Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dan Central Emergency Relief Fund (CERF), UNDP, UN Department of Peace Keeping Operations (UNDPKO), serta UN Department of Field Service (UNDFS).

Adapun delapan anggota Komisi I lainnya terdiri dari Enggartiasto Lukita, Roy Suryo, Meutya Hafid, Adjeng Ratna Suminar, Achmad Daeng Se're, Muhammad Idris Lutfi, Mirwan Amir dan Sayed Mustafa Usab.

Komisi I DPR RI juga memanfaatkan kunjungan mereka untuk mengunjungi WNI di New York yang terkena Badai Sandy, serta mengadakan rapat dengar pendapat dengan Wakil Tetap Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York dan Konsul Jenderal RI di New York menyangkut pengawasan dan anggaran.






Sumber : Antara

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...