Monday, October 07, 2013

Vulcan M197 20mm: Senjata “Organik” T-50i Golden Eagle TNI AU


M-197 Gatling Gun
M-197 Gatling Gun
Bicara seputar update alutsista di matra udara, selain hadirnya formasi lengkap 16 jet Sukhoi Su-27/Su-30 di skadron udara 11. Dalam waktu yang bersamaan, publik juga tengah dibuat kagum dengan berdatangannya jet latih lanjut dari Korea Selatan, T-50i Golden Eagle. Secara bertahap 16 unit T-50i Golden Eagle berdatangan ke lanud Iswahjudi, hingga ditargetkan jet buatan KAI (Korea Aerospace Industries) ini akan komplit diterima sang user, yakni skadron udara 15 pada akhir tahun 2013 ini.
Ditilik dari spesifikasinya, T-50i punya dua peran utama, yakni sebagai pesawat jet latih lanjut (advance trainer) dan sebagai pesawat jet tempur multirole. Dengan adanya dua kemampuan tersebut, skadron udara 15 seolah menjadi ‘naik kelas,’ bukan saja mengemban peran sebagai skadron latih, tapi juga punya kemampuan meng-handle tugas-tugas pertempuran, baik  misi combat air to air dan air to ground. Identitas pesawat di skadron 15 pun berubah karenanya, bila sebelumnya dengan armada jet Hawk MK.53 label yang disematkan adalah LL (latih lanjut), maka di sayap ekor T-50i terlihat jelas identitas TT (tempur taktis). Ini artinya T-50i diposisikan sama halnya dengan jet Hawk 100/200 yang ada di skadron 1 dan skadron 12. Atau dimasa lalu, tugas ini diemban oleh A-4E Skyhawk.
Kupasan atau bedah sosok elang penempur asal Negeri K-Pop ini sudah banyak diulas oleh beragam media. Selain unsur avionic yang canggih, sesuai standar jet tempur generasi keempat, keunggulan T-50i juga pada adopsi aneka ragam senjata. Bila jet lawas Hawk MK.53 tidak bisa menggotong rudal, maka T-50i justru punya seabreg sista, bahkan etalase senjata yang bisa dibawa setara dengan F-16 Fighting Falcon.

USA TAWARKAN F-35 KE INDONESIA


Ada satu trik menarik yang dilakukan USA dalam menjual peralatan militer. Amerika Serikat selalu menawarkan satu atau dua langkah ke depan, yang terkadang susah untuk ditolak.kontraktor utama pembuat pesawat F-35 Lightning II, Lockheed Martin, melirik Indonesia sebagai salah satu negara potensial untuk penjualan pesawat generasi kelima berteknologi stealth tersebut.
Direktur pencarian pelanggan internasional Lockheed Martin, Dave Scott, mengatakan, kepercayaan komunitas internasional terhadap pesawat program Joint Strike Fighter (JSF) itu, makin tumbuh setelah Jepang memutuskan membeli F-35.

penolakan' terhadap rencana pembelian kapal Belanda

"Kami menemukan fakta, dalam surat tanggal 4 Mei 2012 kepada Panglima TNI, Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparmo tersirat adanya 'penolakan' terhadap rencana pembelian kapal Belanda itu," ungkap Deklarator Komite Pengawas KPK Neta S Pane, Senin (25/6).
Kepala Presidium Indonesia Police Watch (IPW) ini juga menyodorkan bukti jika KSAL memberikan perbandingan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) milik Italia yang harganya sama. Tapi peralatan tempurnya lebih komplit. Sedangkan kapal milik Belanda tidak dilengkapi peluncur rudal sasaran udara maupun laut. Selain itu tidak dilengkapi torpedo anti kapal selam dan hanya dilengkapi meriam 76 mm. Sehingga untuk melengkapi kapal PKR itu, TNI AL hrs mengeluarkan dana lagi sebesar Rp 750 miliar.
"Padahal jika membeli dari Italia, kapal tersebut sudah lengkap dan tidak perlu mengeluarkan dana tambahan lagi," papar Neta.
Tragisnya, lanjut Neta, sejak 2009, pabrik kapal Belanda itu tak berproduksi. Kapal perang yang mereka bikin adalah kapal standar sipil dengan sistem radar kapal sipil. Untuk itu, KPK didesak segera turun tangan agar tidak terjadi korupsi dalam proyek ini. Apalagi beredar kabar adanya pihak-pihak tertentu yang melobi DPR agar menggolkan proyek ini.
"Kami mempertanyakan, kenapa akhir-akhir ini pembelian alutsista TNI sangat gencar dilakukan, dengan sasaran yang kurang tepat, apakah ini ada kaitannya dengan 'pengumpulan' dana Pemilu. Jika itu yang terjadi sama artinya mengorbankan alutsista TNI demi kepentingan tertentu," urai Neta.
Untuk itu, masih kata Neta, KPK harus mengusut dugaan ini demi menyelamatkan alutsista TNI agar segera tercipta TNI yang kuat dan tangguh.
Sumber : RepublikaKami menemukan fakta, dalam surat tanggal 4 Mei 2012 kepada Panglima TNI, Kepala Staf TNI AL Laksamana Soeparmo tersirat adanya 'penolakan' terhadap rencana pembelian kapal Belanda itu," ungkap Deklarator Komite Pengawas KPK Neta S Pane, Senin (25/6).

Kepala Presidium Indonesia Police Watch (IPW) ini juga menyodorkan bukti jika KSAL memberikan perbandingan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) milik Italia yang harganya sama. Tapi peralatan tempurnya lebih komplit. Sedangkan kapal milik Belanda tidak dilengkapi peluncur rudal sasaran udara maupun laut. Selain itu tidak dilengkapi torpedo anti kapal selam dan hanya dilengkapi meriam 76 mm. Sehingga untuk melengkapi kapal PKR itu, TNI AL hrs mengeluarkan dana lagi sebesar Rp 750 miliar.

"Padahal jika membeli dari Italia, kapal tersebut sudah lengkap dan tidak perlu mengeluarkan dana tambahan lagi," papar Neta.

Iran Air Force To Equip F-14 Fighters With New Indigenous Air-To-Air Missile


TEHRAN :  Iranian air force units will soon equip their F-14 fighter jets with a new indigenous air-to-air missile as a replacement for the old American ‘Phoenix’ missile.
Iranian military experts and researchers have completed the production process of a new air-launched missile, dubbed “Fakour 90” (Thoughtful 90), which will be mounted on F-14 Tomcat fighter jets.

Speaking in a conference on air-launched weaponry held in Tehran on Tuesday, Deputy Chief of Staff of Iran's Armed Forces Brigadier General Mohammad Hejazi explained that Fakour 90 is an air-to-air mid-range missile.

TNI AL Tingkatkan Pengamanan Wilayah Perbatasan Kepulauan Riau


TNI AL meningkatkan pengamanan wilayah perbatasan, khususnya di sekitar perairan Kepulauan Riau (Kepri), seiring tingginya potensi pelanggaran batas wilayah. Itu dilakukan untuk menjaga pulau terluar agar tidak diakui negara lain.

TNI AL Tingkatkan Pengamanan Wilayah Perbatasan Kepulauan Riau

"Perbatasan negara kita sangat dinamis dan sangat rentan, cukup banyak pelanggaran yang ditemui dan ditindak. Ada yang dilakukan kapal perang asing, yang biasanya langsung kita usir keluar dari wilayah perbatasan, ataupun illegal fishing yang dilakukan nelayan asing, yang biasanya kita tangkap dan kita tindak," kata Komandan Lanal Tarempa, Letkol Laut (P) Agung Jaya Saktika, di Anambas, kemarin.

Indonesian People Crazy!


13810473102127953303
Burung “Garuda”, lambang kebanggaan Indonesia

Siapa pun yang mengaku orang Indonesia, bila mendengar kalimat dalam judul tersebut di atas apalagi dilontarkan oleh orang “bule” tentu akan marah, tersinggung dan buntutnya bisa jadi si bule yang mengucapkan kalimat itu akan “dilabrak” habis-habisan, tanpa kompromi sebagai bentuk berontaknya “nasionalisme” yang melekat pada jiwanya. Akan tetapi aku sebagai “Indonesia tulen” tidak demikian menanggapinya. Bukan karena aku sudah tak peduli lagi dengan apa itu yang namanya nasionalisme, bukan pula karena aku “takut” karena yang mengucapkan kalimat itu bule bertubuh tinggi besar. Bukan itu! Aku tidak marah karena itu hanyalah sebuah “majas”, sebuah gaya bahasa, sebuah majas “interjeksi preterito”, sebuah ungkapan hati seseorang berupa penegasan tentang sesuatu dengan menyembunyikan maksud yang sebenarnya. Aku pun tidak marah karena kalimat lanjutannya justru menambah kebanggaanku terhadap Indonesia, “Wow… Indonesian people crasy! ….. wonderfuf, fantastic ….. …. amazing ……I really appreciate how Indonesian guess created it”. Nah, dengan melihat kalimat lengkapnya si bule ini, semoga anda akan “mengampuni” aku yang tidak marah dengan kata-kata si bule tadi ”Indonesian people crazy!”.

Sebaris kalimat ungkapan tersebut aku rekam dalam memori ingatanku ketika suatu sore, di hari Minggu, di akhir bulan September 2013 lalu, aku bertemu dengan seorang kenalanku, seorang Officer dari sebuah negara di kawasan Eropa yang kini sama-sama sedang menjalankan misi perdamaian PBB di Lebanon. Aku kenal dengan sang Officer beberapa bulan sebelumnya ketika mengikuti program Induction Training yang dilaksanakan Unifil (United Interim Force In Lebanon). Aku bertemu dengannya sore itu ketika aku baru keluar dari pagar markasku di Soedirman Camp, jalan kaki, dengan pakaian olah raga lengkap mau cari keringat, bermain bulutangkis di Unifil Rub Hall seperti kebiasaanku di waktu senggang atau hari libur.

Perjumpaan yang tak terduga itu akhirnya melahirkan sedikit perbincangan yang ujung-ujungnya ia menunjuk sebuah patung garuda raksasa yang saat itu kelihatan dari jalanan pintu gerbang yang sedang digarap rekanku dari Satgas Force Protection Company (FPC). Dan kalimat-kalimat itulah yang terlontar dari mulutnya sembari geleng-geleng kepada, ” “ Wow… Indonesian people crasy! ….. wonderfuf, fantastic ….. …. amazing ……I really appreciate how Indonesian guess created it”. Sebuah kalimat pujian yang membuat kepalaku sebagai warga Indonesia seakan “membesar” sehingga aku hanya menanggapinya dengan singkat, “ Thank you for your apreciation and your praise, Sir!” . Selanjutnya setelah “basa basi” mengucapkan salam perpisahan, aku pun melanjutkan perjalanan, menyusuri jalanan aspal berkelok-kelok di Green Hill, Naqoura, South Lebanon.

Presiden : Akhir Tahun, Kekuatan Pertahanan Kita Meningkat



jakarta  : Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sistem pertahanan dengan modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang dibutuhkan TNI dalam menunjang tugasnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan industri pertahanan luar dan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI.

"Dalam waktu dekat ini hingga akhir tahun depan, kekuatan alutsista kita meningkat secara signifikan," kata  dalam pidatonya pada HUT TNI ke-68 di Skandron 2 Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu 5 Oktober 2013.

Menurut SBY, pemerintah telah dan akan mendatangkan beberapa alutsista yang dibutuhkan TNI. Untuk Angkatan Darat kata SBY, akan segera menggunakan tank tempur utama, kendaraan tempur anoa, meriam artileri kaliber 155 milimeter, rudal pertahanan udara, rudal antitank, roket laras multi taktis serta heli perang dan heli serbu.

Agenda Besar TNI Setelah Upaya Reformasi


TNI memasuki usia ke-68. Upaya reformasi institusi ini mulai menampakkan hasilnya. Mulai dari netralitas saat pemilu hingga pendirian pusat persiapan pasukan perdamaian. Namun, masih ada agenda yang harus dilakukan. Apakah itu?

 jakarta  :TNI telah kembali ke jati dirinya untuk menjalankan fungsi dan tugas pertahanan negara, yakni menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Capaian ini harus dijaga.

Demikian pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berpidato pada peringatan ulang tahun TNI ke-68 di Pangkalan Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, Sabtu (5/10).

Menurut Presiden SBY, reformasi TNI nampak dari netralitasnya saat Pemilu 2009. Presiden berharap TNI mampu menjaga netralitas itu ketika Pemilu 2014. "Karena dengan cara itulah TNI akan semakin dipercaya dan menjadi bagian penting dalam proses pematangan demokrasi di Indonesia," katanya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...