Thursday, January 31, 2013

Indonesia's MLRS

A multiple rocket launcher (MRL) is a type of unguided rocket artillery system. Like other rocket artillery, multiple rocket launchers are less accurate and have a much lower (sustained) rate of fire than batteries of traditional artillery guns.
However, they have the capability of simultaneously dropping many hundreds of kilograms of explosive, with devastating effect.

First developed in 1409, the Korean Hwacha is the most likely example of the first weapon system with a resemblance to the modern-day multiple rocket launcher. The first modern multiple rocket launcher was the German Nebelwerfer of the 1930s, a small towed artillery piece. Only later in World War II did the Allies deploy similar weapons in the form of the Land Mattress.

Iran Produksi Massal Sistem Rudal Ya Zahra dan Mersad

Sistem rudal pertahanan udara Ya Zahra
Uji coba sistem rudal pertahanan udara Ya Zahra, Rabu, 14 November 2012 (Foto:presstv.ir)
ARTILERI - Lini produksi dari sistem rudal jarak pendek baru "Ya Zahra" yang diproduksi dalam negeri Iran telah diresmikan. Selain itu, produksi massal sistem rudal Mersad telah dikirim ke Pangkalan Pertahanan Udara Khatam-ol-Anbiya (Khatamul Anbiya), Iran.
Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi yang menghadiri upacara peresmian tersebut, memberikan penjelasan kepada Press TV mengenai fitur baru sistem rudal pertahanan udara mobile (bergerak) Ya Zahra, dengan mengatakan, "Senjata ini memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, melacak, dan menghancurkan target udara, seperti berbagai jenis pesawat, helikopter, dan UAV (pesawat tak berawak) dalam jarak dekat."

Bom Blast Effect Diuji Coba di Lanud Iswahjudi


Para teknisi pesawat F-16/Fighting Falcon Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi saat memasang Bom yang akan di uji coba, di AWR Pandanwangi, Lumajang, Rabu (30/1). (photo : TNI AU).


Guna mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri pertahanan di tanah air, Dislitbangau mengadakan uji coba bom, dengan menggunakan pesawat tempur F-16/Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Rabu (30/1).

Philippines Nears $443 Million Deal for South Korea Fighter Jets




The Philippines is close to reaching an 18 billion peso ($443 million) deal to purchase 12 fighter jets from South Korea as it moves to bolster its defenses amid tensions with China over disputed territory.

Defense Assistant Secretary Patrick Velez today said the government intends to finalize a contract with Korea Aerospace Industries Ltd. (047810) by the 
end of February and two could be delivered in the next six months. The Philippines hasn’t had an operating fighter jet since 2005.

“The military upgrade is already a priority before our incident with China,” Edwin Lacierda, a spokesman for President Benigno Aquino, told reporters today. “It is not aimed at any particular country. It is our obligation to modernize our military hardware.”

Final Giraffe Arrives in Australia







Counter Rocket Artillery and Mortar radar (photo : Aus DoD)

Minister for Defence Materiel Jason Clare today announced that the final of three Counter Rocket Artillery and Mortar (C-RAM) Giraffe radars has arrived in Australia.

Mr Clare said two radar systems are currently operating in Tarin Kot. This third system will be used to train troops ahead of their deployment to Afghanistan.

“The Giraffe radars provide our troops with early detection of attacks from enemy rockets, artillery and mortars, protecting Australian and ISAF forces,” Mr Clare said.

Tahun Ini Yon Armed TNI AD Segera Diperkuat MLRS Astros II


Tahun ini, Resimen Armed 2/1 Kostrad rencananya akan mengganti alat utama sistem persenjataan (Alutsista) jadul dengan persenjataan yang lebih canggih. Salah satunya, Alutsista yang ada di lingkungan Batalyon Armed Pasopati 9 Purwakarta.

Pasalnya, artileri yang ada terutama yang terdapat di tiga Batalyon Armed dinilai sudah usang dan harus segera disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bila tak ada aral melintang, dalam waktu dekat Batalyon ini akan mendapatkan Alutsista berbentuk roket yang diimpor dari Brazil.

Komandan Resimen Armed 2/1Kostrad, Kolonel Arm Mohamad Naudi Nurdika mengaku, saat ini Alutsista yang dimiliki tiga Batalyon dibawah struktur Resimen Armed 2/1 Kostrad, masing-masing Yon Armed 9 Pasopati, Yon Armed 10 Brajamusti, dan Yon Armed 13 Nanggala, adalah berjenis meriam 105 mm-M101A1 buatan Amerika tahun 1942, dan meriam 76/GN buatan Yugoslavia dengan tahun pembuatan 1949.

Kopassus Jalin Kerjasama Dengan Pasukan Bela Diri Jepang


Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen (TNI) Jaswandi menerima kunjungan kehormatan Jenderal Eiji Kimizuka, Kepala Staf Angkatan Darat Pasukan Bela diri Jepang, beserta rombongan di Makopassus Cijantung, Jakarta Timur, Senin (28/1/2013).
Kunjungan didahului dengan penyambutan jajar kehormatan, foto bersama dan Courtessy Call di Ruang Danjen Kopassus. Kegiatan kemudian dilanjutkan pertemuan di ruang rapat Kopassus, yang diawali dengan sambutan Danjen Kopassus, sambutan KSADJepang, paparan Asops Danjen Kopassus Letnan Kolonel (Inf) Rifky, dan diakhiri dengan pemutaran film profil Kopassus dan pengisian buku tamu.

Wednesday, January 30, 2013

Tawaran Baru Dalam Rapim TNI 2013




Dalam ajang pameran alutsista yang diselengarakan di area Mabes TNI bersamaan dengan Rapim TNI 2013, ada sesuatu yang menarik karena baru telihat dan muncul di pameran kali ini.  Walau masih baru ditawarkan ke TNI, alutsista yang cocok digunakan untuk korps pasukan katak TNI AL ini cukup menarik perhatian. 
PT. Elmas Viana Djaja membawa 3 kendaraan khusus dalam pameran ini, yaitu Arnawama, Titah Hitam RI-1 dan Ganendra RI-1. Mengadopsi tekhnologi dari Belanda dan akan di produksi di Indonesia, sebuah lokasi di Cilegon telah disediakan untuk proses produksi. Berikut sekilas kemampuan yang di tawarkan dari masing-masing  kendaraan khusus tersebut:

Bulan Februari 2013 PT Dirgantara Indonesia Akan Memberi Kejutan

ARCOM.CO.ID , Bandung. Asisten Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Bidang Sistem Jaminan Mutu Sonny Ibrahim Saleh, berjanji akan memberi kejutan kepada masyarakat di bulan Februari 2013, dengan mengembangkan kembali pesawat yang telah lama tidak terdengar namanya, namun Sonny masih merahasiakan nama pesawat tersebut, hal itu terungkap dalam acara Coffee Morning bersama wartawan, Selasa, (18/12/2012), bertempat di Gedung Pusat Manajemen PT DI jalan Pajajaran Bandung.
Selain akan memberi kejutan, Sonny pun menjelaskan secara panjang lebar berbagai perkembangan PTDI hingga akhir tahun 2012. “PTDI nyaris menjadi perakit pesawat, bila menjadi perakit, PTDI sudah tidak spesial lagi”, ungkap Asisten Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Bidang Sistem Jaminan Mutu Sonny Ibrahim Saleh.

Oldies…Yet Still Goodies, SP-1 Reborn


 Rupanya bagi Pindad tidak hanya tembang lawas yang membangkitkan kenangan. Sang veteran Perang tua SP-1 dibangkitkan kembali dengan sejumlah perubahan yang membuatnya sesuai untuk pertempuran abad ke-21.

Setidaknya semangat ini yang meruap saat ARC datang ke Rapim TNI di Cilangkap. Seperti biasa, sejumlah alutsista hasil riset nampak dipamerkan. Berbeda dengan Rapimnas beberrapa tahun lalu dimana Pindad menyajikan SS-4 battle rifle yang mengadopsi munisi 7,62x51mm NATO, tahun ini Pindad kembali membangkitkan salah satu produk lawasnya ke dalam wujud yang baru.

SS-4 sudah tak ditampilkan, walau Pindad tak memberi alasan. ARC sendiri meyakini bahwa bobot senjata yang kelewat berat menyebabkan SS-4 menjadi tidak diminati. Produk senjata sejenis buatan Negara lain seperti Mk17 Mod 0 SCAR dan Beretta ARX-200 sudah menampilkan receiver bawah yang terbuat dari polimer. Jujur untuk teknologi polimer Pindad memang ketinggalan, jadi untuk sementara SS-4 memang harus kembali ke meja desain.

Era Baru Rudal Indonesia

c-705-launch
Indonesia akhirnya bergerak maju untuk menyongsong industri peluru kendali dalam negeri. Kerjasama pembuatan Rudal C-705 dengan China, sempat  membuat kepala para petinggi Dephan pening, karena tuntutan China cukup tinggi, jika Indonesia ingin memperoleh ToT-nya (transfer of technology).
Namun persoalan ini akhirnya terselesaikan, walau persyaratannya cukup berat.
(Senin, 28 Januari 2013). TEMPO.CO, Jakarta - TNI Angkatan Laut akan menggunakan rudal C-705 asal Cina pada kapal cepat rudal (KCR) buatan dalam negeri.Rencananya, sebanyak 16 kapal perang KCR-40 buatan pabrik kapal di Batam, PT Palindo Marine, bakal dilengkapi dengan peluru kendali tersebut.
“Kontrak sudah diteken, rudal diperkirakan tiba pada tahun 2014,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama, Untung Suropati, kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013. 
Sesuai UU Nomor 16 Tahun 2012, pemerintah akan melakukan kerja sama transfer teknologi dalam skema pembelian alat utama sistem persenjataan ini. Dengan skema transfer teknologi ini, diharapkan tiga pabrik dalam negeri: PT. Pindad, Lapan, dan PT. Dirgantara Indonesia, bakal mampu membuat rudal sendiri. 
Sebelumnya, Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos Batubara, mengaku sedang menegosiasikan kontrak transfer teknologi dengan produsen Tiongkok itu. “Masih kami upayakan ke arah sana,” kata Pos, ditemui usai peresmian KRI Beladau 643 di Batam, pekan lalu.
Dia memastikan produsen lokal akan terlibat dalam proses transfer teknologi antara Cina dan Indonesia. “Harapannya kita mampu produksi sendiri,” ujar dia.
Kepala Badan Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal Ediwan Prabowo, mengatakan sejumlah produsen lokal mulai terlibat dalam persenjataan KCR 40. “PT. Pindad mulai terlibat, tapi persentasenya masih kecil,” kata Ediwan.
Dia enggan menyebutkan nilai kontrak pengadaan rudal Cina tersebut. “Kontrak pengadaan senjata dipisah dengan pembuatan kapalnya,” kata Ediwan. Nilai pembuatan kapal cepat rudal 40 mencapai Rp 75 miliar per unit. Seluruhnya menggunakan skema pinjaman dalam negeri.

Izin Lintas Pesawat Asing Akan Diringkas

Ada empat hal pokok yang dibahas dalam memformulasikan suatu kebijakan dalam pengawasan.

http://us.media.viva.co.id/thumbs2/2010/10/05/97234_pasukan-tni_209_157.jpg
Dalam upaya memformulasikan kesepakatan atau kesatuan dengan mengeluarkan kebijakan tentang pengawasan wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di udara, pemerintah memiliki empat hal pokok yang dibahas.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Politik (Menko Polhukam), Djoko Suyanto dalam Rapat Pimpinan Tingkat Menteri (RPTM)  yang membahas Penanganan Penerbangan Pesawat Asing tidak Terjadwal di wilayah NKRI, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis 29 Maret 2012. 

LANAL KARIMUN OPTIMALKAN RADAR AMANKAN PULAU TERDEPAN


Karimun,  Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, mengoptimalkan Satuan Radar Leho di Kecamatan Tebing untuk memantau lalu lintas kapal di pulau terdepan, Takong Hiu dan Karimun Anak.

"Satuan Radar Leho merupakan unjung tombak dalam mengamati dan mendeteksi kapal-kapal asing yang melanggar perbatasan di dua pulau terluar Karimun," kata Komandan Lanal Tanjung Balai Karimun Letkol Laut (P) Sawa dalam Seminar Wawasan Kebangsaan dengan tema "Menjalin Silaturahim Elemen Kelompok Bangsa dalam Upaya Memperkuat NKRI di Wilayah Perbatasan Karimun-Kepri", Senin.

Seminar itu digelar Komunitas Merah Putih bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Karimun di Gedung Nasional Tanjung Balai Karimun.

Radar di Leho, kata dia, memiliki kemampuan untuk mendeteksi setiap kapal yang melintas di perairan Selat Malaka, Selat Durian dan Selat Philips yang berbatasan dengan Singapura.

Menhan : Tiga Tahun Kedepan Alutsista TNI Lebih Baik Dan Modern


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro optimis penyehatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Indonesia akan membaik paling lambat dalam jangka waktu tiga tahun kedepan. Penyehatan alutsista dilakukan berdasarkan Undang-undang (UU) Industri Pertahanan Negara.
"Penyehatan akan dilakukan berdasarkan Industri pertahanan dan akan kita lakukan dalam waktu tiga tahun. Saya optimis semua itu akan bisa kita lakukan," kata Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2013 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1).

Untuk mencapai semua itu, Purnomo berharap adanya kesatuan persepsi dari seluruh pimpinan TNI dalam pelaksanaan tugas 2013. Dengan demikian, penguatan alutsista dapat berjalan sesuai dengan arah kebijakan dan mendapat hasil yang optimal.

Dalam Rapim TNI 2013 yang berlangsung mulai 28 sampai 30 Januari sebagai bentuk sarana komunikasi bertukar informasi para pimpinan agar tercapai satu tujuan dan kesatuan, tindakan serta evaluasi program kerja kinerja organisasi TNI.

Berita Foto : Pameran Alutsista Di Ajang Rapim 2013


Seusai rapim Kemhan, satu even yang ditunggu-tunggu military fan boys seperti ARC'ers adalah Rapim TNI. Seperti sudah mentradisi, Rapim TNI yang berlangsung mulai tanggal 29 Januari 2013 ini juga memamerkan berbagai alutsista bikinan dalam negeri.

Langganan utama pameran tak lain adalah BUMNIS pertahanan seperti Pindad, PT.DI, PT.PAL serta PT.DKB. Tidak ketinggalan dinas penelitian masing-masing angkatan serta Balitbang Kemhan. 
Berbagai perusahaan swasta juga ikut tampil. Beberapa diantaranya bahkan masih terbilang baru, seperti Boogie yang produknya biasanya kita kenal melalui peralatan mendaki. Perusahaan swasta lainnya juga menampilkan produk terbaik mereka. 

Maritim Indonesia Bernilasi Sangat Strategis


Indonesia dipandang memiliki posisi maritim yang strategis bagi lalu lintas perdagangan dan pelayaran global. Itulah sebabnya sejumlah negara maju, termasuk AS, berkepentingan menjalin kerjasama maritim dengan Indonesia.

Demikian menurut perwira angkatan laut, baik dari Indonesia dan Amerika Serikat, serta seorang diplomat senior AS dalam suatu diskusi di Jakarta, Selasa, 29 Januari 2013. Diskusi terbatas itu memaparkan upaya memperluas dan memperkuat Kemitraan Keamanan AS dan Indonesia, terutama dalam Kerjasama Maritim.

Kolonel Laut Judijanto, perwira dari Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal), menyatakan bahwa Indonesia memegang posisi yang sangat penting bagi banyak negara, mengingat letaknya di antara dua lautan besar. "Wilayah kita ibarat pusat gravitasi keamanan maritim. Itulah sebabnya banyak negara yang ingin meningkatkan kerjasama yang lebih baik dengan Indonesia," kata Judijanto.

TNI Capai Kekuatan Minimum 38% pada 2014


Prajurit TNI menyiapkan senjata mesin multi laras buatan Dislitbangad pada pameran alat peralatan pertahanan (Alpalhan) yang digelar bersamaan dengan Rapat Pimpinan (Rapim) TNI Tahun 2013 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1). Rapim TNI yang digelar hingga Rabu (30/1) mengambil tema "Melalui Rapim TNI 2013, Kita Perkuat Komitmen dan Semangat Revitalisasi Alutsista TNI Guna Memantapkan Profesionalisme dan Eksistensi Peran Strategis TNI di Bidang Pertahanan. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/pd/13)

Tuesday, January 29, 2013

Indonesia - Jepang Jalin Kerjasama Militer

Lima hal utama kerja sama militer RI dan Jepang yaitu pendidikan dan latihan (diklat), SDM, industri pertahanan, penanganan terorisme, dan manajemen penanggulangan bencana. 

ASEAN Defense Ministers' Meeting di Kamboja
Jakarta | Pemerintah RI dan Jepang menjalin kerjasama di bidang militer. Kerjasama ini diwujudkan melalui sinergi antara TNI Angkatan Darat dan Pasukan Beladiri Jepang.

"Kalau dulu kerja sama Indonesia dan Jepang itu banyak kepada bidang ekonomi, tapi sekarang dalam pemerintahannya mereka juga menekankan kerja sama di bidang militer," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, usai mendampingi Presiden SBY menerima Kepala Staf Pasukan Beladiri Jepang atau Japan Grounds Self Defense Force (JGSDF) Eji Kamizuka, di Kantor Presiden, Selasa (29/1).

TNI Cermati Perkembangan Kawasan

TNI menetapkan garisan strateginya ke depan dengan mencermati perkembangan di kawasan untuk melindungi kepentingan nasional. Secara umum, hal itu diterjemahkan berupa ancaman simetris dan asimetris.

"Ancaman asimetris tidak bisa dibatasi pada bentuk organisasi aktor pelaku namun juga meliputi persenjataan, kekuatan, dan moral aktor pelakunya," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, saat membuka Rapat Pimpinan TNI 2013, di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa pagi.

Rapat pimpinan diikuti 165 peserta, termasuk Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Marsetio, Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI Budiman, dan Kepala TNI AU, Marsekal Madya TNI I Putu Dunia. Seluruh komandan utama dan badan pelaksana pusat TNI serta matra TNI juga hadir.

TNI Habiskan Rp 53,2 Triliun untuk Alutsista

155 mm Caesar (Foto ARC)
Sepanjang 2012, TNI telah menghabiskan dana sebesar Rp 53,2 triliun untuk menunjang tugas pokok TNI, yaitu menjaga kedaulatan dan kesatuan NKRI. Uang triliunan itu untuk membeli alutsista.

"Dari total anggaran TNI yang telah ditetapkan sebesar Rp 53.536.392.350.000, telah dapat terserap sebesar Rp 53.265.355.119.000, atau terserap 99,49 persen," kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono saat konferensi pers Rapat Pimpinan TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1).

Menurut Agus, dengan anggaran yang telah digunakan, TNI berhasil melaksanakan pembangunan kekuatan dan kemampuan sesuai dengan rancangan dalam program minimum essential force (MEF).

Thailand Tampilkan Varian Baru Peluncur Roket DTI-1


Peluncur roket multi laras DTI-1 (all photos (TAF)

Defence Technology Institute (DTI) suatu badan riset dari Kementrian Pertahanan Thailand baru-baru ini mengeluarkan varian baru kendaraan peluncur roket multi laras DTI-1 kepada publik. DTI-1 merupakan kerjasama antara DTI dan China National Precision Machinery Import & Export Corporation (CPMIEC) dengan basis peluncur roket WS-1 buatan China.

Kekuatan TNI Masih Bertumpu di Pulau Jawa

HASIL evaluasi Rapat Pimpinan (Rapim) tahun 2012 yang menonjol diantaranya belum terlengkapinya alat utama sistem persenjataan (Alutsista) pengganti dari sebagian Alutsista lama, penggelaran kekuatan TNI relatif masih bertumpu di Pulau Jawa, dan keterbatasan dukungan anggaran yang belum mencukupi dalam mewujudkan kekuatan pokok minimum TNI (minimum essential force).

Kekuatan TNI Masih Bertumpu di Pulau Jawa

Hal tersebut tertuang dalam siaran pers Pusat Penerangan TNI, Selasa (29/1) yang diterima Jurnal Nasional di sela-sela Rapat Pimpinan TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Rapat Pimpinan TNI tahun 2013 berlangsung mulai tanggal 28 - 30 Januari 2013. Hari pertama, diawali dengan pengarahan Presiden RI kepada seluruh peserta Rapim TNI dan Rapim Polri serta gubernur, bupati/ wali kota di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.


Hari kedua, Selasa (29/1), Rapim TNI dibuka secara resmi oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur dan akan ditutup pada 30 Januari 2013.

Rapim TNI ini merupakan sarana komunikasi, bertukar informasi para pimpinan agar dicapai satu kesatuan, tindakan serta evaluasi program kerja dan kinerja organisasi TNI. Di samping itu, Rapim TNI juga diarahkan untuk membangun kesatuan persepsi para pimpinan TNI sehingga pelaksanaan tugas TNI tahun 2013 dapat berjalan sesuai arah kebijakan pimpinan dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Pengembangan Rudal C-705 asal Cina di Indonesia

http://3.bp.blogspot.com/-hspSmRXI7Vg/T0NTgT34XEI/AAAAAAAAAbg/ypbSopV3n50/s1600/Rudal-C-705.jpg
Rudal C705
Jakarta | Dewan Perwakilan Rakyat memastikan adanya pengembangan rudal C-705 asal Cina di Indonesia. Peluru kendali yang akan dipasang di kapal cepat rudal tipe 40 produksi lokal itu diharapkan bisa diproduksi dalam negeri secepatnya.

"Untuk tahap pertama kita akan beli dulu dari Cina," kata Wakil Ketua Komisi Pertahanan Tubagus Hasanudin kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013. Setelah membeli beberapa unit peluru kendali, Cina dan Indonesia akan melakukan produksi bersama rudal tersebut.

Kontrak pembelian misil asal Cina ini, kata Hasanudin, sudah ditandatangani dan disetujui oleh DPR. "Tapi saya lupa kapan dan berapa nilainya," ujar dia.

Alutsista TNI Membaik Tiga Tahun Kedepan

Rapim TNI 2013 dimaksudkan sebagai sarana komunikasi bertukar informasi para pimpinan agar tercapai satu tujuan, tindakan serta evaluasi program kerja kinerja organisasi TNI. 

Jakarta | Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro optimis penyehatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Indonesia akan membaik paling lambat dalam jangka waktu tiga tahun kedepan. Penyehatan alutsista dilakukan berdasarkan Undang-undang (UU) Industri Pertahanan Negara.

"Penyehatan akan dilakukan berdasarkan Industri pertahanan dan akan kita lakukan dalam waktu tiga tahun. Saya optimis semua itu akan bisa kita lakukan," kata Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2013 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (29/1).

Untuk mencapai semua itu, Purnomo berharap adanya kesatuan persepsi dari seluruh pimpinan TNI dalam pelaksanaan tugas 2013. Dengan demikian, penguatan alutsista dapat berjalan sesuai dengan arah kebijakan dan mendapat hasil yang optimal.

Rudal X-38, Senjata Andalan T-50 Rusia


Rusia mulai melengkapi Angkatan Udaranya dengan rudal modern X-38 air-to-surface (udara-ke-permukaan). Rudal jarak pendek ini dikembangkan untuk digunakan pesawat tempur generasi kelima T-50, pesawat bomber dan pesawat-pesawat tempur yang sudah ada dalam layanan antara lain Sukhoi Su-34 dan MiG-29 CMT.

Rudal itu telah diuji coba secara rahasia pada tahun 2012 lalu, dan beberapa rudal sudah mulai melengkapi Angkatan udara Rusia pada akhir Desember 2012. Penyerahan rudal dalam skala besar akan segera dilakukan. Rudal baru ini dilengkapi dengan hulu ledak pandu (guided) independen. Rudal ini akan memudahkan berbagi misi dan meningkatkan kemampuan jet tempur T-50 multirole (multiguna), kata Victor Litovkin, chief editor dari majalah "Voennoe Nezavisimoe Obozrenie" Rusia.

China Ujicoba Antipeluru Kendali


Kementerian Pertahanan China mengonfirmasi tentang keberhasilan mereka mengujicoba sistem penangkal atau anti serangan peluru kendali. Ini menjadi langkah kedua kali China setelah operasi serupa pada 11 Januari 2010.

Uji coba seperti itu sebelumnya juga dilakukan Amerika Serikat dan Jepang. Materi tes meliputi juga pendayagunaan teknologi deteksi yang rumit, melacak, dan menghancurkan misil balistik yang terbang di ruang angkasa.

China menunjukkan "kekuatan otot" militernya secara semakin terbuka melalui kampanye pemberitaan yang terang-terangan. Pada masa lalu, China sangat tertutup tentang hal ini, laiknya sikap negara-negara komunis. 

Tahun 2014 KCR Mulai Diperkuat Dengan Rudal C-705


TNI Angkatan Laut akan menggunakan rudal C-705 asal Cina pada kapal cepat rudal (KCR) buatan dalam negeri. Rencananya, sebanyak 16 kapal perang KCR-40 buatan pabrik kapal di Batam, PT Palindo Marine, bakal dilengkapi dengan peluru kendali tersebut.
"Kontrak sudah diteken, rudal diperkirakan tiba pada tahun 2014," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama, Untung Suropati, kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013.

Sesuai UU Nomor 16 Tahun 2012, pemerintah akan melakukan kerja sama transfer teknologi dalam skema pembelian alat utama sistem persenjataan ini. Dengan skema transfer teknologi ini, diharapkan tiga pabrik dalam negeri: PT. Pindad, Lapan, dan PT. Dirgantara Indonesia, bakal mampu membuat rudal sendiri.

Monday, January 28, 2013

Skyshield


Munisi AheadKita masih ingat bagaimana pihak Sekutu dalam perang dunia ke II melaksanakan Operasi Chastise yaitu menghancurkan Bendungan Air sebagai salah satu objek Vital di Jerman. Menyadari pihak musuh mengincar bendungan tersebut pihak Jerman membuat pertahanan agar bendungan tidak dapat di hancurkan yaitu dengan memasang jaring (jala) terbuat dari baja untuk menangkal senjata torpedo dari pesawat musuh dan meriam Flak 20 mm anti serangan udara. Dari 19 pesawat pembom Avro Lancaster yang di kerahkan hanya 11 yang kembali ke pangkalan. Terbukti meriam tersebut ampuh dalam merontokkan pesawat dalam jarak dekat.

Talking (HUMOR) Kerugian Amerika Bila Menyerang Indonesia


Tank terbalik
 
AS tidak akan menyerang Indonesia, Pentagon membayangkan jika AS terpaksa harus menyerang Indonesia, berapa kerugian yang harus dipikul pihak AS dan berapa keuntungan pihak Indonesia dari kehadiran tentara AS di Indonesia.
Begitu memasuki perairan daratan Indonesia mereka akan di hadang pihak bea cukai karena membawa masuk senjata api dan senjata tajam serta peralatan perang tanpa surat izin dari pemerintah Indonesia. Ini berarti pihak AS harus menyediakan "uang damai" coba hitung berapa besarnya keuntungan yang diperoleh Indonesia jika bawaan AS sedemikian banyak.
Kemudian jika mereka mendirikan Base Camp militer, bisa ditebak disekitar Base Camp pasti akan dikelilingi oleh penjual bakso, fried chicken gerobakan, tukang es kelapa muda, tukang semir, lapak VCD bajakan, sampai obral pakaian Rp.10.000 3 pcs, blm lagi para pengusaha komedi putar bakal ikutan mangkal di sekitar Base Camp AS tersebut.

USMC Developing New Mortar for Expeditionary Fire Support System



120mm EFSS mortar (image : General Dynamics)

The US Marine Corps (USMC) is moving forward with plans to increase the range and accuracy of its 120 mm Expeditionary Fire Support System (EFSS) by developing a new mortar round.

The Precision Extended Range Munition (PERM), to be used with the EFSS' M327 rifled towed mortar, is being developed as an extended-range precision-guided round that could provide accuracy of within at least 20 m at ranges around 17 km.

Contracts for PERM's 24-month engineering and manufacturing development (EMD) phase were awarded to Raytheon teamed with Israel Military Industries, as well as to ATK teamed with EFSS' lead contractor General Dynamics Ordnance and Tactical Systems (GD-OTS).

Militer Indonesia peringkat 15 di Dunia (Update 10/01/2013)


indonesia.jpg
Tahun 2013 ini Situs Global Fire Power kembali merilis daftar terbaru negara terbaik di dunia dengan kekuatan militernya. Penilaian tersebut diberikan secara obyektif untuk menunjukkan petakekuatan militer negara - negara di seluruh dunia. Penilaian ini memberikan Peringkat atau Ranking berdasarkan uji data yang mendukung kekuatan militer konvensional dari Negara tersebut seperti Jumlah personel pasukan, jumlah peralatan tempur (darat, udara, dan laut), luas wilayah dan jumlah penduduknya, ketersediaan logistik, jumlah anggaran, dan lainnya.
Sedangkan untuk posisi Militer Indonesia pada tahun ini berada pada urutan posisi 15 naik 3 peringkat dimana sebelumnya Indonesia berada pada urutan ke-18. Berikut daftar urutan 20 negara di dunia yang memiliki kekuatan militer terbaik versi Global Fire Power
1. Amerika serikat Amerika
2. russia Russia
3. china China
4. india India
5. england Inggris
6. francis Francis
7. Jerman Jerman
8. korea selatan Korea Selatan
9. italia Italy
10. brazil Brazil
11. turki Turki
12. pakistan Pakistan
13. israel Israel
14. mesir Mesir
15. indonesia Indonesia
16. iran Iran
17. jepang Jepang
18. taiwan Taiwan
19. canada Canada
20. bendera thailand Thailand

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...