Thursday, October 31, 2013

Vietnam Began Sea Trials of the "Molniya"



Vietnamese Navy began sea trials Project 12418 missile boat "Molniya", built under license from Russia. On this, as reported by ITAR - TASS news agency, said Oleg proteins , CEO of Rybinsk Shipyard "Vympel " engaged in the construction of such ships in Russia .

According Belkova, sea trials at sea were gone the first two ships of the "Molniya", built in Vietnam. Currently, the third and fourth ships Vietnamese construction installation is carried out on-board equipment , and the fifth and sixth boats are in the process of formation of the shells and metal cutting. According to the results of tests of the first two ships of Vietnam may decide to build another four specified in the option.

Vietnam has purchased a license to build 12 missile boats of the "Molniya" (including four in option) in 2005. The deal amounted to about a billion dollars. Under the agreement , the first two ships were built by "Vympel" and delivered to the Navy in Vietnam 2007-2008. Documentation necessary to license the construction of ships, the Vietnamese side has transferred the Petersburg Central Design Bureau "Almaz".

Kendaraan Tempur Kopaska

Seal Carrier Kopaska (photo: targetabloid.com)
Seal Carrier Kopaska (photo: targetabloid.com)
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Kawasan Barat, memiliki alat alustista baru kendaraan tempur bawah air SEAL CARRIER dari Swedia. Kendaraan bawah air ini menyerupai kapal selam mini dan diperkirakan masih terbatas kepemilikannya di negara-negara Asia. Awal Oktober 2013 , prajurit SATKOPASKA KOARMABAR melakukan uji coba SEAL CARRIER diawaki 2 teknisi dari Swedia dan 4 prajurit SATKOPASKA, di laut lepas teluk Jakarta.
SEAL-Carrier-650
Kendaraan tempur bawah air  ini dipersiapkan Komando Pasukan Katak sebagai salah satu sarana infiltrasi melalui bawah permukaan laut, dengan sasaran khusus dermaga laut atau pun kapal-kapal perang musuh.
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Laut
Seal Carrier Kendaraan Tempur Bawah Air

Indonesia Akan Terima Hibah Kapal Selam Setelah ada Kepastian dari Russia


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pemerintah sedang menunggu kepastian hibah kapal selam dari Rusia. "Saat ini kami menunggu surat resmi dari Rusia," kata Purnomo kepada wartawan di Landasan Udara Ranai, Natuna, Rabu, 30 Oktober 2013.
Indonesia Akan Terima Hibah Kapal Selam Setelah ada Kepastian dari Russia

Surat itu, dia melanjutkan, berisi kepastian berapa kapal selam yang akan dihibahkan Rusia. Termasuk bagaimana keadaan fisik kapal selam itu dan seberapa banyak perbaikan yang diperlukan. Sebab dalam hibah alat utama sistem persenjataan, negara pemberi pasti menyaratkan seberapa besar perbaikannya. "Tapi katanya masih bagus kondisinya," kata dia.

Soal berapa pagu anggaran untuk biaya 'up-grade' kapal selam ini, Purnomo belum mau menjawab. Sebab saat ini yang ditunggu oleh pemerintah adalah kepastian jadi atau tidaknya hibah kapal selam dari Rusia.


Menurut informasi awal yang Purnomo peroleh dari Duta Besar Rusia di Indonesia, negara Beruang Merah itu akan menghibahkan 10 kapal selam jenis Killo Class Namun hal itu bisa saja berubah. "Sebab negara tetangga, Myanmar juga mendapat satu (kapal selam) hibah dari Rusia."

KSAU : Tahun Ini TNI AU Akan Diperkuat Alutsista Baru


Yogyakarta  : TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat tempur.  Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun yang baru. 

Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger. Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu  pesawat tempur T50 dan Supertucano.    

“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).

Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta.   

Sekilas Tentang Batalyon Infanteri Mekanis TNI AD

4
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela
Prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela.
JKGR  : Perkembangan teknologi di dunia militer menuntut perubahan taktik dan strategi demi memenangkan suatu pertempuran. Pada awal abad ke 21, satuan Light Infanteri atau Infanteri berjalan, masih menjadi kekuatan utama angkatan darat di semua Negara. Akan tetapi dengan tuntutan mobilitas yang tinggi serta efektifitas penggunaan manpower maka banyak negara mulai menggunakan system Mounted Infantry atau Infanteri Mekanis, termasuk Indonesia.

Saat ini TNI AD memiliki 3 batalyon infanteri Mekanis yang berada di bawah Brigade Infanteri-1 PIK/Jayasakti, Kodam Jaya. Ketiga Batalyon Infanteri Mekanis itu adalah: Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela serta Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning.

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha

Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha diresmikan pada tanggal 16 Februari 2010 dan bermarkas di Jl. Raya Bogor Km 26 Gandaria Jakarta Timur. Perbedaan yang paling menonjol dari Batalyon Infanteri Mekanis adalah penggunaan Kendaraan Tempur berupa Panser yang jumlahnya sebanyak 82 kendaraan tempur Panser, untuk Yonif Mek 201/JY.

Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013 (photo: tniad.mil.id)
Sertijab Danyonif Mekanis 201/JY dari Letkol Inf Ganda Simatupang kepada Mayor Inf Patar Sitorus, 15/10/2013.
Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha mempunyai tugas  melaksanakan pertempuran jarak dekat di darat dengan menggunakan kendaraan tempur angkut lapis baja guna mencari, mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan, baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang  lebih besar dengan Brigade Infanteri ataupun Komando Utama (Kotama).  

Kemampuan bela diri  para prajurit Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudh rata-rata telah tingkat Dan satu Karate.  Satuan ini berada di bawah jajaran Satuan Brigade Infanteri 1 Pengamanan Ibu Kota/Jaya Sakti Kodam Jaya.

[Pics] Mengintip Persiapan Latihan Angkasa Yudha 2013

Natuna : TNI AU akan menggelar latihan perang di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (31/10/2013) besok. Para personel TNI AU sudah melakukan berbagai persiapan jelang latihan bersandi Angkasa Yudha 2013 tersebut.

Sejumlah pesawat tempur TNI AU sudah tiba di Lanud Rinai.
Beberapa personel TNI AU mengecek kesiapan pesawat tempur.

2014 Indonesia Turki Launching Kerjasama Pembuatan Prototipe Tank


Jakarta  : Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu. 

Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia, Zekeriya Akçam, kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.

Dia berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Akçam.

Mengkaji Urgensi Rudal Permukaan-Udara Jarak Jauh untuk Pertahanan Udara Nasional Indonesia

by Lundy Orlando
“To have command of the air means to be able to cut an enemy’s army and navy off from their bases of operation and nullify their chances of winning the war.” — General Giulio Douhet

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terhimpit diantara dua samudra dan dua benua dengan luas total 1,904,569 km2 yang memiliki komposisi luas daratan 1,811,569 km2 dan luas perairan 93,000 km2[1]. Dengan daerah seluas itu dan kondisi geografis pulau yang terpisah-pisah dengan laut, tentunya kedaulatan Indonesia terutama kedaulatan atas ruang udara menjadi sangat rentan terhadap ancaman-ancaman dari luar. Banyak sekali pelanggaran terhadap kedaulatan kita atas ruang udara yang merupakan wilayah blank spot terjadi. Di sini penulis tertarik untuk membahas ancaman udara yang sangat mungkin mengganggu kedaulatan negara kita dan seperti yang sudah kita ketahui bersama kedaulatan penuh atas ruang udara tidak hanya berasal dari jumlah dan kualitas pesawat tempur, jumlah dan kualitas radar, tetapi juga Surface to Air Missile (Rudal Permukaan-Udara) sebagai pertahanan udara di permukaan. Dulu pada jaman Perang Dunia ke II, dimana ilmu pengetahuan tentang computer embedded, sensor, dan rudal belum benar-benar matang, ada istilah “The bomber will always get through” yang berarti pesawat pembom pada masa itu selalu berhasil menembus pertahanan kota dan melakukan pengeboman oleh sebab itu pertahanan terbaik pada masa itu adalah dengan menyerang pangkalan militer lawan sebelum pesawat pembom menyerang kota. Setelah Perang Dunia ke II ilmu pengetahuan akan radar, computer embedded, rudal dan sensor yang berkembang pesat menyebabkan lahirnya rudal pertahanan udara / meriam pertahanan udara yang berpemandu radar menyebabkan kecilnya kemungkinan pesawat pembom dapat mencapai target mereka. Inilah masa dimana rudal pertahanan udara mulai memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga ruang udara dari ancaman seperti pesawat pengebom strategis. Taktik peperangan-pun berubah dimana pada saat perang dingin, pesawat pembom tidak lagi dijadikan sebagai andalan serangan melainkan rudal balistik dengan hulu ledak nuklir.

Dubes Diharapkan Turut Aktif Pasarkan Produk Industri Pertahanan Dalam Negeri

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap kepada para Duta Besar sebagai kepala perwakilan Indonesia di negara – negara sahabat untuk dapat turut aktif berperan dalam mempromosikan produk - produk industri pertahanan dalam negeri.

“Bapak - bapak Dubes, mohon nanti untuk dapat menjadi marketer kita menggunakan prinsip Indonesia Incorporated”, harap Menhan saat memberikan pembekalan kepada para Calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, Senin Sore (28/10) di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan bahwa disamping untuk mendukung pembangunan kekuatan pertahanan, pemerintah Indonesia juga mempunyai keinginan agar industri pertahanan dapat menjadi lokomotif pembangunan ekonomi. Untuk industri pertahanan, saat ini Indonesia termasuk dalam empat besar diantara negara-negara ASEAN disamping Singapura, Thailand dan Malaysia.

Wednesday, October 30, 2013

Menhan: Indonesia Butuh 34 Radar

Radar. Ilustrasi
Radar. 

REPUBLIKA.CO.ID,NATUNA :  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia membutuhkan 34 radar untuk membantu TNI Angkatan Udara dalam menjaga keutuhan NKRI melalui udara.

"Selama ini TNI AU bekerja sama dengan penerbangan komersil dan sudah berjalan dengan baik. Untuk kekurangannya, kita hitung 32-34 radar untuk seluruh Indonesia," kata Menhan saat meninjau persiapan Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 di Markas Komando Latihan, Lanud Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (30/10).

Menurut dia, untuk mengatasi kekurangan radar yang ada, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur, pada rencana strategis pertama ini (2009-2014) akan ditambah empat unit radar dengan nilai 150 juta dolar Amerika Serikat.

Penampakan Prototype Medium Tank pindad


Bandung  : PT Pindad (Persero) siap meluncurkan tank asli buatan Indonesia yang pertama ke publik. Tank ini sekarang masuk ke fase pematangan model prototype atau purwarupa tank tipe medium di pusat pengembangan. 

Dari gambar yang diteroleh detikFinance, tampilan body terlihat mirip panser Anoa 6X6. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudiyanti menjelaskan medium tank karya Pindad ini memang masih perlu penyempurnaan.

"Nah, kalau tank itu kita mulai dari kelas medium. Sekarang untuk tank baru masuk di litbang. Secara fisik iya sudah jadi tapi kalau teknis baru setengahnya. Ini bisa dilihat di Pindad. Ini benar-benar karya Pindad," ucap Tuning , Rabu (30/10/2013).
 

November 2013 Vietnam Terima Kapal Selam “Black Hole”


Moscow  : Bulan November 2013, Vietnam akan menerima satu kapal selam Rusia yang dijuluki “Lubang Hitam di Lautan”, ujar sumber industri militer Rusia kepada RIA Novosti. Kapal Selam Kilo Rusia itu dijuluki “a black hole in the ocean” oleh Angkatan Laut AS, karena tidak terdeteksi saat sedang menyelam.
 
Vietnam memesan 6 kapal selam Varshavyanka class diesel-electric pada tahun 2009 sebagai upaya mengimbangi pengaruh maritim China yang terus berkembang. Kontrak tersebut termasuk pelatihan Kru Kapal Selam Vietnam di Rusia, dengan nilai 2 Miliar USD.
kilo-DNSN8704291

Malaysia Bangun 6 Kapal Perang Kelas Gowind


Kuala lumpur  : Boustead Heavy Industries Corporation BHD (BHIC) mengumumkan bahwa pada awal Oktober lalu perusahaan asosiasinya Boustead Naval Shipyard, Malaysia, telah menerima konfirmasi dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk kontrak 10 tahun senilai RM 9 miliar (sekitar Rp 31,8 triliun) untuk membangun enam Kapal Patroli Generasi Kedua (Second Generation Patrol Vessel /SGPV) sebagai bagian dari program Kapal Perang Litoral (Littoral Combat Ship/LCS) Malaysia. 

"Perusahaan ingin memberitahukan bahwa pada 1 Oktober 2013, Boustead Naval Shipyard Sdn Ghd (BN Shipyard) telah menerima pembaruan letter of acceptance (LOA) yang bertanggal 27 September 2013 dari Kementerian Pertahanan Malaysia untuk kontrak merancang, membangun, melengkapi, menguji dan mengirimkan enam unit kapal patroli generasi kedua dengan kemampuan kombatan untuk Tentera Laut Diraja Malaysia," kata BIHC dikutip Bursa Malaysia.
 

Monday, October 28, 2013

Desain Baru KFX-E dari KAI



(photo: Korea Aerospace Industries)

 ARC  : Pabrik pesawat asal Korea Selatan, Korea Aerospace Industry, kembali mempublikasikan desain baru dari KFX. Desain baru ini mirip dengan yang pernah dipublikasikan pada pertengahan tahun lalu, namun kali ini memiliki 2 sirip tegak. Alhasil, tampilan KFX-E (demikian sebutannya), sangat mirip dengan F-35. Hal ini pun menampik dugaan KFX-E merupakan pengembangan dari FA-50.

Selain itu, dari segi dimensi, KFX-E terlihat lebih besar dibanding T-50 dengan bobot kosong sekitar 9,3 ton. Bahkan, desain ini lebih besar dibanding F-16 sekalipun. Namun demikian, desain ini tetap lebih kecil dibanding desain KFX sebelumnya yaitu C-103 dan C-203, yang merupakan desain dari Badan Litbang Korsel (Agency for Defence Developement).
Meski begitu, desain KFX-E memang mirip dengan desain C-103, namun dengan mesin tunggal. Berbeda dengan C-103, pada KFX-E tidak menyertakan penyimpanan senjata internal. Pada desain KFX-E juga pylon senjata hanya terdapat 9 buah, sementara pada desain C-103 ada 10. Hal ini pun membuat KFX-E kurang stealth dibanding desain C-103, meski konfigurasi 2 fin dipercaya mampu mereduksi radar cross section.

Starstreak HVM: Rudal Tercepat Arhanud TNI AD



1-high-velocity-missile
Pasca pensiunnya rudal Rapier, boleh jadi belum ada rudal arhanud yang benar-benar mumpuni dan mampu bikin pede pertahanan udara di wilayah Ibu Kota Jakarta. Pengganti Rapier memang ada, seperti rudal Grom buatan Polandia, soal kinerja dan performa rudal ini memang menjadi kontroversi. Nyatanya, sekalipun telah ada Grom dalam peluncur Poprad dan kanon 23 mm ZUR komposit Grom, Arhanud TNI AD masih memesan rudal lain dalam segmen MANPADS (Man Portable Air Defence Systems), yakni rudal Mistral dalam platform Atlas, dan kini juga tengah melirik rudal QW-3 buatan Cina.
Tapi lepas dari itu semua, sesungguhnya perhatian utama dalam modernisasi di segmen rudal arhanud merujuk ke Starstreak. Bagi yang mengindamkan RI punya rudal hanud jarak menengah/jauh sekelas S-300 buatan Rusia, maka Starstreak sama sekali tidak mirip, bahkan berbeda kelas. Starstreak tidak lain adalah rudal di kelas MANPADS SHORAD (Short Range Air Defence), sosok dan desainnya sebangun dengan rudal Mistral dan QW-3.
Mengutip sumber dari TheJakartaPost.com (17/1/2013), pengadaan alutsista ini sudah mulai dibicarakan sejak kedatangan PM Inggris, Tony Blair saat berkunjung ke Jakarta pada tahun 2006 silam. Alhasil kemudian berlangsunglah kontrak pembelian rudal Starstreak pada tahun 2012. “Indonesia membeli 1 baterai rudal Starstreak, yang terdiri dari sembilan peluncur,” ujar Kolonel. Jonni Mahroza, Atase Militer RI di Inggris. Tidak ada informasi lebih lanjut, dalam platform apakah Starstreak ini dibeli oleh Indonesia. Tapi besar kemungkinan, mengacu pada unit peluncur ground based dengan 3 peluncur pada dudukan tripod.

Gripen NG dan Transfer Teknologi: Multirole Fighter Yang Layak Jadi Pengganti F-5E Tiger II TNI AU



gripen-ng
Diterimanya batch kedua JAS-39 Gripen oleh RTAF (AU Thailand) merupakan berita menarik di bulan Oktober ini. Namun yang hendak saya tekankan disini bukan pesawatnya, namun paket yang diikutsertakan dalam pembelian tersebut.
Thailand mengeluarkan dana USD 1,1 miliar dollar untuk membeli 12 unit JAS-39 Gripen beserta system AEW (Airborne Early Warning) Erieye. Namun imbal beli yang diperoleh Thailand sangat menarik. SAAB membuat joint venturedengan Thai Avia Satcom yang akan bergerak di bidang pengembangan alat canggih dan bahakn tidak menutup kemungkinan jika ke depannya Thailand menjadi sub kontraktor SAAB dalam produksi JAS-39 Gripen E/F seperti yang sudah dialami oleh Afrika Selatan yang menjadi sub kontraktor untuk komponen fuselage (badan pesawat) dan system senjata Gripen E/F (Next Generation). Afrika Selatan adalah pembeli pertama Gripen C/D di awal tahun 2000-an dengan jumlah 26 pesawat.
Ini merupakan kemenangan bagi SAAB setelah memenangkan tender pengadaan di Swiss untuk menggantikan armada F-5E Tiger II mereka. Bedanya Swiss memperoleh kompensasi 100% offset yang diberikan kepada industri dirgantara Swiss , yaitu Pilatus dan RUAG (Rüstungs Unternehmen Aktiengesellschaft; Joint Stock Defense Company) . Tujuan Offset 100% ini adalah untuk kemandirian perawatan 22 unit Gripen yang akan dimiliki Swiss secara jangka panjang , plus Swiss juga bisa menjual komponen suku cadang Gripen NG  ke berbagai negara yang akan memakainya.
Penawaran Gripen ke Brazil untuk menggantikan armada F-5E mereka juga tak kalah menariknya. SAAB menawarkan varian Sea Gripen untuk Kapal indk Brazil yang saat ini menjadi sarang A-4 Skyhawk. Penawaran Transfer technology yang ditawarkan ke Brazil adalah seperti pada gambar di bawah ini.

NLAW: Rudal Anti Tank Infanteri TNI AD, Siap Melibas MBT!


Bila dibandingkan dengan negara tetangga, khususnya Singapura dan Malaysia, maka update alutsista TNI, khususnya di lini kavaleri memang tertinggal. Bicara soal MBT (main battle tank), baru setelah lewat pembahasan yang berliku, gelombang tank Leopard 2A4 mulai berdatangan tahun ini di Tanah Air. Meski demikian, bukan berarti TNI tak antisipatif pada perkembangan ranpur lapis baja di negara tetangga.
Wujud konkritnya, beberapa unit tempur TNI AD dan Korps Marinir TNI AL telah dilengkapi senjata anti tank. Jenis senjata yang diusung bukan dari sista kelas berat, melainkan dari kelas man portable yang lethal, atau senjata yang bisa dioperasikan secara mandiri oleh seorang personel infanteri. Yang dimaksud disini adalah roket anti tank, ragamnya seperti Carl Gustav,ArmbrustC90-CR, dan RPG di Marinir TNI AL. Senjata-senjata tersebut memang mematikan untuk melibas basis perkubuan musuh dan ranpur lapis baja. Tapi yang disebut terakhir, tepatnya adalah ranpur lapis baja ringan. Sementara itu, TNI belum punya senjata yang afdol bin mujarab untuk membungkam ranpur berlapis baja tebal sekelas MBT.
Untunglah dibawah payung MEF (Minimum Essential Force) I, TNI juga menyertakan belanja alutsista di segmen senjata anti tank. Yang diboyong dari kelas rudal anti tank atau populer disebut ATGM (Anti Tank Guided Missile) yang dirancang sanggup membungkam MBT. Dari segi jenis yang dibeli ada dua, yakni FGM-146 Javelin dan NLAW (Next Generation Light Anti Tank Weapon). Javelin buatan Raytheon dan Lockheed Martin, AS, dioperasikan oleh dua orang, rudal ini punya jarak tembak maksimum 4.500 meter dan jarak tembak efektif 2.500 meter. Sementara NLAW buatan SAAB Bofors – Swedia, tampil sebagai sosok rudal yang lebih ringan. NLAW dengan bobot 12,5 kg ideal untuk ditangani oleh seorang personel saja. Dan, dalam tulisan ini kami fokuskan pada bahasan sosok NLAW yang kemarin diperlihatkan dalam pameran alutsista TNI AD 2013 di lapangan Monas, Jakarta.

KSAD Jenderal Budiman dan Netralitas Pemilu

KSAD Jenderal Budiman (photo: Antara)
KSAD Jenderal Budiman (photo: Antara)
SALAH satu perubahan fundamental dari era reformasi ialah keluarnya TNI dari arena politik praktis di Indonesia. Namun, kerisauan akan netralitas TNI dalam pe­milu masih menghantui perhelatan pesta demokrsi itu di Tanah Air. Untuk mengetahui lebih jauh tentang komitmen TNI-AD dalam pemilu, wartawan Media Indonesia Siska Nurifah mewawancarai Kepala Staf Ang­katan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, saat berjunjung ke kantor redaksi Media Indone­sia, Jakarta. Berikut petikannya:
Pemilu 2014 sudah didepan mata. Apa­kah Anda bisa menjamin TNI, khususnya Angkatan Darat akan bersikap netral da­lam pemilu mendatang?
Sejak tahun 1998, sistem demokrasi mulai ditegakkan, dan sejak saat itu TNI berkomit­men untuk bersikap netral.Kami sudah membuktikan itu di tahun 2004 dan 2009, kami full netral.Para anggota pun sudah de­wasa dan mengerti demokrasi.Kita tak bisa lagi memihak salah satu calon.Konyol jika berani berpihak.Jelas kita harus netral.
Terus bagaimana dengan anggota keluarga TNI?
Kita (tentara) memang tidak punya hak pilih.Tapi keluarga memiliki kebebasan tanpa pengaruh siapa pun.Keluarga bebas untuk memilih.

Rudal DF-15C PLA Mampu Hancurkan Bunker Komando Militer Taiwan


Rudal DF-15C

Rudal balistik jarak pendek China DF-15C, dilengkapi dengan hulu ledak deep-penetration, yang dapat merusak atau menghancurkan fasilitas komando bawah tanah milik Taiwan dan sekutu-sekutu Amerika Serikat lainnya di kawasan Asia Pasifik, menurut The Weapon, majalah militer keluaran China North Industries Group Corporation, sebuah perusahaan milik China yang memproduksi kendaraan militer.

Foto dari rudal DF-15C pertama kali beredar di internet pada tahun 2006. The Weapon melaporkan bahwa DF-15C memiliki hulu ledak antara 2 hingga 2,5 meter, menjadikannya sebagai rudal dengan hulu ledak terbesar dibandingkan dengan rudal lainnya di stok senjata PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China).

Seperti Vietnam dan Irak, militer Taiwan, Jepang dan Korea Selatan sangat mengandalkan fasilitas bawah tanah sebagai markas komando utama mereka, kata laporan itu. Rudal DF-15C saat ini menjadi bagian dari Korps Artileri Kedua, Detasemen Rudal Strategis PLA, yang bertugas melumpuhkan pusat komando musuh dalam situasi konflik.

Rudal China ini memiliki jangkauan 700 kilometer, dan dapat digunakan untuk mencapai sebagian target di Asia Timur, termasuk hanggar bawah tanah yang terletak di Pangkalan Angkatan Udara Chiashan di Hualian, di Taiwan Timur. Untuk menyerang target yang lebih jauh, seperti pangkalan Amerika Serikat di Guam, hulu ledak rudal DF-15C dapat dipasang pada rudal DF-21 dan DF-25.

Iran Produksi Massal Kapal Selam Ringan dan Semi Berat


Iran memproduksi massal kapal selam ringan, kata seorang komandan senior Angkatan Laut pada hari Selasa, 24/09/13, di Bandar Anzali dan menyebut, negara ini saat ini juga sedang membangun kapal selam semi-berat.

"Iran memproduksi massal kapal selam ringan," kata Panglima Angkatan Darat Iran untuk Army's 4th Naval Zone Admiral Khordad Hakimi di kota pelabuhan Utara Anzali, sebagaimana dilansir oleh Fars News Ageny.

Komandan itu lebih lanjut menunjuk kemajuan Angkatan Laut dan mengatakan, "kapal selam semi-berat sekarang ini juga sedang dibangun di selatan Iran".

Dijelaskan Angkatan Laut Iran sebagai kekuatan strategis dan kemampuan Angkatan Laut Republik Islam memainkan peran yang sangat berpengaruh dalam melindungi kepentingan negara, baik di dalam dan di luar negeri.

Laksamana Hakimi adalah komandan senior Angkatan Laut Kaspia di provinsi Iran, Gilan, mengatakan, pusat pelatihan Angkatan Laut negara itu sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi state-of-the-art yang diperbarui secara teratur dan dinamis.

Rudal Anti Pesawat 'STARStreak' AD Inggris


London  : Inggris sedang memesan 200 rudal anti-pesawat "STARStreak" tambahan. Setidaknya rudal STARStreak ini akan terus digunakan Angkatan Darat Inggris hingga 2025. 

 
 
STARStreak
 
 
 
Pada tahun 2009 lalu, Inggris meng-upgrade elektronik dan sistem panduan rudal ini, yang akhirnya melahirkan rudal STARStreak II. Kedua versi STARStreak memiliki bobot yang sama yaitu 16,8 kg, ditembakkan dari kontainer tertutup yang biasanya dilengkapkan pada kendaraan darat, kapal atau helikopter. 

Ada juga versi STARStreak yang diluncurkan secara perorangan (bahu). 

 
 
STARStreak memiliki kecepatan supersonik yang rata-rata kecepatannya hampir satu kilometer per detik dan melepaskan 3 hulu ledak. Masing-masing hulu ledak beratnya 2 pon (0,9 kilogram) dan berisi sekitar 1 pon (0,45 kilogram) bahan peledak dan sistem bimbingan (guidance). 

Jangkauan maksimum STARStreak adalah 7 kilometer, sehingga target hanya memiliki waktu beberapa detik saja untuk bereaksi (sekitar 7 detik menghantam target dalam rentang 7 kilometer). Hulu ledak dimaksudkan untuk melakukan direct hit. Pada kecepatan tinggi, dan dengan paduan tungsten pada ujung depannya, ledakannya menjadi dahsyat, bahkan terhadap sebagian besar kendaraan lapis baja, namun tidak pada MBT. 

Yang membuat rudal STARStreak menjadi unik diantara rudal-rudal ringan anti-pesawat lainnya adalah sistem bimbingannya. Sementara sistem rudal lain banyak menggunakan sistem bimbingan infrared, STARStreak dipandu oleh laser, namun meski dinilai lebih unggul tetap saja membutuhkan operator/penembak yang terlatih untuk menjaga rudal mengenai target hingga hit.
 

Berita Foto : AU Jepang Latihan Mobilisasi Serangan Mendadak


Armada Hercules Yokota

 
YOKOTA  : Pada 22 Oktober kemarin, Pangkalan Udara Yokota di Jepang, meluncurkan semua armada pesawatnya sebagai bagian dari misi formasi besar. C-130 Hercules, UH-1 Hueys, dan C-12 Hurons diterbangkan untuk unjuk kemampuan guna memberikan dukungan sebagai armada airlift utama Barat untuk wilayah pasifik.
Armada Hercules Yokota

Sepuluh C-130H Hercules dari Skuadron Airlift ke-36 berpartisipasi dalam latihan serangan mendadak yang menguji kesiapan Pangkalan Udara Yokota dalam mengakomodasi misi dan taktik besar.

Sistem Pertahanan Udara MEADS 'Final' Akan Diuji Coba


Berlin  : Lockheed Martin dan mitra industrinya tengah mempersiapkan uji coba selanjutnya dari pengembangan tahap akhir sistem pertahanan udara MEADS (Medium Extended Air Defense System), yang akan memiliki fungsi perlindungan 360 derajat dalam mengatasi ancaman dari udara dan rudal balistik. 

Uji penembakan yang akan dilakukan pada awal November nanti akan menembak dua target, yaitu drone QF-4 dan rudal balistik taktis Lancer. Target akan menyerang secara bersamaan dari posisi yang berlawanan (berseberangan) dan dari ketinggian yang berbeda untuk menguji fungsi perlindungan 360 derajat dan radar X-band. Uji coba akan berlangsung di Practica, pangkalan udara Mare, Roma, Italia.
 

Setelah target terdeteksi radar kontrol tembak akan mendeteksi dan menembak/mencegat target dengan rudal PAC-3 MSE. Apakah pencegatan pertama akan segera melumpuhkan rudal balistik? Sistem MEADS secara otomatis akan memerintahkan dirinya sendiri bila perlu melakukan pencegatan kedua. Namun biasanya rudal interseptor (PAC-3) yang ditembakkan akan lebih banyak jumlahnya dari ancaman yang masuk. Menurut pihak Lockheed, uji coba semacam ini adalah yang pertama kali.
 

Panglima TNI : 2014 Pengadaan Alutsista Baru TNI AD Capai 15 Persen


Jakarta  : Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman, mengatakan, hingga akhir 2014, pemenuhan alat utama sistem senjata baru TNI AD mencapai 15 persen dari peralatan yang dimiliki.

Menurut dia, penggantian alusista tidak hanya bertumpu pada alutsista tempur melainkan juga alat komunikasi dan intelijen. Saat ini, TNI AD sedang berupaya untuk menghadirkan satelit yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi namun juga difungsikan sebagai satelit pengintai. 

Ia menjelaskan khusus satuan Infantri AD, hampir semua peralatan maupun persenjataan sudah menggunakan produk dalam negeri. 

Budiman berharap, di kemudian hari TNI AD juga mampu mengembangkan peralatan maupun persenjataan dari kesatuan lain untuk dibuat di dalam negeri. 

Thursday, October 24, 2013

Garasi Bawah Tanah Tank Leopard Dibangun Di Dekat Monas


Guna mendukung pertahanan Ibu Kota, TNI Angkatan Darat membangun garasi tank tempur utama (main battle tank/MBT) Leopard di bawah tanah dekat Monumen Nasional. Garasi ini untuk mempermudah pergerakan pasukan dan mendukung pertahanan dalam perang kota.

Kompas Cetak 23/10/13 (kenyot10)
Jakarta : Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, di Jakarta, Selasa (22/10), mengatakan, garasi tank bawah tanah tersebut akan dibangun dekat kompleks rumah susun TNI AD yang sedang dibangun di Pejambon, Jakarta Pusat. "Batalyon MBT Leopard berpangkalan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk melindungi ibu kota Jakarta dibangun pangkalan berupa garasi bawah tanah dekat Istana Negara dan Monas," kata Jenderal Budiman optimistis.

Garasi bawah tanah tersebut mempermudah pergerakan pasukan dan mendukung pertahanan dalam perang kota. TNI AD belajar dari situasi kekacauan yang pernah terjadi di Ibu Kota sehingga perlu antisipasi.

Operator MBT Leopard dan tank angkut personel (APC) Marder adalah Divisi I Kostrad di Cilodong, Jawa Barat, dan Divisi II Kostrad di Malang, Jawa Timur.

Proyek tersebut, menurut Budiman, akan bersinergi dengan pembangunan pertahanan ruang udara Jakarta.

TNI AD juga menunggu kedatangan sejumlah peluru kendali darat permukaan (surface to air missile/SAM) terbaru yang didatangkan dari Eropa. Sistem rudal itu adalah Mistral buatan Perancis dan Starstreak buatan Inggris.

Militer Amerika Mulai Merapat ke Wilayah Sekitar Indonesia



“Keberadaan kapal perang AS di Singapura dan pangkalan militer AS di Darwin, membuat Indonesia diapit oleh kekuatan AS di timur dan barat”

Dengan menggunakan USS Freedom, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Kamis (18/4) pukul 10.00 WIB, merapat di Changi, Singapura. Ini membuktikan “janji” AS, yang disampaikan melalui keterangan pihak Kedutaan Besar AS di Indonesia, Mei 2012 lalu, bahwa kapal militer AS akan merapat di wilayah Asia Tenggara pada musim semi 2013. Kapal ini akan berada di sekitaran wilayah Pasifik seluas lebih dari 124 juta km persegi, selama 10 bulan.
USS Freedom

Direktur Eksekutif dari Singapore Institute of International Affairs, Nicholas Fang, seperti dilansir BBC, mengatakan, ini masalah menyeimbangkan kembali strategi AS terhadap Asia. AS, kata Fang, ingin mempertahankan jalur perdagangan laut yang penting bagi perdagangan global dan ekonomi AS. Karena itu, AS merasa berkepentingan untuk mempertahankan stabilitas kawasan (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/04/18/mlfprd-as-tempatkan-kapal-perang-di-singapura-ada-apa).

USS Freedom adalah kapal tempur yang dirancang untuk berperang dekat dengan pantai, atau disebut juga dengan kapal tempur daerah pesisir (Littoral Combat Ships/LCS). Kapal ini merupakan kapal pertama yang datang untuk 10 bulan pertama. Berdasarkan kesepakatan dengan Singapura, USS Freedom akan dirotasi setiap 10 bulan dengan tiga kapal perang AS lainnya untuk bertugas di perairan ini.

Di Asia Tenggara, kapal ini tergabung dalam armada ke-7 yang radius patrolinya mencapai 124 juta kilometer persegi di Pasifik, mencakup 35 negara maritim. Pangkalan armada ini di Yokosuka, Jepang. Saat sandar di pangkalan angkatan laut Changi di timur Singapura, USS Freedom terlihat seperti raksasa. Padahal, kapal ini salah satu kapal tempur terkecil yang dimiliki AS. Kru di dalamnya tidak terlalu banyak, kurang dari 100 orang (http://dunia.news.viva.co.id/news/read/406285-jaga-asia--as-turunkan-kapal-perang-ke-singapura).

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...