Tuesday, August 07, 2012

ANALISIS : PERTARUNGAN SUKHOI INDONESIA DALAM PITCH BLACK AUSTRALIA


Hari-hari ini tepatnya tanggal 27 Juli 2012 sampai dengan 17 Agustus 2012 sedang berlangsung latihan gabungan terbesar angkatan udara 6 negara di ruang udara Australia Utara tepatnya di Air Force Base Tindal dan Darwin.  Yang istimewa dalam latihan gabungan yang diberi kode Pitch Black 2012 ini adalah keikutsertaan Indonesia dengan mengirimkan 4 jet tempur kelas berat Sukhoi yang terdiri dari 2 unit SU27 SKM dan 2 unit SU30 MK2.  Selain Indonesia negara yang mengirim alutsista udaranya adalah tuan rumah Australia, AS, Singapura, Thailand dan Selandia Baru.  Total pesawat yang dilibatkan berjumlah 94 unit.  Begitu istimewanya Indonesia karena seluruh media Australia memberitakan kehadiran Sukhoi sebagai berita utama padahal negara lain seperti Singapura juga membawa jet tempur mutakhirnya F15 SG.
Pelajaran berharga dari war games ini tentu saja akan menjadi dokumen militer yang bernilai tinggi bagi semua negara peserta karena yang bertarung adalah teknologi tempur udara terkini buatan Rusia dan Barat.  Pilot TNI AU diyakini bisa memetik ruang pengalaman tempur yang lebih cemerlang karena menghadapi lawan dari berbagai jenis jet tempur seperti F15 SG dan F16CD dari Singapura, F18 Super Hornet Australia , F18 Hornet AS dan F16 AB Thailand.   Meskipun sifatnya latihan gabungan namun dalam urusan “jurus silat” dan kemampuan dalam teknologi tempurnya tidak harus dikeluarkan seluruhnya.  Karena bisa dipastikan selalu ada upaya intelijen militer untuk mengetahui jeroan teknologi dan persenjataan serta kelemahan jet fighter yang berpartisipasi dalam event ini.
Meski bukan yang pertama pertarungan Sukhoi dengan F15 SG, F16, F18 Hornet dan Super Hornet tetap merupakan kajian yang menarik karena Flanker (sebutan Barat untuk Sukhoi) merupakan jet tempur penuh misteri yang disegani negara-negara Barat.  Sekedar catatan Sukhoi India pernah mengikuti latihan gabungan angkatan udara Red Flag di Nellis AFB Nevada AS tahun 2008.  Kurikulum latihan pada Red Flag menjadi acuan dalam latihan gabungan angkatan udara Pitch Black 2012 yaitu  air lift, air to air combat, surface attack, deep interdiction, close air support, airborne early warning and control, air to air refuelling, tactical air transport. 
Biasanya tim dibagi menjadi dua dengan berbagai jenis jet fighter berbagai negara peserta.  Dari semua jenis latihan itu tentu “mata pelajaran” pertempuran udara merupakan ujian paling bergengsi, paling mendebarkan sekaligus membanggakan.  Kemampuan teknologi radar sebuah jet tempur dalam mendeteksi dan mencium pergerakan jet tempur lawan dan kemampuan pilotnya bermanuver menjadi kunci kemenangan dalam memperebutkan superioritas udara.  Tetapi dalam banyak event latihan gabungan justru kemampuan radar ini dimatikan karena khawatir dijamming atau dikunci oleh pesawat “tidak dikenal” yang biasanya selalu mengintip dan mengamati latihan ini.
4 Sukhoi TNI AU dikawal 2 Hornet RAAF diatas Darwin
Seperti diketahui Australia juga menyertakan pesawat early warning system Boeing737 Wedgetail yang dikenal sebagai radar terbang paling canggih. Wedgetail bisa menjadi pesawat komando pengendalian, peringatan dini, jammer dan penyedia komunikasi anti sadap.  Pesawat ini mampu mendeteksi 3000 sasaran dengan radar utama tipe electronically scanned array segala cuaca dengan radius pengamatan 300 mil laut dari ketinggian 30.000 sampai 40.000 kaki. Tentu mereka akan memaksimalkan kemampuan teknologi intip mengintipnya pada latihan gabungan angkatan udara 6 negara ini.

Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dirancang memiliki kemampuan sergap superioritas udara dengan jelajah jarak jauh.  Selain keunggulan udara jet tempur ini dengan kemampuan multiperannya mampu melakukan serangan terhadap sasaran di darat dengan peluru kendali atau bom pintar.  Teknologi tempur Sukhoi 27 SKM dari pabriknya Knaapo di  Rusia  sangat menggentarkan karena mampu membawa rudal udara ke udara RVV-AE active radar homing, rudal udara ke permukaan KH- 29T(TE), KH-29L, KH-31P, KH-31A dan bom pintar jenis KAB 500Kr dan KAB-1500Kr. Sukhoi SU 27SKM dan SU30 MK2 telah dilengkapi dengan instrumen isi ulang BBM di udara sehingga kemampuan jelajah tempurnya semakin jauh. 
Dengan sekali isi ulang avtur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mencapai jelajah 5400 km, sebuah jelajah tempur yang menakjubkan.  Instrumen avionik di kokpit berupa layar kaca MLD (Multifunction Liquid-crystal Display) dan HUD (Head Up Display).  Sistem navigasi terintegrasi dengan sistem satelit Glonass dan Navstar demikian juga dengan RWR (Radar Warning Receiver) yang berfungsi mengendalikan tembakan rudal anti radiasi KH-31P.  Penggunaan IRST (Infrared Search and Track Device) yang mampu menembakkan rudal laser beam riding sudah tersedia di Sukhoi SU27 SKM.
Teknologi tempur yang dikandung pada Jet tempur Sukhoi SU27 SKM dan SU30 MK2 mampu mendeteksi, mengunci dan menyerang sasaran 360 derajat dengan segala cuaca. Cantelan beragam persenjataan Sukhoi mampu menggotong sampai 12 jenis senjata mulai dari rudal udara ke udara, rudal udara ke darat, roket dan bom.  Selain kemampuan serang darat yang dimiliki Sukhoi SU30 MK2 perbedaan lain yang membedakan keduanya adalah SU27 SKM memiliki 1 kursi pilot sedangkan SU30 MK2 memiliki 2 kursi pilot.  Kecanggihan teknologi Sukhoi tentu mampu menyetarakan kemampuan pilot TNI AU dengan pilot jet tempur canggih lainnya seperti F15 SG Singapura dan Super Hornet Australia.
Berbagai jenis pesawat yang disertakan dalam latihan ini mencerminkan betapa bergengsinya pitch black ini.  Selain jet tempur Australia menyertakan pesawat angkut C17 dan C130 serta Wedgetail AEW&C.  Singapura mengikutkan pesawat KC-135 Refulling Aircraft dan Gulfstream G550 sementar Indonesia mengirim 2 Hercules.  Diantara semua negara peserta hanya Selandia baru yang tidak mengirim jet tempurnya karena seperti kita ketahui mereka tidak memiliki jet tempur.  Mereka hanya mengirim pesawat angkut dan beberapa perwira AU sebagai pengamat.  Dan ini sebagai bentuk penghormatan Australia pada negeri tetangganya yang sama-sama memiliki wajah Eropa di geografi Asia Pasifik.
Latihan gabungan antar negara diharapkan mampu memberikan kualitas pengalaman bagi personil militer masing-masing negara terutama dalam mengadopsi dan eksperimen teknologi terkini di medan latihan.   Kehadiran Sukhoi di Pitch Black adalah dalam rangka itu disamping menjalani diplomasi militer tentunya.



Sumber : Analisis

Indonesia siap luncurkan roket RX-550






Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, mengatakan tahun ini Indonesia sudah siap meluncurkan roket RX-550 (Kaliber 550mm) dengan jangkauan 300 km yang akan membawa peralatan pengukur atmosfer.

"Kita sedang mengembangkan roket RX-550 dan siap meluncurkannya tahun ini," kata Menristek dalam jumpa pers tentang peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 di Jakarta, Jumat.

Roket RX-550 yang merupakan roket terbesar yang pernah dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjadi bukti atas kemampuan bangsa Indonesia mengembangkan teknologi tinggi, ujarnya.

Sementara itu, Kepala Lapan Bambang Tedjasukmana mengatakan, setelah Idul Fitri atau sekitar akhir Agustus hingga September pihaknya akan melakukan uji statik roket RX-550 untuk yang kedua kalinya.

"Uji statik roket ini merupakan uji di darat untuk mengetahui kinerjanya misalnya daya dorongnya saat akan tinggal landas, atau kemulusannya saat dinyalakan," katanya.

Setelah uji statik bisa dilalui, RX-550 akan diuji terbang, agar tahun depan roket ini bisa diluncurkan, ujarnya.

Untuk peluncuran tersebut, ujar Bambang, pihaknya akan bekerja sama dengan Pemda Morotai, Maluku Utara, karena RX-550 akan diterbangkan dari Morotai yang lokasinya sangat bagus untuk peluncuran roket.

"Morotai itu langsung menghadap Pasifik, jadinya roket Sonda ini akan langsung dilepas di atas samudra Pasifik untuk keperluan pengukuran atmosfer," katanya.

Mobil Listrik

Menristek dalam kesempatan sama juga menyebutkan bahwa Indonesia menargetkan sudah bisa memproduksi mobil listrik sendiri pada 2018, setelah prototipe produksi dihasilkan.

"Saat ini kita baru di level lima dari sembilan level yang harus dilalui dalam technology readyness level," katanya.

Soal mobil listrik, ujarnya, segala komponennya sudah siap dibuat di dalam negeri, selain itu pemerintah juga sudah siap membangun stasiun-stasiun pengisian energi listrik bagi batere mobil tersebut, namun komponen baterenya yang masih tergantung pada impor akan terus dilakukan riset. 


sumber : ANTARA

Embraer Serahkan Empat Super Tucano ke TNI AU




6 Agustus 2012, São Paulo -- Embraer Defense and Security menyerahkan empat pesawat tempur ringan dan latih A-29 Super Tucano ke TNI AU di Gavião Peixoto, São Paulo, Brazil. Indonesia negara pertama operator Super Tucano di kawasan Asia-Pasifik.

Empat A-29 Super Tucano batch pertama dari delapan unit yang dibeli oleh TNI AU pada 2010. TNI AU telah memesan batch kedua sebanyak 8 unit, sehingga total 16 unit.

Pembelian A-29 Super Tucano bagian dari modernisasi alutsista TNI AU. Super Tucano dipilih menggantikan armada OV-10 Bronco yang telah digrounded.

Skuadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang menjadi sarang Super Tucano. TNI AU telah membangun 6 shelter tambahan, hingga total 8 shelter untuk Super Tucano. Dan juga pembangunan sarana penunjang lainnya, seperti ruang simulator, ruang pengembangan teknologi, serta pengiriman 12 penerbang untuk menjalani training di Brazil.

Sumber: Embraer

Dahlan Iskan: BUMN Industri Strategis Lebih Serius Garap Kebutuhan Persenjataan TNI


Ranpur yang sedang dikembangkan oleh PINDAD. (Foto: audreyhepburn)

7 Agustus 2012, Jakarta: Pada tingkat keperluan tertentu, Indonesia bisa mencukupkan sendiri keperluan sistem kesenjataannya dengan produksi dalam negeri. Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menyarankan BUMN Industri Strategis lebih serius memanfaatkan peluang arsenal dari Kementerian Pertahanan.

"Ini momentum bagi BUMN Industri Strategis memenuhi pesanan-pesanan peralatan persenjataan dari TNI. Anggaran pemerintah tentang ini bisa mencapai Rp7 triliun. Ini harus dapat digarap BUMN," katanya, di Jakarta, Selasa.

Dia menyatakan itu pada penandatanganan nota kesepahaman penyelesaian permasalahan aset tanah antara TNI AU dengan PT DI, di kantornya.

Saat ini dan ke depan, BUMN Industri Strategis seperti mendapat darah baru karena kontrak pengadaan arsenal dari Kementerian Pertahanan sangat besar dan pengadaannya pun berjangka waktu panjang.

Khusus skema dan pola kerja sama pembiayaan, dia juga berharap BUMN Industri Strategis bisa bersinergi dengan perbankan nasional. "Silakan cari pinjaman dana," katanya.

PT PAL Indonesia sedang menyelesaikan produksi tiga unit kapal cepat rudal (KCR-60 meter), dan dua unit kapal tunda bertenaga 2.400 HP pesanan TNI AL. Pesanan senilai Rp400 miliar itu diselesaikan pada semester I 2013.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, di Jakarta, mendapat kepercayaan membangun dua kapal perang landing ship tank (LST) atau kapal pengangkut tank pesanan TNI AL, dengan masa penyelesaian kontrak 22 bulan, atau ditargetkan selesai pada pertengahan 2014.

"PT DI juga demikian, mendapat kontrak pembuatan pesawat untuk TNI AU," ujarnya.

TNI AU memesan sembilan CN-295 hasil kerja sama dengan Airbus Military. Tiga unit akan selesai dan diserahkan pada 2012, sisanya bertahap pada 2013 dan 2014.

Tentang begitu banyak kepercayaan dari instansi militer Indonesia, dia berpesan singkat, "Jangan terlambat penyelesaiannya. Mutu harus dijaga."

Direksi PT DI Dirombak

Menteri BUMN, Dahlan Iskan, membenahi susunan direksi PT Dirgantara Indonesia Persero. "Selama ini, orang-orangnya hebat-hebat namun saya meragukan kekompakannya. PT DI akan memiliki tim yang kuat," katanya, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.

"Kalau industri ini tidak kita majukan, dikhawatirkan kinerja semakin menurun. Ini tidak boleh terjadi," katanya. Hingga saat ini PT DI dipimpin Budi Santoso sebagai direktur utama.

Dia mengakui saat ini PT DI mendapatkan proyek dari Kementerian Pertahanan. Namun, untuk merealisasikannya perseroan terkendala masalah keuangan. Oleh sebab itu, ia mengimbau perseroan meminjam fasilitas kredit perbankan.

"Untuk mengejar pekerjaan yang dipercayakan TNI AU, PT DI bisa pinjam duit dulu sebelum anggaran dari Kementerian Pertahanan cair. Kami harap teman-teman BUMN dapat menangkap peluang itu," urainya.

Sumber: ANTARA News

Menhan: Indonesia Resmi Beli Kapal Selam dari Korsel




7 Agustus 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui bahwa pihaknya telah membeli sebanyak tiga kapal selam asal Korea Selatan. Menurut dia, pembelian telah resmi dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui mekanisme transfer of technology (TOT).

"Sudah resmi dibeli dengan TOT," kata Menhan saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (7/8). Tiga kapal tersebut, jika menggunakan mekanisme TOT, maka pembuatan akan dilakukan di dua negara terkait.

Menurut Menhan, satu kapal akan dibuat di Korea Selatan dengan dihadiri teknisi asal Indonesia. Setelah itu, satu kapal kemudian dibuat secara bersama-sama, sementara sisanya akan dibuat di negara pembeli.

Purnomo mengatakan, karena kontrak kerjasama sudah ditandatangani, maka pembelian kapal selam yang difungsikan untuk menguatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) pada sektor perairan itu hanya tinggal menunggu waktu.

Punomo berharap, ketiga kapal selam itu nantinya mampu menghadapi tantangan di zona laut, apalagi telah menggunakan teknologi yang mumpuni.

Sumber: Republika

Prajurit Linud 431 dan Yonif 521 Kembali dari Penugasan Menjaga Perbatasan RI-PNG



Pasukan Kostrad TNI Batalyon Yonif Linud 431 saat tiba di Pelabuhan Soekano-Hatta Makassar, Sulsel, Senin (6/8). Sebanyak 650 (satu batayon) pasukan Kostrad 431 tiba di Makassar setelah bertugas selama enam bulan di perbatan RI-Papua Nugini. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/ss/ama/12)

7 Agustus 2012, Makassar: Sebanyak 649 personel Satuan Tugas Penjaga Perbatasan dari Batalyon Infanteri Lintas Udara (Linud 431) Kostrad kembali dari penugasan selama enam bulan di perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini.

Upacara penyambutan digelar di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Soekarno Hatta, kemarin. Personel Kostrad ini sebelumnya ditugaskan sejak Desember 2011 lalu untuk menjaga garis perbatasan di Papua dari penyusupan dan gangguan dari gerombolan bersenjata. Pasukan ini diterima langsung Panglima Divisi I Kostrad Mayor Jenderal TNI Daniel Ambat yang bertindak selaku inspektur upacara.

Dalam sambutannya,Daniel Ambat meminta agar seluruh personel yang baru pulang dari penugasan memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena masih banyak tugas dan tanggung jawab yang akan dibebankan. Daniel juga berpesan agar prajurit tetap mengadakan latihan rutin untuk meningkatkan kemampuan tempur. “Terima kasih atas pengabdinnya menunaikan tugas mengamankan daerah perbatasan RI-Papua Nugini dengan baik,”katanya.

Sementara itu, Komandan Batalyon Infanteri 431 Kostrad Letkol Indarto mengatakan, kendati sering terlibat kontak senjata dengan gerombolan bersenjata di hutan papua,dari 650 personel yang dikirim ke perbatasan,pihaknya hanya kehilangan satu orang karena jatuh sakit. “Di daerah perbatasan, Yonif 431/Kostrad sering melakukan kontak senjata dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) namun syukur dari pihak kami tak ada yang gugur,”katanya.

Menurutnya,Yinif 431/Kostrad memiliki wilayah tugas sepanjang 180 kilometer. Patroli dilakukan secara berkala di sepanjang garis perbatasan guna menghindari penyusupan dan pemindahan patok penanda wilayah Indonesia.

Letkol Indarto mengaku,selama bertugas, batalyon yang dipimpinnya tidakhanya menjalankan tugas pengamanan namun juga misi sosial seperti mengajar di sekolah, memberikan keahlian karateka buat para pemuda, membantu peternakan, dan memberikan pelajaran agama. ”Banyak suka duka yang terjadi selama di sana.Tapi dengan berbaur dengan masyarakat setempat,kami jadi merasa tidak terlalu sepi kendati jauh dari keluarga,”katanya.

Menurutnya,daerah perbatasan di Papua sangat kaya akan sumber daya alam.Hanya saja, sumber daya manusia belum mendukung untuk pemanfaatan bagi kesejahteraan penduduk asli Papua.”Makanya kami juga memberikan pendidikan buat masyarakat setempat,karena mereka butuh itu,”ucapnya.

Prajurit Macan Kumbang Kembali ke Markas

Prajurit Kodam V/Brawijaya yang diwakili oleh Prajurit Batalyon 521/Dhadaha Yudha sejak November 2011 lalu bertugas menjaga perbatasan Papua.

Sebanyak 647 prajurit dengan julukan Macan Kumbang itu kini telah kembali dari tugasnya. ”Pada hari Sabtu lalu mereka kembali ke home base dengan selamat dengan menggunakan fasilitas kapal Laut milik TNI AL, yang bersandar di Dermaga Ujung Armatim Surabaya setelah selesai melaksanakan penugasan di daerah perbatasan Papua sejak November 2011,” terang Kapendam V/Brawijaya Letkol Totok Sugiharto, kemarin.

Kedatangan para prajurit ini disambut dengan tradisi upacara dan bertindak selaku Irup Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito. Sebagai Komandan Upacara Danyonif 521/Dhadaha Yudha Letkol Inf Sunaryo dan diikuti oleh seluruh prajurit Yonif 521 tanpa terkecuali. Dalam sambutannya Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Murdjito menyatakan, dengan selesainya penugasan berarti telah ikut mengambil bagian dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya daerah rawan Papua.

Pengalaman tugas adalah guru yang terbaik dalam peningkatan kemampuan sehingga dalam pelaksanaan tugas-tugas mendatang akan lebih baik dan lebih berhasil baik secara perorangan maupun satuan Orang nomor satu di Kodam V/Brawijaya ini berpesan kepada seluruh prajurit agar menjadi prajurit yang kehadirannya selalu didambakan oleh masyarakat.

Sumber: SINDO

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...