Wednesday, August 07, 2013

Mengembangkan Spirit Bertentara

Kepantasan pemerintahan SBY selama 5 tahun terakhir ini yang patut dicatat sebagai nilai cum laude adalah memberikan baju pakaian alutsista layak pakai kepada salah satu pilar penyangga NKRI, Tentara Nasional Indonesia.  Sebelum itu dan juga pemerintah ORBA sebelumnya, perhatian untuk memakaikan pakaian perang yang layak tempur kepada garda republik memang tetap diberikan. Namun semua itu belum mampu menegakkan kegagahan dan kewibawaan tentara kita karena pakaian itu tidak layak disandingkan dalam setiap “festival” alutsista yang ditandingkan.

Tentara sesungguhnya adalah bagian dari naluri bernegara.  Ketika negara ini diproklamirkan 68 tahun yang lalu, tentara rakyat yang kemudian menjelma menjadi tentara nasional adalah kekuatan beton bertulang yang mampu mengawal kibaran merah putih  di seluruh tanah air, meskipun persenjataannya minim. Episode perang kemerdekaan sebagai konsekuansi proklamasi 17 Agusttus 1945 berujung pada kelelahan pihak penjajah sampai akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia akhir Desember 1949.  Bukankah itu hasil perjuangan tentara dan rakyat.
Jejeran Panser Anoa, 300 unit Anoa sudah digenggam TNI

Segera, 2013 KCR-60 PT. PAL Perkuat TNI AL


Model Kapal Cepat Rudal 60 meter KCR 60 TNI AL
Model Kapal Cepat Rudal 60 meter KCR 60 TNI AL
PT PAL optimis, kapal pertama KCR-60 bisa diluncurkan tahun 2013 sesuai target waktu yang ditetapkan. Pihak PT PAL belum bersedia menyebut jenis rudal yang akan diinstal pada Kapal Cepat Rudal 60 meter ini. Menurut salah satu pejabat PT PAL, peluru kendali untuk KCR 60, diupayakan produk dari Negara Barat/Eropa. Namun dia belum bisa memastikan.
Wah…terkejut juga mendengar kabar tersebut, karena yang terbayang selama ini, rudal yang dipasang di KCR60 adalah C-705 buatan China, karena Indonesia dan China terlibat kerjasama pengembangan rudal tersebut. Ketika saya tanya lagi, apa jenis rudal dan buatan negara mana, orang tersebut menghindar.”Masih penjajakan”, tuturnya.

Kerja Keras China Membangun Kapal Induk Pertamanya


Kapal induk pertama buatan China

Gambar diatas adalah gambar kapal induk pertama buatan China yang sedang dibangun untuk Angkatan Laut-nya. Gambar ini banyak beredar di internet beberapa hari terakhir. Pemimpin China memang telah secara terbuka menyatakan rencananya untuk menempatkan armada kapal induk ke laut dalam beberapa tahun mendatang.

Sejak 1970-an, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sudah menyatakan niatnya untuk mengoperasikan kapal induk, sekaligus membangun kapal induknya sendiri. Pada tanggal 7 Juni 2011, Kepala Staf Umum PLA, Chen Bingde, menegaskan bahwa China sedang membangun kapal induk sendiri. Namun ia menyatakan tidak akan memberikan rincian lebih lanjut hingga kapal induk ini selesai.

Izumo, Japanese Warship, Largest Since World War II

izumo warship
Crew members of Japan's newest warship, the DDH183 Izumo, stand along the vessel during a launch ceremony in Yokohama on August 6, 2013. (TOSHIFUMI KITAMURA/AFP/Getty Images)

YOKOHAMA, Japan -- Japan on Tuesday unveiled its biggest warship since World War II, a huge flat-top destroyer that has raised eyebrows in China and elsewhere because it bears a strong resemblance to a conventional aircraft carrier.
The ship, which has a flight deck that is nearly 250 meters (820 feet) long, is designed to carry up to 14 helicopters. Japanese officials say it will be used in national defense – particularly in anti-submarine warfare and border-area surveillance missions – and to bolster the nation's ability to transport personnel and supplies in response to large-scale natural disasters, like the devastating earthquake and tsunami in 2011.
Though the ship – dubbed "Izumo" – has been in the works since 2009, its unveiling comes as Japan and China are locked in a dispute over several small islands located between southern Japan and Taiwan. For months, ships from both countries have been conducting patrols around the isles, called the Senkaku in Japan and the Diaoyutai in China.

Mengembangkan Industri Pertahanan ?


https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTpcRc2-HxtJmTpi_ERyCyEGHNoQ13ofkDqfzCIpGz6WStE7Gnc
CN235 MPA TNI AL
Dalam kesempatan kunjungan resmi ke Korea Selatan sebagai kepala staf Angkatan Udara Republik Indonesia, salah satu acara formal adalah mengunjungi lokasi strategis Angkatan Udara Korea di luar Kota Seoul. Perjalanan ke tempat tersebut dilakukan menggunakan pesawat helikopter yang berbasis di salah satu pangkalan udara yang berdampingan dengan US Air Force Base, unit dari Angkatan Udara Amerika Serikat. Selesai acara resmi, rombongan kami saat itu tertunda lebih kurang satu jam dalam jadwal perjalanan kembali ke Seoul karena cuaca yang berubah buruk. Seorang kolonel menghadap saya menjelaskan bahwa perjalanan kembali ke Seoul tidak dapat dilaksanakan menggunakan helikopter atau pesawat rotary wing yang tadi. Disebutkan alasannya adalah pesawat tersebut tidak bisa terbang tinggi berhubung dengan perkembangan keadaan cuaca yang memburuk. Markas Besar di Seoul memerintahkan untuk mengirim sebuah pesawat fixed wing VIP menjemput saya dan rombongan.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...