Thursday, January 09, 2014

Target 42 Persen Pemenuhan MEF TNI Hingga 2014 Tercapai


2014 akan datang banyak persenjataan TNI untuk ketiga matranya, baik bersumber dari Barat, Timur, ataupun sesama negara Asia, yang menjadi bagian dari target pencapaian Kekuatan Esensial Minimum (MEF) 42 persen. 
Target 42 Persen Pemenuhan MEF TNI Hingga 2014 Tercapai

Target itu bagian dari Rencana Strategis I TNI yang telah dirumuskan sejak beberapa tahun lalu. Di Asia Tenggara, belanja militer Indonesia cukup rendah ketimbang tetangga-tetangganya, demikian juga dengan usia teknologi sistem kesenjataannya.

"MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, usai membuka Rapat Pimpinan TNI 2014, di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.


Hampir 300 perwira tinggi dari tiga matra hadir dalam rapat pimpinan tahunan TNI itu, yang oleh Moeldoko dinyatakan cukup berbeda dari berbagai rapat pimpinan yang dilakukan selama ini. Tiga kepala staf matra TNI hadir, yaitu Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman.

Sejak triwulan pertama 2013, berbagai persenjataan baru TNI telah "diperagakan" secara terbuka kepada masyarakat Indonesia. Di antaranya penggelaran arsenal yang terjadi di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta. 

Australia : TNI Itu Kecil, Tidak Mampu Kendalikan Perairan Indonesia

KUPANG : Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai tidak mampu mencegah pelanggaran perairan oleh tiga kapal perang Australia pada 19 Desember 2013. 

Pelanggaran perairan Indonesia oleh kapal perang Australia terjadi lagi pada 6 Januari 2013. Itu pun tidak dicegah aparat keamanan Indonesia.
 

Kapal perang Australia masuk ke perairan Indonesia hingga 7 mil dari pesisir Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, untuk mengiring kembali perahu pengangkut imigran yang berlayar ke negara itu. 


Penilaian pihak Australia itu disampaikan salah satu imigran, Rabu (8/1). "Tentara Australia bilang tentara Indonesia itu kecil. Tidak mampu berbuat apa-apa," kata Mohamed  Abdirashid, 18, imigran asal Somalia.
 

Helikopter Mil Mi-17 Akan Pulang Kampung ke Rusia




JAKARTA  : Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memastikan Helikopter Mil Mi-17 akan pulang kampung ke pabriknya di Rusia dalam rangka perbaikan dan penyesuaian dengan kebutuhan TNI.
Panglima menjelaskan, pihak TNI juga sedang melakukan penjajakan di Vietnam yang dikabarkan juga mempunyai kemampuan  untuk perbaikan Mil Mi-17, agar bisa menekan biaya dan mempersingkat jarak.

“Helikopter Mi-17 akan dipulangkan ke negara asalnya di Rusia jika memang sudah masuk tahapan  perbaikan dan penyesuaian kebutuhan TNI, namun demikian kami juga menjajaki kemungkinan perbaikan dilakukan di Vietnam, kabarnya di Vietnam sudah mampu melakukan perbaikan, jadi  tidak harus jauh-jauh ke Rusia,” tutur Panglima kepada wartawan di sela-sela acara Rapim TNI 2014 di MABES TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2014).

Indonesia Considers Purchasing Russian Su-35 Jets


Sukhoi Su-35 fighter jet
MOSCOW :  Indonesia is considering Russia’s Sukhoi Su-35 fighter as a replacement for its Air Force’s aging F-5 Tiger jet, the country’s defense minister said.
The Su-35 is one of half a dozen options on the table, Purnomo Yusgiantoro told a press conference, Antara news agency reported Tuesday.

Possible alternatives also include the American F-15 Eagle and F-16 Fighting Falcon, and the Swedish SAAB JAS 39 Gripen, said the Commander of the Armed Forces, General Moeldoko.
The Indonesian Defense Ministry wants to buy 16 new fighter jets between 2015 and 2020 to replace the F-5, which has been in service for three decades, according to Air Force Chief of Staff, Ida Bagus Putu Dunia.

Alutsista Canggih, Masih Ketergantungan dengan Pembuatnya


JAKARTA :Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan, dari Rp 86 triliun yang diberikan pemerintah kepada TNI pada tahun 2014, 52 persen anggaran rutin tersebut nantinya akan digunakan untuk pembelian senjata tempur, sementara sisanya digunakan untuk pembangunan.

"Sehingga (pembangunan alutsista) akan semakin baik," kata Moeldoko dalam rangkaian pembukaan Rapim di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/1/2014).
Moeldoko menyebutkan, untuk masalah penguasaan teknologi dari Alutsista yang dibeli dari luar negeri, Indonesia masih harus menunggu. Untuk perawatan Alutsista saja, Indonesia masih harus mengirim personel untuk belajar ke Rusia atau pun Vietnam

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...