Monday, December 03, 2012

AK-47, SANG PENCABUT NYAWA LEGENDARIS


AK-47

Senapan serbu AK-47, adalah salah satu senjata yang paling berbahaya yang pernah ada. Selain tergantung di bahu tentara Rusia dan militer lainnya di dunia, AK-47 juga menjadi senapan favorit bagi pemberontak dan 
perompak Afrika,  pengedar narkotika Kolombia, kriminal Amerika hingga jaringan teroris dunia. Senapan ini mudah digunakan dan tidak memerlukan perawatan khusus. Namun AK-47 telah membunuh manusia lebih banyak daripada bom atom. Bagaimana AK-47 yang simpel ini menjadi begitu populer dan mematikan?
AK-47 (Avtomat Kalashnikova 1947), adalah senapan serbu yang dirancang oleh Mikhail Kalashnikov, diproduksi oleh pembuat senjata Rusia IZhMASh, dan digunakan oleh banyak negara Blok Timur semasa Perang Dingin. Senapan ini diadopsi dan dijadikan senapan standar Uni Soviet pada tahun 1947. Jika dibandingkan dengan senapan yang digunakan semasa Perang Dunia II, AK-47 mempunyai ukuran lebih kecil, jangkauan lebih pendek, memakai peluru lebih kecil kaliber 7,62 x 39 mm, dan memiliki pilihan mode tembak.

Memang perang telah menjadi bagian penting dari sejarah manusia. Banyak dari mereka yang dibutakan oleh ambisi, tidak hanya itu beberapa dari mereka memanfaatkan perang untuk meraup keuntungan. Entah apakah hal ini yang mendasari Uni Soviet 66 tahun silam menciptakan senapan serbu yang laris manis ini. AK-47 termasuk salah satu senapan serbu pertama dan hingga kini merupakan senapan serbu yang paling banyak diproduksi.


Desain

Saat Perang Dunia II, Jerman menciptakan konsep senapan serbu. Konsep ini didasari pengalaman bahwa pertempuran modern lebih banyak terjadi pada jarak yang cukup dekat, yaitu sekitar 100 meter. Tenaga dan jangkauan peluru pada saat itu ternyata terlalu besar. Maka, Jerman mulai mengembangkan peluru dan senapan yang mempunyai sifat submachine gun (isi magazin banyak dan bisa menembak mode full-otomatis) dengan peluru yang jangkauannya hingga 300 meter. Dengan mempertimbangkan biaya produksi, ini dicapai dengan memendekkan peluru 7,92 x 57 mm Mauser menjadi ukuran 33 mm yaitu 7,92 x 33 mm Kurz (Kurz berarti pendek).

Hasil akhirnya, Sturmgewehr 44 (StG44), memang bukan senapan pertama yang menggunakan konsep ini; sebelumnya Italia dan Uni Soviet pernah merancang konsep yang serupa. Tetapi, Jerman adalah yang pertama untuk memproduksi massal senapan mereka. Jerman banyak menggunakan senapan baru mereka untuk menghadapi Soviet di Front Timur. Pengalaman Uni Soviet melawan Jerman inilah yang mempengaruhi doktrin Soviet pada tahun-tahun berikutnya.

Seperti yang dilansir dari situs www.world.guns.ru, di akhir Perang Dunia II, Pemerintah Soviet menginginkan agar mereka memiliki sebuah senapan serbu dengan syarat ongkos produksinya murah, mudah digunakan, dan berdaya tahan tinggi. Akhirnya sayembara pun digelar.

Berdasarkan doktrin Soviet, Mikhail Kalashnikov mulai memikirkan desain senapannya sejak di rumah sakit, karena terluka saat pertempuran di Bryansk. Ia mendapat informasi bahwa sebuah senjata baru sedang dicari, untuk dipakaikan peluru 7,62 x 41 mm yang dibuat oleh Elisarov dan Semin pada 1943. Tapi kala itu, desain Kalashnikov kalah oleh desain Sudayev, yaitu PPS43.
Akhirnya hadir senapan impian Soviet yang tangguh digunakan di kondisi berlumpur, basah, dan musim dingin
Kalashnikov sangat terpengaruh oleh keandalan senapan serbu otomatis pasukan Nazi Jerman saat Perang Dunia II, Sturmgewehr 44. Dengan modal itu, serdadu infanteri Negeri Panser menghancurkan perlawanan Tentara Merah Soviet. Tanpa buang waktu, akhirnya Kalashnikov mengubah desain pertamanya setelah ia mempelajari StG44 Jerman pada tahun 1946. Dia mulai merancang senapan dengan ukuran kaliber 7.62x39mm dengan sistem pengoperasian gas dan selongsong berputar. Dia pun menggabungkan beberapa elemen unggul dari berbagai senapan lain masa itu, yakni bagian carbine mirip M1 Garand asal Amerika Serikat, mekanisme pengaman dari Remington Model 8, serta sistem kamar peluru dan gas dari Sturmgewehr 44.  Karena hasil rancangannya cukup mengesankan, Kalashnikov lalu terpilih untuk memimpin sebuah tim desain senapan serbu.

Kalashnikov lalu menyerahkan desain itu kepada 
pabrik senjata IzhMash. Setelah beberapa kali uji coba dan dilakukan penyempurnaan, akhirnya senapan impian Soviet yang tangguh digunakan di kondisi berlumpur, basah, dan musim dingin hadir. AK-47 pun mulai diproduksi massal. Para penggunanya saat itu kebanyakan negara anggota Pakta Warsawa dan negara lain yang mendekat kepada blok kiri saat itu, termasuk Indonesia.

Meskipun mirip, Mikhail Kalashnikov menyangkal bahwa desainnya dibuat berdasarkan StG44 Jerman. AK-47 lebih tepat dikatakan sebagai campuran dari inovasi-inovasi pada tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, mekanik AK-47 lebih mirip M1 Garand daripada senapan-senapan Jerman. Locking lugsganda, unlocking raceway, dan mekanisme pelatuk telihat mirip desain Amerika tersebut. Ini adalah hal yang wajar, mengingat bahwa jutaan M1 Garand telah sukses dipakai di segala penjuru dunia. Walau secara mekanis mirip dengan M1 Garand, konsep peluru, tata letak komponen, sistem gas, dan metode perakitan AK-47 jelas mirip dengan StG44.

Jeniusnya AK-47 adalah, bahwa desainnya paling tepat untuk produksi masal. Jadi AK-47 berhasil menggabungkan keunggulan M1 Garand dengan StG44, dan bisa diproduksi dengan cepat oleh Uni Soviet kala itu.


Fitur

AK-47 adalah senapan serbu sederhana, murah untuk diproduksi, mudah dibersihkan dan dirawat. Ketahanan dan kehandalannya terkenal legendaris. Piston gasnya yang besar, keleluasaan jarak pada bagian-bagian mekaniknya, dan desain pelurunya, membuat AK-47 bisa tetap menembak dengan lancar walaupun komponen dalamnya terisi kotoran atau benda asing. Namun kehandalan ini sedikit mengorbankan akurasi, karena toleransi yang besar pada bagian mekaniknya tidak menjamin ketepatan dan kekonsistenan yang terdapat pada senapan-senapan yang lebih akurat.

Bidikan belakang AK-47 bisa diatur, dengan setingan jarak yang selisihnya masing-masing 100 meter. Bidikan depan juga bisa diatur setingan elevasinya di lapangan. Dan setingan horizontal diatur di gudang senjata (arsenal) sebelum diberikan ke pemakai. Setingan bidikan standar diatur untuk menempatkan peluru beberapa cm di atas atau di bawah titik yang dibidik, pada jarak 250 meter. Setingan 
point-blankseperti ini dipakai agar penembak tidak perlu mengubah setingan alat bidik pada jarak dekat. Setingan seperti ini sama dengan yang digunakan untuk Mosin-Nagant dan SKS, agar memudahkan masa peralihan dan pelatihan.

Lorong laras dan kamar peluru, serta piston gas dan interior silinder gas AK-47 biasa dilapisi dengan krom untuk mencegah korosi dan karat. Dan ini sangat penting, mengingat amunisi pada abad ke-20 sering berisi unsur merkuri yang korosif, yang mengharuskan pembersihan secara rutin untuk mencegah kerusakan. Pelapisan krom pada bagian-bagian penting senapan sekarang sudah lazim pada senjata-senjata modern.


Keunggulan

Sementara itu, di belahan bumi lain, Amerika Serikat tidak mau ketinggalan membuat senjata andalan baru. Mereka menghadirkan M-16. Kedua senapan ini pun pernah saling berhadapan di berbagai medan tempur, utamanya setelah Perang Dunia II sampai sekarang.

Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oleh AK-47 ketimbang rivalnya M-16. Soal kecepatan peluru, daya  tembus, energi tumbukan, daya tahan dan harga, senjata Rusia ini jagonya, namun untuk akurasi dan berat, M-16 lebih unggul.

Berbicara mengenai harga, kedua senapan itu memiliki perbedaan cukup jauh. AK-47 model standar bisa ditebus dengan harga satuan USD 160 setara Rp 1,4 juta. Sementara buat menebus satu buah M-16 paket komplit temasuk lensa pembidik dan asesoris lainnya, Anda harus merogoh kocek USD 1446 atau senilai Rp 13.5 juta.
Sejak masuk jalur produksi pada 1947, sudah lebih dari 75 juta jenis standar dan 100 juta tipe ubahan terjual
Lantaran beberapa keunggulan ini, beberapa negara lain pun mencontek basis desain AK-47 guna mengembangkan senapan versi mereka sendiri. Beberapa senapan serbu itu antara lain Galil buatan Israel, Senapan Rk 62/76 dan Rk95 Tp buatan Finlandia, INSAS asal India, QBZ-95 dan Zastava M76 serta M77/82 buatan Yugoslavia, serta Norinco tipe 86S buatan China.

AK-47 memang digemari berbagai militer di banyak negara. Sejak masuk jalur produksi pada 1947, sudah lebih dari 75 juta jenis standar dan 100 juta tipe ubahan terjual. Sementara M-16 hanya diserap delapan juta pemakai. Benar-benar laris, sebanding dengan jumlah nyawa melayang tertembus lontaran peluru dari larasnya.


Upgrade

Seiring waktu berjalan, modifikasi pun dilakukan demi menyempurnakan performa AK-47. Selongsong senapan itu mulai dibuat dari bahan lebih ringan. Furnitur kayu sebagai popor dan genggaman di bawah laras mulai diganti dengan bahan polyurethane, lebih ringan dan kuat. Desainnya pun mulai disesuaikan dengan ergonomi tubuh. Biar lebih nyaman dipakai. Ruang peluru dan magazin pun mengalami ubahan agar lontaran peluru lebih cepat dan memuat lebih banyak selongsong.

Selain menjadi senapan serbu, basis AK-47 digunakan sebagai model dasar senapan runduk atau penembak jitu Rusia, VSK-94 dan 
SVD Dragunov.
Tercatat beberapa negara yang membuat AK-47 dan variannya sendiri, antara lain Albania, Bulgaria, Jerman (Timur), Mesir, Hungaria, Irak, Myanmar, Korea Utara, China, Polandia, Rumania dan Yugoslavia. Namun berkali-kali pula Rusia mengatakan bahwa mayoritas produsen ini memproduksi AK-47 tanpa lisensi dari IZhMASh. Perusahaan IZhMASh sendiri baru mematenkan AK-47 pada tahun 1999, dan seharusnya dengan hak paten ini dapat mencegah produksi senapan yang tanpa izin.
Kalashnikov hanya belajar dari pengalaman dengan mengambil bagian terbaik dari banyak senjata dan menggabungkannya
Lalu bagaimana dengan Mikhail Kalashnikov? Apa yang terjadi dengan sang penemu AK-47 ini? Dia tidak memperoleh kekayaan dari AK-47. Sementara ia "membela" AK-47 nya, ia sangat menyayangkan dengan apa yang telah terjadi dengan mengatakan : "Saya bangga dengan penemuan saya, tapi saya sedih itu digunakan untuk teroris (pembantaian, kriminal dan kejahatan). Saya lebih suka menciptakan sebuah mesin yang bermanfaat bagi semua orang. (Misalnya) Sesuatu yang membantu pekerjaan petani - Misalnya, mesin pemotong rumput."

Mikhail Kalashnikov bisa dikatakan tidak pernah mendapat pendidikan dalam mendesain senjata. Ia hanya belajar dari pengalaman dengan mengambil bagian terbaik dari banyak senjata dan menggabungkannya dalam desainnya. Ak-47 telah banyak melalui uji coba, dan untuk setiap uji coba, Kalashnikov selalu membuat perbaikan.
Berbagai sumber

HABIBIE BAKAL HADIRKAN GENERASI TERBARU N-250


N-250

Presiden Ke-3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie (B.J Habibie) kian mantap menumbuhkan kembali industri penerbangan Indonesia. Optimisme Habibie itu didukung dengan banyaknya orang Indonesia yang memiliki pengalaman dalam industri penerbangan.

Berbekal pengalaman dan keahlian putra-putri Indonesia dalam teknologi dan industri penerbangan, Habibie yakin dalam lima tahun mendatang Indonesia bisa menghadirkan pesawat yang melebihi N-250.

"Banyak anak-anak kita, yang di luar negeri juga memiliki pengalaman dalam industri penerbangan. Saya perkirakan tahun 2013 akan mulai (perkembangan industri penerbangan Indonesia), Insya Allah tahun 2018 kita akan memiliki pesawat yang lebih baik daripada N-250," kata Habibie di sela-sela acara Peringatan 50 Tahun pendidikan Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu, 1 Desember 2012.

"Kita akan melihat kembalinya N-250, tapi tentu yang lebih canggih dan perusahaannya juga telah dibentuk," lanjut Habibie.

Sementara itu, untuk kembali membangun undustri penerbangan Indonesia, Habibie berharap pemerintah melaksanakan dan melanjutkan proses yang nantinya akan dijalani. "Lanjutkan apa yang sudah kita mulai supaya bisa lebih baik daripada sebelumnya, serta harus mengamankan supaya produk dalam negeri lebih baik," pungkasnya.

Seperti diketahui, Habibie saat ini tengah berusaha membangun kembali "kerajaan" penerbangan dengan pengetahuan teknologi yang dimilikinya. Pria berusia 76 tahun ini mendirikan perusahaan dirgantara PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang dibentuk bersama PT Ilhabi Rekatama dan PT Eagle Capital.

Dalam manajemen PT RAI, Habibie dipercaya sebagai Ketua Dewan Komisaris. Melalui perusahaan tersebut, Habibie berusaha mengembangkan kembali rancangan pesawat N-250 yang data-datanya saat ini masih dimiliki bangsa Indonesia.

Strategi Ilham Habibie Membangkitkan N-250

Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Akbar Habibie, yang juga merupakan putra sulung dari mantan Presiden BJ Habibie, menyatakan upaya pihaknya untuk terus membangkitkan kembali N-250 menjelma menjadi pesawat generasi baru, Regio Prop.

Ilham Akbar Habibie tengah mempersiapkan kebangkitan kembali industri pesawat terbang N-250. Ilham bahkan sudah mempersiapkan strategi khusus memasarkan pesawat ini. "Kami akan fokus dulu untuk mengarap pasar Asia Tenggara," kata Ilham kepada VIVAnews, Selasa 21 Agustus di Jakarta. Dengan strategi itu, diharapkan industri  pesawat yang kini mati suri itu bisa kembali bangkit.

Pasar Asia Tenggara dibidik, kata Ilham, sebab 50 persen pangsa pasar pesawat turborprop atau pesawat baling-baling (propeller) berada di Asia Tenggara. Ini karena pesawat jenis itu cocok digunakan di daerah berkontur geografis seperti Asia Tenggara. Salah satu kelebihan pesawat propeller sejenis N-250 adalah pada kehandalannya dalam penerbangan jarak pendek. Dibanding pesawat jet, pesawat bermesin baling-baling jauh lebih efisien dan hemat.

Daya tampung N-250 pun cukup memadai, karena didesain pesawat ini mampu mengangkut 50-70 penumpang. Oleh karena itu Ilham yakin maskapai-maskapai penerbangan di Asia Tenggara nantinya akan lebih memilih pesawat produksi negara sekawasan ketimbang memesan pesawat buatan Eropa dan Amerika.

Sesungguhnya salah satu pesaing potensial N-250 adalah Fokker-50. Tapi pesawat jenis itu kini  tidak lagi diproduksi oleh Fokker Aviation, Belanda, sebab sudah pailit pada tahun 1996. Jadi pesaing pesawat N-250 pun tinggal dua yaitu ATR 72 pmilik perusahaan Prancis-Italia dan Bombardier Dash-8 produksi Kanada.

Kedua pesawat propeller itu produksi Eropa. Maka N-250 adalah satu-satunya pesawat sejenis yang diproduksi di Asia Tenggara. Ini memperkuat tekad Ilham untuk menguasai pasar sekawasan yang tak asing lagi. Apalagi N-250 terbilang modern di kelasnya.

Direktur Aerostructure PT. Dirgantara Indonesia, Andi Alisjahbana, mengatakan bahwa N-250 memang diciptakan untuk merebut pasar jenis pesawat itu. “Hingga sekarang N-250 merupakan pesawat termodern di kelasnya. Pesawat sejenis yang digunakan Wings Air misal, MA-60 yang mengambil desain dari Antonov, dan ATR-72, didesain tahun 1980-an. Sementara N-250 dibuat tahun 1990-an,” ujarnya.

Ilham menjelaskan bahwa di masa depan produksi pesawat N-250 tidak akan seluruhnya dilakukan di Indonesia, tapi juga disubkontrakkan kepada pabrikan pesawat di negara-negara satu kawasan seperti Malaysia dan Thailand. “Kami tidak bisa berjalan sendiri karena semua pabrik pesawat tidak berdiri sendiri, tapi pasti punya supplier. Jadi punya banyak mitra di negara-negara lain itu wajar,” terang Ilham.

PT. RAI yang 51 persen sahamnya dikuasai PT. Ilthabie Rekatama selanjutnya bakal berperan sebagai perusahaan inti yang merangkul perusahaan-perusahaan lain di satu kawasan. Saham PT. RAI sendiri tidak hanya dimiliki oleh PT. Ilthabie Rekatama, tapi juga oleh PT. Eagle Cap milik Erry Firmansyah, mantan Direktur Utama PT. Bursa Efek Indonesia (49 persen).
Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia. Pesawat ini merupakan primadona Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995).

Sayangnya N-250 yang menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng, harus dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997.

Sumber: Okezone / Vivanews

AS TETAP UPGRADE F-16 DAN F/A-18


F-16

Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) berencana untuk meng-upgrade dan memperpanjang masa kerja 300 pesawat F-16 dan 150 pesawat F/A-18 Super hornet versi Angkatan Laut, dengan total perkiraan biaya hampir AS$ 5 miliar.

USAF berencana untuk memperpanjang masa kerja dari F-16s yang telah terbang 2.000 jam serta menginstal upgrade kemampuan radar. USAF memperkirakan hal itu akan terealisasi pada tahun 2022 dengan biaya AS$ 2,61 miliar. Untuk F/A-18, dipilih dari pesawat yang sudah terbang minimal 1.400 jam. Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2018 dengan biaya AS$ 2,19 miliar.

Pejabat Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS mengatakan bahwa mereka juga dapat memperpanjang umur hingga 650 F-16 dan 280 F/A-18s jika memang diperlukan untuk mencapai tingkat persediaan yang diinginkan. Namun, perkiraan biaya itu tidak sepenuhnya kredibel karena mereka tidak menilai sejauh mana total biaya bisa berubah (membengkak) jika dilakukan pekerjaan tambahan atau ada tambahan pesawat yang perlu di-upgrade.

Sebagai contoh, Angkatan Udara AS juga berniat meng-upgrade dan memperpanjang masa kerja dari 50 jet F-16 tambahan. Namun Angkatan Udara AS tidak menilai berapa banyak biaya yang akan ditambahkan jika 50 F-16 masuk dalam program peremajaan tersebut. Selain itu, Angkatan Laut AS juga berencana untuk meng-upgrade beberapa kemampuan dan masa kerja F/A-18 Hornet. Namun Angkatan Laut AS tidak memperhitungkan komponen pesawat yang sudah kuno dan perlu diganti. Ini juga tidak termasuk dalam estimasi biaya 2,19 miliar dolar yang direncanakan.

Seperti kejadian di masa lalu proses upgrade dari pesenjataan AS biasanya selalu diluar perkiraan alias membengkak. Namun diluar itu, program ini memang sangat penting untuk menjaga persediaan minimal dan kemampuan tempur dari pesawat-pesawat tersebut.

Artillery Demonstration at Lopburi



Artillery demostration at Lopburi province (all photos : DTI)

On 12 Nov 2012 at the Artillery Centre demonstrated the artillery at Malone Phu in Lopburi province to the other students and teachers and other staff members visited the briefing and see a demonstration of ordnance and the firing of artillery. The system consists of finding the target, accessibility shot, arms control and warning systems - armored command and control systems. Including the demonstration of anti-aircraft artillery, of Defense Technology Analysis Office of the Registrar had the opportunity to participate in the demonstrations, such information is collected and deposited in accordance with the following.

Trucks and Cargo Rockets
Info: Truck with air cushioning rockets, missiles and manned aircraft firing a rocket into the tube, un-manned rocket vehicle launch pad.
Technical data: trucks with mechanical arms (Crane), packing and un-packing system, hydraulic system and electric control system, hydraulic control system operation only the truck freight / cargo rocket.
Technical data:.
Payload 27,100 kg and rocket strikes four, not including 24,100 kg rocket
Speeds of 75 km / h
The size of the car 11010L x 2500W x 3310H mm
Number four carrier rocket strikes
How to pack a rocket. Controlled by hydraulic power
Time to pack rocket> 20 minutes
Ground level rocket packaging. Slope of less than 3 degrees
The vehicle infantry 3
300 liter fuel tank

Multi-Barreled Rocket DTI-1 – Made in Thailand
General Information: The main weapon used to destroy aggressive, the target area is located deep in the enemy camp, such as airports, telecommunications depot center, the military factory building, political and economic command center, and other important military targets.
Technical and tactical :
20 minute response time to shoot.
System instead of the Salvo or single launch.
Range 180 km distant
Range 60 mile range
At maximum cruising speed of Mach 5.2.
6.376 m long rocket
Diameter 302 mm rockets
Gross weight of the rocket fire when 724 g
Gross weight to 150 kg warhead
Type of warhead ZDB-2B (explosive warhead types).
Performance under the circumstances.
Height above sea level: <3 m="m" o:p="o:p">
Temperature is about 30 degrees Celsius to +55 degrees Celsius.
Relative humidity less than 98% (25 degrees Celsius).
Surface wind speeds less than 8 m / s.
Rain or snow is less than 3 mm / h

Caesar 155mm – Made in France
Information :
The spot size of 155 mm guns mounted on trucks Renault Sherpa 5 6x6 wheel tire with high mobility. Can speed along at 100 km / h travel speed of 50 km / h Range 600 km to the battle conditions at any time. A system that uses onboard terminals communicate Maria Hill Times. Order to hit the desired target set. And as required by the shooting range. The gun control system, hydraulic system and automatic fire be prepared to have fired less than one minute, the gun can fire a variety of ammunition, depending on the target.
Technical data:.
Cannon 155 mm / 52 Excalibur.
Rate of fire up to 6 rounds / min (3 shots only takes 15 seconds).
Range 42 km
Angle 0-60 degrees sweep angle of 30 degrees (15 degrees left - right).
Fire control system, FAST-Hit.
Satellite mapping system SAGEM Sigma 30.
Fire Control Systems / Find the target with radar targets for marine ROB4 muzzle.
Systems Command and C4I (command, control, communications and intelligence).
240 hp diesel engine driving the 13.6 hp / tonne.
The vehicle infantry 6 officers.

Type 85 Multi-Barreled Rocket Launchers - Made in China
The pipe size of 130 mm artillery platform fired a total of 30 tubes
The Rockets shot 30 rounds out within 18 seconds, covering an area of ​​30,000 sq.m.
Range 10 km distant

M16 size  12.7 mm - Made in USA
Range 6660 m far
Shots into the air 725 m
Rate of fire 450-500 rounds / min

L70 – Made in Finland
Range 12.5 km far
Effective range 2,000 m air
Rate of firing 300 rounds / min

M119 size 105 mm – Made in United Kingdom
Range 19.5 km far
Guns and gun car Vice weight 1841 kg
Rate of fire :
- Usually 3 rounds / min
- Maximum 6 rounds / min

M101 size 105mm (upgrade) – Made in USA
Range 17.5 km far
Rate of fire :
- Usually 3 rounds / min
- Up to 10 shots / min

155mm artillery – Made in Thailand
Research and development by the Centre for the Weapon - Center for the Defense Industry and Military Power.
General characteristics:.
Excalibur 155 mm 39 caliber guns
Range 32 km distant
Firing range with 4 km
Time and shoot for about 1 minute
Rate of fire 3 rounds / min
Loaded and fired 20 shots
Loaded semi-automatic
Guns 6 Annual General said
I second car, 10 tons 6 x 6
The 480 horsepower engine
Fuel tank capacity 315 liters
Operating within 900 miles
Maximum speed on road 90 km / h
Speed ​​up the landscape 60 km / h

M109 A5 size 155 mm - Made in USA
Maximum speed 55 km / h
Operating within 354 miles
Range 30 km distant
Load 36 rounds of ammunition
1.07 m deep wading
Rate of fire :
- normal one shots / minute
- Up to 4 shots / min

T59-1 size 130 mm - Made in China
Range 27 490 m distant
Weight 6500 kg
Rate of fire :
- Usually 5 rounds / min
- Up to 8 shots / min

Ordered from left to right

Radar LAADS - Made in USA
A radar warning level, against interference with the detection of 30-60 km can detect targets up to 64 targets ,take 5 minutes to install the machine gunners 4 MR.

The Fire Control (Field Guard MK-2)
The fire control system mounted on a vehicle wheel assembly is 5.5 tons of ammunition, radar tracking, control room staff of air, squad gun display, and generators.
Grad rocket or missile fire control up to 24 units of fire, radius of the radar tracking projectile in the 59 km, fine shot into the goal with a shot PILOT 1 - 3 shots for a precise shot.

Medium Range UAV (Snipe)
Weight by approximately 80 kg
22 HP 350 cc engine
Top speed 250 km / h
Maximum altitude 1000 m
Fuel capacity 15 liters
Flying time 1:30 hrs
Fuel oil petrol mix 95
Distance control - the radio does not have the capacity to control devices from a distance 2 km to the expansion device to the remote controller is 30 km

Weather Forecast System with Radio Soundings VAISALA Radio Theodolite RT20A - Made in Finland
Auto climate evidence that a shot
The Real News for Real Data for the advanced weather place over 18 km
Operating radius in the news :
- The level of 150 km
- 30 km of vertical

The Automatic Mapping Tool SSS (Simplifies Survey System) – Made in USA
Function takes eight minutes to set the level
Position: 7.0 m CEP and 10 minutes of speed to zero
Rating: 3 M PE
Where to move the eyes: 1.0 Mil. PE
Horizontal 2 position: 2.0 Mil. PE

The automatic Mapping Tools (MAPS / APLSS) - Made in USA
The system automatically maps navigation system with Ring Laser GYRO
The operating range is limited
The Alignment takes 90 seconds to 30 minutes depending on the system selected
Range Finder <1 m="m" o:p="o:p">
Power 13 - 36 Vole 4/5 AMPS
The coordinates :
- Coordinates military
- Geographic coordinates

Radar AN/TPQ-36 - Made in USA
The detection limit of the radar gun, bomb fire, and missiles of the enemy
Detect location of bullet drop for us to make adjustments
Detection capabilities :
- 10 targets simultaneously detect the target.
- Primary and detection. Within 24 km
The router computer targeted 99 goals

In addition to demonstrating hardware and the firing of artillery systems, there are various air shows and the ability of a variety of helicopters with the following picture.

Enstrom 408B helicopter - Made in USA

UH-60L Blackhawk helicopter - Made in USA

Mi-17V5 helicopter - Made in Russia

RENCANA AKUISISI SUKHOI SU-35 OLEH CHINA


Sukhoi Su-35 Rusia 

Sukhoi Su-35Bm adalah versi upgrade dari platform T-10C yang digunakan untuk menciptakan Su-27 dan Su-30. Selain menjadi tulang punggung Angkatan Udara Rusia, kedua pesawat tempur ini telah menjadi pilihan berbagai negara dalam dua puluh tahun terakhir.

Hebatnya, China-lah yang memiliki kontribusi besar untuk ekspor Su-27 Rusia ke pasar global. Antara tahun 1991 hingga 1996, Moskow dan Beijing menandatangai serentetan kesepakatan untuk pengiriman Su-27SK dan Su-30MKK untuk Angkatan Udara China. Sebanyak 26 Su-27SK telak dipasok ke China dalam kurun waktu lima tahun tersebut.

Tak lama setelah itu, Rusia menandatangani kesepakatan serupa dengan India, Malaysia, Vietnam, Aljazair dan negara-negara lain (Indonesia). Adapun China, secara pelan namun pasti telah meniru Su-27, yang akhirnya muncullah pesawat tempur J-11, yang merupakan 
copy dari Su-27. Terlepas dari kenyataan bahwa karakteristik umum dari J-11 yang hampir tidak berbeda dari Su-27, fakta sifat flagiat (peniru) ini sangat membantu perkembangan industri pesawat militer China dan modernisasi Angaktan Udara China di awal tahun 2000-an.

Adapun fighter (pejuang) Sukhoi Su-35, Beijing sebelumnya sudah berulang kali menyatakan kesiapannya untuk mengakuisisinya dari Rusia namun belum ditindaklanjuti oleh Rusia. Rusia masih berfikir jika Su-35 dijual, maka China akan kembali membuat 
copy dari pesawat ini, inilah yang tidak diinginkan Rusia. Namun, dalam hal ini, Beijjing akan menjamin perlindungan hak cipta pada produksi Su-35.

Para pengamat mengatakan, semakin banyak Su-35 yang dikirimkan ke China maka resiko untuk ditiru oleh China semakin kecil. Setidaknya Rusia minimal mengirimkan 50 Su-35 ke China untuk mengurangi resiko peniruan tersebut.

Pilihan lainnya (mengurangi resiko tiruan) adalah Rusia mengirimkan versi sederhana dari Su-35 ke China, sesuatu yang analis katakan mungkin akan menjadi pilihan Rusia dalam prakteknya nanti.

Namun, satu-satunya cara terbaik untuk menghindari Su-35 di kloning adalah dengan mengurangi secara drastis pengiriman perlataan berteknologi tinggi untuk militer (seperti mesin pesawat, avionik dll) dalam waktu
dekat. Dengan begitu, akan mengurangi potensi kloning oleh China.
Pekan lalu muncul pemberitaan di berbagai media yang mengatakan China akan membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Kontrak kesepakatan senilai 1,5 miliar dolar tersebut dinilai oleh pengamat kedirgantaraan sangat penuh dengan resiko substansial.

Sukhoi Su-35Bm adalah versi upgrade dari platform T-10C yang digunakan untuk menciptakan Su-27 dan Su-30. Selain menjadi tulang punggung Angkatan Udara Rusia, kedua pesawat tempur ini telah menjadi pilihan berbagai negara dalam dua puluh tahun terakhir.

Hebatnya, China-lah yang memiliki kontribusi besar untuk ekspor Su-27 Rusia ke pasar global. Antara tahun 1991 hingga 1996, Moskow dan Beijing menandatangai serentetan kesepakatan untuk pengiriman Su-27SK dan Su-30MKK untuk Angkatan Udara China. Sebanyak 26 Su-27SK telak dipasok ke China dalam kurun waktu lima tahun tersebut.

Tak lama setelah itu, Rusia menandatangani kesepakatan serupa dengan India, Malaysia, Vietnam, Aljazair dan negara-negara lain (Indonesia). Adapun China, secara pelan namun pasti telah meniru Su-27, yang akhirnya muncullah pesawat tempur J-11, yang merupakan 
copy dari Su-27. Terlepas dari kenyataan bahwa karakteristik umum dari J-11 yang hampir tidak berbeda dari Su-27, fakta sifat flagiat (peniru) ini sangat membantu perkembangan industri pesawat militer China dan modernisasi Angaktan Udara China di awal tahun 2000-an.

Adapun fighter (pejuang) Sukhoi Su-35, Beijing sebelumnya sudah berulang kali menyatakan kesiapannya untuk mengakuisisinya dari Rusia namun belum ditindaklanjuti oleh Rusia. Rusia masih berfikir jika Su-35 dijual, maka China akan kembali membuat 
copy dari pesawat ini, inilah yang tidak diinginkan Rusia. Namun, dalam hal ini, Beijjing akan menjamin perlindungan hak cipta pada produksi Su-35.

Para pengamat mengatakan, semakin banyak Su-35 yang dikirimkan ke China maka resiko untuk ditiru oleh China semakin kecil. Setidaknya Rusia minimal mengirimkan 50 Su-35 ke China untuk mengurangi resiko peniruan tersebut.

Pilihan lainnya (mengurangi resiko tiruan) adalah Rusia mengirimkan versi sederhana dari Su-35 ke China, sesuatu yang analis katakan mungkin akan menjadi pilihan Rusia dalam prakteknya nanti.

Namun, satu-satunya cara terbaik untuk menghindari Su-35 di kloning adalah dengan mengurangi secara drastis pengiriman perlataan berteknologi tinggi untuk militer (seperti mesin pesawat, avionik dll) dalam waktu dekat. Dengan begitu, akan mengurangi potensi kloning oleh China.

Strategi Armada Perang TNI AL


Frgate KRI Oswald SIahaan, Van Speijk Class
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterbatasan anggaran dan dominasi kapal tua yang mereka miliki. Alhasil ditemukan sebuah proyeksi yang dianggap mumpuni, walau dalam keterbatasan anggaran.
Saat ini TNI AL terus menguji coba kemampuan rudal yakhont berdaya jangkau 300 km di frigate KRI Van Speijk Class. Rudal Yakhont ini baru dipasang di satu KRI Van Speijk Class, KRI Oswald Siahaan.
Dalam  ujicoba pertama, rudal yakhont sedikit oveshot dari sasaran. Setelah dilakukan evaluasi, satu tahun kemudian dilakukan ujitembak yang kedua. Hasilnya sangat memuaskan.  Banyak yang tidak mengangka, satu tembakan yakhont langsung menenggelamkan KRI Teluk Berau.  Hal ini menyebabkan rudal exocet, C-705 dan Torpedo SUT, tidak jadi diujicoba, karena target langsung tenggelam setelah dihantam Yakhont.
Ujicoba Rudal Yakhont 1
Ujicoba Yakhont 2012
Dengan suksesnya ujicoba ini, semua Frigate KRI Van Speijk class akan dilengkapi rudal yakhont yang dipesan Indonesia ke Rusia sebanyak 50 unit .
Heli OTHT
KRI kelas Van Speijk  juga akan dilengkapi helikopter over the horizon target (OTHT) untuk memandu rudal yakhont menuju sasaran yang berada di luar cakrawala. Jarak pandang visual ataupun kemampuan radar hanya 20 hingga 40 kilometer karena pengaruh lengkungan bumi.
Dengan datangnya helikopter OTHT nanti, masih diperlukan ujicoba rudal yakhont untuk sasaran bergerak, sekaligus menguji moda mid course update dari rudal yakhont. Helikopter itu akan menjadi datalink antara kapal dan rudal, sehingga kapal petembak bisa terus mengupdate arah rudal  menuju sasaran.
Helikopter OTHT mutlak dibutuhkan kapal perang open sea. Dengan adanya datalink antara kapal dan helikopter, maka kemampuan penginderaan kapal perang akan bertambah menjadi ratusan kilometer.
Selain bisa menembak sasaran dari jauh, dia juga bisa mendeteksi ancaman musuh secara dini, seperti ancaman rudal jarak jauh ataupun pesawat tempur.
Jika rudal yakhont dan sistem datalink Frigate KRI Van Speijk class sudah bekerja dengan baik, maka kemampuan sistem persenjataan anti-udara perlu ditingkatkan.
Dengan demikian ke depannya TNI AL akan memposisikan frigate KRI Van Speijk  Class sebagai  sebagai kekuatan  strategis  TNI AL di lautan.
Kualitas Kapal Perang
Untuk urusan kualitas kapal perang, TNI AL mengandalkan armada: Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514, dan Light Frigat Nakhoda Ragam Class. Kapal kapal perang ini akan dilengkapi peralatan militer mutakhir,  antara lain mengusung Exocet Block  Block III dari Perancis, Stingray dari Inggris, serta piranti perang elektronik terbaru.
Disain Light Frigate Sigma10514
Karena jumlah kapal frigate dan korvet Indonesia masih sedikit dibandingkan luas laut Indonesia, maka dibutuhkan banyak kapal kecil/ fast boat namun mampu bertempur melawan kapal yang lebih besar.
Posisi ini ditempati oleh berbagai kapal cepat rudal yang mengusung  missile C-705 China . Kapal-kapal ini antara lain: KCR 40 seperti Clurit Class, KCR 60, Trimaran Class, Mandau class, Todak Class dan sebagainya. Rudal-rudal jenis Harpoon maupun C-802 akan digantikan rudal C-705 produksi bersama China dan Indonesia.
Fast attack missile boat KCR 60
Dengan demikian frigate Van Speijk Class akan berfungsi sebagai kapal perang laut bebas/ ocean target untuk sasaran jarak jauh. Sementara untuk littoral target atau anti-access tactic, dibebankan kepada Kapal Cepat Rudal C-705.
Adapun Korvet Sigma Class, Frigate PKR 10514 dan Light Frigate Nakhoda Ragam Class, akan berada diantara  ocean target dan litoral target.
Missile C-705
Rudal C-705 dianggap tepat untuk dipasang di kapal-kapal cepat rudal  (KCR), yang jumlahnya memang sedang diperbanyak oleh TNI AL.  Dari segi ukuran rudal ini lebih kecil dari rudal C-802, namun teknologi C-705 lebih mutahir.
Berkat  bobot hulu ledak C-705 sebesar 110 kilogram, membuat kapal patroli cepat TNI AL yang relatif kecil (250-300 ton) ,memiliki kemampuan menghancurkan kapal yang lebih besar (up to 1500 ton) .
Selain itu, harga rudal C-705 jauh lebih murah dibandingkan rudal Exocet dan sejenisnya. Dengan harga yang lebih murah ini, TNI AL memiliki anggaran yang mencukupi untuk memiliki rudal C-705 dalam jumlah banyak. Hal ini bisa terjadi karena rudal C-705 sebagian akan diproduksi di Indonesia.
Rudal C-705
Rudal C-705 memiliki jangkauan  75-80 kilometer. Jika ditambah roket booster jangkauan terdongkrak hingga 170 Km, sehingga bisa juga disebut rudal lintas cakrawala (over the horizon target) atau memiliki kemampuan tempur di open sea/ ocean target.
Kemampuan armada kapal cepat rudal ini akan semakin maut, dengan hadirnya KCR jenis Trimaran yang sedang dibangun kembali, setelah terjadinya tragedi terbakarnya KRI Klewang yang berkemampuan stealth.
Untuk urusan kapal selam,  TNI AL telah meng-overhaul dan retrofit KRI Cakra serta Nanggala di Korea Selatan.  PT. PAL Indonesia juga bekerjasama dengan DSME Daewoo dalam pelatihan 200 insinyur Indonesia. Selama tiga hingga empat tahun, mereka akan berada di Korea Selatan untuk terlibat dalam pembangunan 3 kapal selam Changbogo. Dua kapal selam akan dibangun di Korea Selatan, sekaligus proses alih teknologi. Satu kapal selam lainnya  dibangun di PT PAL Indonesia (JKGR).

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...