Thursday, April 19, 2012

Penerbal Jajaki Heli Anti Kapal Selam



BANDUNG - Komandan Pusat Penerbang TNI AL (Penerbal) Laksamana Pertama TNI Sugianto menyatakan masih terus menjajaki jenis helikopter anti kapal selam, Kaman SH-2G Super Seasprite, yang akan memperkuat jajaran TNI dalam melakukan pengawasan perairan Indonesia.

"Masih terus melakukan penjajakan jenis helikopter itu. Tahun ini diintensifkan, selain penjajakan juga mencoba sendiri keunggulannya," kata Sugianto disela uji coba Heli NBell-412EP di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa (17/4).

Menurut Sugianto, saat ini dibutuhkan satu skadron heli anti kapal selam. Minimal dalam waktu dekat ini ada setengahnya atau enam unit sudah mencukupi kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengawasan perairan di Indonesia.

Namun tidak disebutkan dari negara mana helikopter mutakhir yang bisa mendeteksi kehadiran kapal selam dan bahkan menghancurkan di tengah lautan.

"Kita cek dulu, coba dulu keunggulannya, jangan sampai spesifikasinya tidak cocok dengan yang kita butuhkan," katanya.

Menurut Sugianto, pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di KRI-KRI yang memiliki halipad. Kehadiran helikopter di KRI adalah merupakan kepanjangan mata dan telinga dari kapal TNI AL. Laut Indonesia yang luas tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

Helikopter anti kapal selam memiliki spesifikasi untuk manuver yang handal di lautan. Selain memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan tinggi, juga harus mampu bermanuver saat menurunkan perangkat sonar pendeteksi kapal selam.

"Heli itu dilengkapi dengan alat pendeteksi kapal selam yang diturunkan ke laut, selanjutnya hasilnya dideteksi di pesawat untuk selanjutnya memastikan kehadiran kapal selam. Kemampuan manuvernya saat menurunkan alat pendeteksi sangat diprioritaskan," katanya.


Tambahan Tiga Heli NBell-412EP


Sementara itu dalam waktu dekat ini, TNI AL akan mendapat tambahan tiga pesawat heli NBell 412EP produksi PT Dirgantara Indonesia. Satu diantaranya sudah rampung, sedangkan dua lainnya dalam tahap penyelesaian.


NBell-412 (Foto: Armyrecognition.com)

"Ditargetkan pada HUT TNI AL pertengahan 2012 ini, NBell terbaru kami dipamerkan di sana," kata Sugianto.

Pesawat NBell 412EP memiliki keunggulan dibandingkan NBell pendahulunya, karena dilengkapi dengan Auto Pilot yang memungkinkan pesawat dikendalikan secara otomatis dan mengurangi beban pilot dalam mengoperasikannya.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Heli NBell-412EP PTDI pake Autopilot



BANDUNG - Heli NBell 412EP buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dilengkapi dengan automatic pilot yang bisa digunakan untuk pengedalian otomatis saat mengudara.

"Heli ini memiliki perangkat automatic pilot, sehingga bisa mengurangi beban pilot saat menerbangkannya. Perangkat itu bisa dioperasikan untuk mengangkat atau turun, bahkan mempertahankan ketinggian," kata Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Penerbal) Laksamana Pertama Sugianto seusai ujicoba heli pesanan TNI AL di Hanggar PTDI Bandung, Selasa (17/4).

Sugiyanto menerbangkan sendiri pesawat versi terbaru dari heli PTDI tersebut yang dipesan oleh TNI AL sebanyak tiga unit.

Menurut Sugiyanto, ketiga pesawat NBell versi terbaru itu cocok untuk medan tugas TNI AL dan bisa melakukan manuver termasuk berputar 380 derajat.

"Kami punya beberapa NBell tipe lama, namun masih manual. Sedangkan yang terbaru ini ada automatic pilotnya dan lebih baik," kata Sugianto.

Pesawat itu, menurut dia, akan dioperasikan sebagai pesawat angkut personil militer dengan kapasitas penumpang 13 orang plus dua awak.

Namun demikian, ada beberapa yang harus dilengkapi ,salah satunya pelampung untuk pendaratan di perairan karena TNI-AL lebih banyak beroperasi di atas laut.

"Bagian pendaratannya perlu dilengkapi dengan pelampung pendaratan, itu masih akan dilengkapi, namun Juli mendatang sudah lengkap," katanya.

Rencananya, pesawat heli tersebut akan dipamerkan pada HUT TNI-AL pertengahan 2012 mendatang. Menurut Sugianto heli itu juga akan ditempatkan di KRI yang memiliki halipad di lautan.

"Heli adalah salah satu sistem persenjataan KRI, heli bisa menambah penginderaan jarak jauh bagi KRI disamping untuk melakukan berbagai manuver saat melakukan tugas patroli di perairan," kata Kepala Pusat Penerbal itu.

Penerbal saat ini memiliki sepuluh helikopter yang difungsikan untuk latihan maupun mendukung patroli KRI. Namun dari jumlah itu hanya empat yang dioperasikan.

"Jika ada dana lagi, kami akan melakukan penambahan, selain heli juga pesawat CN-235 MPA untuk patroli maritim. Termasuk juga akan menjajaki pengadaan halikopter anti kapal selam," katanya.

Sumber : ANTARANEWS.COM

Komisi 1 DPR Tertarik Pada Produk Industri Persenjataan Ceko




Salah satu produk industri senjata Ceko, ranpur artileri produksi MPI Excallibur. (Foto: MPI)

CEKO - Delegasi Komisi 1 DPR RI mengunjungi beberapa pabrikan senjata Ceko, diantaranya: MPI Excallibur yang memproduksi senjata artileri dan tank, perusahaan radar Eldis yang produknya digunakan beberapa bandara di Indonesia, serta perusahaan senjata dan amunisi.

"Banyak alternatif alutsista dengan kualitas dan harga bersaing bagi modernisasi TNI," kata Ketua Delegasi Agus Kartasasmita. Selain itu, delegasi Komisi 1 meminta Ceko memperhitungkan Indonesia dalam ekspor strategis Ceko dan mengharapkan dukungan terhadap upaya Indonesia dicabut dari daftar negara yang wajib memperoleh visa untuk masuk negara-negara Eropa yang menggunakan visa Schengen.

Delegasi juga berdialog dengan mahasiswa, masyarakat dan diaspora Indonesia yang tinggal di Ceko. "Perwakilan mahasiswa yang pada awalnya mengkritik studi banding tersebut akhirnya mengakui pentingnya kunjungan Komisi 1 ke Ceko dan mengapresiasi atas kinerja dan hasil-hasil yang di capai selama kunjungan," kata sekretaris Ketiga Ekonomi dan Penerangan KBRI Praha Arif Sulaksono kepada Kompas.

Sumber : KOMPAS

BAE System Tawarkan Peremajaan Pesawat Hawk TNI AU




Hawk 100 milik TNI AU (Foto: notadriano@kaskus)

LONDON - Surat kabar Inggris "The Times" melaporkan Indonesia secara informal melobi Inggris mengenai kemungkinan pembelian 24 unit pesawat jet multi-tempur Eurofighter Typhoon. Penjualan itu, bila terlaksana, akan bernilai sekitar £5 miliar atau hampir Rp71 triliun.

Secara terpisah, perusahaan peralatan militer Inggris, BAE Systems, juga menawarkan untuk meremajakan jet tempur Hawk 100/200 yang dimiliki Indonesia. Dihubungi secara terpisah Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan Brigjen I Wayan Midhio, membenarkan adanya pembicaraan mengenai peremajaan pesawat Hawk, namun beliau membantah ada rencana pembelian jet tempur Typhoon.

“TNI AU juga sedang mengkaji heli dari Eurocopter. Tetapi masih harus dievaluasi untuk dibahas di tingkat TNI AU, belum dibahas di kementrian (pertahanan),” kata Wayan Midhio.

Saat ini Indonesia masih mengoperasikan peralatan tempur dari Inggris, termasuk diantaranya pesawat latih lanjut Hawk dan tank Scorpion.

Sebelumnya pemerintah Inggris di bawah Partai Buruh pada tahun 1999 pernah melarang penjualan peralatan pertahanan atas dugaan untuk penyerangan warga sipil di Timor Timur, Papua dan Aceh. Pada tahun yang sama Kongres Amerika menerapkan pelarangan penjualan senjata kepada Indonesia atas alasan serupa, yang baru dicabut secara resmi tahun 2010 lalu.

Sumber : POSKOTANEWS.COM

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...